06 December

Image result

sumber gambar : zimosy.com

saya nulis ini di tengah tengah stuck ngerjain tugas besar beton prategang dengan metode presstension. ya stuck adalah bahasa paling halus, kalau mau bahasa sebenarnya sih kepala saya udah mulai migrain ~

anyways seperti tahun tahun kemarin, saya bikin catatan tentang apa apa yang terjadi di hidup seya selama satu tahun kebelakang. tentunya dengan format yang suka suka saya setiap tahunnya.

2016 menjadi tahun titik balik bagi saya, dimana banyak sekali mimpi mimpi dan harapan yang terkubur kemudian muncul lagi dengan cara yang fantastis. saya sepenuhnya menyadari bahwa di dunia ini yang berlaku itu aturan tuhan, bukan aturan saya. hehehe

catatan 2016 saya tuliskan menurut highlight apa apa saja yang terpancang kuat dalam ingatan saya, apa saja itu ?

1. tote bag super besar punya Accesorize London yang selalu setia menemani saya

saya baru inget kalau saya beli tas ini bulan desember tahun kemarin dengan harga sekitar $100 yang nggak usah saya sebutin lah ya di store mana, di semua store Accesorize ada kok.

jadi tuh ya tas ini bener bener saya pake in every day use WITHOUT exception, kemana aja saya pake kecuali mungkin ke proyek yang medannya terlalu sangar jadinya saya harus bawa ransel.

tas ini membawakan barang bawaan saya mulai dari laptop, mukenah, botol minum 1 liter saya, buku manual kapasitas jalan Indonesia yang setebal bantal, dan barang barang dengan bobot diatas 1 kg lainnya tanpa ada cerita konstruksi tasnya rapuh atau putus.

tas ini juga dengan rela saya taro di lantai kelas, di lantai rumah dosen, digantung di kamar kosan, dan di tempat tempat yang mungkin sayang banget naro tas seharga gitu tapi apa daya saya nggak punya pilihan karena dia harus selalu saya bawa karena space nya yang sangat besar dan saya nggak punya tas lain selain itu yang masuk di setiap kesempatan tanpa kehilangan unsur branded dan ketangguhannya.

banyak banget yang gemes sama saya kenapa kok tas yang cukup premium gitu dipake dengan sangat sadis oleh pemiliknya. ya mau gimana lagi kan dunia mahasiswa teknik sipil beserta kegiatan proyek konstruksi itu ampun ampun kerasnya sehingga memakai tas yang aman dan akomodatif harus dibayar dengan harga yang cukup lumayan.....

jadi sampai hari ini tas saya tetap kokoh tanpa lecet ataupun rusak sedikitpun. tas ini sangat rekomen pokoknya.


2. pindah kuliah ke Samarinda

saya sudah pernah cerita di sini kronologi saya pindah ke Samarinda. apa yah, pindah kuliah di Samarinda benar benar membalik pandangan saya tentang tanah kelahiran saya ini. sepuluh tahun di tanah Jawa cukup bagi saya untuk mencecap rasa budaya daerah lain dan menjadi minoritas, tentang berpikiran terbuka, nggak menjadi katak dalam tempurung, menjadi bijaksana dalam menghadapi perbedaan, untuk tetap teguh dengan kepercayaan diri tentang apa yang saya yakini benar, serta berani mengambil keputusan dengan konsekuensi yang luar biasa besar.

pindah kuliah ke Samarinda berarti menjejak lembaran baru dalam hidup dengan rasa baru, dimana saya kembali dengan pribadi yang berbeda seperti saya sepuluh tahun lalu. menjadi pribadi yang bangga berbudaya Kalimantan dan bangga berbangsa Indonesia.


3. tidak menjadikan blog dan internet sebagai salah satu lahan cari uang

sosial media, internet, creativepreneur, dan startup menjamur sebagai lahan baru peruntungan kesejahteraan hidup. profesi profesi seperti "selebtwit, influencer, digital strategist, social media specialist, youtuber, founder startup" menjadi angin segar baru bagi generasi platinum dan millenium sebagai salah satu profesi yang mampu mengantarkan seseorang menjadi jutawan bahkan milyuner dalam waktu singkat.

kalau dulu cita cita profesi menjadi "dokter dan polisi" menjadi hegemoni kehidupan mapan, saat ini pekerjaan berbasis internet lah yang menjadi bintang panggung janji janji kemapanan hidup super nyaman. menjadi the next Mark Zuckerberg, the next couple of Achmad Zaky and Diajeng Lestari who are billionaire couple from their own startup, menjadi the next awkarin, bang rando, or so on lah yang menjadi cita cita generasi "menunduk" dengan smartphone di tangan kiri, tablet di tangan kanan, token internet banking + action kamera  di tas, dan laptop (tentunya dengan koneksi internet) di hadapan.

saya pernah "menyicip" pekerjaan pekerjaan itu (walau nggak sempat jadi milyuner juga), mendapat sejumlah dana dari hasil paid review, post promote dalam kegiatan ngeblog saya, menjadi buzzer twitter untuk beberapa produk tertentu dengan bayaran per twit, hingga menjadi karyawan perusahaan startup.

pada akhirnya saya menyadari, bahwa sama halnya seperti menjadi dokter atau polisi, pekerjaan pekerjaan "keren" berbasis internet juga memiliki risiko dan pengorbanan. sayangnya risiko ini tidak terblow up karena saking silaunya exposure "wah" yang diperlihatkan.

kalau dulu untuk menjadi dokter dan polisi harus sekolah yang pintar, sekarang untuk menjadi "whatever that professional internet basic" harus pintar menyadarkan diri sendiri bahwa kita masih menginjak bumi oleh karena itu jangan melangit dengan terus berada di awang awang.

rasanya sangat canggung ketika pekerjaan masuk ke ranah hobby, ketika bayaran dengan nominal tertentu membuat sesuatu yang harusnya menjadi refreshment ternyata membawa beban yang sama seperti pekerjaan asli saya.

dan saya memutuskan untuk sepenuhnya menjadikan blog dan internet sebagai sarana "senang - senang" untuk mengatasi sumpek pekerjaan di dunia nyata.


4.  kembali membangun mimpi seperti 10 tahun lalu dalam versi lebih spesifik

10 tahun lalu saya punya mimpi yang sayangnya mimpi itu terkubur 4 tahun lalu karena berbagai hal.

tapi perlahan mimpi itu di (hampir) akhir tahun ini mulai muncul dengan cara yang sangat dramatis, saya jadi rajin latihan buat lolos test dengan nilai yang (hampir) sempurna, jadi rajin penelitian, rajin kuliah, rajin nugas demi outstanding achievement, mulai puasa sunnah lagi buat tirakat, wah pokoknya saya jadi lebih siap deh untuk kembali meraih mimpi !

5. (akhirnya) punya crush anak teknik sipil

sebenernya poin ini bisa dikatakan penting, tapi ya nggak penting juga sebenernya. tapi nggak papa lah ya buat manis manis in postingan ini.

saya selalu menganggap cowok teknik sipil itu biasa aja soalnya mau gimana yah, cari cowok teknik sipil yang beneran pinter dan nggak cari cewek yang bisanya cuma dandan dan pompa ego itu susah. lah gimana dong rata rata cowok teknik sipil yang pinter tuh nggak mau bantu saya ngerjain tugas atau ada yang malah ngandelin saya buat tugasnya.

ada yang biasa aja, tapi huh minder banget sama cewek cewek teknik sipil karena dianggap terlalu maskulin jadinya cari cewek ke jurusan kelebihan cewek yang pastinya akan membumbungkan egonya ketika dia cerita bahwa dia anak teknik sipil bla bla bla sementara si cewek memandang kagum sambil dengerin padahal ngerti juga enggak.

kalau boleh jujur, seperti halnya jurusan lain nggak semua anak teknik sipil itu pinter, yang berjuang lulus sampai mau drop out atau lulus dengan nilai seadanya hasil rasa kasihan dosen mah ribuan jumlahnya.

jadi sebenernya ini nggak penting banget sumpah, tapi crush saya ini cerdas banget dan nggak banyak ngomong. sorot matanya fokus, dia tau apa yang dia mau, dedikasinya di bidang konstruksi tinggi, dan sangat nyaman dengan dirinya sendiri.

TAPI DIA NGGAK KENAL SAYA.

saya cuma ketemu dia pas asistensi perencanaan jembatan, pokoknya tuh ya golongan dia selalu asistensi duluan dengan langsung acc sementara berkloter kloter berikutnya baru golongan saya yang maju itupun pas asistensi harus berjuang mempertahankan hitungan dulu baru dapat acc.

untuk penyemangat tugas perencanaan jembatan biar saya nya nggak depresi boleh lah ya ~

akhirnya, saya punya crush anak teknik sipil juga !


sekian catatan akhir tahun saya, selamat tahun baru 2017 semoga mimpi dan resolusi kita tercapai di tahun depan dan kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi :)




Samarinda, 6 Desember 2016




Riffat Akhsan

04 December


soal banjir Samarinda, jadi kan kapan hari itu (tepatnya hari selasa 29 November 2016) ada banjir yang ampun ampun parah merendam hampir keseluruhan kota Samarinda dengan kadalaman fantatis. nah, masyarakat menyalahkan pemerintah karena gagal tanggap dengan bencana banjir, pemerintah menyalahkan para praktisi dan (dinas) yang terkait dengan konstruksi kenapa tidak membangun sistem pengendalian banjir yang memungkinkan agar tidak terjadi bencana banjir.

nah praktisi konstruksi nggak terima dong yah dipojokkan, salah satunya di kampus saya. kita kita orang sipil ya males dong yah disalahkan gegara banjir. karena banjir di Samarinda merupakan hal yang kompleks dan terkait banyak pihak.

jadi banjir Samarinda kemarin terjadi karena beberapa hal, yaitu :

1. posisi air sungai mahakam sedang pasang
kata siapa yang punya pasang surut cuma air laut ? air sungai juga punya kali. tapi yes hanya sungai sungai besar cem sungai mahakam, sungai musi, sungai indragiri, sungai barito, dan sungai sungai sejenis aja yang punya pasang surut air sungai.

nah kebetulan akhir bulan november itu pas waktunya air mahakam pasang sementara air dari hulu sungai dan catchment area melebihi debit banjir jadinya ya gitu deh airnya terkurung di Kota.

2. folder di jalan A.W. Syahranie nggak bisa ditutup
jadi di badan sungai di jalan lingkar AWS itu kan ada folder, tau dong ya fungsi folder adalah untuk mengatur tinggi muka air sungai. sejauh ini pengendalian banjir di Samarinda disandarkan pada dua solusi : mengalirkan air secepat cepatnya ke sungai mahakam atau mengunci air ke berbagai bangunan air seperti bendungan, bendung, kolam retensi, folder, embung, nah waktu hari banjir itu debit volume air di folder AWS sudah maksimal karena hujan yang mengguyur kota Samarinda lebih dari 12 jam, ketika opsi mengunci air di folder mau diambil, kelebihan air yang dialirkan ke sungai mahakam berada pada titik yang cukup tinggi sehingga pintu folder nggak bisa ditutup jadinya air semua luber ke sungai dan jalanan.

dan membuat orang orang rumah pompa lembur berhari hari.

3. hak nya air untuk mengalir ke tempat yang lebih rendah
ini merupakan statement kepala jurusan teknik sipil di kampus saya, air menggenangi pemukiman itu hak nya, karena air nggak pernah memilih mau mengalir kemana. azas air sesederhana ia akan selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah. nah persoalan nya adalah apakah memang masyarakat tinggal di "tempat yang lebih rendah" tersebut ataukah memang gagalnya pengendalian banjir dalam rekayasa jalur aliran air ?

4. masyarakat yang memperjualbelikan tanah sampai zona hijau sehingga tidak bisa dibangun jalan inspeksi untuk treatment sungai
kalau ada proyek pengendalian banjir, sudah bisa dipastikan masyarakat awam tidak akan bisa melihat pelaksanaan nya. karena kalau kita berbicara banjir, maka yang di treatment adalah sungai nya. pengendalian banjir ini banyak melibatkan survei, pemetaan, perhitungan statistik debit banjir dan debit andalan, serta perencanaan bangunan air yang (hampir selalu) berada di tengah hutan atau di tengah sawah.

salah satu bentuk perawatan sungai dalam upaya pengendalian banjir adalah membangun jalan inspeksi di sepanjang sisi sungai sehingga memudahkan dalam praktisi konstruksi menjalankan tugasnya. yang terjadi di lapangan adalah pemerintah harus melakukan pembebasan lahan atas sempadan sungai karena adanya klaim dari masyarakat akibat jual beli tanah sampai zona hijau bibir sungai.

padahal di peraturan menteri PU berdasarkan UU sungai menyebutkan bahwa air dan udara merupakan milik negara untuk dimanfaatkan sebaik baiknya untuk kepentingan rakyat. pemerintah (daerah) (disarankan atau diwajibkan saya lupa) untuk membangun jalan inspeksi mulai dari bibir sungai sampai sempadan sungai selebar tertentu dengan pengukuran bibir dan sempadan sungai didasarkan pada status sungai. (saya lupa detailnya gimana, tapi intinya kurang lebih gitu)

tapi yah kita tau lah ya kenyataan kadang tak seindah konsep.

5. masyakarakat yang memperjualbelikan tanah (kaplingan) maupun borongan untuk dibangun pemukiman di zona catchment area.
setiap daerah selalu memiliki zona tangkapan hujan yang biasa disebut catchment area yang mana merupakan daerah resapan air hujan sekaligus sumber air tanah dalam upaya pemenuhan konsumsi air baku masyakarat.

nah salah satu fakta di Samarinda adalah catchment area saat ini didominasi oleh rumah, bukan nya pepohonan. lahan yang harusnya merupakan resapan hujan bergeser fungsi menjadi resapan pemukinan masyarakat. sehingga air dari hulu/dataran yang lebih tinggi langsung aja gitu kayak jalan tol menuju ke area yang lebih rendah tanpa ada hambatan.

peraturan walikota yang mensyaratkan boleh membangun rumah di zona catchment area dengan catatan 60% area terbuka hijau (taman) dan 40% bangunan rumah juga terasa hampir nggak masuk akal untuk dilakukan. yailah cyn tanah sudah mahal, beli cuman sedikit, eh masih diatur juga yang boleh dibangun cuma 40% nya karena aturan walikota. itu mah sama aja kamu dikasih uang 100 juta tapi 60 juta nya berupa harapan palsu. SAKIT HATI.

6. defisit anggaran dan nol nya jatah anggaran dinas PU
nah ini juga fakta sedih kita kita di Kalimantan Timur, Kota Samarinda itu pendapatan asli daerah nya cuma 20% dari keseluruhan APBD kota, yang mana 80% nya merupakan subsidi patungan pemerintah pusat + pemerintah provinsi.

sementara pendapatan asli daerah Kalimantan Timur berasal dari penjualan Batubara dan Migas yang dua tahunan ini terkena imbas devaluasi yuan plus naiknya suku bunga The Fed sehingga harga batubara jadi nyungsep plus pesanan yang tiarap yang berimbas pada PHK ribuan pegawai tambang.

sehingga gampangnya Samarinda nggak dikasih banyak uang sama emak (pemerintah provinsi) dan bapak (pemerintah pusat).

uang yang dikasih sedikit, tapi kebutuhan tetap banyak. hasilnya adalah pemberian anggaran kepaa sektor prioritas seperti pendidikan dan kesehatan.

sisanya kayak dinas PU menjadi salah satu yang nangis  merana karena dikasih uang super sedikit hasil bantuan keuangan provinsi.

nggak ada duit, ya trus gimana mau ngendalikan banjir ?

oh ada sih cara lain, berdoa.

7. jaringan drainase yang buruk
banyak yang belum tau bahwa drainase itu haram hukumnya ditutup (kecuali yang merupakan kasus spesial). tapi pada kenyataan nya kita kita lihat kan drainase di Samarinda kebanyakan ditutup buat jualan dan buat halaman rumah orang.

trus habis gitu sampahnya dibuang di drainase pula, trus nggak ada uang buat normalisasi drainase pula.

KELAR.

8. kadar sedimentasi sungai yang tinggi (terutama sungai ordo 2 dan 3 )
sungai ordo 2 dan 3 adalah sungai sungai yang semakn dekat dengan laut. di Samarinda sungai ordo 2 adalah Mahakam dan ordo 3 adalah karang mumus + karang asam. nah daerah ini seringkali mengalami pendangkalan karena tinggi nya bawaan dari hulu sehingga kadar sedimentasinya tinggi.

sungai sungai seperti ini harus segera dikeruk sebagai bagian dari normalisasi sungai.

kita balik ke poin 6, nggak ada duit.

KELAR.

9. pola hidup masyarakat yang buruk
membuang sampah ke sungai menjadi sikap hidup mayoritas warga Samarinda. pola hidup seperti ini juga turut mempengaruhi tersendatnya aliran air dari drainase ke sungai terdekat yang sayangnya masih belum disadari masyarakat.

jadi kalau besok besok jalanan samarinda sebelas dua belas tinggi muka airnya kayak sungai karang mumus, karang asam, atau mahakam besar jangan langsung salahin pemerintah apalagi praktisi konstruksi ya, karena masyarakat juga berperan dalam pengendalian banjir di Samarinda.

Banjir juga menggenangi RSUD A.W.Syahranie
semoga seluruh pihak terkait menyadari dan merealisasikan secara nyata tentang pentingnya pengendalian banjir sehingga Samarinda segera bebas banjir !





Samarinda, 4 Desember 2016





Riffat Akhsan 
Faizah and Her Enchanting Journey | Designed by Oddthemes | Distributed by Gooyaabi