14 December

gambar diambil via soompi

drama ini mencuri perhatian saya dengan plot cerita yang membahas sepatu. yup, bagi pecinta sepatu (seperti saya) Italia adalah santuari dengan Salvatore Ferragamo dewa nya.

you name it, Jimmy Choo terlihat malu - malu diantara tumpukan sepatu (imitasi) buatan si tokoh utama Koo Hae Ra. sedikit banyak saya mengenali seri terbatas Christian Louboutin di antara koleksi Centan Department Store, ada pula salah satu koleksi mirip Manolo Blahnik dalam desain yang diminati oleh costumer Gold Shoes.

bercerita tentang Koo Hae Ra, putri seorang maestro craftmanship sepatu. sang ayah merupakan lulusan terbaik sekolah desain sepatu yang eksis membuka lokakarya sepatu di pinggir kota Busan. sayang, siasat licik rentenir membuat bisnis mereka bankrut. sepeninggal sang ayah Koo Hae Ra harus berjuang membayar hutang dengan menggadai kemampuan desainnya, bergelut dengan kewaspadaan sirine polisi yang sewaktu - waktu menggerebek usaha pembuatan sepatu imitasinya.

sama seperti sang ayah, Koo Hae Ra merupakan bintang di sekolah desain sepatu. memiliki almamater yang sama dengan sang ayah, nasib Koo Hae Ra yang tidak sama. lokakarya Koo yang menjadi warisannya terpaksa dijarah rentenir atas nama hutang.

cerita belum selesai, Koo Hae Ra juga harus membayar biaya rumah sakit kakaknya yang koma.

suatu hari, Koo Hae Ra yang pintar dan cantik ini diminta untuk menjadi penerjemah seorang desainer asal Italia. rupanya sang desainer adalah pemilik Union Leather yang lagi di aproach habis - habisan oleh pemilik pabrik sepatu Tae In Joon. 

Tae In Joon sendiri adalah chaebol dengan hubungan keluarga ruwet, ibunya adalah seorang legenda pembuat sepatu mass product dengan brand HJO. namun, pada usaha suksesi nya Tae In Joon mencoba untuk masuk pasar handmade shoes dengan menghire Koo Hee Ra sebagai tim desainnya.

gimana ceritanya Koo Hee Ra bisa ngantor di pabrik Tae In Joon ? itulah yang bikin drama ini menarik.

diluar plot ceritanya yang tidak biasa, semua karakter yang terlihat abu - abu menggugah rasa penasaran saya. ditambah sinematografi yang menampilkan lansekap kota Busan dan Seoul semakin membuat saya betah nungguin drama ini setiap minggu.

drama ini agak filosofis ya, jadinya pacenya sedikit lambat. namun kekuatan cerita lah yang menyelamatkan saya dari kantuk. 

ada satu kalimat yang bikin saya agak geli yaitu statement kakak tiri Tae In Joon yang bilang kalau sampai kapanpun industri sepatu tidak akan pernah bisa mengalahkan industri konstruksi. kalimat ini terucap di tengah perseteruan kakak beradik penuh dendam ini dalam memperebutkan sebidang tanah di Goldiam. sang kakak ingin tanah itu dijadikan pusat perbelanjaan, sementara sang adik menginginkan pabrik sepatu yang berdiri di sana.

saya nahan ketawa pas dialog ini, rasanya pengen banget bilang ke "writer-nim, kami mbak - mbak tenaga ahli proyek konstruksi ini rela lho puasa makan siang demi beli high heels sol merah di situs belanja online"

industri konstruksi mungkin memang industri besar dan memiliki perputaran uang yang dahsyat, tapi percayalah setiap perempuan di industri konstruksi menyelipkan sepatu handmade original sebagai salah satu motivasi kerjanya selain harta, tahta, dan tas berjuta - juta

satu lagi yang membuat saya suka dengan tokoh Koo Hae Ra ini : dia ini aslinya kalangan atas, kemudian jatuh dan mencoba bangkit lagi dengan tekad dan kerja keras. keuletan dan ketekukan Koo Hae Ra, termasuk cara dia bertahan di divisi kantornya yang notabene menolak keberadaannya memikat saya. 

keja keras itu begitu. biar negara api menyerang, kerjaan harus kelar. 

class never lies, professionalism is a must.

berbicara tentang Tae In Joon sendiri, dia ini sebenarnya bukan pangeran berkuda putih juga. sifatnya nggak baik - baik banget. abu abu banget menurut saya, namun justru itu yang saya suka, karena tokoh ini jadi terlihat manusiawi.

bagi pecinta fashion, cara berpakaian dan style kerja di drama ini bener bener inspiring. bisa banget ditiru. dan sepatu - sepatunyaaaaaa, ya Allah cantik - cantik banget -,-

sebelum postingan ini menjadi semakin panjang, saya rekomen banget drama ini. ceritanya cukup beda, mostly membahas soal sepatu, dan industri sepatu. namun secara umum drama ini bercerita tentang bisnis. romansa yang coba dibangun juga ngggak melow melow menjengkelkan, jadi menurut saya cukup pas dinikmati.

para tokoh antagonis nya cukup oke, jahat tapi nggak bikin penonton sampai mau bakar TV seperti para tooh antagonis di drama Hide and Seek yang saya hempas di pertengahan. 

sinematografinya, mantap cantik gilaaaaaa.

sinematografi drama ini menampilkan cantiknya Kota Busan sehingga rasanya saya pengen memasukkan Busan ke dalam itenary Korea saya. selain Busan tentu saja lansekap Kota Seoul hadir dalam visual terbaiknya.  yang membedakan dari drama Korea lain, drama ini menampilkan lansekap Seoul dari sisi lain. cukup menyegarkan mata, setidaknya mata saya.

akhir kata, selamat menonton. semoga kamu tercerahkan ya dari tulisan ini.




Bontang, 14 Desember 2018





Riffat Akhsan, yang masuk kantor agak lambat hari ini setelah seharian kemarin meeting bersama para kakek kakek.

05 December

Photo by Cleo Vermij on Unsplash

semua orang tau lah ya hobi "resmi" saya adalah kerja. demi masa depan korporasi yang lebih baik. tapi, mungkin hanya keluarga saya yang tau hobi aneh saya ini.

seperti abah saya yang memiliki hobi aneh membangun "rumah-rumahan" etnik berkonsep resort dan memotong rumput. atau umi saya yang terus menerus membeli kain untuk menjahit baju yang habis jadi didedel lagi. saya juga punya hobi aneh.

guess what ?

hobi aneh saya adalah : mengoleksi botol parfum.

Photo by rawpixel on Unsplash

kalau jalan jalan kemanapun, hal yang paling saya cari adalah parfum. hal yang saya lihat pertama adalah botolnya, aroma nomor dua.

waktu awal kuliah dulu saya suka beli botol parfum yang tinggi, yang volume parfumnya besar. jadinya kadang setahun nggak beli parfum lagi. tapi semenjak kerja dan pindah ke Samarinda saya lebih suka beli versi 30 ml atau 50 ml. 

demi apa ? demi biar koleksi saya cepet nambah dong. 

ngomong soal bentuk botol parfum, saya jatuh cinta dengan tutupnya duluan ketimbang badannya. jadi rasanya blessed banget kalau nemu parfum yang tutup botolnya unik.

Photo by Rosy Nguyen on Unsplash

disclaimer : parfum yang saya maksud disini bukan semacam malaikat shubuh atau minyak nyong - nyong ya hahahha

parfum tuh punya 3 aspek : aroma, tutup botol, dan badan botol. satu merk pasti hanya menonjol salah satu aspek aja. ada yang aroma nya pas banget, tapi botol dan tutupnya jelek. ada yang tutupnya menarik, badan botol dan aroma nya biasa aja. ada yang badan botolnya elegan, aroma biasa aja, dan tutup botolnya gitu doang. jadi koleksi (botol) parfum ini melatih saya untuk ngerem jiwa - jiwa perfeksionis dalam diri ini menjadi lebih toleran dan fokus ke salah satu aspek prioritas.

sama lah kayak hidup yang juga punya 3 aspek : harta, tahta, oppa.
oke balik ke parfum.

favorit saya sejauh ini kalau aroma parfum masih Anna Sui dan Elizabeth Arden ya. Channel No 5 juga enak, parfum - parfum merk Jepang juga oke. kalau parfum dengan tutup botol/badan botol menarik sih banyak banget. Marc Jacobs oke, Nine West juga pernah ngeluarin seri yang bentuk tutup botolnya terinspirasi dari high heels (badan botolnya biasa aja tapi), Viktor Rolf juga bagus (tapi merk ini tutup botolnya biasa aja), yang nggak branded juga banyak.

karena saya juga nggak begitu brand minded sih untuk koleksi parfum saya ini. diluar sana ada super banyak parfum dengan tutup/badan botol maupun aroma menarik yang berasal dari out of nowhere, saya juga nggak ingat merk nya.

tapi kalau yang paling kawin antara tutup botol badan botol dan aroma, kecintaan saya tetap Salvatore Ferragamo.

biasan beli parfum dimana ? ya bisa dimana aja. di mall, toko parfum, duty free, branded store, toko souvenir, lapak jalanan, fashion retail seperti sogo atau metro, dan dikasih teman/keluarga/pacar :))).
 
kalau mau lucu - lucu an paling asyik belanja parfumnya di miniso. secara harga 13 botol parfum di miniso sama dengan harga satu botol Ferragamo. bisa kalap saya.

jadi, hobi aneh kamu apa ? atau kamu mau rekomendasi parfum oke buat saya ? share ya di komentar.





Samarinda, 5 Desember 2018




Riffat Akhsan, yang resolusi 2019 nya cuma nambah koleksi parfum.
Faizah and Her Enchanting Journey | Designed by Oddthemes | Distributed by Gooyaabi