kaltim
01 November
Photo by Kate Kalvach on Unsplash
sumber gambar : disini
jadi seharian ini saya di PHP sama kenyataan tentang jadwal UTS, katanya jam 8 UTS rekayasa transportasi lanjut rekayasa pondasi dalam.
saya udah siap mental hati jiwa raga buat ujian eh trus ketua kelas bilang kalau si dosen lagi rapat sama rektor trus ujian ditunda jam setengah 10. saya iyain aja deh sambil mikir gimana nasib rekayasa pondasi dalam saya.
mendekati jam setengah sepuluh saya masuk kelas eh dosen nya bilang ujian udah mau kelar karena udah dimulai jam 8 dan saya diharuskan lapor ke jurusan karena salah jadwal -___-
yasudahlah dengan hati hancur duduklah saya nunggu jam ujian rekayasa pondasi dalam mulai, eh trus ujian nya dibatalkan aja dong karena akan lain hal :((((
belum kelar drama ini semua, saya buru buru masuk ke kelas ujian beton prategang karena ujian udah dimulai satu jam sebelumnya dan saya baru dikabarin :((((
alhasil keluar dari ruang ujian dengan tangan kram hasil tulis tangan perencanaan jembatan beton prategang selama empat setengah jam non stop.......
sungguhlah teknik sipil ini luar biasa menguras pikiran, emosi, serta uang buat beli obat sakit kepala.
when the rain is over there are beautiful rainbow, setelah kesulitan pasti ada kemudahan disertai hikmah, tak terkecuali untuk kejadian hari ini.
jadi hari ini saya berkesempatan untuk ngobrol dengan salah satu kandidat doktor di bidang hidro. seorang pemuda asli dayak dengan domisili Samarinda.
kami ngobrol tentang banyak hal, salah satunya kenapa dia ingin mengabdikan diri pada pendidikan teknik sipil di Kalimantan Timur.
jadi si kakak ini bercerita, bahwa Kalimantan Timur selalu menjadi yang ditinggalkan - (mention it "ditinggalkan" is significantly different with "tertinggal").
saya jadi tergelitik dengan statement si kakak ini.
well yeah menurut dia Kalimantan Timur adalah daerah kaya yang selalu menarik minat perhatian para semut pekerja. mereka berbondong bondong datang ke Kaltim demi penghidupan yang lebih baik, mengeruk kekayaan nya, kemudian setelah pensiun kembali pulang ke asal dengan peningkatan taraf hidup secara luar biasa.
lalu Kaltim kembali menjadi yang ditinggalkan.
tidak jauh berbeda dengan mayoritas kalangan menengah atas asli Kaltim, mereka menyekolahkan anaknya ke luar daerah kemudian setelah lulus si anak diterima bekerja di perusahaan bonafide nasional milik negara maupun milik asing dengan penempatan di kota besar atau suka suka perusahaan.
disini saya paham akar dari arus urbanisasi sebenarnya bukan dari nonskill worker yang bekerja ala kadarnya, tapi justru mahasiswa yang bersekolah di kota kota pelajar dan kebetulan memiliki uang jajan berlebih sehingga kompor wirausaha atau bahasa keren nya entrepeneur dieksekusi oleh mahasiswa mahasiswa melalui modal yang bisa mereka kumpulkan hanya dengan sedikit berhemat.
yah jadinya malah bangun kampung orang bukan kampung sendiri :((
lalu siapa yang kembali ke Kaltim dan memajukan Kaltim ??
Kaltim memang daerah yang sangat kaya, tapi silau globalisasi atau jawanisasi begitu massive mempengaruhi mindset para pemuda asli Kalimantan Timur.
kembali lagi, lalu siapa yang kembali ke Kaltim dan memajukan Kaltim ?
sementara pekerjaan rumah berupa pembangunan berkelanjutan masih harus dikebut menuju Kaltim yang lebih maju, tapi peran utama bukan pada Pegawai Negeri Sipil melainkan di jiwa jiwa pemuda pemudi asli Kaltim yang setelah selesai menuntut ilmu di luar daerah pulang untuk mengabdikan diri pada bumi etam tercinta.
bangga rasanya ketika ikut mengawasi progress report pembangunan jembatan yang kemudian setelah jembatan tersebut jadi sampai kapanpun kalau kalian lewat jembatan tersebut pasti ingat "aku dulu ikut bangun jembatan itu"
kalau kamu bangun itu di daerah lain yang bukan aslimu, mungkin rasa bangga nya akan jauh berbeda.
begitu pemikiran si kakak yang ngobrol bareng saya sore tadi. itu yang mendasari dia untuk kembali ke Kaltim berkomitmen untuk membangun Kaltim.
gitu aja sih percakapan absurd saya dengan kakak kandidat doktor ini, nggak tau kenapa pengen aja berbagi dengan kalian disini.
kalau kalian ? pernahkan punya percakapan absurd seperti saya ?
Samarinda, 1 November 2016
Riffat Akhsan
31 October
sudah satu bulan lebih saya di Samarinda, hmm as far as i feel, i don't know why its like everything feel appropiate here. semua terasa pas aja gitu, saya mulai menemukan jajanan langganan satu persatu mulai dari cireng, cimol, martabak manis, martabak telur, shushi, nasi padang, sampai zuppa soup dan maccaroni schotel sudah saya dapatkan dimana akang akang jualan dengan rasa dan harga yang pas. saya sudah menemukan print print an dan fotocopy an yang pas (selama kurang dari satu rim dan bukan ukuran A3 keatas. kalau itu sih saya ngeprint nya di Bontang ya), saya juga sudah menemukan rute terbaik keliling Samarinda, juga menemukan mall favorit. saya juga sudah mulai menata hidup dan jadwal how to balancing my riset academic activity with my Bontang's student association.
karena saya tinggal di dorm Himpunan Mahasiswa Bontang, ya you know lah ya nggak ada cerita bisa konsen belajar di dorm sekalipun pintu saya tutup dan headset saya sumpelin ke kuping. nah lama lama saya mikir juga kan enaknya saya belajar dimana supaya tugas besar dan riset saya yang nggak kelar kelar kayak perbaikan jalan di STA gunung menangis itu tetep kelar tepat waktu tapi saya juga nggak ketinggalan sesi gossipin cowok cowok HMB sama ciwi ciwi di dorm. akhirnya ketemulah saya ide brilian : yuk ah mari ngerjain tugas plus numpang wifi di perpusda ajah !
jadi kan dorm HMB itu letaknya pas di tengah, di sebelah selatan itu kampus saya, di sebelah utara itu perpusda. ya ini bener bener anugrah (anugrah dari tuhan ya, bukan M. Anugrah Sakti si HMB's representative handsome boy yang itu) buat saya yang mulai bener bener merubah cara hidup dari yang dulunya mahasiswa teknik sipil cabutan sekaligus chief operating officer di perusahaan IT (sumpah nggak nyambung banget) menjadi calon tenaga ahli teknik sipil yang (mimpinya) mau jadi kandidat doktor buat masa depan perusahaan yang tersampir di pundaknya, hayah.
nggak susah buat nyari perpusda kaltim, kalau kamu orang kaltim dan lumayan sering ke Samarinda perpusda itu letaknya pas di bawah satu satu nya flyover di kota tepian ini muahahaha, nggak susah nyarinya. sumpah. yang susah itu mempertanyakan kejelasan cinta kamu....
oke lanjut
perpusda kaltim ini terdiri dari tiga lantai, lantai satu ada ruang IT (tempat ngadem plus numpang wifi anak anak galau skripsi). trus ada juga perpustakaan anak, ruangan ini begitu cheerful dengan warna warni yang menghiasi hampir seluruh interior ruangan ini, ada komputer khusus anak juga, pokoknya fun dan nyaman deh buat dedek dedek calon penerus masa depan. sayang di depan perpustakaan anak ini suka ada penjaga nya gitu jadinya kita kita yang (ngakunya) bukan anak anak kayak terlarang gitu lho mau masuk ruangan ini. ya bener juga sih pertimbangan dari perpusda nempatin penjaga di depan perpustakaan anak ini biar dedek dedek lucu yang masih polos dan menggemaskan itu nggak terjajah wilayahnya oleh kakak kakak yang sudah mulai memikirkan dan galau sebenarnya mereka salah jurusan apa enggak.
trus lantai satu bagian belakang ada ruang majalah, nah ini adalah saksi bisu saya ngerjain tugas tugas dan riset teknik sipil selama saya di Samarinda. ruang majalah ini enak, seharian mulai dari perpus buka sampe perpus tutup penghuninya cuma tiga : saya, Fatimah, dan pak satpam merangkap petugas admin. mungkin karena AC nya terlalu banyak dan terlalu dingin, sepi juga jadi emang kurang cocok buat pencitraan mahasiswa rajin yang pada kenyataan nya ke perpustakaan cuma buat cari suasana nongkrong baru. selain itu di lantai ini ada sudut buat jajan jajan lucu di sebelah ruang IT, ada pusat informasi, locker, layanan perpanjangan dan pendaftaran member, dan ruang serbaguna.
lantai dua perpusda adalah pusat kebisingan dan kegiatan utama mereka mereka yang mau diskusi, belajar, ngerjain tugas, numpang wifi, galau, cari tongkrongan dengan suasana nerdy, ataupun yang lagi pencitraan ke gebetan kalau berwawasan luas. disini pusat literatur kuliah jurusan apapun, ya apapun, sekali lagi saya ulangi : apapun. dengan petugas yang sangat helpful dan koleksi buku yang up to date saya bisa bilang kalau lantai dua perpusda adalah jantung perpustakaan ini. oh iya kamu kalau mau cari informasi apapun tentang kebudayaan Borneo juga bisa di lantai ini.
lantai tiga sebenarnya sebelas dua belas sama lantai dua, meskipun memang nggak seberisik lantai dua tapi untuk saya lantai tiga masih terhitung berisik sih dengan suara suara kayak lebah, mereka yang mencari karya sastra semua genre dan semua angkatan, serta mereka yang mencari koleksi buku langka dan referensi utama (yang pastinya nggak boleh dipinjam). tapi saya lihat mas mas mbak mbak muka suntuk skripsi oke oke aja tuh mojok sambil pake headset ngerjain tugas mereka di lantai ini.
di bangunan terpisah ada mushala dan lapangan parkir serta kantin dengan harga pengertian yang mampu mengakomodir semua keperluan kamu selama di perpustakaan ini. kalau saja perpustakaan ini buka 24 jam dan saya nggak ingat kalau gossipin cowok cowok HMB bersama ciwi ciwi di dorm bukan merupakan kebutuhan primer mungkin saya akan menginap aja lah ya di perpustakaan ini dengan masa tinggal berbanding lurus dengan masa saya ngerjakan paper. ihik.
untuk daerah sekaya Kalimantan Timur saya bangga mereka memiliki perpustakaan semegah dan secanggih perpusda ini dengan koleksi buku yang selalu di up date berkala. layanan iKaltim juga saya lihat sangat informatif dan cukup disesuaikan dengan user experience nya (saya masih ngerti ginian lah, secara bekas bekas IT masih tersisa).
selain itu router wifi di setiap ruangan di setiap lantai di perpustakaan ini memiliki kualitas bagus, jadi meskipun wifi lagi dipakai sama banyak banget user mungkin koneksinya jadi agak lambat tapi tetep oke kok. saya udah nyoba berkali kali soalnya. jadi kalau pas lagi banyak banyaknya yang pake wifi koneksinya lambat iya tapi tetep connect kok.
petugasnya juga sangat helpful di semua lantai, pernah waktu saya awal banget ngendon di ruang majalah. ya namanya juga ruang majalah ya, colokan panjang (harusnya) nggak perlu kan ya. nggak kayak di lantai dua atau lantai tiga yang colokan udah kayak pasir di pantai Lamaru saking banyaknya. trus saya bilang aja dong sama pak satpam penjaga ruang majalah, pak satpamnya bilang di ruang majalah nggak ada colokan panjang tapi saya boleh geser meja ke deket meja admin trus ikutan nyolokin laptop ke colokan komputer admin.
eh trus satu jam kemudian pak satpam nya pergi bentar ninggalin saya sama Fatimah berdua di ruangan majalah, trus nggak lama kemudian beliau menghampiri saya BARENG SAMA KEPALA BAGIAN PENGADAAN. trus ibu kepala bagian pengadaan bilang ke saya kalau beliau janji besok di ruangan majalah bakal dikasih kabel panjang colokan biar saya nyaman di ruang majalah.
eh beneran dong besoknya ada kabel colokan panjang isi enam buat penghuni ruangan majalah :)))))
saya speechless to the max, komitmen "Bangga Membangun Kaltim, Membangun Kaltim Untuk Semua" emang bukan isapan jempol. komitmen itu nyata saya lihat di lingkungan pegawai perpusda Kaltim.
pokoknya kamu kamu yang males belajar tapi tetep pengen dapat GPA bagus harus banget ke perpusda, ya gimana ya se ngobrol ngobrol nya kamu aura belajar dan ilmu di perpusda ini sangat kuat jadi saya yakin meskipun cuma selembar dua lembar ada lah ilmu yang kamu dapat begitu keluar dari perpusda ini.
ya sapa tau kan ya kalian ketemu sama saya sama Fatimah di ruang majalah hehehe, nggak papa. japri japri juga bisa kok. *kode keras* *keras banget*
Perpustakaan Provinsi Kalimantan Timur : Jl. Ir. H. Juanda No 4 Kelurahan Air Hitam Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda
jam buka perpustakaan :
Senin - Kamis : 08.00 - 21.00 WITA
Jum'at : 09.00 - 11.00 WITA 16.00 - 21.00 WITA
Sabtu : 10.00 - 21.00 WITA
Minggu : 10.00 - 17.00 WITA
sumber gambar : http://perpustakaan.kaltimprov.go.id/
Samarinda, 31 Oktober 2016
Riffat Akhsan
Subscribe to:
Posts (Atom)
Search