27 March


sumber gambar : twitter +Ukhti Sally 

selain ibu ibu naik motor matic sein kanan padahal belok kiri dan ibu ibu bawa mobil sambil bikin alis, kini dunia persilatan dimeriahkan oleh rombongan ukhti ukhti kebelet nikah.

menikah atas nama ibadah untuk menyamarkan rasa penasaran
masyarakat Indonesia selalu resek dengan issue issue berbau selangkangan. aksi massa turun ke jalan demi menolak kedatangan bintang porno asal Jepang, pertanyaan "kapan nikah" tak berkesudahan, kampanye nikah muda untuk menghindari zina (membawa tuhan untuk urusan selangkangan seakan halal dan beradab), membawa dalil dalil yang (sekiranya) berhubungan untuk mengutuk mereka yang belum menikah dengan istilah "tidak mau menyempurnakan separuh agama", menajamkan budaya patriarkis untuk segera menikah karena perempuan independent itu seram, sampai sampai menghancurkan logika dengan menganggap menikah menyelesaikan semua masalah.
  
selain karena susahnya mengakses konten sex education atas nama "moral" yang menganggap seks itu tabu dan membuat masyakarat kita jadi terobsesi menikah atas pengaruh "penasaran akan surga dunia yang merupakan kebutuhan layaknya makan, namun bagi masyarakat menjadi sesuatu yang sangat terkutuk untuk dibicarakan". masyarakat kita juga beragama tanpa berpikir, atau istilah kerennya amaliah yang tidak ilmiah. hal ini membuat tingginya angka menikah muda berbanding lurus dengan angka perceraian di usia muda, yang setelah dilakukan riset lebih lanjut akar masalahnya adalah kegagalan memahami makna "menikah menyempurnakan separuh agama" secara keseluruhan didukung oleh rasa penasaran atas seks itu sendiri.


apatisme : menikah = jual diri
ada fenomena menarik di kalangan dewasa muda dalam konteks tercampurnya ambisi selangkangan dengan agama ini : banyak para dewasa muda apatis terhadap pernikahan karena hal itu dipandang sebagai salah satu upaya menggadaikan kebebasan diri dan perasaan untuk dikuasai oleh budaya patriarkis yang didukung oleh agama dan negara. bahasa gampangnya menurut mereka menikah adalah proses jual diri yang sah di mata agama dan negara.

fenomena ini semakin ironis dengan perilaku nyinyir dan merendahkan atas kampanye para aktivis "nikah (muda) biar nggak bokek" yang dipandang kontradiktif dengan pandangan para dewasa muda ini. hasilnya banyak kita lihat "perang idealisme" antara si apatis menikah dan pegiat menikah.







  sumber gambar : simple random sampling yang saya dapatkan dari twitter

menikah : benarkah menyelesaikan masalah ?
coba kita breakdown ya tentang proses pernikahan. mulai dari milih tema pernikahan, kain, souvenir, gedung, pengisi acara, desain undangan, katering, akomodasi keluarga, dsb itu juga sudah masalah karena dua mempelai dan dua keluarga punya mau yang berbeda.

lanjut setelah wedding day, bagi mereka yang utang kateringan udah lunas bisa langsung mikirin honeymoon dimana (beberapa udah ngerencanain dari sebelum nikah). itu juga masalah. apalagi yang angpau nikahan masih nggak bisa nutupin biaya katering. wah tambah masalah.

setelah hingar bingar wedding day serta honeymoon selesai dan jatah cuti udah mau abis muncul lagi masalah bagi yang ternyata kerja satu kantor, tentang siapa yang mengalah pindah cabang. bagi yang beda kota dan punya perusahaan sendiri juga muncul masalah siapa yang mengalah memindahkan kantornya (kalau memungkinkan) untuk ikut pasangannya. bagi yang sama sama punya posisi di kantor tapi beda kota juga mulai mikirin salah satu resign atau menjalani long distance marriage. bagi yang mendedikasikan diri untuk jadi ibu rumah tangga mulai kerasa pergulatan hati pisah jauh sama orangtua.

masalah tempat tinggal, ada yang mulai mikir gabungin gaji buat nyicil KPR padahal masih punya tanggungan keluarga, mulai bingung mikirin untuk nggak tinggal di rumah orangtua, ada yang udah nyicil apartemen tapi ternyata apartemen nya belum jadi karena proyek molor dan developernya kesandung masalah izin, ada yang ngotot ngekos karena deket sama kantor dan masih belum ada cost buat bensin ke kantor dan lain sebagainya.

ketika ada anak, masalah muncul untuk pilihan pendidikan, asuransi, dan bagaimana pola didikan. kapan si ayah yang berperan dan si ibu yang berperan dalam pendidikan keluarga.

belum lagi masalah finansial, maunya dilarikan buat hobby dan gaya hidup apa daya popok dan susu anak habis jadi harus segera beli.

begitu seterusnya seiring umur pernikahan.

dan jangan lupakan masalah non teknis yang remeh remeh tentang sikap dan perkataan apalagi yang menyangkut keluarga besar.

jadi, benarkah pernikahan menyelesaikan masalah ?

kalau yang dimaksud adalah salah satu berpenghasilan (suami) dan yang lain tidak (istri) sehingga masalah (istri) yang tidak berpenghasilan ini menjadi selesai karena pernikahan, sepertinya ada anggapan yang harus dimengerti bagi mereka mereka yang menjadikan suaminya ATM ini. dalam konteks masyarakat kita, ada fenomena dimana gaji satu orang untuk dipakai sendiri berlebihan, namun dipakai untuk dua orang kurang.

silahkan direnungkan.

tapi ya kalau nikah sama APBN atau mereka yang memiliki kekayaan setara APBN beda soal lah ya......  

menikahlah ketika siap
saya membayangkan ketika semua bucket list dan dreamy branded stuff list saya sudah terpenuhi, basic stuff (seperti gadget dan mobil) juga sudah terpenuhi, saya (sebagai perempuan) memiliki penghasilan tetap untuk kebutuhan dan gaya hidup, serta pasangan yang balancing me in his own way dan pastinya mencintai saya dan saya juga mencintainya. lantas apakah kami nggak menikah ?

basicly dalam tahap pacaran (yang sehat) pun perempuan dan laki laki akan kembali pada kodratnya, independent woman who had power, intelegence, and position pada titik tertentu merasa lelah menghadapi dunia sendirian, and the gentleman who had dignity, power, and ego, secara natural akan keluar sisi memimpin, melindungi, membimbing, (perhaps memiliki) dan inisiatif untuk merealisasikan hal itu berupa tawaran untuk menikahi perempuan yang dia cintai (secara sadar dan logis).    

dalam tahap ini jual diri atau ibadah menjadi tidak relevan, tapi lebih kepada sharing every moment for the rest of your life with your loves one dan ketika semua sudah terasa pas dan kamu sudah tidak membutuhkan apapun lagi untuk ego dan ambisi secara berlebihan maka the next step is to unburden all you have to the only reason why you called as mom and dad : children.

dari sudut pandang agamapun, pahala pernikahan akan mengikuti perjalanan kalian secara otomatis. talking about sex ? it's always involve as the desert, not the appetizer because the main course is the fulfillment feeling that preceded by the needed of each other of the lovebirds as the appetizer.  

tapi semua itu nggak mungkin berjalan dengan baik tanpa pemahaman yang logis bahwa pernikahan merupakan kerjasama dua orang. kompromi dan komunikasi berperan penting dalam upaya suksesi pernikahan. nggak mudah menyatukan dua orang, dua pikiran, dua latar belakang, dua cara berekspresi, dua emosi, dua selera, dua kecerdasan, dua ketangguhan yang sama sama memiliki bargain power yang setara dalam setiap pengambilan keputusan dalam pernikahan. kembali kepada kesediaan mengalah dan mengerti posisi, hormat dan saling menyayangi siapa imam siapa makmum. don't be overlapping as wife and don't be egoist as a husband.

akhir kata apapun pandangan dan pikiran anda, tanpa melupakan manajemen risiko pilihan kembali kepada mereka yang (ditodong) menikah.

bahasa kerennya "yo wes sak karep mu".

*sayup sayup terdengar ungkapan bijak "mbak, nikah itu nggak sehorror itu kok, selalu ada jalan mbak dalam menyelesaikan setiap masalah dalam pernikahan. mbaknya sih belum nikah"*




Samarinda, 27 Maret 2017




Riffat Akhsan







25 March


kenapa ya kok rata rata mas mas dan mbak mbak insinyur di proyek konstruksi rata rata tas nya besar dan berjenis ransel ? apa apa aja sih yang mereka bawa ?

sebelumnya terima kasih sudah (kembali) mampir ke blog ini, maafkan saya yang jarang ngepost. tolong salahkan jam tidur berantakan, tugas riset tanpa henti, revisi yang datang bagai badai, asistensi yang suka mendadak, serta ujian yang menguras separuh beban hati saya atas segala kudet postingan blog ini.

anyway, kali ini saya mau berbagi what's inside by bag kalau saya lagi ke proyek.

kalau ke proyek tuh tas saya mirip mirip dora yah, soalnya jumlah cewek yang sangat terbatas dan ekpektasi saya yang sangat rendah tentang hal hal kecil namun sangat saya butuhkan akan disediakan oleh kantor saya membuat saya memilih membawa banyak sekali barang di tas saya ke proyek konstruksi yang bahasa kerennya construction site.

apa saja itu ????

1. hand sanitizer dan hand lotion 

believe it or not, proyek konstruksi itu sarang kuman banget. bayangkan kamu harus pegang pegang besi yang ntah ada berapa juta kuman di dalamnya atau ketika harus survei kerusakan jalan dan mengukur lubang lubang kerusakan jalan yang sudah terisi oleh air comberan.

bayangkan.....

ya saya masuk jurusan ini nggak boleh sok higienis juga dengan nggak mau sentuhan sama yang kotor kotor padahal hal hal yang kotor, berdebu, dan rumahnya kuman harus dihadapin tiap harinya.

jadi demi menjaga kesehatan tanpa terlihat menye - menye saya selalu pake handsanitizer sebagai ganti cuci tangan pakai sabun yang selalu didengungkan oleh praktisi kesehatan.

tapi pernah lho saya ditanyain "kalau kamu habis kena lumpur, cuci tangannya pake hand sanitizer juga?

ya enggak lah, cuci tangan normal pake air kerja proyek dulu baru habis gitu pake hand sanitizer.

kalau ciwi ciwi hobby dandan selalu pake hand lotion biar tetep lembut kulitnya saya pake hand lotion biar kulit saya nggak terlalu kering jadinya lebih sehat aja gitu.

2. sunblock dan sabun muka

beuh panasnya proyek konstruksi itu bikin kamu belang sebelang zebra (oke ini lebay) tapi seriusan deh mencolok banget ya ampun belang hasil panasan di proyek itu....

trus kulit wajah saya suka perih gitu kalau terus terpapar sinar matahari jadinya sunblock itu selain mencegah belang juga berfungsi biar kulit muka saya nggak perih juga kelamaan terpapar matahari.

kalau sabun muka ini sekalian buat bersihin wajah saya yang emang pabrik minyak juga sekalian buat mendinginkan wajah gitu lho, kadang kan panasnya proyek suka bikin emosi tuh jadinya yaudah saya pake sabun muka biar tensi agak turun dikit.

3. tissue basah dan kering
ini wajib, buat keperluan makan. trus juga buat keringin tangan habis pake hand sanitizer, kadang buat ngelap ingus kalau lagi flu tapi harus tetep ke proyek (huekkkksss)

tissue basah juga berguna kalau kalau partner saya (mas mas engineer yang ganteng ganteng oriental itu) habis ngecek besi trus tangannya kotor dan deseu males cuci tangan.

kadang tissue kering jadi pengganti yang ampuh buat pembungkus gorengan yang higienis.    



4. lip balm + pembalut
hal paling susah dan hampir nggak mungkin kamu dapatkan di proyek konstruksi yang berisi mas mas dan bapak adalah pembalut, even mak mak warung adalah perempuan yang saya yakin belum menopause, ya gengsi lah saya mau minta pembalut kalau lagi "dapet" karena mak mak warung pasti dikerubutin sama tukang tukang maupun engineer yang tidak pernah merasa kenyang itu.

tentang lip balm, saya juga nggak yakin mak mak warung proyek bawa lip balm karena beliau kan always on pake gincu merah merona mempesona para tukang dan mandor. karena cuaca proyek yang super panas ( atau karena bibir saya yang sensitif ya ) saya nggak bisa ninggalin lip balm ini kalo lagi di proyek. so, dia selalu ada di tas saya :))

5. meteran tukang
meskipun di kantor pasti ada meteran tukang, tapi kadang meteran tukang kantor tuh kotor dan (dalam beberapa kasus) angkanya udah kabur nggak jelas gitu. jadi saya prefer bawa sendiri aja.

well diluar fakta saya males rebutan meteran sama engineer lain juga sih.

6. pulpen minimal 3 buah, alas kertas, berkas proyek, kalkulator scientific, penggaris besi, milimeter block, jangka sorong.
yak, kotak pensil saya tuh udah ngalah ngalahin ATK kantor saking lengkapnya. pulpen saya pasti bawa minimal 3 buah karena di direksi keet pulpen tuh berasa dimakan, sekali ada yang pinjem pulpen saya maka saya tak harap kembali.

alas kertas biar penulisan angka angka yang ditulis secara manual jelas, seperti yang kita tau sedikit aja pembacaan kita salah di lapangan akan berakibat besar pada perhitungan opname dalam progress report.

berkas proyek oh jelas lah ya harus dibawa, ya gimana mau kerja kalau berkasnya ketinggalan -__-

kalkulator scientific berperan kalau ternyata dalam dokumen perencanaan ada kesalahan penulisan dimensi, yang artinya saya harus ngecek ke hitungan volume yang ada di dokumen MC. kesalahan seperti ini jarang sekali terjadi tapi nggak menutup kemungkinan hal itu terjadi. selain itu kalkulator scientific juga berperan kalau tiba tiba ada rapat proyek yang mengharuskan kita mengukur ulang struktur bangunan yang berbeda dengan perencanaan karena suatu hal di luar dugaan terjadi.

penggaris besi saya pakai untuk mengukur beberapa bagian struktur kalau saya males pake meteran tukang. kalau jangka sorong saya pakai untuk ngecek diameter besi sebelum besi dipotong. dan milimeter block saya bawa untuk kepentingan kalendering dalam proses pemancangan pondasi.   

7.  mukena + jilbab ganti
meskipun ada masjid/mushala di sekitar lokasi proyek, saya belum pernah menemukan mukena yang nyaman untuk beribadah. terlebih jika lokasi proyek jauh dari masjid/mushala saya seringkali harus shalat di direksi keet sehingga ya mau nggak mau saya harus bawa sendiri.

kadang, lembur sampe bermalam malam di proyek datang tanpa rencana, sehingga mood saya seringkali hancur karena itu. jilbab ganti selalu menjadi pahlawan untuk mengembalikan mood saya yang hancur untuk kembali semangat lembur.

8. air minum 1 liter
saya punya botol minum awet banget yang saya beli dari pertama banget masuk kuliah sampe sekarang, ya memang sih harga botol minumnya cukup lumayan tapi awetnya itu lho sampe sekarang. botol minum itu ukurannya tepat satu liter yang selalu saya bawa kemanapun saya pergi, termasuk ke proyek. jadi satu liter itu ukuran yang pas sih menurut saya, kalau ukuran 600 ml terlalu sedikit dan ukuran 1.5 liter kebanyakan.

9. Handphone + charger + headset + powerbank
kalau ini sih, bukan mbak mbak proyek juga selalu ada di tas sih.

10. flashdisk
untuk berkas proyek yang sifatnya soft file, flashdisk sangat berjasa untuk menyimpan perubahan perubahan yang saya kerjakan maupun yang dikerjakan pihak lain. kalau mendadap harus kerja ya cukup bawa flashdisk satu saya langsung bisa kerja pinjem komputer kantor.

11.  jaket hoodie
jaket hoodie ini sifatnya hybird hehehe. kalau panas dia mendinginkan, kalau dingin  dia menghangatkan. kayak pacar ya .....

12. Helm proyek (stand by di mobil) 
helm proyek menjadi salah satu standar keselamatan dan kesehatan kerja dalam proyek konstruksi, tapi kadang juga berat banget kepala saya kalau pake helm ini. jadi nggak tiap kesempatan sih saya pake helm.



13. kamera
setiap tahap metode pelaksanaan butuh dokumentasi terperinci sampai ke hal hal terkecil, karena ini erat hubungannya kalau kalau di kemudian hari kami harus addendum atau ada complaint dari masyarakat (misal yang rumahnya retak akibat proses pemancangan pondasi dan kemudian meminta ganti rugi). foto juga menjadi satu satunya bukti terkuat jika di belakang hari perusahaan konstruksi harus melakukan arbitrase karena hal yang terjadi selama kegiatan proyek. kamera nggak selalu saya bawa sih, biasanya untuk pekerjaan pekerjaan yang masuk dalam lintasan kritis, kalau lagi santai saya cenderung pake kamera iPhone saja.

jadi, nggak heran kan se-Dora apa tasnya mbak mbak proyek ?





Samarinda, 25 Maret 2017



Riffat Akhsan

Design Detail - This Red Bull Office Has A Casual Meeting Area With Swings:
pinterest

dua sampai tiga tahun terakhir perusahaan rintisan teknologi mencuri perhatian dengan style bekerja yang "beda".

sekitar tahun 2015 kesempatan untuk mencicipi bagaimana sih rasanya bekerja di startup datang dengan tawaran untuk menjadi editor untuk tiga orang copywriter. jadi tugas saya adalah menggali ide untuk membuat konten yang ciamik, menentukan apakah hasil copywriting para copywriter layak tayang atau tidak, serta mendistribusikan konten melalui channel channel yang ada.

keberadaan saya disana adalah untuk "membantu" agar kedepan copywriter yang ada sudah bisa mengerti standar konten yang layak tayang seperti apa dan bagaimana membuat strategi distribusi konten yang mereka buat.

dengan janji bahwa saya tidak memiliki ikatan dengan perusahaan startup tersebut dan saya boleh resign kapanpun saya mau karena saya nggak bisa ninggalin dunia proyek konstruksi. si CEO yang merekrut saya karena (katanya) saya konsisten ngeblog dan konten saya tajam tentang pekerjaan setuju dengan syarat yang saya ajukan.

akhirnya saya setuju "bekerja" full time di perusahaan startup. sembilan bulan menjadi sejarah dalam hidup saya tentang di balik layar hingar bingar ledakan teknologi dan ekonomi digital.

perusahaan startup menuntut kamu untuk multi tasking
awalnya saya pikir saya hanyalah konten editor dan channel distributor, oh ternyata saya juga merangkap sebagai social media specialist dengan report engagement rate and optimization setiap minggu, merangkap pula sebagai press release creator, kadang kadang jadi admin social media juga, pokoknya karena saya menulis dan (sepertinya berbakat dalam ) menghasilkan tulisan yang layak tayang, kemampuan saya dieksplor habis habisan dengan multi task job. well  ini kabar baik untuk memaksimalkan potensi diri saya karena keterbatasan anak kantor yang "hanya" sembilan orang satu kantor. 

perusahaan startup memiliki jam kerja yang fleksibel
saya kuliah sambil bekerja, dengan jam masuk kantor fleksibel dan dengan kemajuan teknologi kami seringkali disatukan oleh software. rapat dengan aplikasi slack, teleconference dengan google hangout, kolaborasi create-edit-discussion dengan semua produk milik google spreadsheet, menyimpan file kantor dengan dropbox dan google drive, email yang terintegrasi satu sama lain, pokoknya jam kerja yang santai dan fleksibel bukan halangan dalam bekerja selama laptop, smartphone, dan koneksi internet ada dan bekerja dengan baik.

tidak ada seragam atau aturan berpakaian dalam bekerja si starup
demi membangun suasana yang "formal namun tidak kaku" perusahaan tempat saya bekerja waktu itu dan kebanyakan perusahaan startup diluar sana tidak menerapkan standar berpakaian yang baku ataupun mengharuskan para karyawannya memakai seragam. hal ini yang menjadi pembeda dan menjadi icon perusahaan teknologi karena jujur saya akui pakaian santai membuat mood bekerja bagus dan bikin saya lebih semangat.

kapan lagi cobak kerja dengan outfit sesantai ini kalo nggak di perusahaan startup ?

membuka kesempatan bertemu orang baru dan hal baru
waktu itu kantor tempat saya bekerja menempati slot di sebuah coworking space, berada di lantai 7 sebuah gedung prestisius di sebelah barat Surabaya. konsep bekerja di coworking space adalah kolaborasi antar penghuni coworking space tersebut, nah penghuninya ini cenderung datang dan pergi jadi setiap bulan saya bertemu dengan mereka mereka dengan berbagai job desk untuk memberi masukan (dan bantuan) tentang pengembangan konten diluar pekerjaan. saya juga sharing dengan mereka atas kendala atau ketertarikan saya terhadap suatu pekerjaan. berkat kolaborasi itu sedikit sedikit saya tau lah tentang SEO, Blog Selling, web management, user interface, user experience, dan lain sebagainya.

karena cakupan perusahaan startup tempat saya bekerja cukup luas dan bersifat scalable, hal itu mentakdirkan saya bertemu dengan banyak sekali kesempatan bekerjasama dengan orang orang baru yang saya yakin nggak akan saya temui kalau saya tidak bekerja di perusahaan startup. misalnya saya pernah bekerja sama dengan anak anak ahensi, pengusaha kertas lipat, orang telkom, pengrajin sepatu rajut, head of business development salah satu vendor operating system komputer terbesar di dunia, event organizer, talent manager, head of community development salah satu media digital terbesar di Indonesia, fashion and food blogger, head of marketing salah satu marketplace dengan transaksi tertinggi di Indonesia, manager mall, reseacher di lembaga riset pasar, master of growth hackinghead of technology mesin pencari terbesar di dunia, para apps developer, para pelaku admob, selebtwit, walikota salah satu kota besar di Indonesia, pengusaha cafe, pengusaha franchise makanan, game developer, hingga head of marketing vendor laptop terbesar di dunia.

menjadi melek teknologi dan selalu up to date dengan perkembangan teknologi
karena interaksi dengan para pelaku teknologi dalam berbagai bidang, ya saya jadi tau isu isu terkini tentang teknologi baik yang baik maupun yang buruk. yang baik seperti si anu diakusisi sama si itu, si itu punya pilot project berupa bla bla bla, game nya si itu sudah dalam tahap beta release, si itu mau ngeluarin upgrade an baru, perusahaan anu mau nambah jaringan fiber optic ke daerah sana, dan sebagainya.

skandal dan berita buruk juga nggak luput dari pantauan kami (sengaja maupun nggak sengaja) seperti si anu perang harga sama si itu demi bla bla bla, si onoh akhir tahun ini bangkrut, si dia lagi pontang panting kesana kemari nyari seed funding kelar di PHP in sama group itu, si itu kehabisan dana karena CFO nya tengkar terus sama COO, pemerintah mau ngeluarin regulasi yang bikin si onoh pusing trus nggak pulang ke apartemennya sepanjang malam, CMO nya A dibajak sama startup B gegara ditawari saham sekian persen, si itu cuma cari perhatian sama si B doang padahal inovasi nggak ada, uang dari investor dipake sama CEO nya C buat beli ferrari terbaru, istrinya CEO B selingkuh sama youtuber yang punya bla bla bla dot com, dan sebagainya.

begitulah, kadang mata dan telinga teknologi lebih heboh dari ibu ibu kompleks gosip di tukang sayur.

kaburnya batasan antara yang nyata dan maya 
karena teknologi yang menyatu dalam keseharian di pekerjaan dan di luar pekerjaan juga lah yang membuat semuanya menjadi kabur antara yang maya dan nyata. mereka yang saya temui di dunia nyata menjadi maya karena kesibukan sehingga hanya bisa terhubung melalui dunia maya. begitupun sebaliknya, teman teman yang saya kenal dan berinteraksi di dunia maya acapkali hadir di dunia nyata saya dan sampai hari ini bersahabat baik dengan saya. banyak juga yang seperti berkepribadian ganda, di dunia maya jauh berbeda dengan dunia nyata, begitupun sebaliknya.

tidak memiliki libur
karena sifat teknologi yang selalu on line, on call, dan on notification, membuat saya tidak memiliki libur karena terdistraksi oleh mudahnya komunikasi dan interaksi. ditambah dengan sifat workaholic yang saya miliki, ini semakin memperparah keadaan. adaaaa aja hal yang mengganggu hari libur saya, entah itu karena diri saya sendiri atau karena orang lain.

mobilitas tinggi
selalu berpindah tempat memang baik agar tidak jenuh, namun keharusan untuk selalu berpindah tempat tanpa kompromi apalagi ketika pekerjaan di suatu tempat belum selesai dan harus segera berpindah tempat untuk pekerjaan selanjutnya ditambah dengan keterbatasan personil membuat saya sangat frustasi karena pekerjaan separo jalan dan tumpang tindih. skala prioritas dianggap nggak mempan karena semua menuntut segera dengan target tinggi dan deadline mepet. that's so ridiculous.

ego anak muda yang tinggi
rata rata kan perusahaan teknologi ini berangkat dari what problem do you solve sehingga idealisme memberi solusi yang berujung pada imbalan menjadi tonggak prinsip perusahaan. mudahnya, perusahaan teknologi bukan perusahaan yang pure business yang menempatkan strategi mendapatkan profit rasional dengan cara yang logis sebagai tiang perusahaan. disamping terobosan ala ala muncul dari anak muda dengan semangat membara dan keinginan kuat namun kurang berani secara real berhadapan dengan risiko. karena memang manajemen risiko terlupakan karena semangat memberi solusi ini (ya fakta kelam para mentor startup, mereka mempersiapkan pesertanya untuk sukses tanpa membekali dengan bagaimana manajemen risiko yang baik untuk antisipasi kegagalan/kerugian).

semangat tanpa batas dan kebanggaan memberikan solusi membawa para pelaku bisnis startup memiliki ego membumbung tinggi ke angkasa tanpa ada orang dewasa yang dituakan untuk menengahi, bertengkar menjadi hal yang biasa dan wajar. namun bertengkar untuk hal yang sama secara terus menerus tanpa ada solusi dan kesepakatan bersama ? hal ini yang sering terjadi di perusahaan startup. setidaknya dari apa yang saya saksikan dan apa yang saya dengar dan lihat dari sesama karyawan startup.

gaji yang ya-gitu-deh
walau bagaimanapun, perusahaan startup ada perusahaan rintisan yang modalnya rata rata dari kantong sendiri, hadiah dari menang lomba akibat presentasi ciamik dari business plan yang masih dalam tahap coba coba, atau durian runtuh dari pendanaan investor yang sebenarnya adalah hutang.

artinya, perusahaan startup tidak mapan secara finansial. gagasan gagasan hebat berbiaya berujung pada dua hal : eksekusi tanggung karena minim budget atau tidak dieksekusi karena menyelamatkan finansial perusahaan. kembali ke manajemen risiko dalam mengambil keputusan ekspansi untuk kemajuan perusahaan tidak dimiliki dalam rata rata perusahaan startup.

hal ini berimbas kepada gaji yang ya-gitu-deh.

akhir kata, perusahaan startup bagus untuk mengeksplorasi potensi diri yang kamu punya, mencari pengalaman baru, dan belajar untuk memahami bagaimana sebuah bisnis teknologi berjalan. tapi kayaknya kurang disarankan untuk kamu yang mau sejahtera.

saran saya kalau kamu beneran mau kerja di perusahaan startup dengan harapan akan sejahtera, mungkin bisa coba bekerja di perusahaan yang at least sudah established 5 tahunan lah ya. tanpa melupakan prinsip manajemen risiko, semua pilihan ada di tangan kamu.

jadi, masih mau bekerja di startup ?






Samarinda, 25 Maret 2017




Riffat Akhsan 

24 March



sumber gambar : http://www.amsyscoinc.com

saya tetiba ingat jaman saya harus mengerjakan tugas besar Beton Prategang, waktu itu saya harus menghitung jembatan tipe post-tension-concrete dengan bentang 19 meter, dengan cross section dimensi tertentu, dan pembebanan maksimum (termasuk aspal dan semua beban hidup, mati, hujan, gempa, dan lain sebagainya)

namanya juga beton prategang, pra menghitung beton aja kita sudah dibuat tegang.

tugas besar itu harus selesai dalam dua bulan, setiap hari jum'at kami harus antre asistensi ke rumah si bapak karena beliau merupakan professor sepuh yang diberi previlage oleh kampus menampung mahasiswa untuk asistensi di rumah beliau setiap minggunya. waktu itu mahasiswa yang mengerjakan tugas besar secara individu sekitar 50 orang mahasiswa. silahkan bayangkan 50 orang mahasiswa dikali 15 menit, yak segitu waktu yang harus saya jalani untuk menunggu dengan sabar. mencoba memotong antrean atau gambling datang di saat antrean longgar ? siap siap disuruh antre minggu depan saja.

mata kuliah ini menguras mental, fisik, jiwa, raga. kompleksitasnya mencakup semua mata kuliah mekanika rekayasa dan struktur jembatan secara keseluruhan. banyak dari mereka yang menyerah menyelesaikan tugas ini dengan memutuskan mengulang tahun depan saja. sebenarnya saya pikir sama aja, toh tahun ini atau tahun depan tugas ini memberikan beban yang sama.

akhirnya di akhir semester tugas itu selesai juga setelah banjir keringat dan air mata.

sebagai penghargaan atas mereka yang menyelesaikan tugas besar beton prategang, si bapak memfoto setiap mahasiswa yang menyelesaikan tugas ini langsung dengan iPhone beliau.

si bapak pernah berkata pada saya bahwa maksud beliau memfoto setiap mahasiswa yang selesai mengerjakan tugas ini adalah ingin memberi penghargaan atas semangat pantang menyerah, kesabaran, dan kecerdasan mereka yang telah selesai mengerjakan tugas mata kuliah ini.

dari 50 mahasiswa yang mengambil mata kuliah tersebut, hanya 30 an orang saja yang difoto oleh si bapak artinya hanya segitu mahasiswa yang menyelesaikan tugas.

belakangan saya tahu 30 an foto itu sebagai kenang kenangan karena itu adalah tahun terakhir beliau mengajar di kampus kami.

saya banyak belajar dari beliau, selain jaminan bahwa berkat beliau saya bisa mengerjakan hitungan struktur jembatan prategang dari awal sampai akhir.

hidup itu tentang proses, bahwa segala hal bisa dihitung namun butuh kecerdasan, kerja keras, dan kesabaran untuk berhadapan dengan risiko. karena tanpa risiko kita tidak akan pernah maju.

meskipun struktur bukan minat saya, sampai hari ini dimata saya mata kuliah struktur beton prategang selalu memesona.






Samarinda, 24 Maret 2017



Riffat Akhsan


Faizah and Her Enchanting Journey | Designed by Oddthemes | Distributed by Gooyaabi