26 June
kemarin waktu ke Singapore, saya dan Fatimah menginap di jaringan hotel Fragrance yang berada di area Balestier, Novena.
keputusan tentang hotel mana yang akan kami tempati menjadi topik yang sangat panjang proses deliberasinya. awalnya, saya dan Fatimah super kekeuh ingin menginap di jaringan hotel bintang tiga Lion Peak yang berlokasi di Raffles : Lion Peak Raffles.
pilihan Lion Peak Raffles dilatarbelakangi saya yang hanya mengandalkan traveloka sebagai Online Travel Agent perjalanan mandiri saya dan Fatimah. karena saya nyaman dengan UI dan UX nya. sebelumnya saya sudah membandingkan berbagai OTA lain seperti tiket, agoda, booking, bahkan tripscout namun pada akhirnya saya ambil kesimpulan harga yang dipasang masing-masing OTA tidak jauh berbeda satu sama lain.
ada kriteria utama yang saya sepakati bersama saudara kembar saya dalam proses pemilihan hotel kami di singapore : pertama lokasi hotel tidak di red district, kedua harga yang dibawah satu setengah juta per malam untuk dua orang, keberadaan bidet/closet shower, terakhir view and vibes. iya yang terakhir memang unik, karena saya dan Fatimah sama sama memiliki insting kuat.
proses pemilihan hotel kemudian saya lakukan lewat traveloka. singkat cerita, saya dan Fatimah "hampir berjodoh" dengan Lion Peak Raffles. selain karena faktor yang sudah saya ceritakan, lokasi hotel sesuai dengan itenerary kami dan memungkinkan kami untuk banyak jalan kaki.
tapi kemudian di hari - hari terakhir menjelang keberangkatan kami, Lion Peak Hotel Raffles mendadak mengalami kenaikan harga lumayan. saya menduga karena tiba - tiba hotel ini viral di TikTok. kenaikan harga ini melampaui budget yang saya dan Fatimah tetapkan. jadilah akhirnya kami harus mengulang dari awal proses konsiderasi hotel di Singapura.
namun pada akhirnya saya dan Fatimah sepakat untuk memilih hotel di area yang didominasi oleh penduduk lokal. dekat dengan hawker centre, cukup jauh dari area turis, namun cukup strategis. hotel - hotel yang biasa dikunjungi oleh mereka yang berobat ke Singapura. yang harga per malam nya murah karena biasanya ditempati untuk waktu yang lama.
karena kesepakatan terbaru ini pula saya dan Fatimah sadar bahwa kami ingin membaur untuk kenal lebih dekat dengan para Singaporean. melihat bagaimana cara mereka hidup. karena kami percaya Singapura lebih dari sekedar foto wisata estetik.
doa saya dikabulkan tuhan melalui pertemuan sambil makan di Whampoa Makan Place. warga area sini cenderung sudah memasuki usia pensiun, sehingga memiliki dinamika kehidupan yang lebih selow. disini saya banyak diajak mengobrol oleh mereka.
pembicaraan awal pasti tentang Indonesia, karena mereka bilang jarang bertemu turis. pembicaraan kemudian berlanjut kepada relasi personal mereka tentang Indonesia. ada yang anaknya tinggal, menikah, dan bekerja di Bandung. ada yang sering aja dulu urusan ke Jakarta saat masih bekerja. ada pula yang mengajak diskusi tentang Indonesia's New Capital Region (IKN) yang mana memang berada di provinsi tempat tinggal saya.
seperti pada umumnya, seringkali hawker centre bersebelahan dengan pasar. kesempatan ini juga saya manfaatkan dengan berkeliling pasar dan melihat - lihat aktivitas domestik warga Whampoa.
puas berkeliling, saya lalu melangkah menuju bus station terdekat. menjangkau area ini memang lebih mudah dengan bus. mencapai stasiun MRT terdekat pun harus diakses dengan satu - dua bus stop dulu. MRT Bugis, EW Line (jalur hijau), MRT Toa Payoh atau MRT Novena yang keduanya berada di NS Line (jalur merah). namun saya optimis, dengan masifnya pembangunan di Singapore, cepat atau lambat di area ini akan dibangun stasiun MRT baru.
jika ditanya satu kata tentang Whampoa Drive, maka jawaban saya adalah pemukiman. iya, area ini benar - benar pemukiman kelas menengah dimana tidak ada atraksi turis selain hawker centre dan taman (itu juga kalau dianggap tujuan wisata)
di pinggir jalan ada kantong - kantong parkir yang menampung mobil warga. saya beruntung bisa melihat mobil jenis toyota prius dengan mata kepala sendiri di area ini.
Whampoa area yang berada di jalan Balestier adalah area tenang dekat pusat Singapura. saya bersyukur bisa menghabiskan waktu di sini untuk bergerak bersama denyut lokal warga Novena.
untuk kamu yang ingin merasakan suasana Singapura yang "local banget" Whampoa Area bisa banget menjadi pertimbangan. kalau saya sendiri, next ke Singapura saya mau eksplor daerah lain seperti East Coast.
jadi, kapan nih mau ke Singapura ?
Bontang, 26 Juni 2023
Riffat Akhsan - yang rencananya mau coba konsep di Co-Living Hotel Area Jalan Besar
07 March
alasan saya ke Singapore tanpa bosan setidaknya ada karena tiga hal : membaca buku di perpustakaan, menonton orchestra, dan melihat lukisan.
satu lagi sih : santai di taman tanpa khawatir ditawarin kerupuk palembang.
sebagai mbak-mbak yang masih berjuang mengumpulkan valas biar bisa apply MBA, saya seneng banget tiap ke perpustakaan yang ada di Singapore. pertama karena vibe semangat lifelong-learning dari pengunjungnya kerasa banget. kedua, ambiance antusiasme yang menghangatkan hati. ketiga dan yang terpenting: nggak berhantu.
berbeda dengan perpustakaan yang pernah saya kunjungi di Indo, perpustakaan di Singapore tuh seringkali menawarkan akses super gampang. bahkan sering menyatu dengan tempat wisata. sebenarnya sih konsep ini pernah saya temukan implementasinya di taman-taman kota seantero Surabaya. tapi gimana yah, koleksi buku disana kebanyakan buku anak. jadi bagi saya, ya nggak resonate aja.
selebihnya, hampir semua perpustakaan di Indo yang saya kunjungi tampil dengan "gahar", serius, dan mencekam. ini lho kenapa saya tuh kalau ke perpustakaan jadinya sering merinding sendiri.
tapi nggak untuk perpustakaan yang terletak di mall orchard gateway lantai 3 ini. perpustakaan ini cantik, hangat, terang, dan artistik. library @ orchard hadir di jantung pusat belanja. anomali yang lucu bagi saya. di tengah hiruk-pikuk pusat belanja, hadir oase yang ditujukan untuk para pecinta ilmu.
memasuki library @ orchard membuat saya lupa bahwa saya sedang berada di mall. nuance yang dibangun begitu syahdu. keheningan yang menenangkan dari berbagai kursi yang tersedia memanggil manggil saya untuk duduk sejenak dan membaca buku-buku langka yang selama ini saya cari kesana kemari.
beberapa bagian di sisi depan (pintu masuk) dibuat ala gallery kontemporer dengan tata pajang dan pencahayaan kelas dunia. membuat pecinta seni juga memiliki alasan untuk berkunjung. namun tentu saja, pecinta buku lah yang menjadi jodoh bagi sanctuary ilmu di perpustakaan ini.
akses menuju Library @ Orchard paling mudah adalah via MRT Somerset dan langsung saja jalan menuju mall Orchard Gateway. makanan dan minuman tidak diperbolehkan dibawa masuk ke perpustakaan. namun tepat di depan perpustakaan tersedia beberapa vending machine dengan berbagai minuman kemasan sampai vending machine jeruk peras segar juga ada.
terima kasih Library @ Orchard. karenamu, aku percaya bahwa buku dan ilmu sama kerennya dengan baju dan fashion di jajaran etalase mall Orchard Road.
06 March
one day in August 2022, someone that I think would be my spouse cheats on me. he was at a dinner with someone-another girl at the food court. known by one of my colleague. since that day, I hate every food court around my hometown.
Then on my last day in Singapore recently, Fatimah insists that she wants to go to Lau Pa Sat so badly. I really don't have any idea about Lau Pa Sat other than a misty memory scene in the Crazy Rich Asian film.
I went to Lau Pa Sat by bus and the bus stop right beside the intersection. then I and Fatimah just cross the street and we already there.
Lau Pa Sat is a historical building that used to be a hawker center for white-collar worker around Raffles area. one of the busiest business district in Singapore.
the building automatically is a focal point in this area. with its unique architecture and clock at its roof. Lau Pa Sat really stole the attention at this skyscraper jungle.
there are two sections at Lau Pa Sat. Indoor and Outdoor dining area. both sections offer fantastic scenery. inside this Hawker Center, you will be amazed with its very detail yet beautiful green structure. I can't stop myself from looking up at the ceiling and adoring this building's architecture.
at the outdoor area, I can feel the unity in harmony. between business heartbeat activity and the dynamics for serving and dine food and beverages.
outdoor area of Lau Pa Sat stands more cheerful and expressive. this is because the stalls can decorate their exterior depend on their theme of the dish. I found vibrant and various stands that please my eyes. even tough most of them are barbeque stalls.
Lau Pa Sat also halal-friendly Hawker Center. I can see the commitment from management to serve and treats halal stall according to MUIS Singapore.

the stall that sell halal dish tell themselves by using the green tray, which is very different than non-halal dish who served by the brown tray. they (the management) also separate tray return and wash area.

my favorites one at Lau Pa Sat are Ipoh Hainanese Chicken Rice. halal, authentic, delicious. located at the drinks area, the heart of Lau Pa Sat.

I buy the Millo C with ice for accompanying my mouth-watering Hainanese Chicken Rice.
by visiting Lau Pa Sat, I realize that my heartbreak are healed. I don't hate food court again. but still, I never visit any other food court if the standard is Singapore's Hawker Center. especially Lau Pa Sat.
before Lau Pa Sat, I don't believe that travelling can heal my soul. muffled my angryness. and rejuvenate my perspective. turns out, I was wrong. Lau Pa Sat is a prove that by widening up my horizon I can gain new insight and broaden my inner soul. and finally heal compeletely.
Thank You Lau Pa Sat. I Left My Heart on You.
15 January
sumber: bu.edu
semua bermula dari saudara kembar saya, Fatimah. kala itu, setelah lebaran Idul Fitri 2022 ia mudik ke rumah nenek bersama adik saya Fuad dan Abah saya. saya sengaja tidak ikut karena akan menemani umi yang ujian proposal disertasi di waktu yang sama.
di rumah nenek, Fatimah melakukan video call dengan kakak sepupu kami. kakak Azmi, yang ibunya merupakan kakak dari Abah. percakapan berlangsung hangat melalui iPhone mama haji. begitu kami memanggil ibu dari kakak Ami. cerita berlanjut ke kakak Ami yang mendoakan agar saya dan Fatimah bisa lanjut master di negeri Paman Sam. doa kakak Ami diaminkan Fatimah dengan jawaban bahwa ia ingin sekali kuliah di Boston.
tak dinyana, terkuak bahwa kakak Ami yang merupakan dosen tetap di University of Saskatchewan dan telah menjadi Permanent Resident di Canada lebih dari satu dekade itu baru saja menyelesaikan Post Doctoral nya di Harvard Law School. almamater yang diincar oleh saudara kembar saya.
ya, Fatimah sangat ingin berkuliah di Harvard Extension School dengan mengambil konsentrasi Industrial-Organizational Psychology Master's Degree Program.
lalu, mengapa tiba-tiba Boston University ?
sudah lama saya ingin kuliah di Boston. namun terus terang, terkendala jarak karena saya inginnya 100% Full Online dan hanya ke Boston saat Graduation Ceremony saja. saya sadar pekerjaan saya tidak bisa di-hold. apalagi beberapa perusahaan masih seumur jagung sehingga tidak ada pilihan untuk pergi.
masih segar di ingatan saya; Massey University, Auckland University of Technology, dan University of Canterbury, serta University of Birmingham menawarkan full offer untuk posisi master pada saya yang dengan menyesal harus saya tolak. alasannya apa lagi kalau bukan karena posisi saya yang tidak bisa meninggalkan Bontang.
***
lama saya terpekur dalam duka gagal berangkat sekolah ini. sampai akhirnya Fatimah bercerita pulang mudik. yang cerita tersebut membangkitkan lagi semangat dan mimpi saya untuk lanjut sekolah master.
sumber: bu.edu
saya lalu kembali membuka akun edX saya yang berdebu. rutin mengikuti course dengan topik yang saya sukai. lalu suatu hari di Minggu pagi saya terpana. Boston University Questrom School of Business menawarkan program Online MBA yang sangat terjangkau untuk ukuran top school.
sumber: edX
kekhawatiran saya selanjutnya adalah tentang GMAT/GRE. namun ternyata syarat ini opsional bagi program yang saya pilih. karena kebetulan, latar belakang pendidikan sarjana saya adalah Teknik Sipil. saya rasa hal ini sudah cukup menunjukkan qualitative aptitude saya.
sumber: edX
hal selanjutnya yang membuat saya yakin adalah: program yang saya pilih memberikan kepastian untuk bisa menghadiri wisuda di Boston. satu kemewahan yang menjawab mimpi saya ingin wisuda di "taman".
lantas saat ini Faizah berada di tahap mana ?
seseorang bercerita pada saya pengalamannya apply master di Boston University memakan waktu selama tiga tahun (karena program dia offline dan dia ikut beasiswa LPDP). saya berharap saya memiliki persiapan antara 1 - 2 tahun dari saya menulis postingan ini.
saat ini saya masih menyiapkan uang kuliah karena saya bayar sendiri. kemudian saya juga sedang riset untuk menyiapkan essay yang mungkin butuh waktu 6 bulan sendiri. selanjutnya saya mungkin harus mengambil re-take IELTS. sisanya adalah saya harus re-polishing berkas-berkas admissions.
untuk berjalan lebih dekat ke mimpi saya, saat ini saya fokus melecut diri saya untuk menyelesaikan berbagai course gratis di edX untuk membangun habbit ketika nantinya saya sudah mulai kuliah. sekalian juga untuk memberikan foundation knowledge biar nanti pas kuliah saya nggak kaget-kaget amat.
anyway, jalan saya masih panjang. semoga tulisan ini menjadi doa dan afirmasi nyata atas mimpi lanjut master di Negeri Paman Sam. semoga Allah takdirkan mimpi saya tercapai. juga Allah berikan keberkahan dalam menjalani sebelum, sesaat, dan sesudah kuliah.
terima kasih sudah membaca. semoga bermanfaat.
Bontang, 15 Januari 2023
Faizah Marifah
Subscribe to:
Posts (Atom)
Search