14 September


ps : tulisan ini saya dedikasikan untuk Mas Bowo dan Mbak Nadia (Happy Wedding for you two ! ) serta untuk seluruh teman teman saya di Surabaya. ini tulisan yang sangat panjang. prepare your time, please.

oke, bismillahirrahmanirrahiim

di sebelah barat jembatan Suramadu, ada  tambak dimana saya selalu kesana tiap saya sedih, perlu menenangkan diri, atau cuma sekedar pengen liat langit aja. nggak terlalu jauh lah sama rumah saya dulu di Pantai Mentari.

di sebelah baratnya lagi, ada rumah Mas Bowo yang sekarang udah resmi nikah sama Mbak Nadia. happy wedding mas, mbak. akhirnya ya tembok tebal itu runtuh juga :)

kepindahan saya satu tahun lalu mengagetkan. bahkan diri saya sendiri pun.

dari awal saya sadar teman teman di Surabaya bertanya tanya tentang siapa saya karena saya dan Rusma tidak pernah mau menjawab pertanyaan yang menjurus ke latar belakang dan Alhamdulillah saya diberi teman teman yang dewasa untuk tidak memaksa saya demi meluapkan hasrat kepo.

tapi ya, saya berutang penjelasan ke kalian semua.

jadi, saya adalah anak seorang pejabat publik yang kebetulan sebelum masuk ke dunia politik beliau menjabat sebagai presiden direktur dari sebuah holdings yang terdiri dari beberapa perusahaan yang bergerak di bidang Media, Hospitality, dan sebagian besar bergerak di sektor konstruksi (konsultan, kontraktor spesialis reboisasi, reklamasi, revegetasi, dan general contractor).

singkatnya saya (juga Rusma dan adik adik saya) adalah seorang pewaris dari enterprise holdings

sampai disini puzzle mengapa saya berbeda sudah mulai terungkap.





SEMUA BERAWAL DARI USAHA MEMBUKTIKAN DIRI TANPA BAYANG BAYANG ORANGTUA



saya sudah sadar bahwa saya berbeda sejak saya SD. banyak guru guru yang seringkali menekankan perihal orangtua saya. padahal sebagai anak SD saya masih belum ngerti ngerti banget seberapa besar pengaruh orangtua saya di masyarakat.

masa masa SD saya, saya lalui dengan cukup sulit. saya sudah mulai merasa ada bayang bayang yang menuntut saya harus selalu bisa, karena kalau nggak pas dikit aja sudah mulai ada yang bahas bahas orangtua saya.

kemudian waktu kelas 5, saya minta lanjut sekolah ke Pondok Pesantren di Jawa. masih belum tau juga mau dimana karena saya taunya cuma Gontor yang sebenarnya saya kurang yakin bisa bertahan di sana.

episode pencarian SMP dimulai, sampai akhirnya mama saya dapat informasi bahwa teman semasa kuliahnya di Jogja dulu kini menjadi istri Kyai di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang.

hingga akhirnya diputuskan SMP saya dilanjutkan di Jombang.

masa masa SMP adalah masa masa yang cukup sulit. saya yang orang asli kalimantan harus berbaur dengan teman teman yang beberapa diantara mereka tidak mampu berbahasa Indonesia sama sekali. perbedaan bahasa dan budaya menempa saya menjadi minoritas di Jombang. diluar proses adaptasi budaya, bahasa, dan bermasyarakat, saya tidak melalui kesulitan apapun.

dan tujuan saya untuk keluar dari bayang bayang orangtua terwujud.

SMA di Darul Ulum mengantarkan saya menjadi kutu laptop. saat SMA juga saya memulai untuk menjadi blogger. kebijakan Sekolah dan Pesantren mengantarkan saya menjadi geeks, pecandu teknologi. disamping karena saya bisa mengobati sindrom minoritas, menulis membantu saya untuk merasa lebih baik. teknologi juga mengajak saya mencoba hal baru, bukan level geeks yang sampai bikin robot juga sih. tapi uprek uprek (bahasa apa ini ?) layout blog dengan bahasa pemograman HTML cukup menyita waktu saya diluar kegiatan pondok dan sekolah.

waktu SMA juga, saya punya guru tafsir yang benar benar membantu saya bertahan atas rasa frustasi menjadi minoritas. Alm Pak Imam Sugioto.

dengan beliau saya tau bahwa saya punya "ayah". saya tidak yatim piatu di Darul Ulum, ada orang yang selalu menerima saya apapun yang saya rasakan. beliau memegang rahasia saya mulai dari penglihatan indigo saya sampai masalah percintaan saya.

di kelas XI IPA 4 (2010 -2011) abah mendapat serangan fatal akibat manuver politiknya. disana setiap hari Senin dan Rabu pak Imam menunggu saya untuk follow up perkembangan kasus yang menimpa abah. selama delapan bulan kotak tissue beliau habis untuk mengelap air mata saya. sampai akhirnya abah dinyatakan bebas murni.

pak imam mengerti setiap masalah saya, bukannya menghakimi beliau  malah takjub dengan kekuasaan tuhan memberikan masalah yang luar biasa pada seorang remaja tanggung seperti saya. dimata beliau tidak ada satupun yang salah tentang saya. semua adalah cerita tuhan.

dari beliau saya mengerti hidup, bahwa dunia dan akhirat adalah sebuah kesatuan harmoni. bukan pasangan kontradiktif, beliau yang mengajarkan saya pentingnya kebersihan hati.

al - fatihah ila ruhi Bapak Imam Sugioto.


berkat internet juga, pada awal SMA kelas 3 saya diterima di jurusan Medical Science University of New South Wales, Sydney Australia. untuk jenjang sarjana.

satu hal yang sampai hari ini saya syukuri.

tapi, hasrat ingin membuktikan diri belum selesai sampai situ.

setelah lulus SMA, (tahun 2012) saya diterima di jurusan pendidikan dokter Universitas Hang Tuah, Surabaya.

naas, karena keserakahan saya mengejar pendidikan dokter Universitas Airlangga membuat kesempatan untuk berkuliah di Hang Tuah lepas. padahal tinggal daftar ulang dan kuliah.

kemudian thypus saya kumat.

sekedar informasi, thypus adalah penyakit langganan yang hadir kalau saya merasa sangat tertekan di Pondok.

6 bulan saya berjuang untuk melawan penyakit ini, praktis semua kampus yang menerima saya (baik UNSW maupun Hang Tuah) sudah menutup pintu karena saya nggak daftar ulang.

2013, saya bingung mau kuliah dimana.

karena saya sudah nggak ngerti mau ambil jurusan apa, jurusan kedokteran memaksa saya untuk belajar keras tapi selama sakit kerjaan saya cuma jalan jalan (kalau cukup sehat), istirahat sama ngeblog.

sempat mikir mau ambil jurusan desain komunikasi visual padahal saya nggak bisa gambar, mau ambil jurusan bisnis manajemen tapi takut  nanti setelah lulus di kantor bakal dipandang sebelah mata karena bukan lulusan Teknik Sipil.

Teknik Sipil, ITATS. Jodoh di saat saat terakhir yang menerima saya untuk kuliah.

dan kemudian saya menjadi mahasiswa Teknik Sipil ITATS kelas malam.

kehidupan mahasiswa saya luar biasa. saya masih berbeda. tapi saya berada di lingkungan yang mau menerima bahwa saya berbeda, bahwa saya minoritas, bahwa saya adalah anak kembar yang punya masalah sama anger management ( saya yakin kalian masih ingat insiden CHOCOLATOS di kantin ITATS malam antara saya, Rusma, Nanda dan Dessy. Dessy, for God's sake. I'm so sorry...)

di ITATS juga saya punya "sesuatu" sama "sesorang". nggak usah saya ceritain disini ya. nggak enak sama pacarnya. lagipula, itu semua sudah masa lalu.

2014 adalah tahun kebahagiaan saya sebagai mahasiswa. bareng Mas Gepeng (Azis Alfarichi) saya menjuarai Lomba Tender Cup D'village ITS yang hadiahnya dipake Mas Gep beli Iphone hahaha. trus kita semua anak sipil malam makan makan di rumah saya di Pantai Mentari.

saat itu saya benar benar merasa bahagia atas takdir tuhan atas hidup saya.

di ITATS juga saya punya pengalaman pacaran beda agama. ( nggak usah di kepo in soal ini, waktu itu saya jalan sama anak Teknik Sipil ITATS angkatan 2010 ).

kemudian 2015, godaan membuktikan diri muncul lagi.

disaat hingar bingar ledakan digitalnomics, saya ditawari menjabat sebagai Editor in Chief sebuah perusahaan di bidang konten digital. setahun kemudian saya menjabat sebagai Chief Operational Officer. cukup impresif karier saya disana, pernah mengisi satu tatap muka kontekstual di kelas bisnis manajemen Unair, pernah juga satu panggung menjadi panelis dalam satu forum technopreneur bersama perwakilan microsoft Indonesia dan perwakilan produsen laptop terbesar di Indonesia.


tapi takdir berkata lain, orangtua saya kurang ridho saya kerja sama orang lain. alih alih mengembangkan apa yang menjadi tanggungjawab saya.

2016, saya mengalami pengkhianatan yang sangat sadis di perusahaan teknologi tersebut. bersamaan dengan masalah yang sangat besar menimpa salah satu induk terbesar enterprise holdings. lebih mengerikan dari sekedar kasus hukum kontraktual perusahaan yang melibatkan jeruji besi.

defisit ekonomi Kalimantan Timur, dan masalah internal neraca perusahaan.

takdir itu memanggil saya pulang. meninggalkan kuliah saya yang tinggal dua semester (teman teman berencana wisuda bulan mei tahun depan (2018) , mungkin saya menyusul bulan mei tahun depan nya lagi (2019). di kampus yang berbeda.

episode Surabaya berakhir, takdir membawa saya ke Borneo.



HARI HARI SETELAH PINDAH KE SAMARINDA


menjadi pewaris enterprise holdings adalah tanggungjawab. bukan pilihan.

rumah saya itu di Bontang, 3 jam dari Samarinda. 6 jam dari Balikpapan.

area kerja saya meliputi Samarinda, Kutai Timur, Bontang. serta Malinau dan Nunukan (Kalimantan Utara) melalui perusahaan cabang.

hari hari sebagai Junior Executive dimulai.

saya menjadi mahasiswa pindahan di kampus swasta Samarinda. disini saya berjuang melawan tekanan senioritas yang sangat ingin saya ikut ospek (how funny is it ) sekaligus berjuang untuk tidak bersikap berlebihan karena mulai dari rektor sampai jajaran dosen mengenal siapa saya bahkan ketika saya masih bayi karena sejarah mereka bersama orangtua saya.

saya kembali dikucilkan dan dibully karena saya berbeda.


di kantor, saya dituntut untuk memahami tata kelola administrasi perusahaan, keuangan, pajak, dan teknis proyek konstruksi dengan cepat.

sepagian menghadiri meeting dan diplomasi alot demi stabilnya cash flow keuangan perusahaan, siangnya menyiapkan kontrak tender dengan nilai yang bisa bikin jantungan, sore ke proyek nagih hasil kalendering dan laporan harian, malam ngelembur ngerjakan gambar yang belum selesai.

atau sepagian ikut aanwijzing, sesiangan rapat progress report, agak sore ke proyek karena pancang pecah di proyek A, dan malam ngecor di proyek B.

kira kira begitulah takdir saya kini.

nggak ada lagi cerita ngobrol ketawaan selepas jam kuliah di kantin ITATS, nggak ada lagi janjian siang siang di depan WR untuk nyalin tugas, nggak ada lagi janjian mau ngasih jawaban ujian karena belum belajar.

karena hidup saya sekarang tersedot untuk kerja, nyelesaikan kuliah, meeting sama rekanan, lobby lobby lucu sama om om dan bapak bapak yang sudah pada punya anak seumur saya, ngerjain tugas kuliah sendirian (kadang bareng Rusma), dan sesekali ngeblog dan nonton youtube. ( Angga, you are promising Youtube content creator ! )



IS SURABAYA ALWAYS IN MY HEART ?





definitely yes.

Surabaya memberikan teman teman sejati yang tidak memandang latar belakang saya. mereka dengan berani mengajak saya cangkruk ke Trawas jam 3 pagi (berangkat dari Surabaya jam 12 an malam) dan setelah matahari terbit langsung balik ke Surabaya. mengajak saya camping ke Pulau Sempu yang terkenal karena segara anakan. sungguh merupakan pengalaman camping pertama dan terakhir saya.


mereka juga yang mengajak saya untuk ke Musem Angkut, tepat sehari setelah grand opening nya. kompak bersama untuk menunggu menjelang museum tutup demi bisa puas foto foto di seluruh spot yang ada.

Bromo, saling menjaga satu sama lain. sempat terpisah di Segara Wedi jam 4 shubuh. naik ke kawah bareng bareng, selamat tanpa kurang satu apapun dari berangkat sampai kembali ke Surabaya. 

begadang di rumah Mas Bowo bikin maket mata kuliah pengantar lingkungan Bu Siti. bakar bakar sate Bareng sebagai perayaan Idul Adha juga di rumah Mas Bowo. ( saya ingat banget waktu itu beli nanas banyak banget padahal yang dibutuhin sedikit aja :') ). selalu berangkat  bareng bareng tiap ada temen satu angkatan yang nikah.


saat saat itu benar benar membahagiakan, membuat saya mengerti bahwa diluar sana ada yang benar benar ingin menjadi teman saya. tanpa pamrih.

meskipun saya tau. mereka juga diam diam bertanya siapa saya karena ya, saya berbeda.


saya harap, dengan tulisan ini. teman teman saya di Surabaya mengerti bahwa ketika itu saya nggak bisa membuka, karena terlalu banyak rahasia yang harus saya simpan sendiri.

disamping fakta bahwa saya takut kalian berubah menjadi oportunis dengan membawa bawa perkara pertemanan baik untuk kepentingan tertentu.

saya nggak mau kalian berubah jadi jahat sama saya karena tau siapa saya.

afterall, terima kasih teman teman. telah datang dan memberi warna bahagia dalam hidup saya. kalian mengajarkan saya untuk dewasa dalam memandang hidup. keterbatasan itu pasti ada, tapi bagaimana untuk merasa baik dengan segala keterbatasan yang ada.

kalian adalah hadiah tuhan untuk saya di Surabaya.

sampai ketemu di waktu nanti :)

ah akhirnya, harapan saya untuk memberanikan diri menulis ini terwujud juga :))


itu maksudnya "they" sih bukan "he".




Bontang, 14 September 2017




Riffat Akhsan, yang bertekad segera ke Surabaya begitu takdir berbicara.

18 August

gambar diambil dari hsskedarblog (dot) blogspot (dot) co (dot) id

jadi, sore itu mama saya pulang dari prosesi duka saudara jauh. beliau bercerita bahwa disalamin (dijabat tangannya) oleh salah satu eksekutif non aktif kantor kami, yang well bisa dibilang terlibat kasus dengan saya.

yang bersangkutan sekarang gendut. sebuah ironi dimana dulu "gendut" adalah frasa utama yang bersangkutan untuk mencela, menjatuhkan, dan menghancurkan saya.

"maafkan, ia hanya memilih pion yang terlalu liar"

adalah ucapan bijak ibu saya yang (mungkin) merasa nggak enak juga. bercerita bahwa bertemu dengan yang bersangkutan sama saja membangkitkan rasa perih sebagai objek tersakiti akibat ambisi menduduki jabatan puncak perusahaan.

berpikir tentang "pion yang terlalu liar".

sesuatu yang melampaui batas itu dibenci tuhan. adalah prinsip yang selalu saya pegang dalam hidup saya. begitupun dengan rasa apapun yang hadir dalam hidup saya. kalau saya melampaui batas, maka saya akan tenggelam.

seandainya saja, pion itu tidak terlalu liar. mungkin saja si eksekutif tidak akan setengggalam sekarang. kalau saja si pion "tau diri" dan paham brief (LOL). mungkin keadaan tidak akan sekacau sekarang.

but, destiny talks. bahkan setelah saya sudah benar benar memaafkan, keadaan juga sudah terlambat.



Bontang, 18 Agustus 2017



Riffat Akhsan, yang kini merdeka dari rasa sakit.

  


18 July



Kirana Larasati. tahun ini ia genap berusia 24 tahun. seorang perempuan cantik, cerdas, dan bisa melihat hantu.

saya pertama kali mengenalnya di tahun 2016. disaat sesuatu yang tidak mungkin disemogakan sehingga menjadi mungkin.

Lalas perempuan tegar. ia pernah melewati peristiwa yang lebih mengerikan dibanding kematian. sebut saja kancing yang terlepas.

kekuatan karakter tercermin dalam sikap mental di diri Lalas. kadang hal ini menjadi bumerang bagi dirinya. overthinking.

kecintaannya pada grafis membawanya pada pekerjaan di sebuah resort dan agribisnis sejuk dekat rumahnya. ia bekerja dengan hati dan dibayar sebagai manusia profesional.

di grup Salmon Rumpik kami, Lalas hadir sebagai pribadi kalem yang ngagetin. pribadinya yang terkadang panikan seringkali membuat panik seisi grup telegram. sebuah kombinasi yang lucu.

fotografi, videografi, ilustrasi, dan produk grafis lainnya sukses ia lahirkan dari tangan dinginnya. sayang kuliah desain grafisnya malah belum lulus sampai sekarang :(

Lalas punya ketertarikan pada karya sastra sejarah, rekomendasinya agar saya membaca novel Kancing yang Terlepas sungguh tepat. saya jadi kangen nyesek sama mantan.

berbahagialah las. nikmati takdir hari ini, syukuri takdir masa lalu, doakan takdir masa depan. karena tuhan tidak pernah salah dalam menaruh adil. yakini itu, dan percayalah hidupmu akan lebih menyenangkan.

semoga istiqomah ya berjilbabnya, bukan karena apa apa. karena ya memang lebih nyaman aja.

semoga umurmu berkah, amin untuk semua doa baik yang ditujukan untukmu.

selamat ulang tahun Lalas, cici loves you so much !



Samarinda, 18 Juli 2017



Riffat Akhsan



saya jarang sempat untuk membaca karya sastra anti mainstream berbau sejarah. bahkan ketika saudara kembar saya  secara heboh mendorong saya membaca novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala yang memberikan kesempatan pada rakyat jelata seperti saya mengintip "dapur" dari bisnis rokok beserta pusaran bisnis yang menyertainya, sampai hari ini pun saya masih belum sempat untuk membaca novel tersebut.

tapi novel ini adalah pengecualian ; saya terhipnotis sejak paragraf pertama.


SINOPSIS CERITA

kalau boleh saya rangkum, novel ini bercerita tentang syair - syair, kelompok yang terusir dan asmara yang tidak terselesaikan. tentang perempuan, politik dan kekuasaan. tentang Indonesia dari sisi yang berbeda.

Percintaan tulus beda zaman kokoh berusia senja Tek Siang dengan perempuan muda awal dua puluhan yang ia rawat, lindungi, dan cintai sejak umur dua belas tahun. Giok Hong. Giok Hong dicintai sebagai simpanan oleh si tua yang memilih untuk melajang. Seorang juragan orkes Cina “Tjahaja Timoer” yang insting berhitungnya membawa ia pada bisnis jual beli tanah dan hasil bumi di wilayah Semarang dan pantai utara Jawa.

Nasib membawa Giok Hong untuk dicintai oleh Oen Kiat, karena cintanya sendiri pulalah Ong meregang nyawa akibat serangan jantung. Giok Hong kemudian direnggut dari Tek Siang oleh istri Oen, Cik Lena. Politik keluarga bertujuan harta membinasakan istri dan anak anak Oen Kiat di tangan adik kandung Oen. Bahkan ketika massa berkabung belum selesai.

Beruntung Giok Hong berhasil lolos dari kematian. Setahun kemudian ia lahir kembali dengan identitas baru ; Boenga Lily. Bekerja sebagai biduan di rumah makan Mei Wei milik Tan Kong Gie.

Tak ketinggalan penggambaran situasi politik kala itu. Chaos nya keadaan kota melatarbelakangi tutupnya rumah makan Mei Wei. Arogansi aparat militer semakin menguarkan aura mencekam pada cerita. Penjarahan berdasar fitnah bahwa etnis Tionghoa adalah antek komunis turut serta meramaikan cerita. Lengkap dengan salebaran “Revolusi Setengah hati” dan “Waspadai Kafir Baroe” (lebih dari cukup untuk membuat saya tersenyum kecut).

cerita yang tragis, sinis, namun secara mengejutkan : manis.


MESIN WAKTU YANG MEMABUKKAN

seorang Handry TM menyihir saya dengan pesona deskripsi waktu, latar, dan bahasa.

saya dipaksa untuk kembali ke masa lalu pada dua masa berbeda dekade. daerah pecinan Gang Pinggir Kota Semarang tahun 1960 an, ketika bangsa ini masih belum benar benar mengerti arti kemerdekaan berbangsa. sekaligus ke masa lalu dimana saya masih bersama pacar beda agama saya yang getol mendorong saya belajar bahasa mandarin.

Bingung, siapa melawan siapa. Siapa dipengaruhi siapa. Ditambah trauma penjara semakin membuat saya mabuk dalam perjalanan mesin waktu novel ini. Kemelut politik dan kekuasaan di bab bab akhir cerita terasa sangat pahit.

Peran ganda cik Lily dalam novel ini sangat krusial. Singkatnya ; pelacur di bawah lampion.

tidak mudah mendapatkan novel ini. setelah gagal mendapatkan di toko buku tempat buku ini diterbitkan, saya akhirnya menemukan di rak bagian karya sastra khusus di perpustakaan daerah kaltim.

novel ini lantang meneriakkan sejarah lebih fasih dibanding buku sejarah jaman saya sekolah. sebuah fakta kelam bahwa ada yang terlupa dari mereka yang disebut Bhineka Tunggal Ika. 

karena zaman begitu tega menghapus jejak sejarah yang tidak berguna. 





Samarinda, 18 Juli 2017




Riffat Akhsan


13 July

builder (dot) mn

postingan ini sebenarnya postingan menghibur hati menyusul kabar penempatan saya untuk suatu proyek multi years salah satu infrastruktur di pedalaman Kalimantan Timur.

berbicara tentang perempuan selalu menarik, proyek juga begitu. kalau saja subjek dalam tulisan ini adalah seorang Adam, maka semua jadi "ya sudahlah ya, kan sudah seharusnya". tapi lain dengan perempuan. butuh dedikasi, konsistensi, dan persistensi untuk bertahan dan memimpin dalam jagad konstruksi.

kita inspiratif, karena kita perempuan.

berikut perempuan perempuan konstruksi inspirasi saya.


1. tante wati
beliau adalah insinyur teknik sipil perempuan pertama dalam hidup saya. waktu itu saya masih umur 4 tahun rasanya. saya main ke kantor abah saya karena penasaran kata abah di kantor abah ngitung pasir sama batu tapi yang saya lihat hanya kertas bertebaran dan meja serta staff yang sibuk.

tante Wati ini usil banget sama saya. tapi waktu saya perhatikan beliau kerja, kelihatan serius dan profesional sekali. mungkin tante Wati sedikit banyak mempengaruhi alam bawah sadar saya tentang menjadi workaholic dan profesional bekerja meskipun cewek sendirian.

2. Bu Rani
bu Rani ini dosen saya waktu saya kuliah di ITATS Surabaya. beliau ini langganan jadi team leader pengaspalan jalan arteri primer di Surabaya - Sidoarjo. tau sendiri kan ya ramainya jalan arteri di kedua kota itu kayak gimana. nah berdasarkan peraturan menteri PU yang menyebutkan bahwa untuk jalan arteri primer hanya boleh dilakukan pelaksanaan proyek terkait jalan mulai dari jam 10 malam sampai jam 4 pagi.

nah bu Rani ini seringkali harus nongkrongin pengaspalan jalan di jam segitu, begadang biar nggak ada yang nakal nyolong best cost tebal perkerasan jalan.

beliau ini dosen paling supel yang pernah saya temui, di awal awal kuliah teknik sipil saya kan pernah down sama cowok cowok yang kadang suka curang soal tugas. saya kan jadinya sedih banget huhuhu.

bu Rani ini ibu anak 1, anak beliau cewek. dan saya perhatikan beliau selalu punya cara untuk quality time kayak ciwi ciwi stuff gitulah dengan anak beliau sesibuk apapun beliau.

3. Mbak Kiki
mbak Kiki ini kakak kelas saya di kampus. tapi udah lulus. nah mbak Kiki ini satu satunya surveyor perempuan di kantornya. nah kantor mbak Kiki ini spesialis pelaksanaan pekerjaan jalan raya. tapi jalan rayanya pure yang buka hutan. bukan ngelanjut jalan lingkungan gitu. jadi ya gitu, keluar masuk hutan yang katanya kerjaan cowok cowok dikerjakannya sama mbak Kiki.

jadi kan sebelum proyek dilaksanakan, harus ada team yang ke lokasi proyek untuk ngecek kondisi real lapangan. team ini terdiri dari drafter, surveyor deskripsi, surveyor pemetaan lahan, koordinator logistik, operator alat, pimpinan proyek dll

team ini bertugas untuk merancang teknis proyek, mulai dari alat apa saja yang dibawa ke proyek (jenis, type, kapasitas, sampai skema mobilisasi demobilisasi), berapa tukang dan bahan yang bisa dibawa (skema mobilisasi bahan dan tenaga), bagaimana skema on site (dimana direksi keet, dimana tempat tidur karyawan, dimana naroh bahan, dimana alat parkir dll), dan memutuskan hal hal non teknis penunjang kelancaran proyek (dimana mak warung belanja ke pasar terdekat, termasuk kalau ada hal hal ghaib apa yang harus dilakukan, bertemu dengan kepala kampung, dll)

satu team tuh terdiri dari 10 - 15 an orang. di hutan mereka bisa sampe sebulan kalau emang proyek jalannya diatas 10 km.

jadi ya, mbak Kiki bareng sama mereka.

4. Bu Musrifah
nah, kalau Bu Musrifah ini dosen saya di Untag Samarinda. beliau ini tenaga ahli struktur beton. selain ngelab di sebuah batching plant beliau juga seringkali harus memastikan pengecoran berjalan lancar dan kuat tekan beton memenuhi spesifikasi sampai umur beton genap 28 hari.

jadi ya nggak heran lah kalau bu Musrifah sering banget nongkrong di pinggir mahakam semalaman suntuk nungguin cor site pile dan pilar jembatan yang sistemnya kadang sampe nutup jalur dengan 20 truk ready mix antri karena emang proses pengengecoran kan nggak boleh berhenti.

naik kapal ponton bareng sama crawler crane, truk ready mix lengkap dengan concrete pump menjadi imajinasi masa kecil mereka yang bercita cita menjadi insinyur. bu Musrifah udah khatam pengalaman itu. seorang perempuan.  

bu Musrifah juga pasti menjalani peran ganda. sebagai ibu dari 2 anak laki laki yang beranjak remaja adalah takdir beliau saat ini. saya salut banget dengan cara beliau memberi pengertian kepada anaknya ketika harus meninggalkan rumah demi proyek malam malam. nggak jarang juga beliau membawa anaknya kalau pas bener bener anak beliau rewel banget dan pengen ikut.

luar biasa.

jadi itulah perempuan perempuan luar biasa yang harus menjalani tanggungjawab profesi tanpa melupakan peran ganda sebagai ibu dan istri. saya yakin meskipun tidak mudah, pasti ada jalan untuk perempuan perempuan konstruksi diluar sana.

magna-system (dot) net

anyway, saya sekalian mau share pandangan saya ah.

saya nggak menutup mata tentang sentimen bahwa perempuan konstruksi susah jodoh dan melupakan keluarga. tapi saya perhatikan mereka yang nyinyir tingkat akherat kayak gitu biasanya berasal dari mereka yang bukan dari sektor konstruksi. tapi yes, cukup dekat dengan dunia konstruksi. (i don't blame that sector, but the reality scream that)

saya akui banyak perempuan teknik sipil yang nikah tidak pada umur ideal, saya rasa itu pilihan. bukan artinya kita berhak mengeneralisir bahwa perempuan kontruksi susah jodoh. toh banyak juga kok ukhti dan akhwat diluar sana yang nggak kunjung menikah karena proses ta'aruf via proposal belum mempertemukan sama yang cocok.

see ? it's about destiny, not profession.

banyak perempuan yang dulu kuliah teknik sipil setelah menikah lantas jadi ibu rumah tangga. banyak. yang lulus lantas jadi pegawai bank juga banyak. yang jadi PNS apalagi. yang dinyinyiri ilmunya nggak kepake juga lebih banyak lagi.

kemudian agar nyinyiran lebih berimbang dan hawt, ternyata fakta membuktikan bahwa perempuan yang dulu kuliah teknik sipil setelah menikah lantas menjadi pengusaha juga banyak, yang menjadi tenaga ahli sampai ke pelosok negeri juga banyak, yang ekspansi menjadi bos perumahan juga nggak kalah banyak.

memang ya pujian dan nyinyiran pada akhirnya berujung pada fakta yang sama.

saya percaya bahwa apapun yang telah tuhan gariskan pada kita untuk kita jalani tidak ada yang sia sia. pun menjadi perempuan konstruksi, tenaga ahli, lulusan teknik sipil. untuk itu, tegakkan kepalamu, afirmasi, visualisasi, dan rasakan energi kasih sayang tuhan, yakinlah tuhan selalu menyiapkan cerita terbaik untuk hidupmu.

jadilah luar biasa, karena kita perempuan.


Samarinda, 13 Juli 2017




Riffat Akhsan

29 June

sumber gambar : huffingtonpost (dot) com 


senin, 26 Juni 2017 menjadi penanda 20 tahun buku pertama seri Harry Potter karya J.K Rowling resmi dipublikasikan.

saya sendiri baru mengetahui buku seri pertama ; Harry Potter and The Philoshoper's Stone ketika SD kelas 2. lima tahun kemudian sejak penerbitannya pertama kali. sayang, saya hanya bisa melihat sinopsis novelnya di majalah langganan saya dan masih belum berkesempatan untuk membaca novelnya karena orangtua saya belum memperbolehkan.

film Harry Potter pertama yang saya tonton di bioskop adalah Harry Potter and Deathly Hallows part 1, saya tonton ketika di kelas 3 SMA. enam seri sebelumnya tersimpan rapi di laptop saya dengan resolusi BluRay hasil mengumpulkan dari SMA kelas 1.

tapi tetap saja, saya masih belum berkesempatan untuk membaca novelnya.

film menghadirkan imaji yang lebih liar dan juga berjasa menghidupkan mimpi saya. berkat kesabaran anak sholeh yang tidak punya pacar, akhirnya ketika tahun kedua kuliah saya berhasil mengumpulkan ketujuh seri novel Harry Potter plus edisi langka seri ketujuh asli dari penerbit Bloomsburry.

jangan berpikir saya dapat di jaringan retail toko buku besar dengan AC sejuk. saya mendapatkan seluruh seri novel Harry Potter berkat perjuangan lima hari berturut turut bolak balik jalan semarang dengan catatan minimal tiga jam menunggu penjual buku bekas disana membongkar gudangnya demi mendapatkan buku yang saya minta. 

jadi buat kamu yang suudzon saya dapat seri novel Harry Potter yang berkertas jelek, tulisan nggak jelas, alias bajakan karena harganya miring dan dapatnya di jalan Semarang...... 

sorry bro kalian salah. 

saya dapat asli shay.



yak begitulah cerita saya dan Harry Potter. dan untuk meramaikan #HarryPotter20 sebagai bagian dari mimpi masa kecil saya (yang kemudian menjadi kenyataan saat saya menjadi remaja tanggung) saya share yaa Pottermore saya....


HOGWARTS HOUSE - RAVENCLAW


uhlala saya satu asrama sama mbak cantik pacar pertama Harry Potter ; Choo Chang dan mbak pinter dengan kepintaran unik dan selalu caper sama Harry Potter meskipun akhirnya mereka nggak jelas hubungannya kek apa ~



 



ILVERMORNY HOUSE - THUNDERBIRD


Ilvermorny House adalah sekolah sihir seperti Hogwarts yang berada di Amerika Utara. Ilvermorny lebih dikenal semenjak film "Fantastic Beast and Where to Find Them" rilis. kita memang tahu bahwa Hogwarts bukan satu satunya sekolah sihir di dunia melalui novel keempat : Harry Potter and Gobelt of Fire. ada Durmstrang (ingat kan tentang Victor Krum yang mengajak Hermione sebagai teman dansa dan segala drama antara Harry - Hermione - Ron) dan Beauxbatons (sekolah sihir yang isinya cewek semua, nggak pernah menang sama sekali dalam setiap challenge turnamen Triwizard. juga merupakan sekolahnya Fleur istri dari Bill Weasley). tapi baik Durmstrang maupun Beauxbaton kan sama sama dataran eropa. Durmstrang di Eropa bagian utara dan Beauxbaton yang berada di antara pegunungan Pyreness dan Prancis.  


asrama Thunderbirds adalah lambang untuk Chadwick, anak dari pendiri sekolah Ilvermony. seorang anak yang sangat cerdas namun temperamental, dan dapat menciptakan badai selagi terbang. mirip mirip sama ravenclaw lah ya ~


WAND - PINE WOOD WITH A PHOENIX FEATHER



Ollivander hanya membuat tongkat dengan 3 inti : rambut unicorn, jantung naga, dan bulu Phoenix. pemilik tongkat dengan bulu Phoenix memiliki sifat inisiatif tinggi dan kadang kadang bertindak atas kemauan mereka sendiri.

uwuwuuw tongkat aku sama kayak punya Tom Riddle dan Harry Potter.



tongkat ini sangat selektif dalam memilih pemiliknya. tongkat ini sangat sulit untuk dijinakkan bahkan untuk kesetiaan pada pemilik baru. tongkat ini memiliki kekuatan sihir yang sangat besar. tapi lemot.





PATRONUS - WHITE STALLION 



patronus saya adalah kuda putih jantan.

patronus adalah sihir positif yang sangat kuat dan dapat mengusir dementor, makhluk yang menyedot ingatan bahagia dan memaksa kita memikirkan hal hal yang menyedihkan. patronus hadir sebagai perisai, hanya bisa muncul ketika penyihir memikirkan ingatan yang paling bahagia.

EXPECTO PATRONUM

patronus saya sama kayak patronus Ginny Weasley, istri Harry Potter.


makin umur saya jadi paham bahwa Harry Potter sejatinya bercerita tentang politik yang mengakar kuat dan berbagai filosofi hidup. bukan hanya sekedar kisah anak kaya raya yatim piatu yang berhasil bertahan hidup dan memiliki luka seperti sambaran petir di dahinya.

saya sendiri mengagumi tokoh Severus Snape alih alih Albus Dombledore. dimata saya Snape ini "luwes" dalam bergaul, sehingga kita nggak bisa benar benar kenal dia. susah lah orang sok tau mau berteman sama dia.

selain itu saya juga suka sama Hermione yang cerdas dan kadang menggelikan, Prof McGonagall yang bijak, dan hedwig :)))

jadi, hasil pottermore kamu apa ? share di kolom komentar ya....






Bontang, 29 Juni 2017




Riffat Akhsan 

08 June


sumber gambar : parentspartner dot com

tumben tumbenan saya nulis (agak) serius, tapi nggak papa lah ya. hidup juga butuh serius. begitu juga ngeblog.

kemarin sore saya barusan left grup whatsapp keluarga besar karena sudah tidak tahan lagi dengan kegoblokan kolektif berupa penyebaran hoax dan tidak adanya filter konten di ruang publik.

saya kemudian ingat oktober tahun lalu, UNESCO merilis tingkat membaca buku penduduk Indonesia terburuk nomor 2 di dunia setelah negara negara Afrika. iya, negara negara miskin di Afrika sono, dan runner up in the world nya  adalah negeri indah gemah ripah loh jinawi dengan proyeksi kekuatan ekonomi terkuat ketiga di dunia plus bonus demografi dalam kurun waktu kurang dari sepuluh tahun kedepan.

yassalam.

masyarakat Indonesia itu cenderung visual, influence lebih terbaca dan moncer melalui konten konten gambar dan suara. nggak heranlah instagram jadi hits di negeri ini  padahal merupakan sosial media penyumbang penyakit mental tertinggi di dunia. sinetron dengan cerita naga naga dan hedonisme sampah menjadi idola remaja tanggung. akademi dangdut serta serial India 24 jam menjadi teman sejati ibu ibu sampai nenek nenek. sementara abege tegas alias eksekutif muda lebih memilih konten visual dari stasiun TV internasional dan video Youtube yang langganannya satu paket dengan layanan internet. saya juga suka kok sama konten kek gituan, buktinya sampe bikin list vlogger favorit saya.

namun, fenomena WAG keluarga besar saya mungkin menjadi cerminan realitas literasi digital masyarakat Indonesia, bahwa fanatisme buta dan kegoblokan kolektif tumbuh subur dan terus dipupuk di negeri ini. ya wajar aja sih, tradisi membaca yang buruk dan budaya intelektualitas yang rapuh membuat orang gampang percaya apa yang mampir ke "beranda" nya. ditelan aja gitu informasinya tanpa tau itu apaan. bukan hal aneh kalau (mungkin saja) tanpa sadar mereka menjadi "alat" dari propaganda yang mungkin sudah diatur oleh pihak tertentu.

saya mungkin bukan kutu buku idealis yang mampu membaca buku berkualitas sampai minimal 60 buku per tahun. buku buku saya hanya berputar di textbook kuliah, jurnal nasional dan internasional,  lebih banyak novel dan majalah gaya hidup .

saya juga bukan pengunjung perpustakaan teladan, karena lebih suka numpang wifi di perpustakaan  dan lebih bahagia ngafe aja di cafe bernuansa perpustakaan. numpang foto di world book day,  yang secara tidak sengaja saya bertemu dengan Matsui - San, seorang warga negara Jepang.

saya masih ingat pesan Matsui San

"Rifa-San, jangan pernah mengeneralisasi satu hal kalau kamu baru berpikir satu kali"

inilah kesedihan saya, buruknya minat baca buku memicu generalisasi berpikir. padahal baru berpikir satu kali. ya kita ngomong fakta aja sih, saya dan kamu yang baca postingan ini pasti pernah menebak isi berita hanya dari judulnya saja kan ? padahal saya dan kamu tau judul seringkali nggak nyambung sama isinya.

nah itulah yang membuat dalam skala yang lebih masif fenomena penyebaran hoax di WAG bertransformasi menjadi sebuah informasi acuan yang terpercaya bagi mereka anggota WAG. padahal saya haqqul yakin yang menyebarkan hoax tersebut sudah cuci tangan dengan menulis "cuma ngopi dari grup sebelah".


hadeh. 

ada hal yang lebih jauh dari lingkaran setan buruknya minat baca - penyebaran hoax - cuci tangan di WAG ini (WAG manapun, nggak hanya WAG keluarga).  yaitu minimnya rasa bahasa yang berimpact pada tidak adanya empati yang melatarbelakangi filter dalam penyampaikan konten di ruang publik. bahasa kerennya think thousand before posting.

lah boro boro mikir sebelum posting, orang nyebarin info yang masih nggak jelas kredibiltasnya aja mereka ringan ringan aja kok.

walau bagaimanapun, WAG adalah ruang publik. ruang dimana ada lebih dari dua orang selain kamu. image diri, netiket (etika berinternet) juga harus dijaga dong. ingat, apapun postingan kamu di WAG adalah citra diri kamu juga, itu merepresentasikan nilai diri kamu. even maksud kamu hanya bercanda. kamu nggak bisa nyetir pandangan orang ke kamu. tapi kamu bisa nyetir omongan kamu di WAG biar pandangan anggota grup WAG nggak negatif ke kamu. bukan maksudnya suudzon juga, tapi YA PLIS DONG AH KITA KAN KAGAK TAU PIKIRAN ORANG LAIN ATAS KITA.

kalau kata ayah saya tuh gini 

postingan kita di sosial media tuh ibarat kita teriak di lapangan terbuka, meskipun mungkin nggak ada yang dengerin tapi kita nggak bisa benar benar memastikan apakah memang kita nggak ada yang dengerin. karena silent reader itu jumlahnya banyak sekali. apalagi stalker.
lebih jauh lagi, penyebaran informasi palsu yang merugikan seseorang/instansi/pihak tertentu dalam media digital dapat dijerat pasal berlapis berupa UU ITE, pencemaran nama baik, dan perbuatan tidak menyenangkan.

jadi, jangan sampai ya konsekuensi hukum dalam postingan WAG kamu tidak bisa diselesaikan hanya dengan bilang "cuma ngopi dari grup sebelah".

kalau WA grup gosip mah beda lagi, tapi biasanya grup gosip pakenya telegram ya bukan whatsapp, sorry.....






Samarinda, 8 Juni 2017




Riffat Akhsan

Faizah and Her Enchanting Journey | Designed by Oddthemes | Distributed by Gooyaabi