22 September

 

Kita Tau Rasanya Apa, Tapi Kita Susah Menjelaskan Bagaimana.....


adalah jawaban yang diberikan Ismail Putra Panggua ketika saya bertanya kepadanya apa perasaan terdalamnya tentang kopi.

Putra, sebagaimana saya memanggilnya, adalah seorang Q Arabica Grader yang terdaftar resmi di Specialty Coffee Association. Bagi saya, Putra yang usianya sebaya adik bungsu saya ini adalah demystified yang menjelma jadi nyata. 



sulit menemukan penilai kopi: yang dari ujung pulpennya nasib harga kopi per gram nya ditentukan. dan Putra adalah satu dari dua Q Arabica Grader di Kalimantan. saya harus bangga pada Kota Bontang yang memiliki Putra Pangguan.


Kopi Terenak: Arabika Cianjur


di Laborative Roaster miliknya yang terletak di dekat simpang Bukit Sekatup Damai PKT, saya diajak untuk mencicipi Kopi Arabika Asal Petani Cianjur yang di grind manual sendiri oleh Putra dan disajikan dengan metode V60.



saya yang agak-agak kagok tapi kepo banget soal kopi belajar mencecap rasa dengan ketajaman indra seadanya ini. Putra lalu bertanya apa aftertaste dan rasa yang paling dominan dari mutiara hitam yang ditanam ini.

saya jawab: madu.

bukan madu kak, ini rasa nektar. kakak tau kan jaman kita kecil dulu suka "makan" bunga Asoka karena rasanya manis ? nah itu nektar.


saya terperangah dengan jawaban Putra. dari sana diskusi tentang rasa mengalir. sebenarnya agak sulit menjawab bagaimana cara Q Grader bekerja. karena basicly kopi adalah makhluk tuhan. namun, tuhan memberikan ilmu mencecap indra (cupping) untuk membantu kita meraba kopi.

saya yang awam hanya tau kopi arabica itu manis dan kopi robusta itu pahit. ternyata, kopi tidak sesederhana itu. unsur penyusun kopi adalah pahit dan asam. namun, rasa manis "keluar" dari kopi jenis arabica adalah karena lokasi dimana ia ditanam tergolong tinggi. sehingga less hama. sementara robusta bertempur dengan berbagai tempaan sehingga menciptakan pahit yang kuat, namun menjadi bahan terbaik untuk barista mencurahkan keterampilannya meracik kopi.



Jatuh Cinta dengan Liberika



di sini, saya mengenal Kopi Jenis Liberika: lebih manis dari Arabica namun tidak sepahit Robusta.



berbatang kuat dan berdaun lebar. Liberika mampu tumbuh bahkan di level 0 mdpl. namun, kopi adalah makhluk tuhan paling sensitif. Liberika pun tidak terkecuali. 

Putra bercerita, Liberika pertama yang dicicipinya memiliki rasa lumpur. Liberika lainnya asin karena ditanam di pinggir pantai. sampai akhirnya ada Borneo Liberika dari Berau yang menguarkan rasa nangka dengan sempurna.


saya jatuh cinta dengan Liberika. kopi murah terlupakan di jaman dulu yang kini merangsek menjadi primadona dunia kopi dua tahun terakhir.

saya semakin jatuh cinta dengan Liberika setelah menonton video penjelasan dari Dr. Steffen Schwarz. seorang Coffee Consulate in Germany that has more than 20 years of experience in the industry. sayang, beliau meng-highlight Liberica milik Malaysia. karena negeri jiran duluan lah yang mencoba mempopulerkan kopi jenis ini.

try me. at least once in a lifetime cobalah kopi susu Liberika.


All in All, I Love Coffee More..



mengenal kopi lebih jauh menyalakan mimpi saya yang sempat redup: saya ingin memiliki resort di tengah perkebunan kopi. 

namun, pertemanan dengan Putra dan kunjungan (nyaris) rutin ke Laborative Roaster membuat saya semakin mencintai kopi karena menemukan berbagai anomali.

saya kini lagi hobi sekali menyeduh kopi Robusta Agropuro dengan metode Vietnam Drip kesukaan saya. kenapa ? karena kopi ini begitu manis meskipun jenisnya robusta. lebih jauh, ia aman untuk asam lambung saya.

well, karena liberika begitu sulit dicari.

belajar tentang kopi bukanlah seperti narasi indi senja kopi dan mentari. tapi lebih kepada morfologi tumbuhan, karakteristik biologis, dan lingkungan hidup.

kopi tanpa filosofi, lebih nikmat untuk dipelajari.





Bontang, 22 September 2022




Riffat Akhsan, -- yang ngantuk sekali dan ingin minum kopi

My Birthday Cake Today

Finally, I'm on My Last Stages of Twenties


pagi ini saya terbangun dengan satu fakta baru: hari ini saya memasuki babak akhir dari usia 20an. usia dimana mulai tahun depan saya akan join 30 club. tahun-tahun yang saya harapkan menjadi masa yang menyenangkan dengan kelebihan penghasilan.

tidak ada yang bisa saya ungkapkan selain kesyukuran di hari ini. terima kasih Allah untuk mental yang lebih sehat. saya kini mengerti tentang penyebab luka batin diri ini dan kini masih terus belajar untuk bisa berdamai. untuk kantor saya, perusahaan konsultan dimana saya sudah terjun di sini sejak berusia 20 tahun. untuk perusahaan-perusahaan baru yang seumur jagung namun sudah memberikan grafik yang membahagiakan. serta untuk kehidupan dan relasi yang semoga mengarah kepada kebahagiaan.

harapan saya di umur baru ini adalah agar saya memiliki lebih banyak lagi piranti mutakhir, pengalaman traveling, serta makin bijaksana dalam mengemban amanah perusahaan.

again, Happy Birthday !



Photo by Nick Fewings on Unsplash


Bontang, 22 September 2022




Riffat Akhsan

23 July

 

Pepaya

Serum ini beraroma pepaya. adalah kesan pertama saya setiap mengaplikasikan produk ini ke wajah saya. 

mengusung hyaluronic acid sebagai bahan utama. teksturnya sangat thick namun sangat cepat menyerap. benar-benar diluar ekspektasi untuk serum dengan harga sangat terjangkau yang umumnya bertekstur ringan. 

saya memakai serum ini ketika kulit saya benar-benar meronta minta nutrisi lebih. biasanya ketika baru pulang dari laut, atau habis panas-panas tugas luar kantor. waktu dimana skin care harian saya angkat tangan.

iya, serum ini tidak saya pakai setiap hari. karena efeknya di kulit saya yang teramat rich, menghidrasi secara maksimal sehingga saya hanya perlu essence toner dan serum ini saja. tanpa moisturizer.

melihat dari ingredients, bisa dipahami kenapa serum ini efeknya melampaui moisturizer. karena salah satu bahan aktifnya, Sodium PCA masuk ke dalam list NMF (Natural Moisturizer Factor). 

wow

ini adalah serum penyelamat kulit saya. benar-benar beyond expectation. saya biasanya pakai serum ini di Sabtu pagi sambil rebahan dan main HP, atau sambil nulis blog.

kekurangannya menurut saya ada di tekstur yang sangat thick itu tadi, karena terlalu kental, proses mengambil dari botolnya cukup effort untuk saya.


overall untuk klaim membantu skin hydrating and skin barrier di saya terbukti benar. namun untuk klaim anti inflamasi saya nggak bisa bicara banyak karena (mungkin) klaim ini bisa dibuktikan untuk mereka dengan pemakaian rutin. bukan seperti saya yang memakai serum ini hanya di waktu-waktu tertentu.

repurchase ? Insya Allah kalau nanti yang sekarang sudah habis dan nggak bosan.

terima kasih sudah membaca. sampai bertemu di tulisan selanjutnya.





Bontang, 23 Juli 2022




Riffat Akhsan

22 July

 

masih jelas di ingatan saya, 12 tahun lalu ketika mengunjungi pemukiman atas laut ini. kala itu, pulau ini tak ubahnya perkampungan biasa tanpa ada yang melirik potensinya. saat itu, masih jelas teringat beningnya air laut kala surut yang memberikan pemandangan serupa kaca tentang indahnya aquarium ciptaan tuhan. bintang laut, algae, bulu babi, dan berbagai karang penjaga laut bisa dilihat dengan mata telanjang effortlessly.


20 Juli 2022, saya kembali ke Malahing. berwisata dengan niat mencelupkan kaki di hangatnya air laut, ditemani sejuknya angin laut, menyerap slow-pace living yang menjadi healing bagi penatnya tugas kantor. sembari berpikir kapan kiranya saya mahir berenang.


wajah Malahing sudah sangat berubah. pemerintah sudah masuk dan mengimplementasikan solar cell sebagai sumber pasokan listrik area ini. kemudian perusahaan negara juga mengucurkan dana CSR nya dengan strategis dan penuh komitmen dalam membangun amenitas di area ini sehingga layak menjadi destinasi wisata.


namun bagi saya, Malahing masih menjadi tempat terbaik untuk healing dan menepikan diri. untuk sejenak bersyukur akan kehidupan progresif yang tuhan beri ke hidup saya.


kini masyarakat Malahing sudah siap menerima kunjungan wisatawan. hasil pembinaan secara kontinu sudah termanifestasi menjadi atraksi membatik, makan sajian ikan segar di restoran apung, menginap di homestay berbasis kearifan lokal, dan pulang membawa buah tangan amplang dan sabun rumput laut.


sudah banyak gazebo dan spot-spot foto yang "kekinian" hadir di ruang-ruang bebas Malahing. namun bagi saya, keramahan warga yang bersedia dibina dan bersikap open-minded serta kecantikan berbalut kesederhanaan kehidupan pesisir Malahing masih menjadi visual terbaik.


langit terang menjadi hadiah istimewa tuhan untuk semakin menikmati Malahing. ketika mentari beranjak turun dan malam mulai membayang, saya mengosongkan memori di otak khusus untuk menyimpan visual indahnya sunset di Malahing.


tidak sulit mengunjungi Malahing. cukup ke Bontang Kuala dan Hubungi Pak Nasir (Ketua RT) di nomor seluler dan whatsapp 6285249335155. beliau bersedia melakukan antar-jemput dengan kapalnya dan mengubungkan wisatawan dengan Kelompok Sadar Wisata (pokdarwis) Malahing yang siap memberikan informasi terkait berbagai paket wisata di Malahing.

Percayalah, Malahing memiliki candu. dimana saya selalu diajak kembali bertemu.







Bontang, 22 Juli 2022





Riffat Akhsan- better healing in Malahing with his warm hug and mind-blowing conversation




28 April

 

yihaa, kantor baru. skincare baru !

ketika saya menulis ini, sudah bulan ketiga sejak kepindahan saya dari Balikpapan ke Bontang. entah kenapa, di kantor baru ini hasrat menggebu untuk menumpuk harta duniawi hasil keringat banyak lari ke tumbler alih - alih skincare. jadi, saya beneran selektif banget untuk urusan skincare. apalagi, sekarang local brand dan brand impor harganya udah mirip - mirip. makanya faktor efikasi skincare dan harga berada di urutan prioritas teratas ketika saya memutuskan membeli sebuah produk skincare

saya beruntung Scarlett masih membanderol produknya dengan harga di bawah seratus ribu. tepatnya Rp. 75.000,00 yang mana ini masih masuk akal untuk saya. namun tidak semua local brand seperti Scarlett. jadi, maafkan saya ya jika postingan skincare menjadi cukup jarang. namun, sebisa mungkin saya akan terus usahakan untuk menulis. 

berbicara tentang skincare, tidak bosan bosannya saya sampaikan kepada handai taulan sekalian bahwa bahwa kulit saya tipikal normal - to oily tapi kalau kena produk nggak cocok langsung breakout. kalau pas fase menstruasi saya jerawatan banget. jadi pastikan dulu tipe kulitmu sebelum mencoba produk yang saya review. karena apa yang saya alami belum tentu kamu alami begitu juga sebaliknya. 

***

Udah lama banget saya kepengen ngerasain experience essence toner + serum dua lapis untuk rangkaian skincare malam saya. karena menurut saya, pemakaian essence toner + double serum termasuk tingkatan skincare advance di bawah retinol. sifatnya high risk high return. harus benar - benar teliti dalam mengkombinasikan sebuah essence bersama serum. begitu pula dengan double serum, memakai dua serum sekaligus dalam satu rangkaian skincare merupakan keputusan pelik. saya harus benar - benar mengerti betul bahwa kandungan dari serum yang akan saya pakai tidak "memusuhi" satu sama lain yang mengakibatkan wajah saya breakout.

dalam pedoman skincare saya, berikut kandungan yang "haram" hukumnya dipakai bersamaan dalam satu rangkaian skincare yang sama :

1. AHA/BHA/PHA + Vitamin C
2. Retinol + AHA
3. Retinol + Benzoil Peroksida
4. Retinol + Salicylic Acid
5. Vitamin C + AHA/BHA/PHA
6. Niacinamide + Vitamin C = aman jika dikemas dalam satu produk
7. Retinol + Physical Exfoliator (scrub)
8. AHA + Vitamin B3
9. Vitamin C +  Benzoil Peroksida
10. Oil Based + Water Based
11. dua skincare dengan kandungan bahan aktif yang sama = misal dua toner mengandung AHA dari brand berbeda dipakai bersamaan 

berdasarkan bahan di atas, saya agak deg - deg an juga memakai essence toner, acne serum, dan glowtening serum secara bersamaan. namun, saya memberanikan diri karena ketiga produk ini masih berangkat dari seri dan brand yang sama : scarlett acne series face care.

kenapa saya segitunya bernyali langsung hantam kombinasi baru dari tiga produk sekaligus ? jawabannya adalah karena Menuju Lebaran Glowing 2022. di momen lebaran tahun ini, saya *uhuk* mau jalan sama si kakak. jadi, intinya saya lagi pengen eksperimen aja mumpung ada momentum HAHAHAHAHA. 

***

meskipun beberapa tutorial menggunakan rangkaian skincare ini untuk pagi dan malam hari, saya hanya memakai produk ini di malam hari. karena berdasarkan pengalaman saya, butuh waktu yang cukup untuk memberi jeda antar produk agar mereka meresap maksimal di wajah saya.

Oke, Kita bahas dulu Scarlett Essence Toner (Acne Series) ya...





pengalaman saya pakai essence selama ini nggak ada yang menyenangkan. saya pernah mahal - mahal beli essence centella asiatica organik yang ternyata efeknya di wajah saya nggak ada bedanya sama hydrating toner (sedih banget ini asli, berasa rugi bandar gitu). pernah juga pake mugwort essence yang endingnya breakout di wajah saya (sakit hati banget ya ampun). pernah juga pake essence sakura murni plus sleeping essence nya sekalian dari bahan yang sama dan nggak ada efeknya di wajah saya sama sekali padahal sudah saya pakai cukup lama (hiks).

jadi, untuk essence kali ini saya cukup stoic ya. nggak mau berharap apa - apa selain tentang bagaimana produk ini bisa berfungsi baik dalam menyiapkan kulit wajah saya ke step serum.



hal yang paling saya suka dari essence toner Scarlett ini adalah warna produk dan tutup botol beningnya. visual ini memberi sugesti kepada pikiran saya bahwa produk ini menjanjikan kesegaran dan glowing maksimal. ditambah dengan bagian dasar botol yang menampilkan elemen padat berbentuk bulat berupa Ginkgo Extract yang membuat saya teringat dengan elemen scrub

secara konsentrasi, essence toner ini memiliki kekentalan di atas toner namun masih di bawah serum. secara tekstur, produk ini warnanya nggak bening banget. serta ada bulir putih yang saya asumsikan serpihan dari Ginkgo Extract. sebuah pengalaman baru memakai produk essence toner.



beberapa detik setelah essence toner ini diaplikasikan (saya skip pakai toner karena menurut saya toner nya udah include di produk ini), wajah saya terasa dingin yang saya duga berasal dari efek Vitamin C dan mugwort hydrosol. karena sejauh yang saya pahami, kedua bahan ini menawarkan sensasi cooling dalam tujuannya untuk menurunkan suhu wajah saya.

setelah efek dingin selesai, bahan aktifnya mulai bekerja masuk secara cukup gentle ke kulit. terlebih, bahan aktifnya bersifat asam (tea tree water, succinic acid, phyto squalene). bahan - bahan ini memberikan sensasi yang cukup berbeda di kulit. kalau saja tidak ada efek dingin di awal, rasanya akan panas dan cekit cekit persis seperti ketika saya mengaplikasikan produk chemical exfoliator dalam konsentrasi tinggi.

Lanjut, Scarlett Glowtening Serum...


ini adalah produk yang saya paling penasaran dengan experience nya. karena sejauh yang saya tau, glowtening merupakan singkatan dari glowing + brightening. kebayang dong gimana ekspektasi saya terhadap sebotol serum sebanyak 15 ml ini. menurut saya, tulang punggung Lebaran Glowing 2022 banyak bertumpu di produk ini. jadi, amit - amit mampus kan ya kalau saya fail di sini.



ini adalah serum pertama yang saya temui tidak berwarna bening. warnanya putih dengan tekstur thick dan rich baik ketika diteteskan ke tangan saya maupun ketika diaplikasikan ke wajah saya. 

pertama kali dipakai, efek cekit cekit namun dingin seperti yang rasakan ketika memakai essence terasa lagi di pemakaian glowtening serum nya. namun, kali ini dengan intensitas yang lebih kuat. saya benar - benar merasakan tranexamide acid bekerja dengan sempurna dalam serum ini. dominasinya mengalahkan bahan - bahan lain yang dimaksudkan untuk membuat kulit saya lebih kalem : calendula oil, olive oil, alantoin, dan licorice extract.

saya pakai serum ini duluan bersama essence toner untuk mendapatkan penilaian objektif tentang bagaimana serum ini bekerja di wajah saya (dengan skip acne serum). hasilnya, kulit saya nggak kuat karena kandungan di dalam essence dan serum sama-sama kuat. sehingga saya sempat menghentikan pemakaian selama sehari. saran saya, jangan meniru saya. pakailah acne/brightening serum di antara essence toner dan glowtening serum ya.

setelah pakai serum, jangan lupa kunci dengan moisturizer untuk membuat rangkaian skincare mu sealed secara sempurna. kalau saya, karena night cream saya dari Scarlett masih ada, maka saya pakai itu saja untuk moisturizer.

Karena Saya Pernah Bahas Scarlett Acne Serum, Kali Ini Kita Fokus Ke Bagaimana Kombinasinya dengan Glowtening Serum


pertama, saya realistis. tidak semua janji di produk hasilnya akan muncul semua di wajah saya. tidak terkecuali produk ini. 

namun setidaknya ada dua hal yang bisa saya highlight dari kombinasi dua serum ini : pori - pori saya mengecil, wajah saya bersih tanpa jerawat (padahal saya menstruasi di 18 - 26 Ramadhan), kulit saya tenang dan terhidrasi maksimal.

hidrasi maksimal inilah yang membawa wajah saya jadi glass skin.

dari kombinasi dan komposisi Scarlett series kali ini saya belajar satu hal lagi dari per-skincare-an duniawi : yang membuat wajah glowing bukanlah ingredients yang bertujuan untuk mencerahkah, namun glowing berasal dari ingredients yang bertujuan menghidrasi.

ternyata, glowing adalah cerminan seberapa sehat kulit wajah saya. yang mana ini butuh proses setidaknya selama satu minggu. saya bukan tipikal penganut glowing sekejab dengan menumpuk skin care premium di pagi hari-hari penting. saya lebih percaya ada proses yang melatarbelakangi wajah natural hasil adalah kerja keras rangkaian skincare malam hari. 

jadi, kalau kamu mau glowing di lebaran yang tinggal menghitung hari ini, saya rasa kamu harus mengakselerasi pemakaian skincare yang tadinya hanya malam hari menjadi pagi dan malam hari. saya berdoa di hari lebaran wajah kamu akan glowing secerah kemurnian hati hari raya idul fitri.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1433 Hijriah. terima kasih sudah bersedia membaca tulisan ini sampai akhir. semoga kulit kita selalu sehat, glowing, dan menyejukkan mata yang memandang.





Bontang, 28 April 2022





Riffat Akhsan, - yang sudah ambil cuti untuk bikin nastar dan cheese stick

14 April

 

On my last day in Balikpapan (in my previous office), I ask to my staff to take this picture. a picture who speaks loudly about my future plan right after my resignation. 

Since beginning of my career in State-Owned Enterprise, my vision is clear : I build a strong portfolio, be critical engineer, then find sexy problem who will be my story to make a personal statement and motivation letter, then find two strong key players to write a recommendation for me. 

After all the requirement process is done, I take an IELTS test. next is to apply for University admission and scholarship. the plan is perfect, so that is time to resign. 

But you know what ? that's perfectly planned is set up due to covering up my wounded soul. you know my past, I experienced moving from Surabaya to Samarinda while my undergraduate degree is not completed yet. I continue my degree in Samarinda, at the university when toxic and bullying culture still alive, spreading across all the university (including the faculty). that time is really struggling and full of tears. until finally I graduate as the highest GPA among my peers, eventough it is very late. ideally, it just need 2 years to accomplish that degree, but because the toxic culture, I've done it in 3 years.

the total amount of time of my study is almost 7 years. you can count it from 2013 till 2019. not an ideal time for person who pursue a scholarship. but God is good, in 2018 I got accepted in State-Owned Enterprise in the construction sector. and the rest is history.

Then in August 2020 Everything Begin....

I know that my greatest weakness at that time is English. because the circumstance and ecosystem where I study is not a good place for upscaling my English skill. therefore, my choice is very tight : I must find a scholarship who did need IELTS in the beginning process. then, that scholarship must count heavely on my working experience rather than my college background. lastly, I set my standard reliable. I must apply in the university that can see my value. not the university that has "Top School Brand" because I am not their league.

then I found New Zealand Scholarship : they will pay my IELTS test once I pass the selection process. this is perfect ! so I just need to find the suitable university for me with term exclude NZ best university. I got It : Massey University, Construction Law. the place that not intimidates me.

destiny brings me to the only master student from Indonesia in Massey : Widi Auliagisni. Widi is my very first person outside my family that believes in me even though I think I'm not good enough. she regularly spent her busy time to brainstrorm with me. convince me to apply and believe that I can make my dream into reality.

I  also met with Ibu Nurul Kasyifita, Banjarnese from Samarinda who willing to proofreading my Indonesian essay (because my English is that bad) and gives me delightful input that progressing my essay a lot. at the end of the year, I met Annisa Hasanah who have a similar working background with me (transportation project). Annisa widens up my perspective about how to plan my research. moreover, Widi recommends me to the professor who be the reason for my decision to Massey. I got the personal number of the professor and he, (the professor) invited me to come in one of his zoom lecture. 

in Januari 2021, the New Zealand Scholarship awardee held mentoring program for people who plan to apply that scholarship. they did selection process and I passed as one of 50 mentees who got that chance from around 200 applicants.

the mentoring concept is like I have buddy program. the person who guides me in my essay and the admission process. the program is supposed to prepare mentee to apply in New Zealand Scholarship for the 2021 period. (turns out, unfortunately the scholarship did not open due to the COVID-19 outbreak)

Surprisingly, destiny matched me with Annisa again. that 2 months mentoring process enlights me that English is a very strong foundation. I must mastery the way of thinking in English in order to make a compelling and clear essay. my problem is a language barrier, I have a tremendous idea and how to making it into reality, but the problem is I have a constraint to deliver it into English.

with my UMR salary and living cost in Balikpapan that take half of it, pay for an IELTS class is not my choice. nevertheless, my only choice is to dicipline studying IELTS through free learning resource such as Futurelearn and Youtube. it did greatly on my passive skills (listening and reading) but have no progression in my active part (speaking and writing). but it was my only way. I can ask for more.

In August 2021, through 2 hours zoom interview, Pak Jony Eko Yulianto gives me IELTS private scholarships. He told me that one of her students just came back from her master degree in the University of Bristol funded by LPDP and decide to be an IELTS coach as her next endeavor as one of her giveback in Indonesia. Betari wants to helps applicant who struggling with IELTS to pass the test and pursue their dream. and Pak Joni decides to give me scholarship is the way he support my dream and Betari's dream as well.

the writing modul has been done in October, so I decide to apply to the Auckland University of Technology for conditional offers. I completed all the requirements and convinced myself that I deserved it. then a few days later I brace myself to apply to Massey University for Construction Project Management. I changed my course after long discussion with Widi (Widi is taking Construction Project Management also) and some deliberation because I see implementing Construction Project Management is way suitable after study rather than Construction Law because mostly in Indonesia still use Netherland and Indonesian Law in the purpose of construction contract.

The First Letter Come From AUT, Then Few Days Letter Massey


November 2021, the email from Auckland University of Technology came. they offer me a place for master of Construction Management. I remember this letter came at afternoon when I was in my office. I scream silently, although this is not my dream campus, but my inner peace thank me. finally, after tears and bullying there is reputable university that see my value and gives me offer. this is a huge prove that I am capable like other people in the world.




It was the best twilight in my life. when I was alone in my flat, this email came. I got frozen in my bed. I lost my words. seconds later, I cry sobbingly. I got accepted academically in my dream campus. it's feel surreal, but it's real.  

at that time my IELTS private class was over and I am supposed to take IELTS exam and apply for scholarships. I must set up another plan if New Zealand Scholarship doesn't open again in 2022. so I let myself to see opportunity in LPDP scholarship.

in January 2022, my official IELTS score is out and I am eligible for LPDP scholarship !

15 March 2022, World's Rank Number 9 For Civil Engineering Offers Me a Place : The University of Canterbury



Massey University is not listed in LPDP anymore. so my only choice in New Zealand is Waikato, Otago, and Canterbury. 

my feeling is true. New Zealand did not open their border (until now) so the scholarship also. I convince myself that degree of M.CivilEng is quite cute after my last name. but later on I know that in order to secure my place at the University of Canterbury I must pay admission fee around 500 NZD in the beginning. (this payment must be done by my own, although the scholarship will reimburse it later if I pass the selection process)

the situation when New Zealand still closed their border sticking up my way. I know that New Zealand awardee 2020 period still can't enter the nation. how can I ? I can imagine how long the queue will be. naturally, my intuition guides me to choose another country because the IELTS certificate already on my hand. so, I choose to go to the United Kingdom.

The Best Always Came Late, University of Birmingham Offers Me a Place on April 2022



Birmingham is the highest rank of the University that offers me a place. based on QS World University Rankings 2022 this university placed 90th. 

the application process is quite different, yet thrilling compared to universities in New Zealand. in Birmie, I must write my study journey from high school to college graduation. this process is really makes me skeptical : are they willing to offer a place in person who graduate from high school in 2012 but just completed her undergraduate degree in 2019 ?

at this point, every bad judgment came into my mind. thanks to my traumas who already shapes me to believe that I am absolutely like the frame that my bulli-ers addressing to me.

but that second night of Ramadhan might be my turn back point. it was 10:33 PM Bontang time, when I just finished my Taraweeh pray and prepare to go to sleep. the email came, but my sleepy mind doesn't process it well. so, I think it just my hallucination LOL.

on the next day, I realize that offer is real. after morning pray, I read the email carefully, I look up the sender and read every words carefully. 

WOW, THIS IS REAL. I GOT ACCEPTED AT THE UNIVERSITY OF BIRMINGHAM !

but unfortunately, due to internal problem caused by one employee in my family business, I must refuse the offers, drop down my imagination, suspend my study plan and back to Bontang in order to help my family business back to stable. after this messiness clear, I try to reset and rebuild my next endeavor.

This Dream is Still Alive

I will take MBA (fully online) in the US. 

this is really plot twist, at this point I am realizing that I can contribute more if I am a Master in Business Administration rather than Master in Civil Engineering. having an MBA degree allows me to contribute to the business comprehensively across the group. furthermore, I found myself quite exciting every time I attend to my class at the Wharton School (in Coursera). 

the pandemic gives me the comparison and spare more time to rethinking about my further study. I can't stop myself comparing 2 years online MBA tuition fee at the University of Illinois at Urbana Champaign is just half compared to 1 years M.CivilEng in the University of Canterbury (that will probably online because of the border is still closed)

God is Good, His Plan Is Never Wrong

I believe, at the end of the day, the silver lining will come after heavy stormy clouds in my life. I still nourish my dream, to pursue master degree overseas (with or without scholarship). I am sure everybody has their own destiny. so me too. I will face my victory later.

The Message is : I Learn To Don't Misjudge Myself


when I am writing this post, I can count how much blessed that God's gives me abudantly. but one thing for sure : I let my trauma far behind me. I am worthy. and God will always with me.

thank you for everyone who guide and beside me until this point. maybe for now reality doesn't like what I supposed to be, but I promise your kindness will stay forever in my heart.


Bontang, 14 April 2022 / 12 Ramadhan 1443 H




Faizah Riffat Ma'rifah












24 March



saya kebingungan harus memulai tulisan ini dari mana. beberapa kali pula saya putuskan untuk mengganti judul. tapi intinya begini : saya memutuskan untuk resign dari perusahaan milik negara yang sudah menempa saya selama empat tahun terakhir.

saya berangkat ke Balikpapan, dengan niat untuk mendapatkan surat rekomendasi demi mulusnya proses saya mendaftar beasiswa pascasarjana. ingin membangun nama tanpa ada embel - embel keluarga. serta memiliki penghasilan dari tangan sendiri tanpa ikut campur perusahaan keluarga.

ternyata, saya berangkat dengan ego yang begitu angkuh.

3 Februari 2022 saya kembali, dijemput oleh abah dan adik laki - laki saya. keputusan saya mantap untuk pulang kembali ke Bontang dan membantu perusahaan keluarga.

saya merasa ditampar takdir. apa yang saya perjuangkan dua tahun terakhir terhempas pasrah, menyadari bahwa itu semua bukan yang terbaik untuk saya.

saya pikir saya akan menjadi master di bidang Civil Engineering dengan beasiswa. ternyata refleksi diri membuat saya sadar bahwa minat saya ada di master di bidang administrasi bisnis, negeri paman sam, dengan biaya sendiri.

saya pikir membangun nama tanpa embel - embel keluarga ada langkah heroik. namun, sejauh apapun saya berlari darah lebih kental dibanding apapun. apa yang saya miliki merupakan warisan nyata kasih putih orangtua saya.

saya pikir memiliki penghasilan sendiri tanpa ikut perusahaan keluarga itu mensejahterakan, ternyata terlanjur berada dalam satu lapisan gaya hidup tertentu yang sangat menguras gaji kecil saya. jika saya tetap memutuskan tidak bergabung dengan perusahaan keluarga.

semua orang berhak mencoba, berhak gagal, dan berhak belajar dari kegagalan itu. 


transformasi perusahaan keluarga saya benar - benar meluruhkan keangkuhan saya. saya sadar, here is the place that I supposed to be. 

tidak berarti rumput tetangga itu lebih hijau, bisa jadi kita (dalam hal ini saya) yang tidak melihat dan bersyukur dengan benar.

saya bersyukur, diberi tuhan kesempatan untuk gagal, menyesal, dan semoga kali ini sudah mengambil langkah yang benar.




Bontang, 24 Maret 2022



Riffat Akhsan
Faizah and Her Enchanting Journey | Designed by Oddthemes | Distributed by Gooyaabi