22 April


saya nggak ngerti apakah tepat menyebut ini sebagai jalan jalan. karena sejatinya disana saya tuh kerja, alias survey. survey apa mbak ? survey pasang surut air laut sebagai salah satu rangkaian dari perencanaan mitigasi banjir di DAS Mahakam.

seperti itu. 

tapi gapapa lah ya waktu 48 jam saya rasa cukup untuk menggambarkan seperti apa Muara Badak itu.

asyik, namanya jadi Muara Badak di mata saya.


jadi Muara Badak ini merupakan sebuah kecamatan kaya raya di pesisir Kabupaten Kutai Kartanegara. sebuah kecamatan yang memiliki sumber daya minyak, gas alam, serta batu bara. pokoknya kaya raya banget lah sampai sampai di kantor desa nya ada kantor dinas Sumber Daya Alam regional. 

selain kekayaan perut bumi, daerah ini juga teramat subur dengan lahan ekonomi pertanian, perikanan, dan pariwisatanya. letaknya yang berada di pesisir jalur pelayaran internasional juga memungkinkan penduduknya untuk mencari nafkah bukan sekedar nelayan.

ehem, ini yang menarik.


lokasi survey saya kebetulan dekat perkampungan penduduk. ya di dermaga rakyat gitu lah. sehingga membuat saya cukup bisa bersentuhan dengan denyut nadi masyarakat biasa (kayak saya). 

bagi masyarakat yang berbeda orbit dengan dunia korporasi. di daerah ini wajib hukumnya punya kapal. jika mata pencaharian mereka bukan seorang petani atau petambak. kenapa ? karena selain untuk mencari ikan, kapal ini juga bisa menjadi media untuk memberikan "jasa" transportasi wisata memancing bagi mereka yang stress ngantor di oil, gas, and coal company itu.

yang menarik perhatian saya, kapal kapal ini juga menjadi alat untuk menunjang profesi masyarakat sebagai "supplier". 

hah ? supplier apa mbak ? mereka ikutan pengadaan barang jasa ?



ya enggak lah maemunah. mereka ini menjadi supplier bagi kapal kapal yang lempar jangkar di laut Muara Badak. kapal - kapal pengangkut kontainer dan minyak inilah yang dipenuhi kebutuhannya. mereka kan di sana butuh makan, kartu internet, cemilan, buah - buahan, hingga jasa haram yang lebih baik nggak usah saya ceritakan disini.

jadi masyarakat inilah yang pergi ke darat, ke pasar untuk memenuhi kebutuhan para awak kabin kapal - kapal berbendera asing ini. sebagai imbalan mereka dibayar dengan dollar atau mata uang negara asal si kapal. tapi dari cerita mereka umumnya mereka dibayar dengan US Dollar. kalau tidak dibayar dengan US Dollar mereka dibayar dengan bensin/solar kualitas tinggi. jadi nggak heran di kecamatan ini mudah sekali ditemukan pertamini modifikasi.

ngomong - ngomong masalah dollar, saya cukup salut dengan pemerintah daerahnya yang hanya mengizinkan bank rakyat saja sebagai tempat masyarakat menukarkan valuta asing milik mereka.


saya melihat kesyukuran di hidup mereka. mereka nggak pusing soal inflasi apalagi investasi. wong bayarannya valas kok. dengan kapal kayu bermotor sebagai modal hidup. sedihnya, taraf hidup mereka tidak meningkat. karena mendapatkan uang begitu mudah. asal rajin jadi supplier dan menjaga hubungan baik dengan para awak kabin. membeli aset simbolis seperti mobil dan rumah bukan barang mahal. pendidikan jadi serasa nggak penting karena di laut mereka cari rezeki.

  
profesi supplier ini menjadi fokus ke kepoan saya di tengah kebosanan mengukur tinggi muka air laut per sepuluh menit selama puluhan jam. ini profesi baru buat mbak - mbak korporat macam saya. bahwa dunia nggak hanya berkutat tentang saya, laporan - laporan di ruangan saya, dan masalah hidup saya.

itulah menariknya perjalanan. mata saya terbuka dengan berbagai unexpected joy.


fyi di terpal biru itulah tempat saya nongki demi mendapatkan data. jangan tanya saya gimana panasnya kalau pas tengah hari. 

trus di seberang itu ? yang hijau pohon - pohon itu ? bersarang buaya muara bermata kuning. saya cukup bergidik dengan cerita nelayan yang katanya dikejar buaya karena kurang rapi mengemas ikan di kapalnya.

jadi, kata siapa perempuan sebaiknya di rumah aja. dandan cantik untuk suami ?

eh kok nge gas.


kontur tanah yang rata, menjadikan daerah ini memesona dengan pohon - pohon kelapanya. foto di atas adalah salah satu halaman rumah warga. cantik ya ? rumput - rumput rapi nan terawat menjadi pemandangan umum di daerah ini. katanya sih, rumput ini dijual per petak dengan ukuran tertentu. saya sih belum nanya, wong proyek resort saya top soil dan pengupasan lahannya aja belum kelar. 

yakali saya ngetok rumah orang cuma buat nanya harga. 

eh tapi saya bisa sih minta tolong sama rekanan saya yang tinggal di daerah ini buat urusan rerumputan ini. katanya kalau sama penduduk sana lebih murah.

cuan is my life.


pemandangan pesisir pantai di sebelah kanan dan rumah - rumah berhalaman cantik di sebelah kiri menjadi bonus perjalanan bisnis saya di Muara Badak. (ya ampun perjalanan bisnis banget nih bahasanya ? orang tuh business trip identik dengan rapat di pencakar langit. lah saya nongki di dermaga rakyat ?) 


menyusuri jalan poros Muara Badak - Marangkayu - Bontang membuat saya teringat perjalanan dari Uluwatu ke Denpasar. berbagai papan spanduk bertuliskan nama - nama pantai menjadi bagian dari memori saya pada perjalanan ini. ya, meskipun Pantai Mutiara dan Pantai Pengempang lah yang menjadi primadona. tapi menikmati pantai pantai lain yang tidak seramai kedua pantai itu juga oke banget buat pilihan jalan - jalan di Muara Badak.


selain pantai, Marangkayu - Muara Badak juga menyimpan lahan persawahan yang tidak kalah cantik dengan pantainya. saya terkagum dengan hamparan luas padi dengan pohon kelapa sebagai pagarnya. surga zamrud khatulistiwa itu nyata.


lokasi persawahan ini juga access-able kok berada di pinggir jalan utama yang berupa perkerasan beton. tapi tetap perhatikan musim ya. karena tidak selalu pemandangan sehijau ini. ya kalau musim panen pemandangannya adalah padi yang menguning.

ya nggak ?


banyak yang menduga sawah - sawah ini merupakan sawah tadah hujan. nggak kok, padi nya bukan padi gogo dan bukan sawah tadah hujan. mereka punya sistem irigasi standar bangunan sipil. ada beberapa spill way juga untuk saluran aliran primer nya. sehingga irigasi ini tidak hanya bermanfaat bagi petani padi namun juga bisa dimanfaatkan petani tambak.


kalau kamu mau melakukan perjalanan Samarinda - Bontang dan menginginkan pemandangan hijau begini kamu bisa ambil jalur Bontang via kantor walikota Sekambing - motong jalan tambang PT Indominco Mandiri dan masuk lewat desa Santan Ilir. atau kalau dari arah simpang Sangatta bisa lewat kilo 23 desa Santan Ulu (kalau lewat sini kamu juga dapat bonus pemandangan ladang pertanian) yang nantinya akan tembus ke desa Santan Ilir juga. bisa juga setelah Gunung Menangis masuk lewat simpang tiga Marang Kayu. jalan manapun yang kamu tempuh nantinya juga akan berakhir di jalan poros pesisir laut Marang Kayu - Muara Badak. jalan ini akan keluar di simpang tiga Muara Badak - Sambera. dekat dengan Bandara APT Pranoto Samarinda.  


jadi, begitulah perjalanan saya di Muara Badak. yang meskipun pulang dari sana saya nggak bisa leha - leha bangun siang karena harus segera mengolah data dan bikin laporan. tapi saya bahagia.

karena bukankah tujuan travelling adalah untuk refresh, recharge, and feels like reinvented ? 





Bontang, 22 April 2019




Riffat Akhsan, yang lagi dikejar termin invoice.

21 April

Photo by Guillaume M. on Unsplash

menyambung tulisan saya yang ini, mumpung lagi long weekend juga kan yaaa.

marilah kita isi blog berdebu ini dengan saksama dan sebaik - baiknya.

Passion.

Photo by Nathan Lemon on Unsplash

passion itu apa sih ? menurut teman saya, seorang manajer perusahaan ibukota yang kemudian resign demi memenuhi "panggilan jiwa" sebagai konsultan lingkungan hidup : passion adalah sesuatu yang setiap kamu mengerjakan matamu selalu berbinar. yang meskipun tidak selalu indah nan mulus kamu tetap bertahan disana.

passion itu seperti cinta, dia punya energi yang memberi arti.

kalau kamu tanya saya, passion saya adalah laporan keuangan. 

kok bisa ?

perusahaan saya mewajibkan insinyur teknik sipil sebagai syarat mutlak bergabung di sini. namun, setelah masuk ke tingkat manajemen level menengah atas, keahlian teknik sipil saja tidak cukup. perlu skill nyata yang harus diupgrade demi tuntutan kompetensi manajemen perusahaan.

disanalah saya menemukan passion saya di bidang manajemen keuangan perusahaan. 

berangkat dari semangat untuk berkontribusi lebih dari sekedar menjadi tenaga ahli di perusahaan, saya kemudian belajar hal baru tentang "must learn item" bagi manajemen level tengah seperti manajemen keuangan bagi non manajer keuangan, dasar - dasar pengadaan barang jasa, hukum kontrak konstruksi, komunikasi bisnis, hingga marketing dan public relation.

saya kemudian menemukan diri saya tenggelam berhari hari mengikuti ujian dan belajar dengan tekun pada bidang manajemen keuangan. sebuah lompatan kompetensi baru yang harus saya kuasai setelah selesai pendidikan insinyur teknik sipil sebagai tiket masuk.

berkutat dengan laporan keuangan dan menjadi decision maker di kantor benar benar menjadi alasan saya ngantor tiap pagi. bahwa saya berguna. saya bisa memberi kontribusi nyata dalam manajemen perusahaan dengan kehadiran saya.

jadi, menurut saya passion adalah suatu bidang yang membuat kamu cinta dengan pekerjaan kamu. karena passion menuntun seseorang untuk bertanggungjawab penuh. itulah mengapa saya pikir seseorang akan menemukan passion nya di ranah pekerjaan.

analoginya kerjaan itu ibarat danau, dengan passion sebagai "Naga" nya. 

Hobi.

Photo by Amanda Vick on Unsplash

hobi adalah sesuatu dimana kamu bisa melakukan tanpa terbebani tanggungjawab. murni untuk bersenang - senang. 

hobi set my self free

saya punya hobi aneh beli parfum berdasarkan kelucuan botolnya, apakah hanya itu saja ? oh tentu tidak. membeli sepatu sol merah dan sepatu dengan gesper berkilau juga kerap saya lakukan sebagai lambang bahwa saya berhasil menahan kesabaran dengan tensi kantor yang seringkali nggak masuk akal.

tapi hobi mahal pasti didahului dengan finansial kere di kehidupan sebelumnya. nah kalau lagi suntuk dan nggak ada uang saya biasanya beli novel dan menulis blog.

ada orang lain, yang hobinya olahraga. dengan apparel branded sebagai pelangkapnya. ada yang memancing, travelling, panahan, menembak, koleksi mobil mewah, koleksi jam, dll.

bebas lah. selama nggak ngutang aja sih dalam prosesnya.

karena menjalani hobi adalah bentuk rehat, juga penghargaan terhadap diri sendiri. sebuah upaya agar tetap menjadi manusia waras nan bahagia.

makanya dalam menyikapi hobi, menurut saya kita harus bijak. dimulai dari berempati sebagai manusia.

semua orang punya hobi. beban kerja yang tinggi menciptakan hobi yang berbiaya. saya percaya. 

yakali jaman kayak gini naif banget ada yang beban kerja tinggi tapi nggak punya hobi mahal. jangan jangan lari ke narkoba atau hal negatif lainnya 

naudzubillah.

Karya.


Photo by Tyler Lastovich on Unsplash

kalau passion kata kuncinya adalah "hidup dan merasa berguna" sementara hobi adalah "bersenang - senang dan bahagia", maka menurut saya kata kunci karya adalah "bersyukur dan berbagi".

bersyukur dan berbagi.

dua kata diatas sangat ampuh untuk mengidentifikasi apakah seseorang itu berkarya ataukah pamer.

semangat berkarya berangkat dari perasaan syukur yang berlebih, yang kemudian memberi dorongan untuk berbagi kepada orang lain. agar sama sama menikmati manfaat dari kesyukuran ini. tentu cara mendeliver nya akan beda jauh dengan mereka yang semangat pamer agar supaya mendapat pengakuan dari orang lain demi membuat diri sendiri merasa baik.

berkarya dalam semangat berbagi dimulai dari perasaan "cukup" dan jadi diri sendiri. bahwa tidak ada perasaan rendah diri sehingga perlu menciptakan sesuatu untuk menandingi sesuatu yang telah eksis.

berkarya itu tulus ikhlas, tidak berorientasi pada hasil. murni hanya untuk berproses dalam memaknai rasa syukur tanpa mengharap sesuatu sebagai imbalan. perkara bagaimana respon orang bukan menjadi masalah. sehingga karya cenderung berbentuk sesuatu yang berbasis manfaat. 

sehingga sebuah karya cenderung bersifat share-able. seperti cerita perjalanan, rumah singgah, lukisan, ataupun sesuatu yang mengarah pada tujuan filantropi.

berkarya adalah tentang memberi manfaat untuk diri orang lain.

Photo by MARK ADRIANE on Unsplash

mengenali passion, hobi, dan karya. membantu saya mengenal diri saya lebih baik. serta membuat saya merasa ketiga hal itu merupakan cara tuhan untuk menjawab doa orangtua saya agar saya menjadi manusia yang bahagia, postif, dan berguna bagi nusa dan bangsa.

saya harap kamu juga ya !





Bontang, 21 April 2019





Riffat Akhsan, mengucapkan selamat hari Kartini. semoga para perempuan Indonesia semakin mandiri dalam intelektual, emosi, spriritual dan finansial.  

Faizah and Her Enchanting Journey | Designed by Oddthemes | Distributed by Gooyaabi