14 June

Kalo kita bicara resolusi, maka kita akan berbicara tentang mimpi, keinginan, tujuan, target, atau ambisi yang belum tercapai dan sekarang masih dalam proses pencapaian..

kalo saya, resolusi itu artinya doa yang spesifik. doa kan bukan cuma permintaan kepada tuhan yang dipanjatkan sehabis beribadah, lantas tidak dibuktikan dengan aksi nyata. orang bijak sering bilang "usaha tanpa doa itu sombong, namun doa tanpa usaha itu bohong" 

resolusi, kita bebas membuat resolusi apapun sesuai dengan kemauan kita. namun ketika resolusi itu tidak terwujud. haruskah kita marah kepada tuhan ?

baru baru ini teman saya bercerita bahwa selama 2 tahun ini dia membuat resolusi di setiap awal tahun untuk bisa long last dengan pasangan nya. namun, tahun ini, which means tahun ke 3 dia membuat resolusi yang sama, ternyata tidak sesuai seperti tahun yang sudah sudah. hubungan mereka kandas.

sebenarnya banyak sekali resolusi yang (mungkin) ketika di akhir tahun kita evaluate dan masih tidak tercapai, kita bisa mencoba di tahun berikutnya. tapi kalau hubungan ? bagaimana ?

disinilah keikhlasan kita terhadap takdir diuji, apakah kita mau menerima kenyataan dengan prasangka baik kepada tuhan, sang pemilik segalanya. termasuk segala keping cerita dalam hidup kita. atau marah sampai menggugat tuhan atas kejadian yang tidak diinginkan itu.

apapun sikapnya, ikhlas atau tidak kita terhadap takdir. itu kembali kepada kedewasaan kita dan kearifan kita dalam berpikir dan memaknai hidup. saya tidak bilang bahwa kita harus positive thinking. secara gitu ya susah banget mau positive thinking pasca patah hati. tapi, saya menyarankan untuk melihat masalah dengan pendekatan yang lebih real.

dekati masalah yang menimpmu, dan kita akan mendapatkan pembelajaran berharga :)



Surabaya, Jum'at, 14 Juni 2013 11.00 WIB
Love,



Faizah Riffat Ma'rifah Akhsan



13 June

"Terima Kasih banyak ya pak" sembari tersenyum saya memberikan uang parkir kepada tukang parkir. manusia mulia yang mengabdikan hidupnya untuk membantu para pengendara mobil dan motor agar mudah memarkir dan mengeluarkan kendaraan ke jalan raya yang ramai.

namun seiring berjalan waktu saya menjadi bagian dari kota metropolitan ibukota provinsi Jawa Timur ini saya sering kesal juga dengan tingkah laku tukang parkir liar yang hanya muncul ketika kita mau meninggalkan tempat parkir. seperti pemalak saja. saya datang ga ada, begitu saya mau pergi langsung minta uang parkir.

keadaan ini sangat mudah ditemui di kota sebesar ini, namun saya lantas berpikir "apakah berkah menjalani pekerjaan seperti itu?"

dalam satu kesempatan saya berdiskusi dengan beberapa teman yang memiliki kepedulian sosial terhadap kehidupan jalanan. mereka cerita ke saya kalo penghasilan seorang tukang parkir bisa mencapai 100.000 rupiah perhari which means 3 jutaan sebulan kalo mereka rajin kerja. wuih banyak juga pikir saya, kalah deh transferan saya sebulan :D.

tapi teman saya lantas bercerita, kalo tidak semua kesejahteraan tukang parkir dengan pernghasilan segitu kesejahteraan nya meningkat. ada tuh yang jatohnya mengeluh aja betapa kesulitan ekonomi menjadi topik utama dalam setiap aspek kehidupan. namun ada juga yang bahagia dengan penghasilan segitu, dia bisa menabung, bisa sedekah (hei seorang tukang parkir saja bisa menyisihkan uang untuk sedekah), bahkan bisa menyekolahkan keempat anaknya dengan cukup.

fenomena ini setelah saya tarik garis besar, saya mendapatkan kesimpulan bahwa. berapapun penghasilan kita, apapun pekerjaan nya, kalo kita ikhlas menjalaninya, selalu bersyukur, maka semuanya akan berkah :) 

"berawal dari jadi budak nilai akademis, akan berakhir jadi budak profit perusahaan" sebuah tweet singkat dari seorang Alit Susanto yang membuat saya terhenyak. saya terdiam merenung dan akhirnya tercenung tweet simple ini telah dengan gamblang menyindir saya tentang hakikat hidup yang sangat naif bagi otak cetek saya.

saya pun berpikir, apakah sesimple itu hidup ? apakah hidup itu hanya untuk pemenuhan target ? saya yakin tuhan tidak mengizinkan kita hidup hanya untuk itu.

sampai saya sadar, setelah berdiskusi dengan beberapa orang yang memiliki kemampuan spiritual jauh diatas saya,

bahwa hidup itu, untuk bahagia...

bahagia ? itupun yang menjadi pertanyaan saya sembari mengerutkan kening. yah bahagia, namun setiap orang punya standar "bahagianya" sendiri sendiri. ada hanya bisa berkumpul dengan orang orang yang dicintai dan mencintai dia sudah merasa bahagia. namun ada juga yang bergelimang materi, dilimpahi barang barang branded, mobil mewah, rumah dikawasan elit, memiliki uang yang tak terbatas, baru bisa merasa bahagia.

kalau saya ? menurut saya bahagia adalah dimana materi, spiritual, intelegensi, cinta, dan kasih sayang dapat berjalan beriringan secara seimbang. tentunya hal itu butuh waktu. tapi saya yakin saya sudah sangat bahagia ketika melalui setiap prosesnya.

jadi, sudah bahagia kah kamu ?



Surabaya, 13 Juni 2013
Love,


Faizah Riffat Ma'rifah Akhsan

nyesek ya judul postingan saya ? banget.

tumben sih saya mau bahas topic ini, kebetulan saya waktu buka twitter dan kak nathalie @nyonyapejabat ngetwit gitu, saya langsung mikir asyik juga ya kalo saya bahas soal this as one of terrible love life. 

ada banyak hal yang menyebabkan sebuah hubungan putus, dari masalah klise soal kebiasaan yg sebenernya adalah ketidakbisaan satu sama lain dalam menyamakan persepsi., sampai soal perselingkuhan.

perselingkuhan memang menyakitkan, dihadapkan pada kenyataan bahwa "dia" lebih memilih orang lain yang membuatnya merasa nyaman dibanding kita, dibelakang kita. perselingkuhan sebenarnya lebih dari sekedar kelakuan pengecut "stand between two chairs". tapi menurut saya perselingkuhan adalah bentuk penghinaan, pelecehan secara emosi yang meninggalkan kekecewaan mendalam, bahkan rasa trauma dan paranoid.

sebenarnya selingkuh itu juga ga akan terjadi kalo ga ada kesalahpahaman, dalam artian komunikasi yang kurang baik. kamu yang diselingkuhi juga sebenarnya harus instrospeksi, apa yang membuat pasangan kamu beralih kepada yang lain.

kalo habis selingkuh trus minta balikan gimana ? ya cuma mereka yang terlalu cinta sehingga logikanya mati aja sih yang masih mau balikan. cinta emang soal hati, tapi kita butuh otak untuk membuatnya terus bertahan. as i thought before, selingkuh itu harga mati dari berakhirnya sebuah hubungan. banyak kasus perselingkuhan yang hampir tidak mungkin akan membuat sebuah hubungan tetap bertahan. selingkuh itu sulit dimaafkan, kalopun bisa dimaafkan, saya yakin tidak mudah untuk melupakan.

buat kamu yang diselingkuhi, be strong. some problem set by GOD to make you go stronger guys..  introspeksi, memang kamu memiliki kekurangan, tapi itu juga cara tuhan memnunjukkan bahwa "dia" bukan yang terbaik..

buat kamu yang ada niatan buat selingkuh, please don't be a loser. think thousand times guys before you carrying out. kalo kamu memang udah pengen berpaling jujur, toh sakitnya sekarang atau nanti sama aja rasanya. jangan bikin pasangan kamu sakit lebih dalam dengan memaksa putus akibat perselingkuhan kamu. jangan berdalih ga pengen pasangan kamu sakit hati, toh selingkuh itu juga udah ngasih rasa sakit yang tak terbayangkan..

buat kamu yang udah selingkuh, introspeksi diri juga, sampai kapan mau jadi orang brengsek ? saya ga percaya dengan karma, tapi saya percaya tuhan maha adil dengan memberikan pelajaran kepada kita atas apapun yang kita lakukan. baik atau buruk. kalo kamu tukang selingkuh, sampai kapanpun kamu ga akan dapat "dia" yang setia.

selingkuh itu emosi sesaat akibat kemarahan kamu atas pasangan yang tidak sesuai keinginan kamu, dan kemarahan kepada diri sendiri karena tidak bisa mengkomunikasikan hal itu kepada pasanganmu. ingat, ketika kamu memutuskan untuk selingkuh, ada dua hati atau lebih yang tersaikiti.

be a nicest and wisest person for your own life in every minute of your life,



Surabaya, 16 Juni 2013 15:10 WIB
Cheers,



Faizah R. Akhsan
Faizah and Her Enchanting Journey | Designed by Oddthemes | Distributed by Gooyaabi