03 January
mumpung masih fresh di ingatan, saya mau cerita tentang saya yang kehilangan dompet beserta isinya. terima kasih tuhan yang waktu itu mentakdirkan dompet itu hilang dalam posisi uangnya nggak ada karena entah ada firasat atau gimana, beberapa hari sebelum dompet saya hilang saya titip uang ke sodara kembar saya. ATM di dalam dompet juga kebetulan dalam keadaan cuma ada saldo mengendap (karena lagi lagi sebelum dompet saya hilang saya bilang ke abah untuk kirim uang ke saya lewat rekening sodara kembar saya aja).
dari segi finansial saya nggak rugi sama sekali, dari segi dokumen penting saya rugi besar.
okeh, mari kita mulai petualangan saya "mengisi" kembali dompet yang baru.
1. mengumpulkan semua bukti fisik dan ngeprint semua bukti digital mengenai identitas diri saya sebagai bahan bikin laporan kehilangan.
disinilah salahnya saya, fotocopy KTP, SIM, dan lain lain yang harusnya bisa dipake nge klaim identitas saya lebih jauh saya satukan semua dalam dompet dan tidak saya buat versi digital.
jadi saran saya ; jangan simpan copy an identitas diri di dalam satu tempat. apalagi dompet. simpanlah di file folder yang biasa buat nyimpen ijazah, paspor, dll itu.
karena saya cuma menyimpan copy an dokumen di file folder saya seadanya dan nggak punya bukti digital, dalam tahap ini saya cuma punya tiga "bekal" saja ; buku tabungan, fotocopy kartu keluarga, serta print print an bukti registrasi perpanjangan sim online.
dengan bekal seadanya itu.........
2. berangkatlah saya ke kantor polisi untuk bikin laporan kehilangan
karena saya nggak tau unit pengaduan masyarakat polres Bontang itu dimana, saya lapor dulu ke pos penjagaan. itu lho pos yang di dekat gerbang dan selalu ada polisi yang bertugas 24 jam. dari sana saya diarahkan harus parkir dimana dan ditunjukkan dimana letak unit pengaduan masyarakat.
jadi ceritanya saya mau urus kehilangan ; KTP, SIM A dan C, serta ATM.
nah, saya sempat diomelin sama pak polisinya karena nggak nyimpen fotocopy KTP. untungnya ada fotocopy kartu keluarga yang disana tertera nomor induk kependudukan saya.
oke, bekal buat urus KTP beres.
selanjutnya adalah ngurus ATM. yup lah dengan buku tabungan asli bisalah dibikinkan keterangan resmi berapa nomor rekening saya beserta bank yang menerbitkan ATM nya.
kemudian masalah muncul untuk urus SIM A dan C.
karena saya cuma punya print print an bukti registrasi perpanjangan sim online. iya bukti itu menjelaskan kalau saya ini beneran punya SIM. tapi disana nggak ada nomor SIM saya, OMG. mana laporan kehilangan baru bisa dikeluarkan oleh kepolisian kalau nomor SIM saya ada. pak pol sempat menasehati saya pentingnya menyimpan fotocopy sim + STNK dll tidak dalam satu dompet karena kalau gitu nasibnya kayak saya ini.....
akhirnya berbekal bukti perpanjangan sim online itu saya disuruh ke unit pelayanan sim. disana saya lapor kalau sim saya hilang dan saya nggak tau nomor SIM saya.
jadi disana sama pak pol nya dicek ke sistem trus saya dikasih nomor sim saya (A dan C). nah konsekuensinya adalah bukti perpanjangan SIM A dan C saya ditahan sebagai arsip.
UNTUNGNYA SAYA NGEPRINT BUKTI REGISTRASI PERPANJANGAN SIM NYA NGGAK CUMA SATU LEMBAR.
kelar dari unit pelayanan sim, balik lagi saya ke unit pengaduan masyarakat. dengan nomor sim dan bukti perpanjangan sim yang sudah didapat. dibuatlah laporan kehilangan sim saya.
terima kasih bapak ibu polri. karena kalau sistem perpanjangan dan pengajuan sim tidak diselenggarakan secara online, maka manusia seperti saya ini terancam harus menempuh ulang ujian sim karena tidak bisa membuktikan diri kalau punya sim ;(((((
setelah surat laporan kehilangan sim saya dapat, balik lagi saya ke unit pelayanan sim. disana saya lapor ke petugas untuk ambil sim saya. prosedurnya saya lupa. pokoknya berbekal surat kehilangan dan (lagi lagi) print print-an bukti registrasi perpanjangan sim online itu akhirnya saya bisa ambil sim saya.
intinya ; polisi bikin laporan kehilangan itu berdasarkan bukti. baik bukti fisik maupun print print-an bukti digital. selama kamu nggak bawa bukti yang menyatakan bahwa kamu beneran punya dokumen yang kamu laporkan hilang itu, ya nggak bakal dibikinin surat laporan kehilangan.
ya kayak saya yang bolak balik unit pengaduan masyarakat- unit pelayanan sim demi membuktikan bahwa saya beneran punya sim.
oh iya, semua proses pembuatan laporan kehilangan ini GRATIS ya.
kemudian lanjutlah saya.....
3. ke dinas kependudukan dan pencatatan sipil.
kalau jaman bikin KTP pas umur 17 itu prosesnya adalah RT - kantor kelurahan - kantor kecamatan, maka proses nge-klaim KTP hilang adalah langsung lapor ke front desk dinas kependudukan dan pencatatan sipil dengan menunjukkan copy kartu keluarga dan surat laporan kehilangan dari kepolisian. setelah menunjukkan dua berkas itu barulah kamu bisa dikasih nomor antrean loket pelayanan KTP rusak atau hilang.
Alhamdulillahnya, sekarang sudah KTP elektronik. ya meskipun kasus korupsinya masih berjalan ya. tapi so far saya beneran merasakan manfaat e-ktp ini. jadi begitu nomor antrean saya dipanggil, saya trus menyerahkan dokumen yang saya tunjukin di front desk tadi. nah dari sana saya diarahkan untuk ke ruang cetak untuk mengambil KTP saya. well karena kan data kependudukan saya udah ada di sistem.
di ruang cetak saya nunggu, nggak lama kemudian nama saya dipanggil. trus saya disuruh scan telunjuk (nah ini saya lupa, telunjuk tangan kiri atau tangan kanan). trus saya isi buku, dan voila KTP saya bisa saya ambil.
proses pembuatan KTP ini juga GRATIS.
terakhir, saya.....
3. ke bank dimana saya mau klaim ATM saya.
proses ini dilakukan di counter costumer service ya. jadi perhatikan pas ambil nomor antrean.
kenapa ke bank menjadi destinasi terakhir ?. karena kehilangan ATM hanya bisa diproses jika saya bisa menunjukkan surat laporan kehilangan, KTP dan buku tabungan asli. maka dari itu ya mau nggak mau saya saya harus urus KTP saya dulu.
sebenarnya bisa sih klaim KTP pake paspor, tapiiiiiiii PASPOR SAYA SUDAH KADALUARSA.
hiks, sedih.
jadi ya gitu, prosedur klaim ATM yang hilang itu saya harus isi formulir, trus buku tabungan beserta KTP saya difotocopy trus ada beberapa pertanyaan gitu (yang bersangkutan dengan security jenis kartu ATM saya) dan kemudian saya dikasih kartu ATM baru dan isi nomor PIN di counter teller dengan antrean khusus.
dan berakhirlah sudah petualangan saya.
kejadian kehilangan ini sebenarnya lebih ke berkah ya alih alih musibah. karena memang saya udah lama banget pengen ganti dompet. tapi dalam kitab yang saya pelajari, ganti dompet itu nggak boleh sembarangan. karena keikhlasan pembuat dompet, penjual dompet, dan keikhlasan kita ketika membayar pembelian dompet itu semua berpengaruh sama uang yang ada di dompet itu. nah sekali kita punya dompet yang sering terisi uang banyak, kita nggak boleh gampang ganti dompet karena bisa jadi nanti uang yang terisi beda. karena kan beda dompet beda "rasa batin". gitu.
ya emang sih sekarang jamannya cashless. tapi sejauh ini saya belum nemu penjual cireng atau nasi goreng pinggir comberan yang mau menerima pembayaran dengan debit. ya makanya keberadaan dompet dan uang di dalamnya itu tuh krusial banget bagi hidup saya.
jadi sebenernya dompet lama saya itu udah naudzubillah bulukan tapi nggak rusak rusak juga. manalah disana sering terisi uang yang sangat banyak mulai dari uang operasional proyek sampai uang bayar kuliah. jadi ya susah lah saya mau ganti dompet.
rezeki emang nggak kemana ya. karena umi saya kasian sama saya, saya dikasih beliau dompet khusus dollar milik beliau. setau saya dompet itu pernah terisi uang dollar paman sam yang kalau saya konversi ke rupiah jumlahnya melebihi dosa saya ; banyak.
senengnya lagi, dompet itu seri rare yang desainnya timeless. insya Allah awet aja saya pake dompet itu dengan catatan itu dompet nggak hilang.
ya pokoknya saya banyak belajar lah dari kejadian ini untuk lebih aware lagi dengan barang barang saya. termasuk mengurus paspor saya sebelum habis masa berlakunya.
sakit tau rasanya jadi orang tanpa identitas itu. berasa buron saya.
akhir kata jagalah baik baik bukti fisik identitas kamu. juga jangan lupa simpan identitas kamu dalam bentuk digital. simpan di cloud atau email sepertinya lebih aman dan mudah diakses.
dan, doakan saya yah biar dompet yang ini nggak hilang. susah belinya kalau yang ini hilang :))))
Samarinda, 3 Januari 2018
Riffat Akhsan, --- tahun baru dompet baru. selamat tahun baru.
13 December
gambar diambil via pixabay
saya nggak mau bilang apa-apa melihat kenyataan blog saya yang berdebu ini.
saya emang udah nggak ngoyo lagi mau nulis, kalau saya mau ya saya nulis. kalau nggak ya nggak papa.
oke, jadi saya mau cerita soal teman saya.
yang bercadar.
eh, jangan pergi dulu. disini saya nggak mau nyinyir sama rombongan 212 beserta almuninya seperti kebanyakan kelas menengah ngehek. atau mau ngejelekin pandangan agama seseorang seperti mereka yang tidak memahami agamanya sendiri itu.
disini saya mau cerita tentang hubungan interpersonal antar manusia.
jadi di kampus saya yang sekarang, saya punya teman yang pake cadar. sebut saja namanya Bunga. nah Bunga ini satu satunya manusia bercadar di jurusan saya. dia nggak punya teman, nggak juga haus membuktikan bahwa dia bisa tanpa teman.
dia, hanya nggak terduga.
jadi di suatu maghrib dia ribut hubungin saudara kembar saya, yang dengan kokoh tak tertandingi mendeklarasikan untuk mengerjakan tugas besar lapangan terbangnya SENDIRIAN. disaat yang lain mengerjakan tugas besar ini dengan anggota kelompok minimal sepuluh orang.
Bunga maksa mau jadi anggota kelompoknya Fatimah, si Fatimah kan sensi ya dimohon-mohonin kayak gitu. jadilah si Bunga ini sering kena marah Fatimah karena dia nggak mau direpotin sama ribetnya kelompokan. tapi Bunga nggak nyerah, dia kejar Fatimah sampe kayak apaan. sampai akhirnya Fatimah mau kelompokan sama dia.
singkat cerita, Bunga emang komitmen untuk jadi anggota kelompok Fatimah, dia selalu datang tepat waktu ke kosan kita dan mengerjakan semua yang Fatimah suruh. like a boss banget lah sodara kembar saya ini. mana dia kalau ngomong ke Bunga itu selalu ketus lagi. huh.
tapi Bunga nggak pernah marah sama Fatimah, dia bilang ke saya meskipun Fatimah orangnya nyelekit, tapi dia tau Fatimah hatinya baik.
karena besarnya tugas perencanan lapangan terbang ini, maka frekuensi Bunga ke kosan kita tinggi. ya jadilah saya banyak ngedengerin cerita Bunga.
termasuk alasan dia untuk bercadar.
Bunga ini bukan tipikal perempuan perempuan bercadar yang biasa saya temui. dia nggak pernah sekalipun ngeluarin ayat atau hadist ke saya. dia juga tidak menghakimi pilihan saya yang memakai jilbab sebatas leher dengan celana jeans dan blouse sifon berlengan 3/4. di saat yang sama ia juga tidak berusaha meninggikan dirinya yang bercadar dan berpakaian serba kelebihan kain seakan ia lebih baik dari saya.
dia cerita keputusan bercadar ini juga masih dalam keadaan bingung. karena maksud hati nurut ayahnya, namun ibunya sampai hari ini kekeuh nggak ridho ia bercadar.
Bunga jujur cerita ke saya kalau orangtuanya berbeda prinsip dalam pandangan agama.
****
saya jadi inget omongan sinis teman waktu saya pacaran sama kokoh.
"Riffat, kamu tuh ya pacaran beda agama. sama tionghoa pula. di Indonesia ini, jangankan pacaran sama tionghoa katolik. sama sama muslimnya pacaran aja yang cowok muhammadiyah yang cewek NU mereka bisa nggak jadi nikah kok !"
jleb jleb jleb.
dan ini terjadi di orangtua teman saya Bunga. orangtua Bunga bercerai karena pandangan agama.
Bunga terpaksa menjadi tulang punggung di usia awal dua puluhan. iya, kerjaan dia bagus di kementerian urusan proyek konstruksi tingkat provinsi yang ngasih dia gaji cukup dan previlage perjalanan dinas kemana mana.
pekerjaan dengan mobilitas tinggi ini nggak sebanding sama beban fisik dan psikisnya. suatu hari Bunga mengalami kecelakaan motor sehingga mulai saat itu Bunga jadi harus nunggu dijemput dan diantar kemana mana sama ibunya.
makin pelik lah hidup teman saya ini.
ia memilih untuk bersama ibunya, dengan seorang adik yang bekerja sebagai kurir dan bingung bagaimana harus membayar kuliah semester depan. Bunga bertanggungjawab untuk membayar kuliahnya sendiri dan seorang adiknya. serta menanggung finansial seluruh urusan dapur dan rumah tangga.
sebenarnya ia tidak harus menanggung ini. namun ia dengan sadar mengambil keputusan ini. memilih hidup bersama ibunya yang menjanda, namun tetap menjaga hubungan harmonis dengan ayahnya dan keluarga baru ayahnya.
saya bukan tipikal orang yang segitunya mau tau urusan keluarga sampe yang kayak gini. tapi keterbukaan Bunga bikin pikiran dan pandangan saya terbuka.
awalnya juga saya biasa aja dengan kehadiran Bunga. keberanian dia menemui dekan untuk meminta izin belajar dengan memakai cadar, dan dengan patuh ia turuti arahan dekan untuk tidak menyebarkan paham apapun itu yang menyangkut cadar serta bersedia membuka cadar di kelas jika dosen yang bersangkutan mengharuskan untuk beliau (dosen) melihat wajah setiap mahasiswa yang beliau ajar.
keberanian dia cukup mengesankan, tapi saya masih biasa aja karena saya pikir itu sudah risiko dia.
sampai akhirnya pada suatu hari saya mengalami emergency dan Bunga adalah orang pertama yang menolong saya tanpa berpikir. begitu dia tau saya ada emergency, dia langsung tolong saya.
disana saya angkat topi buat dia.
****
pertemanan saya dengan Bunga membuat saya banyak berpikir. banyak merenung, dan banyak menyesal.
saya banyak berpikir tentang konsep menikah untuk kesempurnaan. karena faktanya orangtua Bunga menikah karena perjodohan, pastinya lah semua terlihat sempurna. kesempurnaan itupun akhirnya berakhir dengan jalan yang dibenci tuhan, menghancurkan psikis anggota keluarga, dan menghancurkan konstruksi finansial keluarga.
dari Bunga saya jadi sadar bahwa "menikah" adalah buah dari konsep hubungan dewasa. bukannya cinta sesaat, apalagi cinta monyet jaman SMA. keputusan menikah harus hadir setelah kontemplasi dengan diri sendiri. tanpa intervensi siapapun.
bahwa konsep "seiman" bukan hanya tentang satu agama. tapi juga satu pandangan ketuhanan, baik secara tauhid, syariat dan hakikat.
menikah juga tentang kristalisasi dari perpaduan ketertarikan fisik, kenyamanan pribadi, dan kemampuan negosiasi.
karena sebelum memutuskan menikah kita harus punya kriteria, kemauan, dan kemampuan untuk mewujudkan itu.
intinya, menikah itu nggak mudah. nggak semudah dengerin lagu Akad nya Payung Teduh atau dengerin Badai Romantic Project yang judulnya "melamarmu".
saya juga banyak merenung. kita hidup tuh maunya yang seperti apa ?
semua pilihan dalam hidup hadir dengan keuntungan dan risiko yang seimbang. karenanya kita bersandar pada "kecenderungan".
saya jadi mengerti apa kata ustad saya jaman mondok di Darul Ulum dulu ; hidup itu harus punya impian. biar nggak jadi layang - layang yang cuma ikutan angin.
di jaman sekarang susah membedakan mana impian, mana nafsu untuk bisa sama dengan orang lain. nafsu untuk membuktikan diri bahwa "saya juga bisa" pada dunia. mungkin itulah kenapa kita harus rajin sholat dan berdoa. karena dari sana kita benar benar berada pada titik nol dan sangat objektif untuk benar benar mempertimbangkan sesuatu. dari sholat juga saya sadar bahwa itulah sarana kita menghubungkan masalah dengan tuhan.
terakhir, yang saya berperang untuk mengakuinya.
saya banyak menyesal.
bahwa saya gagal dalam menerapkan apa kata kakek Pram "adil sejak dalam pikiran".
sekali lagi, saya gagal untuk lebih sabar menunggu sebelum mengeneralisasi bahwa semua yang bercadar itu menyebalkan dan dangkal dalam memahami esensi sesuatu. manalah ngerti saya ini kalau ternyata paham menyebalkan dan dangkal itu lahir dari pendidikan agama dalam keluarga yang rapuh. itulah mungkin yang menyebabkan golongan sana begitu fanatik.
saya lupa mungkin diluar sana ada Bunga Bunga lain yang serupa. yang melewati banyak sekali obstacle dalam hidup. yang getir dengan pilihan pilihan sulit. yang didewasakan oleh kenyataan. terlepas dari cadar/jilbab/apapun yang ia kenakan.
saya sudah sentimen duluan dengan mereka yang bercadar, tanpa ingat bahwa mereka juga manusia yang punya alasan kuat di balik setiap keputusan. saya gagal untuk objektif dalam sisi humanisme golongan yang ini. yang saya lihat adalah mereka sekedar korban dari doktrin tertentu. mereka adalah robot yang diduplikasi atas nama agama. saya lupa, kalau mereka juga manusia. sama seperti saya.
bahwa selama ini saya lupa kalau setiap orang berhak untuk merdeka dalam berkeyakinan selama tidak melanggar hukum Agama dan Negara.
kita hidup dalam kodrat heterogenitas. dalam upaya dinamis masyarakatnya untuk memaksakannya menjadi homogenitas.
jadi, apakah berlebihan kalau saya bilang saya dan kita semua punya masalah "primitif berkemasan modern" ?
Samarinda, 13 Desember 2017
Riffat Akhsan, yang masih harus terus belajar lagi untuk mengenal dunia.
NB : Bunga bersedia ceritanya saya tulis di blog.
14 September
oke, bismillahirrahmanirrahiim
di sebelah barat jembatan Suramadu, ada tambak dimana saya selalu kesana tiap saya sedih, perlu menenangkan diri, atau cuma sekedar pengen liat langit aja. nggak terlalu jauh lah sama rumah saya dulu di Pantai Mentari.
di sebelah baratnya lagi, ada rumah Mas Bowo yang sekarang udah resmi nikah sama Mbak Nadia. happy wedding mas, mbak. akhirnya ya tembok tebal itu runtuh juga :)
kepindahan saya satu tahun lalu mengagetkan. bahkan diri saya sendiri pun.
dari awal saya sadar teman teman di Surabaya bertanya tanya tentang siapa saya karena saya dan Rusma tidak pernah mau menjawab pertanyaan yang menjurus ke latar belakang dan Alhamdulillah saya diberi teman teman yang dewasa untuk tidak memaksa saya demi meluapkan hasrat kepo.
tapi ya, saya berutang penjelasan ke kalian semua.
jadi, saya adalah anak seorang pejabat publik yang kebetulan sebelum masuk ke dunia politik beliau menjabat sebagai presiden direktur dari sebuah holdings yang terdiri dari beberapa perusahaan yang bergerak di bidang Media, Hospitality, dan sebagian besar bergerak di sektor konstruksi (konsultan, kontraktor spesialis reboisasi, reklamasi, revegetasi, dan general contractor).
singkatnya saya (juga Rusma dan adik adik saya) adalah seorang pewaris dari enterprise holdings
sampai disini puzzle mengapa saya berbeda sudah mulai terungkap.
SEMUA BERAWAL DARI USAHA MEMBUKTIKAN DIRI TANPA BAYANG BAYANG ORANGTUA
masa masa SD saya, saya lalui dengan cukup sulit. saya sudah mulai merasa ada bayang bayang yang menuntut saya harus selalu bisa, karena kalau nggak pas dikit aja sudah mulai ada yang bahas bahas orangtua saya.
kemudian waktu kelas 5, saya minta lanjut sekolah ke Pondok Pesantren di Jawa. masih belum tau juga mau dimana karena saya taunya cuma Gontor yang sebenarnya saya kurang yakin bisa bertahan di sana.
episode pencarian SMP dimulai, sampai akhirnya mama saya dapat informasi bahwa teman semasa kuliahnya di Jogja dulu kini menjadi istri Kyai di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang.
hingga akhirnya diputuskan SMP saya dilanjutkan di Jombang.
masa masa SMP adalah masa masa yang cukup sulit. saya yang orang asli kalimantan harus berbaur dengan teman teman yang beberapa diantara mereka tidak mampu berbahasa Indonesia sama sekali. perbedaan bahasa dan budaya menempa saya menjadi minoritas di Jombang. diluar proses adaptasi budaya, bahasa, dan bermasyarakat, saya tidak melalui kesulitan apapun.
dan tujuan saya untuk keluar dari bayang bayang orangtua terwujud.
SMA di Darul Ulum mengantarkan saya menjadi kutu laptop. saat SMA juga saya memulai untuk menjadi blogger. kebijakan Sekolah dan Pesantren mengantarkan saya menjadi geeks, pecandu teknologi. disamping karena saya bisa mengobati sindrom minoritas, menulis membantu saya untuk merasa lebih baik. teknologi juga mengajak saya mencoba hal baru, bukan level geeks yang sampai bikin robot juga sih. tapi uprek uprek (bahasa apa ini ?) layout blog dengan bahasa pemograman HTML cukup menyita waktu saya diluar kegiatan pondok dan sekolah.
waktu SMA juga, saya punya guru tafsir yang benar benar membantu saya bertahan atas rasa frustasi menjadi minoritas. Alm Pak Imam Sugioto.
dengan beliau saya tau bahwa saya punya "ayah". saya tidak yatim piatu di Darul Ulum, ada orang yang selalu menerima saya apapun yang saya rasakan. beliau memegang rahasia saya mulai dari penglihatan indigo saya sampai masalah percintaan saya.
di kelas XI IPA 4 (2010 -2011) abah mendapat serangan fatal akibat manuver politiknya. disana setiap hari Senin dan Rabu pak Imam menunggu saya untuk follow up perkembangan kasus yang menimpa abah. selama delapan bulan kotak tissue beliau habis untuk mengelap air mata saya. sampai akhirnya abah dinyatakan bebas murni.
pak imam mengerti setiap masalah saya, bukannya menghakimi beliau malah takjub dengan kekuasaan tuhan memberikan masalah yang luar biasa pada seorang remaja tanggung seperti saya. dimata beliau tidak ada satupun yang salah tentang saya. semua adalah cerita tuhan.
dari beliau saya mengerti hidup, bahwa dunia dan akhirat adalah sebuah kesatuan harmoni. bukan pasangan kontradiktif, beliau yang mengajarkan saya pentingnya kebersihan hati.
al - fatihah ila ruhi Bapak Imam Sugioto.
berkat internet juga, pada awal SMA kelas 3 saya diterima di jurusan Medical Science University of New South Wales, Sydney Australia. untuk jenjang sarjana.
satu hal yang sampai hari ini saya syukuri.
tapi, hasrat ingin membuktikan diri belum selesai sampai situ.
setelah lulus SMA, (tahun 2012) saya diterima di jurusan pendidikan dokter Universitas Hang Tuah, Surabaya.
naas, karena keserakahan saya mengejar pendidikan dokter Universitas Airlangga membuat kesempatan untuk berkuliah di Hang Tuah lepas. padahal tinggal daftar ulang dan kuliah.
kemudian thypus saya kumat.
sekedar informasi, thypus adalah penyakit langganan yang hadir kalau saya merasa sangat tertekan di Pondok.
6 bulan saya berjuang untuk melawan penyakit ini, praktis semua kampus yang menerima saya (baik UNSW maupun Hang Tuah) sudah menutup pintu karena saya nggak daftar ulang.
2013, saya bingung mau kuliah dimana.
karena saya sudah nggak ngerti mau ambil jurusan apa, jurusan kedokteran memaksa saya untuk belajar keras tapi selama sakit kerjaan saya cuma jalan jalan (kalau cukup sehat), istirahat sama ngeblog.
sempat mikir mau ambil jurusan desain komunikasi visual padahal saya nggak bisa gambar, mau ambil jurusan bisnis manajemen tapi takut nanti setelah lulus di kantor bakal dipandang sebelah mata karena bukan lulusan Teknik Sipil.
Teknik Sipil, ITATS. Jodoh di saat saat terakhir yang menerima saya untuk kuliah.
dan kemudian saya menjadi mahasiswa Teknik Sipil ITATS kelas malam.
kehidupan mahasiswa saya luar biasa. saya masih berbeda. tapi saya berada di lingkungan yang mau menerima bahwa saya berbeda, bahwa saya minoritas, bahwa saya adalah anak kembar yang punya masalah sama anger management ( saya yakin kalian masih ingat insiden CHOCOLATOS di kantin ITATS malam antara saya, Rusma, Nanda dan Dessy. Dessy, for God's sake. I'm so sorry...)
di ITATS juga saya punya "sesuatu" sama "sesorang". nggak usah saya ceritain disini ya. nggak enak sama pacarnya. lagipula, itu semua sudah masa lalu.
2014 adalah tahun kebahagiaan saya sebagai mahasiswa. bareng Mas Gepeng (Azis Alfarichi) saya menjuarai Lomba Tender Cup D'village ITS yang hadiahnya dipake Mas Gep beli Iphone hahaha. trus kita semua anak sipil malam makan makan di rumah saya di Pantai Mentari.
saat itu saya benar benar merasa bahagia atas takdir tuhan atas hidup saya.
di ITATS juga saya punya pengalaman pacaran beda agama. ( nggak usah di kepo in soal ini, waktu itu saya jalan sama anak Teknik Sipil ITATS angkatan 2010 ).
kemudian 2015, godaan membuktikan diri muncul lagi.
disaat hingar bingar ledakan digitalnomics, saya ditawari menjabat sebagai Editor in Chief sebuah perusahaan di bidang konten digital. setahun kemudian saya menjabat sebagai Chief Operational Officer. cukup impresif karier saya disana, pernah mengisi satu tatap muka kontekstual di kelas bisnis manajemen Unair, pernah juga satu panggung menjadi panelis dalam satu forum technopreneur bersama perwakilan microsoft Indonesia dan perwakilan produsen laptop terbesar di Indonesia.
tapi takdir berkata lain, orangtua saya kurang ridho saya kerja sama orang lain. alih alih mengembangkan apa yang menjadi tanggungjawab saya.
2016, saya mengalami pengkhianatan yang sangat sadis di perusahaan teknologi tersebut. bersamaan dengan masalah yang sangat besar menimpa salah satu induk terbesar enterprise holdings. lebih mengerikan dari sekedar kasus hukum kontraktual perusahaan yang melibatkan jeruji besi.
defisit ekonomi Kalimantan Timur, dan masalah internal neraca perusahaan.
takdir itu memanggil saya pulang. meninggalkan kuliah saya yang tinggal dua semester (teman teman berencana wisuda bulan mei tahun depan (2018) , mungkin saya menyusul bulan mei tahun depan nya lagi (2019). di kampus yang berbeda.
episode Surabaya berakhir, takdir membawa saya ke Borneo.
HARI HARI SETELAH PINDAH KE SAMARINDA
menjadi pewaris enterprise holdings adalah tanggungjawab. bukan pilihan.
rumah saya itu di Bontang, 3 jam dari Samarinda. 6 jam dari Balikpapan.
area kerja saya meliputi Samarinda, Kutai Timur, Bontang. serta Malinau dan Nunukan (Kalimantan Utara) melalui perusahaan cabang.
hari hari sebagai Junior Executive dimulai.
saya menjadi mahasiswa pindahan di kampus swasta Samarinda. disini saya berjuang melawan tekanan senioritas yang sangat ingin saya ikut ospek (how funny is it ) sekaligus berjuang untuk tidak bersikap berlebihan karena mulai dari rektor sampai jajaran dosen mengenal siapa saya bahkan ketika saya masih bayi karena sejarah mereka bersama orangtua saya.
saya kembali dikucilkan dan dibully karena saya berbeda.
di kantor, saya dituntut untuk memahami tata kelola administrasi perusahaan, keuangan, pajak, dan teknis proyek konstruksi dengan cepat.
sepagian menghadiri meeting dan diplomasi alot demi stabilnya cash flow keuangan perusahaan, siangnya menyiapkan kontrak tender dengan nilai yang bisa bikin jantungan, sore ke proyek nagih hasil kalendering dan laporan harian, malam ngelembur ngerjakan gambar yang belum selesai.
atau sepagian ikut aanwijzing, sesiangan rapat progress report, agak sore ke proyek karena pancang pecah di proyek A, dan malam ngecor di proyek B.
kira kira begitulah takdir saya kini.
nggak ada lagi cerita ngobrol ketawaan selepas jam kuliah di kantin ITATS, nggak ada lagi janjian siang siang di depan WR untuk nyalin tugas, nggak ada lagi janjian mau ngasih jawaban ujian karena belum belajar.
karena hidup saya sekarang tersedot untuk kerja, nyelesaikan kuliah, meeting sama rekanan, lobby lobby lucu sama om om dan bapak bapak yang sudah pada punya anak seumur saya, ngerjain tugas kuliah sendirian (kadang bareng Rusma), dan sesekali ngeblog dan nonton youtube. ( Angga, you are promising Youtube content creator ! )
IS SURABAYA ALWAYS IN MY HEART ?
definitely yes.
Surabaya memberikan teman teman sejati yang tidak memandang latar belakang saya. mereka dengan berani mengajak saya cangkruk ke Trawas jam 3 pagi (berangkat dari Surabaya jam 12 an malam) dan setelah matahari terbit langsung balik ke Surabaya. mengajak saya camping ke Pulau Sempu yang terkenal karena segara anakan. sungguh merupakan pengalaman camping pertama dan terakhir saya.
mereka juga yang mengajak saya untuk ke Musem Angkut, tepat sehari setelah grand opening nya. kompak bersama untuk menunggu menjelang museum tutup demi bisa puas foto foto di seluruh spot yang ada.
Bromo, saling menjaga satu sama lain. sempat terpisah di Segara Wedi jam 4 shubuh. naik ke kawah bareng bareng, selamat tanpa kurang satu apapun dari berangkat sampai kembali ke Surabaya.
begadang di rumah Mas Bowo bikin maket mata kuliah pengantar lingkungan Bu Siti. bakar bakar sate Bareng sebagai perayaan Idul Adha juga di rumah Mas Bowo. ( saya ingat banget waktu itu beli nanas banyak banget padahal yang dibutuhin sedikit aja :') ). selalu berangkat bareng bareng tiap ada temen satu angkatan yang nikah.
saat saat itu benar benar membahagiakan, membuat saya mengerti bahwa diluar sana ada yang benar benar ingin menjadi teman saya. tanpa pamrih.
meskipun saya tau. mereka juga diam diam bertanya siapa saya karena ya, saya berbeda.
saya harap, dengan tulisan ini. teman teman saya di Surabaya mengerti bahwa ketika itu saya nggak bisa membuka, karena terlalu banyak rahasia yang harus saya simpan sendiri.
disamping fakta bahwa saya takut kalian berubah menjadi oportunis dengan membawa bawa perkara pertemanan baik untuk kepentingan tertentu.
saya nggak mau kalian berubah jadi jahat sama saya karena tau siapa saya.
saya nggak mau kalian berubah jadi jahat sama saya karena tau siapa saya.
afterall, terima kasih teman teman. telah datang dan memberi warna bahagia dalam hidup saya. kalian mengajarkan saya untuk dewasa dalam memandang hidup. keterbatasan itu pasti ada, tapi bagaimana untuk merasa baik dengan segala keterbatasan yang ada.
kalian adalah hadiah tuhan untuk saya di Surabaya.
sampai ketemu di waktu nanti :)
ah akhirnya, harapan saya untuk memberanikan diri menulis ini terwujud juga :))
itu maksudnya "they" sih bukan "he".
Bontang, 14 September 2017
Riffat Akhsan, yang bertekad segera ke Surabaya begitu takdir berbicara.
18 August
gambar diambil dari hsskedarblog (dot) blogspot (dot) co (dot) id
jadi, sore itu mama saya pulang dari prosesi duka saudara jauh. beliau bercerita bahwa disalamin (dijabat tangannya) oleh salah satu eksekutif non aktif kantor kami, yang well bisa dibilang terlibat kasus dengan saya.
yang bersangkutan sekarang gendut. sebuah ironi dimana dulu "gendut" adalah frasa utama yang bersangkutan untuk mencela, menjatuhkan, dan menghancurkan saya.
"maafkan, ia hanya memilih pion yang terlalu liar"
adalah ucapan bijak ibu saya yang (mungkin) merasa nggak enak juga. bercerita bahwa bertemu dengan yang bersangkutan sama saja membangkitkan rasa perih sebagai objek tersakiti akibat ambisi menduduki jabatan puncak perusahaan.
berpikir tentang "pion yang terlalu liar".
sesuatu yang melampaui batas itu dibenci tuhan. adalah prinsip yang selalu saya pegang dalam hidup saya. begitupun dengan rasa apapun yang hadir dalam hidup saya. kalau saya melampaui batas, maka saya akan tenggelam.
seandainya saja, pion itu tidak terlalu liar. mungkin saja si eksekutif tidak akan setengggalam sekarang. kalau saja si pion "tau diri" dan paham brief (LOL). mungkin keadaan tidak akan sekacau sekarang.
but, destiny talks. bahkan setelah saya sudah benar benar memaafkan, keadaan juga sudah terlambat.
Bontang, 18 Agustus 2017
Riffat Akhsan, yang kini merdeka dari rasa sakit.
18 July

Kirana Larasati. tahun ini ia genap berusia 24 tahun. seorang perempuan cantik, cerdas, dan bisa melihat hantu.
saya pertama kali mengenalnya di tahun 2016. disaat sesuatu yang tidak mungkin disemogakan sehingga menjadi mungkin.
Lalas perempuan tegar. ia pernah melewati peristiwa yang lebih mengerikan dibanding kematian. sebut saja kancing yang terlepas.
kekuatan karakter tercermin dalam sikap mental di diri Lalas. kadang hal ini menjadi bumerang bagi dirinya. overthinking.
kecintaannya pada grafis membawanya pada pekerjaan di sebuah resort dan agribisnis sejuk dekat rumahnya. ia bekerja dengan hati dan dibayar sebagai manusia profesional.
di grup Salmon Rumpik kami, Lalas hadir sebagai pribadi kalem yang ngagetin. pribadinya yang terkadang panikan seringkali membuat panik seisi grup telegram. sebuah kombinasi yang lucu.
fotografi, videografi, ilustrasi, dan produk grafis lainnya sukses ia lahirkan dari tangan dinginnya. sayang kuliah desain grafisnya malah belum lulus sampai sekarang :(
Lalas punya ketertarikan pada karya sastra sejarah, rekomendasinya agar saya membaca novel Kancing yang Terlepas sungguh tepat. saya jadi kangen nyesek sama mantan.
berbahagialah las. nikmati takdir hari ini, syukuri takdir masa lalu, doakan takdir masa depan. karena tuhan tidak pernah salah dalam menaruh adil. yakini itu, dan percayalah hidupmu akan lebih menyenangkan.
semoga istiqomah ya berjilbabnya, bukan karena apa apa. karena ya memang lebih nyaman aja.
semoga umurmu berkah, amin untuk semua doa baik yang ditujukan untukmu.
selamat ulang tahun Lalas, cici loves you so much !
Samarinda, 18 Juli 2017
Riffat Akhsan
saya jarang sempat untuk membaca karya sastra anti mainstream berbau sejarah. bahkan ketika saudara kembar saya secara heboh mendorong saya membaca novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala yang memberikan kesempatan pada rakyat jelata seperti saya mengintip "dapur" dari bisnis rokok beserta pusaran bisnis yang menyertainya, sampai hari ini pun saya masih belum sempat untuk membaca novel tersebut.
tapi novel ini adalah pengecualian ; saya
terhipnotis sejak paragraf pertama.
SINOPSIS CERITA
kalau boleh saya rangkum, novel ini bercerita
tentang syair - syair, kelompok yang terusir dan asmara yang tidak
terselesaikan. tentang perempuan, politik dan kekuasaan. tentang Indonesia dari
sisi yang berbeda.
Percintaan tulus beda zaman kokoh berusia senja
Tek Siang dengan perempuan muda awal dua puluhan yang ia rawat, lindungi, dan cintai
sejak umur dua belas tahun. Giok Hong. Giok Hong dicintai sebagai simpanan
oleh si tua yang memilih untuk melajang. Seorang juragan orkes Cina “Tjahaja
Timoer” yang insting berhitungnya membawa ia pada bisnis jual beli tanah dan hasil
bumi di wilayah Semarang dan pantai utara Jawa.
Nasib membawa Giok Hong untuk dicintai oleh Oen
Kiat, karena cintanya sendiri pulalah Ong meregang nyawa akibat serangan
jantung. Giok Hong kemudian direnggut dari Tek Siang oleh istri Oen, Cik Lena.
Politik keluarga bertujuan harta membinasakan istri dan anak anak Oen Kiat di
tangan adik kandung Oen. Bahkan ketika massa berkabung belum selesai.
Beruntung Giok Hong berhasil lolos dari
kematian. Setahun kemudian ia lahir kembali dengan identitas baru ; Boenga
Lily. Bekerja sebagai biduan di rumah makan Mei Wei milik Tan Kong Gie.
Tak ketinggalan penggambaran situasi politik
kala itu. Chaos nya keadaan kota
melatarbelakangi tutupnya rumah makan Mei Wei. Arogansi aparat militer semakin
menguarkan aura mencekam pada cerita. Penjarahan berdasar fitnah bahwa etnis
Tionghoa adalah antek komunis turut serta meramaikan cerita. Lengkap dengan salebaran
“Revolusi Setengah hati” dan “Waspadai Kafir Baroe” (lebih dari cukup untuk
membuat saya tersenyum kecut).
cerita yang tragis, sinis, namun secara mengejutkan : manis.
cerita yang tragis, sinis, namun secara mengejutkan : manis.
MESIN WAKTU YANG MEMABUKKAN
seorang Handry TM menyihir saya dengan pesona
deskripsi waktu, latar, dan bahasa.
saya dipaksa untuk kembali ke masa lalu pada dua
masa berbeda dekade. daerah pecinan Gang Pinggir Kota Semarang tahun 1960
an, ketika bangsa ini masih belum benar benar mengerti arti kemerdekaan
berbangsa. sekaligus ke masa lalu dimana saya masih bersama pacar beda agama saya yang getol mendorong saya belajar
bahasa mandarin.
Bingung, siapa melawan siapa. Siapa dipengaruhi
siapa. Ditambah trauma penjara semakin membuat saya mabuk dalam perjalanan
mesin waktu novel ini. Kemelut politik dan kekuasaan di bab bab akhir cerita
terasa sangat pahit.
Peran ganda cik Lily dalam novel ini sangat
krusial. Singkatnya ; pelacur di bawah lampion.
tidak mudah mendapatkan novel ini. setelah gagal
mendapatkan di toko buku tempat buku ini diterbitkan, saya akhirnya menemukan
di rak bagian karya sastra khusus di perpustakaan daerah
kaltim.
novel ini lantang meneriakkan sejarah lebih
fasih dibanding buku sejarah jaman saya sekolah. sebuah fakta kelam bahwa ada
yang terlupa dari mereka yang disebut Bhineka Tunggal Ika.
karena zaman begitu tega menghapus jejak sejarah
yang tidak berguna.
Samarinda, 18 Juli 2017
Riffat Akhsan
13 July
builder (dot) mn
berbicara tentang perempuan selalu menarik, proyek juga begitu. kalau saja subjek dalam tulisan ini adalah seorang Adam, maka semua jadi "ya sudahlah ya, kan sudah seharusnya". tapi lain dengan perempuan. butuh dedikasi, konsistensi, dan persistensi untuk bertahan dan memimpin dalam jagad konstruksi.
kita inspiratif, karena kita perempuan.
berikut perempuan perempuan konstruksi inspirasi saya.
1. tante wati
beliau adalah insinyur teknik sipil perempuan pertama dalam hidup saya. waktu itu saya masih umur 4 tahun rasanya. saya main ke kantor abah saya karena penasaran kata abah di kantor abah ngitung pasir sama batu tapi yang saya lihat hanya kertas bertebaran dan meja serta staff yang sibuk.
tante Wati ini usil banget sama saya. tapi waktu saya perhatikan beliau kerja, kelihatan serius dan profesional sekali. mungkin tante Wati sedikit banyak mempengaruhi alam bawah sadar saya tentang menjadi workaholic dan profesional bekerja meskipun cewek sendirian.
2. Bu Rani
bu Rani ini dosen saya waktu saya kuliah di ITATS Surabaya. beliau ini langganan jadi team leader pengaspalan jalan arteri primer di Surabaya - Sidoarjo. tau sendiri kan ya ramainya jalan arteri di kedua kota itu kayak gimana. nah berdasarkan peraturan menteri PU yang menyebutkan bahwa untuk jalan arteri primer hanya boleh dilakukan pelaksanaan proyek terkait jalan mulai dari jam 10 malam sampai jam 4 pagi.
nah bu Rani ini seringkali harus nongkrongin pengaspalan jalan di jam segitu, begadang biar nggak ada yang nakal nyolong best cost tebal perkerasan jalan.
beliau ini dosen paling supel yang pernah saya temui, di awal awal kuliah teknik sipil saya kan pernah down sama cowok cowok yang kadang suka curang soal tugas. saya kan jadinya sedih banget huhuhu.
bu Rani ini ibu anak 1, anak beliau cewek. dan saya perhatikan beliau selalu punya cara untuk quality time kayak ciwi ciwi stuff gitulah dengan anak beliau sesibuk apapun beliau.
3. Mbak Kiki
mbak Kiki ini kakak kelas saya di kampus. tapi udah lulus. nah mbak Kiki ini satu satunya surveyor perempuan di kantornya. nah kantor mbak Kiki ini spesialis pelaksanaan pekerjaan jalan raya. tapi jalan rayanya pure yang buka hutan. bukan ngelanjut jalan lingkungan gitu. jadi ya gitu, keluar masuk hutan yang katanya kerjaan cowok cowok dikerjakannya sama mbak Kiki.
jadi kan sebelum proyek dilaksanakan, harus ada team yang ke lokasi proyek untuk ngecek kondisi real lapangan. team ini terdiri dari drafter, surveyor deskripsi, surveyor pemetaan lahan, koordinator logistik, operator alat, pimpinan proyek dll
team ini bertugas untuk merancang teknis proyek, mulai dari alat apa saja yang dibawa ke proyek (jenis, type, kapasitas, sampai skema mobilisasi demobilisasi), berapa tukang dan bahan yang bisa dibawa (skema mobilisasi bahan dan tenaga), bagaimana skema on site (dimana direksi keet, dimana tempat tidur karyawan, dimana naroh bahan, dimana alat parkir dll), dan memutuskan hal hal non teknis penunjang kelancaran proyek (dimana mak warung belanja ke pasar terdekat, termasuk kalau ada hal hal ghaib apa yang harus dilakukan, bertemu dengan kepala kampung, dll)
satu team tuh terdiri dari 10 - 15 an orang. di hutan mereka bisa sampe sebulan kalau emang proyek jalannya diatas 10 km.
jadi ya, mbak Kiki bareng sama mereka.
4. Bu Musrifah
nah, kalau Bu Musrifah ini dosen saya di Untag Samarinda. beliau ini tenaga ahli struktur beton. selain ngelab di sebuah batching plant beliau juga seringkali harus memastikan pengecoran berjalan lancar dan kuat tekan beton memenuhi spesifikasi sampai umur beton genap 28 hari.
jadi ya nggak heran lah kalau bu Musrifah sering banget nongkrong di pinggir mahakam semalaman suntuk nungguin cor site pile dan pilar jembatan yang sistemnya kadang sampe nutup jalur dengan 20 truk ready mix antri karena emang proses pengengecoran kan nggak boleh berhenti.
naik kapal ponton bareng sama crawler crane, truk ready mix lengkap dengan concrete pump menjadi imajinasi masa kecil mereka yang bercita cita menjadi insinyur. bu Musrifah udah khatam pengalaman itu. seorang perempuan.
bu Musrifah juga pasti menjalani peran ganda. sebagai ibu dari 2 anak laki laki yang beranjak remaja adalah takdir beliau saat ini. saya salut banget dengan cara beliau memberi pengertian kepada anaknya ketika harus meninggalkan rumah demi proyek malam malam. nggak jarang juga beliau membawa anaknya kalau pas bener bener anak beliau rewel banget dan pengen ikut.
luar biasa.
jadi itulah perempuan perempuan luar biasa yang harus menjalani tanggungjawab profesi tanpa melupakan peran ganda sebagai ibu dan istri. saya yakin meskipun tidak mudah, pasti ada jalan untuk perempuan perempuan konstruksi diluar sana.
magna-system (dot) net
anyway, saya sekalian mau share pandangan saya ah.
saya nggak menutup mata tentang sentimen bahwa perempuan konstruksi susah jodoh dan melupakan keluarga. tapi saya perhatikan mereka yang nyinyir tingkat akherat kayak gitu biasanya berasal dari mereka yang bukan dari sektor konstruksi. tapi yes, cukup dekat dengan dunia konstruksi. (i don't blame that sector, but the reality scream that)
saya akui banyak perempuan teknik sipil yang nikah tidak pada umur ideal, saya rasa itu pilihan. bukan artinya kita berhak mengeneralisir bahwa perempuan kontruksi susah jodoh. toh banyak juga kok ukhti dan akhwat diluar sana yang nggak kunjung menikah karena proses ta'aruf via proposal belum mempertemukan sama yang cocok.
see ? it's about destiny, not profession.
banyak perempuan yang dulu kuliah teknik sipil setelah menikah lantas jadi ibu rumah tangga. banyak. yang lulus lantas jadi pegawai bank juga banyak. yang jadi PNS apalagi. yang dinyinyiri ilmunya nggak kepake juga lebih banyak lagi.
kemudian agar nyinyiran lebih berimbang dan hawt, ternyata fakta membuktikan bahwa perempuan yang dulu kuliah teknik sipil setelah menikah lantas menjadi pengusaha juga banyak, yang menjadi tenaga ahli sampai ke pelosok negeri juga banyak, yang ekspansi menjadi bos perumahan juga nggak kalah banyak.
memang ya pujian dan nyinyiran pada akhirnya berujung pada fakta yang sama.
saya percaya bahwa apapun yang telah tuhan gariskan pada kita untuk kita jalani tidak ada yang sia sia. pun menjadi perempuan konstruksi, tenaga ahli, lulusan teknik sipil. untuk itu, tegakkan kepalamu, afirmasi, visualisasi, dan rasakan energi kasih sayang tuhan, yakinlah tuhan selalu menyiapkan cerita terbaik untuk hidupmu.
jadilah luar biasa, karena kita perempuan.
Samarinda, 13 Juli 2017
Riffat Akhsan
Subscribe to:
Posts (Atom)
Search