penang

08 August


kunjungan saya ke Penang saat itu menjelang tahun baru Cina. itu yang menjelaskan ornamen dan suasana semarak yang saya termui di Gurney Paragon Mall.


ada dua Gurney Mall di Georgetown : Gurney Plaza dan Gurney Paragon. awalnya saya bingung ke Gurney Mall mana yang memiliki store toko buku terbesar.
 

BookXCess flagship store adalah alasan dibalik kunjungan saya di Penang. sebelum saya tau kalau Penang memiliki berbagai hal menarik lainnya yang membuat saya tidak pernah menyesali keputusan kesana. 

kembali ke which Gurney that I must visit in order to reach out the BookXCess flagship store ? jawabannya adalah Gurney Paragon Mall. 





Gurney Paragon Mall lebih baru, lebih sepi, dan lebih elit dibandingkan dengan Gurney Plaza. selain mengunjungi BookXCess,  saya juga bermain golf (Indoor) di MST Golf Arena, membeli lipstik dan sabun muka di Sasa Store, serta membeli bantal di Comfort Bay Store. 

kekurangannya cuma satu: agak sulit mencari makanan halal di mall ini.


at a glance,  Gurney Paragon Mall Lebih terasa seperti home living mall. toko - tokonya didominasi oleh kebutuhan rumah. saya menemani saudara saya belanja di Daiso serta mengunjungi store khusus peralatan dapur. store ini menjual berbagai pisau dengan harga yang mampu memotong rantai kemiskinan.


Sepertinya Penang merupakan daerah yang sangat sukses menggaet warga negara tetangganya untuk membeli properti di sini. dengan daya tarik pemandangan pantai dan dukungan 16 Rumah Sakit berstandar Internasional, gagasan memiliki properti biar gampang kalau berobat terasa masuk akal.  

trend ini yang membuat brand home living kenamaan masuk di Penang. saya belajar banyak di mall ini tentang Bedding Set, Bathroom Set, peralatan dapur, Furniture, hingga gaya hidup lainnya. 


akhir kata, kalau kamu mau ke  Mall yang ramai, banyak makanan halal, banyak jajan cemilan, ramai, memiliki branded store di semua level, rasanya lebih cocok ke Gurney Plaza.

namun, jika kamu ingin belajar membangun dan menata rumah, membaca buku, dan cenderung punya jiwa introvert sepertinya Gurney Paragon Mall lebih cocok untuk kamu.




25 March

 

di akhir tahun 2023, di saat semua tiket harganya nggak ngotak, saya iseng mencari tiket pesawat rute Balikpapan - Penang yang transit di Singapura untuk keberangkatan di awal tahun 2024. voila, dapatlah tiket dengan harga satu juta an one -way. sebuah keberuntungan di tengah harga tiket paling murah ada di angka dua juta lebih pada saat itu.

bener kata masyarakat. kita berencana, tiket pesawat yang menentukan.

***

bagi saya, keinginan untuk berkunjung ke Penang sudah terbersit sejak awal tahun 2023. namun, travel buddy saya alias saudara kembar saya berkali-kali bilang kalau dia belum minat ke destinasi utama warga Malaysia ini. ya nggak salah juga sih, karena di tahun itu (2023) saya dan Fatimah bolak - balik Singapore dan masih semangat - semangat nya eksplor tempat wisata warga lokal Singapura.

jadi memang takdir tuhan sih ya, di awal 2024 itu. karena saya dan Fatimah emang udah siap banget menghabiskan liburan tahun baru hanya di Bontang. eh Alhamdulillah kami diberi tuhan kesempatan liburan ke Penang.

***
 



kami berangkat petang dari Changi Airport Singapura. perjalanan ditempuh selama sekitar 45 menit dan mendarat di Penang International Airport. situasi di imigrasi Allahu Akbar ramai sekali. antrian panjang mengular dan petugas terlihat cukup ketat dalam wawancara singkat penumpang sebelum memberikan stempel masuk wilayah negara Malaysia. 

Bisa dibilang trip ini adalah trip "buang duit penginapan" 

kami tiba di George Town tengah malam. saya memesan hotel selama tiga malam di sebuah hotel budget bertabur award. penghargaan seperti Traveler's Choice dan sebangsanya.

namun begitu sampai di lobby hotel, saya sudah mulai merasa creepy. ternyata check in counter berada di lantai dua dan bisa diakses dengan lift. TAPI LIFT NYA KAYAK LIFT BARANG. kelar check in, melewati lorong menuju kamar juga terasa seperti melewati asrama lama. serem banget vibe nya. 

begitu masuk kamar, saya sesak nafas. KAMARNYA KECIL BANGET. kamar mandinya juga super kecil. bukaan pintu kamar mandi hanya berjarak dua senti dengan kloset. ketika saya buka tutup pintu kamar mandi  beneran bingung harus berdiri di mana biar nggak kena pintu saking sempitnya. kami juga kebingungan dimana menaruh 2 buah koper kabin 20 inch milik saya dan Fatimah (saudara kembar saya) agar tidak menghalangi pintu masuk.

***

saya dan Fatimah memiliki semacam ketidaknyamanan atas ruang sempit. oleh karena itu kami selalu menghindari hotel kapsul dan kamar sempit. namun untuk beberapa kasus, kami si Insinyur teknik sipil ini cukup bisa menoleransi kamar sempit yang well design untuk menginap dengan durasi di bawah lima hari. namun, menurut kami hotel ini tidak didesain dengan baik. oleh karena itu saya sesak nafas. 

sementara Fatimah di kamar sibuk menata agar kiranya kamar seluas 10 meter persegi itu bisa nyaman kami tempati, di situasi jam setengah 2 pagi saya keluar lagi sendirian menuju konter check in untuk meminta upgrade kamar yang lebih luas. 

namun tuhan memiliki rencana lain. kamar kami tidak bisa diupgrade. menurut informasi resepsionis di konter check in, semua kamar memiliki ukuran sama. yang membedakan hanyalah view jendela. 

saya kembali ke kamar dan menangis. ini adalah salah satu mimpi buruk travelling. badan capek dan mendapatkan penginapan yang tidak menyenangkan. saya dan Fatimah sepakat untuk tidur dulu untuk kemudian mencari hotel lain saat matahari muncul. 

***

meskipun kurang nyaman di kami, namun saya bersyukur hotel itu memiliki AC dingin di kamarnya. tekanan air panas dan dingin pada shower kamar mandi baik. kasur empuk. serta amenities yang lengkap dan berkualitas baik. saya bisa memahami kenapa banyak yang suka dan merekomendasikan hotel ini. mengabaikan ukuran kamar, memang hotel ini nyaman. 

beberapa jam kemudian, Alhamdulillah saya dan Fatimah mendapatkan proper rest. setelah matahari terbit kami fokus memesan hotel lewat aplikasi OTA (Online Travel Agent). tidak apa - apa uang hotel untuk dua malam selanjutnya hangus. prinsip kami, jangan sampai kunjungan ke Penang yang tidak setiap bulan ini menyisakan memori sedih karena urusan hotel demi menghemat sekian ratus ribu.

***

tidak banyak pilihan hotel yang tersisa untuk rencana go-show dengan budget kami. fokus saya dan Fatimah adalah mencari kamar yang luas. 

pilihan kami jatuh ke unit apartemen di Mansion One. kami memesan akomodasi ini selama dua malam. 


the unit is amazing. memiliki satu kamar dengan kapasitas empat orang. unit yang kami tempati amat sangat luas. ada satu buah TV di ruang keluarga dengan sofabed yang menyatu dengan dapur dan meja makan.







kamar mandinya dilengkapi dengan mesin cuci dan shower. basic amenities seperti sabun, shampoo dan handuk juga tersedia. difasilitasi dengan dua buah AC di kamar dan satu AC tambahan di ruang keluarga.


menariknya, unit apartemen di lantai 30 ini memiliki tiga pemandangan sekaligus : City View, Sea View, and Hill View. pemandangan siang hari dan malam hari sama cantiknya. sebagai seseorang yang tinggal di Bontang, pemandangan dari apartemen ini tersimpan baik di memori saya. it's such a priviledge to have this amazing experience. 


namun satu hal yang membuat kami memutuskan pindah : lokasinya yang berada persis di samping Gleneagles Hospital memancarkan energi kesedihan yang kuat. saya berulang kali berkontemplasi tentang How I Value My Life ketika berada di sini.

enggak, bukan liburan sambil muhasabah begini yang saya dan Fatimah inginkan. 

we need George Town that cherish us. in the vibrant area. walking distace to the crowd. and (halal) food nearby. 

lagi - lagi kami hanguskan satu malam di kondominium hotel ini. dan kembali mencoba opsi hotel yang lain.

***

Apple Hotel Penang menjadi juaranya

yang ternyata berlokasi 450 meter dari hotel berkamar sempit yang pertama kami tempati. jodoh tuh emang gitu ya. you are close enough, trus muter jauh. eh balik lagi ke situ. 

ada beberapa cabang dari Apple Hotel di Penang : yang di Lorong Selamat (area McAlister), di Times Square, dan Apple Heritage hotel yang deket banget sama area heritage (Esplanade, Armenian Street, dan sekitarnya)

saya dan Fatimah menginap di Apple Hotel Penang yang terletak di Lorong Selamat. karena area tersebut cukup vibrant, meriah, namun tidak terlalu touristy. berada di jalan yang dipenuhi oleh shophouses di kiri kanan. serta dekat dengan nasi kandar pelita. rumah makan halal favorit saya dan Fatimah.  


kamar standar yang kami tempati sedikit lebih besar dari hotel pertama. lagi - lagi saya sesak nafas karena tidak juga menemukan kamar hotel yang pas. kamar hotel pertama terlalu sempit. akomodasi kedua terlalu luas. kamar yang kali ini pun masih memberikan ketidaknyamanan di diri kami berdua.

adzan maghrib yang terdengar melalui speaker di masjid belakang hotel cukup mengejutkan kami karena sejauh yang kami pahami area ersebut bukan area muslim. but glad to hear something that tour our spiritual emotion in he middle of uncomfortable situation.

kami lalu memutuskan untuk makan malam dahulu sembali berpikir dan mencari solusi terkait kamar ini. sudah malam terakhir, besok kami harus mengejar pesawat menuju Kuala Lumpur. jangan sampai perkara akomodasi membuat kami enggan liburan ke Penang di kemudian hari.
 

setelah kenyang makan dan minum teh tarik enak (dan mendengar suara adzan lagi dari masjid berbeda) Fatimah mengecek ulang opsi hotel di area sekitar kami. iya, kami memutuskan untuk stay di area McAlister. karena kami suka areanya. masalah yang tersisa tinggal kamar hotel.

kami lalu menemukan satu buah kamar kosong di Apple Hotel Penang. segera, kami kembali ke hotel dan mengajukan upgrade kamar. dan berhasil. 

Alhamdulillah, akhirnya kami menemukan kamar hotel yang pas. hotel dengan vibes hangat. makanan halal bisa diakses secara berjalan kaki. serta berada di area yang vibrant. we are very sure that we will come back again to Apple Hotel Penang.

***

so that's our experience for seeking the most compatible accomodation for us in Penang. dari ketiga hotel yang kami tempati, dua yang kami hanguskan biaya menginapnya tidak jelek. hanya kurang cocok dengan saya dan Fatimah.

pengalaman dan preferensi setiap orang berbeda. dan kami percaya itu. inilah mengapa saya menuliskan pengalaman ini secara jujur dan objektif. terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat. sampai bertemu di tulisan selanjutnya !





Bontang, 25 Maret 2024




Faizah -- yang masih ingin ke Penang lagi suatu hari nanti
Faizah and Her Enchanting Journey | Designed by Oddthemes | Distributed by Gooyaabi