17 January



Hai, Faizah here.

bercerita tentang belasan hari di tahun baru ini sungguhlah menarik. yeah, I need to way out, everything inside my head yang bikin saya super overwhelm.

baru beberapa kali dua puluh empat jam, namun rasanya sudah berpuluh episode perubahan saya hadapi. 


pertama, akhirnya saya mencapai target 1000 orders complete sehari.


keberhasilan ini yang membuat lisensi perusahaan yang saya pimpin batal digantung. bisa dibilang, insya Allah ini akan menjadi titik balik bahwa aplikasi perusahaan transportasi online milik keluarga saya akan permanen tidak berpindah tangan. karena udah lolos probation.

bilang apa dulu ? Alhamdulillahi Rabbil Alamin

***

kedua, saya yang "dimutasi" ke ruangan sendiri.  

keberhasilan saya tidak lepas dari anggota tim saya yang solid. thanks to Annisa dan Theo yang membantu saya sampai kita semua ada di titik hari ini. 

2024, abah saya yang tidak ikut - ikutan urusan perusahaan transportasi online ini, tiba - tiba involve penuh dan berhasil menghijack mantan kurator sangat berbakat masuk ke perusahaan yang saya pimpin. sehingga, tim saya di perusahaan transportasi makin kokoh. sehingga beban kerja saya jadi jauh berkurang.

apakah artinya saya bisa pensiun dini ? oh tentu tidak, ferguso !

saya dirolling untuk pay more attention to another company agar supaya seluruh konglomerasi ini baik jalannya. saya diberi ruangan khusus yang bisa saya kunci dari dalam.

ha, bahkan abah saya pun harus mengetuk terlebih dahulu kalau ingin saya bukakan pintu ruang kerja saya yang baru.

***

ketiga, mendadak overseas trip di awal tahun

ini adalah hal yang paling saya syukuri dan banggakan dalam kurun waktu tujuh belas hari terakhir. di saat tiket alamakjang mahalnya dari Balikpapan ke Singapur, saya menemukan harga bagus untuk penerbangan ke Penang dari Balikpapan dengan transit selama 23 Jam di Singapur.

memang yah, kalau udah cinta tuh ada aja jalannya.


saya betul-betul tidak menyangka akan mendapatkan kesempatan ini di awal tahun. saya berangkat dari Balikpapan, transit Singapur, lanjut ke Penang, liburan di Georgetown, naik pesawat Air Asia menuju Kuala Lumpur (hallo, Jason Lim. senior cabin crew yang bertugas dengan sangat baik di penerbangan yang saya tumpangi), lalu kembali ke Balikpapan via Kuala Lumpur.

yang mana saya baru tau di belakang hari kalau pulang pergi penang via Singapore sebenernya lebih murah lagi harga tiketnya. plus dapat another 23 jam transit Singapore sebelum penerbangan balik ke Balikpapan.

 TAPI KALAU SAYA AMBIL OPSI ITU NGGAK KETEMU JASON LIM DONG

fyi, tiket Balikpapan - Penang pulang pergi tanpa bagasi naik scoot (maspakai paling generous dengan jatah overhead compartment cabin baggage 10 kg) masih lebih murah daripada harga tiket pulang pergi (PP) Balikpapan - Surabaya. kalaupun kamu beli bagasi 20 kg untuk penerbangan Balikpapan-Penang PP, maka harga tiketnya sama dengan harga tiket PP Balikpapan - Surabaya.

takdir Allah adalah sebab, tiket pesawat murah adalah jalannya. 


saya tuh udah hopeless banget bisa punya liburan akhir tahun. karena kerjaan saya di desember udah kayak negara api. plus tiket yang mahal banget bikin saya udah siap sebenernya untuk nggak kemana mana. 

but I really love Georgetown : dimana mana makanan enak, dimana mana belanja murah. 

saya sebenernya udah amat kegirangan dengan Kuala Lumpur, namun Penang Island made it to the whole new level. saya suka banget sama Singapura, despite apa apa mahal yah disana. tapi Penang Island (George Town especially brings Singapore vibe with cheaper price).

ya pantes pesawat saya penuh banget sama Singaporean di penerbangan kemarin.

karena Penang terasa satu rasa, satu warna, satu frekuensi dengan Singapura.

saya beneran ke Penang cuma buat makan sama belanja obat, selain riset juga sih tentang opsi berobat kesana. namun, Gurney Paragon dan Gurney Plaza menawarkan store dengan barang - barang lucu untuk kantong mbak mbak kantoran saya ini. 

iya guys, saya belum se-sultan itu.

trus juga barang - barang khas yang biasanya dibeli buat souvenir dan oleh - oleh saya rasakan di Penang 40%-60% lebih murah dibandingkan Kuala Lumpur. begitu pula dengan harga hotel.

intinya, saya bersyukur sekali bisa ke Penang di awal tahun ini.  mengunjungi pusat kota George Town yang terasa seperti galeri seni. menikmati pantai Batu Feringhi, mencium angin laut Padang Kota Lama (Padang Bai), serta mengunjungi Jing-Si Books Store and Cafe.

meski belum semua yang Penang miliki saya kunjungi, namun saya sangat bahagia dengan kesempatan empat hari tiga malam kemarin. 

Penang and George Town has been stole my heart. indeed. I'll definitely will come back. via Singapur tapi.

Beach, Golf, and the Vibes. Penang means to me.

***

keempat, keinginan ke Korea yang semakin kuat.

sumber gambar: korea.net

selama 2023 saya selalu berpikir tentang pergi ke Jepang. namun, makin hari di 2024, kenapa keinginan ke Jepang dikikis oleh antusiasme ingin ke Korea Selatan.

ditilik dari vibesnya, sepertinya Korea itu romantis....

kita mulai dari Korea Selatan versi bebas visa bagi pemegang paspor Indonesia dulu ya. Jeju Island. 

awalnya saya ingin ke Jeju mengejar Autumn Foliage, tapi ntah kenapa Winter in Jeju seems to more promising.

you know, biasanya winter tuh vibes nya gloomy kan ya. tapi dari foto - foto Jeju ini, clear blue sky membuat winter disana mengundang keceriaan untuk si nggak pernah pegang salju seperti saya ini. 

seperti yang warga sipil umumnya pahami, winter dan keceriaan jarang berada dalam satu kalimat. hal ini sepertinya yang membuat keinginan ke Korea mengalahkan keinginan ke Jepang.

kemudian tentang mengunjungi Daratan Utama Korea Selatan....

tidak ada yang mampu membuat seorang mbak - mbak kantoran boros berubah menjadi lebih alim dan rajin menabung selain proses dan persyaratan pengajuan visa. yang dalam konteks ini, visa Korea Selatan.

iya saya tau, tidak ada yang bisa mengerti keputusan diterima/ditolaknya pengajuan visa Korea Selatan seseorang selain Tuhan dan staff Embassy. namun, mencoba membangun kebiasaan rajin menabung dan berdoa lewat perantara proses pengajuan visa tidak salah kan ?

***

Terakhir, kesadaran bahwa saya baik - baik saja bila tidak terdistraksi

iya, ini adalah highlight dari postingan ini. 

2024 menyadarkan saya, saya baik - baik saja jika tidak "direcoki"

tsunami informasi dan society yang bias dalam melihat batasan privasi orang lain adalah dua hal yang saya hadapi setiap detik di 2023. 

sebagai latar belakang, adik saya yang laki - laki akan menikahi pacarnya awal bulan depan. adik bungsu saya, juga laki - laki akan melamar pacarnya tahun depan.

saya hanya empat bersaudara. saya dan saudara kembar perempuan saya, Fatimah. serta kedua adik laki - laki kami.

keputusan mereka menciptakan benturan persepsi di lingkaran keluarga dan masyarakat sekitar saya. apalagi masalahnya kalau bukan "dilangkahi" menikah oleh adik, laki - laki pula. meanwhile saya dan Fatimah masih jomblo.

belum lagi konten tiktok menyudutkan yang isinyta fokus menghina para perempuan jomblo usia 30 seperti saya. yang sialnya, kenapa muncul di FYP saya.

honestly, I'm kinda suffering with that situation, and think about S word several times a day.


sampai akhirnya hari kedua saya di George Town. jadi ceritanya saya pindah hotel karena satu dan lain hal. lalu tanpa betul - betul aware, saya memilih menginap di apartment. turns out ternyata gedung apartment yang saya booking ini berada persis di sebelah Gleneagles Hospital. salah satu rumah sakit terbesar dengan 70% pasiennya adalah orang Indonesia.

rupanya unit apartment yang saya tempati memiliki desain interior yang memudahkan ruang gerak mereka yang sedang dalam recovery pasca keluar dari Rumah Sakit di sebelahnya. terlihat dari tata letak ranjang, luas kamar mandi, serta penataan furnitur yang mengingatkan saya akan kamar VVIP rumah sakit. semua lengkap, hanya ranjang pasien dan tiang infus aja yang nggak ada.

the view was amazing. saya dapat unit di pojok yang menawarkan tiga pemandangans sekaligus : Andaman Sea, The Penang Hill, and Gurney Drive City Skylight from Above.

but I can feel and absorb the energy, suasana di unit apartemen mewah itu adalah kedukaan.

sebuah duka yang, mereka datang jauh - jauh dari wherever they come from, membawa harapan dan uang yang tidak sedikit. berangkat ke Penang untuk bisa tetap hidup. tanpa tau apakah tuhan kabulkan harapan mereka. 

meanwhile kenapa saya berulang kali minta mati. 

that second day really claps my heart. 

di hari itu juga saya sempat ngelewatin KJRI. saat itu saudara kembar saya bilang alasan KJRI ada di Penang mungkin karena banyak orang Indonesia yang meninggal di sini.

the silent moment menikmati pemandangan indah dari lantai 30 pada sore dan malam hari sambil makan chiki yang seharusnya menjadi aktivitas yang fun dalam proses saya creating memory inside my heart malah jadi sesi muhasabah dalam memaknai ulang arti hidup.

di titik inilah saya berjanji pada tuhan dan diri saya sendiri untuk jangan lagi minta S word. karena hidup saya yang dikasih tuhan seberharga itu.

***


sore hari selanjutnya (hari ketiga saya di Penang), saya memutuskan untuk merelakan satu malam saya hangus di unit apartemen dengan pemandangan spektakuler itu. because I can't bear with the energy anymore. nothing wrong with the apartment unit and the hospitality from the suites developer as well. everything was right. 

I just feel extremely shame to my creator about my arrogant wish without knowing well what the meaning of life for the one who suffering so much inside the hospital beside my apartment building. 

saya merasa bersalah happy - happy liburan meanwhile almost all the resident of the building can't feel the way I feel. I am very sorry with their situation, but I came to Penang from thousand miles from Bontang in the purpose of live alive too.

so, I think I need to move into another area in order to make myself feeling better. 
 
hotel saya di malam terakhir liburan di George Town ini nggak seluas, semewah, dan se-amazing unit apartment yang saya tempati sebelumnya. jauh banget levelnya hotel budget ini sama apartemen itu. tapi hati saya senang, suasana hotelnya hangat. suara adzan terdengar. neighbourhood nya ceria, saya bisa makan nasi kandar pelita (hatiku) hanya dengan jalan kaki. 

saya pindah ke area McAlister road tempat keriaan berada. bukan daerah yang turis-turis banget sih, tapi saya sangat nyaman berada di area ini. mungkin karena saya merasakan optimisme dan happiness di sini. ataukah karena di jalan ini terletak klinik kecantikan paling manjur ? I don't know either.

intinya tuhan kabulkan doa saya ingin creating good memories di waktu liburan saya yang tinggal sedikit, doa yang melatarbelakangi keputusan saya pindah hotel. karena saya nggak mau ingat George Town dengan kesedihan.

and I made the right decision, my last day in George Town was amazing and I had amazing flight to Kuala Lumpur as well.

once again, thank you Jason Lim.

***

dalam penerbangan tiga jam dari Kuala Lumpur menuju Balikpapan, saya banyak merenung. sebenarnya apa hal yang membuat saya merasa tidak baik - baik saja.

apakah takdir adik laki-laki saya, ataukah takdir saya ?


dan jawabannya adalah perspektif orang-orang di luar saya atas takdir saya, yang sedihnya sampai kepada saya.

saya bahagia dengan takdir yang tuhan gariskan atas hidup adik saya, namun kebahagiaan itu seketika luntur karena tatapan kasihan orang - orang atas takdir saya. 

saya bahagia dengan takdir saya. masih sendiri, sehingga saya tidak perlu konsiderasi orang lain dalam mengambil keputusan travelling. memiliki pekerjaan dan penghasilan. dan menjalani hidup sesuai keinginan saya (bisa membeli barang yang saat masih mahasiswa dulu itu hanya mimpi dan bisa travelling ke tempat yang juga merupakan mimpi saya. dengan uang saya sendiri).

namun takdir saya yang baik ini dan saya yang baik - baik saja ini menjadi terasa salah ketika ada yang percaya diri menyampaikan pendapatnya tanpa saya minta


mereka berbicara ke saya seakan tanpa risiko. seakan menjadi si paling peduli namun sebenarnya hanyalah seseorang yang memaksakan kebenaran versinya kepada orang lain. 

kepedulian orang-orang yang melampaui batas inilah yang merecoki hidup saya. membuat saya merasa kurang berharga dibandingkan dengan idealisme mereka (yang mereka sebut standar di masyakarat), dan tanpa sadar mendorong saya untuk meminta mati. 

saya baik - baik saja berumur 30 tahun dan belum menikah, namun pendapat mereka bahwa saya menikahi idealisme saya sehingga nggak laku-laku lah yang membuat saya merasa tidak baik - baik saja.

saya baik - baik saja adik laki - laki saya "melangkahi" saya dan Fatimah. saya percaya perkara jodoh adik saya sudah digariskan waktunya oleh Allah dan saya ridho atas takdir adik saya. namun, pendapat bahwa saya yang salah urusan cari suami sampai-sampai "dilangkahi" oleh adik saya lah yang membuat saya merasa tidak baik-baik saja.

saya baik - baik saja dengan kesendirian saya ini karena saya percaya jodoh saya pasti ada, namun pendapat bahwa saya tidak mungkin dapat "barang bagus" jika menikah di usia 30 an ke atas lah yang membuat saya merasa tidak baik - baik saja.

hidup saya baik - baik saja, namun karena terlalu banyak "yang merecoki" dengan mulut-mulut tidak bertanggungjawab itulah yang membuat saya tidak baik - baik saja.

kalau dalihnya berdoa, in my honest opinion they must to be clear. berdoa baik di depan saya lebih terasa tulus dibanding membandingkan saya yang jelas jelas keluar dari standar masyarakat ini.

all in all, saya bersyukur menemukan akar pemicu kesedihan saya

after all, ini adalah takdir tuhan. mereka mengatakan hal - hal mengerikan itu juga atas izin tuhan. di 2024 ini, saya sadar mana domain yang memang saya dan mana domain yang bukan diri saya.

and I train myself to being focus so the distraction doesn't triggers me anymore.

yes, I will be okay.

okay ?

terima kasih sudah membaca sampai kalimat ini, saya berdoa kebaikan dan kekayaan selalu menyertai kalian.




Bontang, 17 Januari 2024
With Love,





Faizah Akhsan


 

22 September



perjalanan saya dan Fatimah dimulai dari hotel kami di daerah Balestier menuju Esplanade Bus Stop. 

dibandingkan MRT, saya lebih menyukai perjalanan dengan Bus. selain karena tidak pusing harus keluar lewat exit mana, naik bus juga hemat tenaga karena nggak harus turun puluhan meter ke bawah tanah. bonusnya, dapat pemandangan indah Singapura.



meskipun risiko naik bus adalah macet, tapi saya memandang itu berkah karena justru karena macet saya bisa stabil mengambil foto dengan kamera ponsel saya.


singkat cerita, sampailah saya di Esplanade untuk jalan kaki lihat patung merlion sambil jalan ke stasiun MRT Raffles untuk ke Garden By the Bay


pintu masuk terdekat menuju platform MRT yang saya inginkan adalah melalui Exit A. yang mana melewati hotel Fullerton



poor us, karena kemalasan saya baca peta, saya lalu memilih jalur TEL (Coklat) jalur baru yang berakhir stasiun MRT Garden By The Bay



padahal, namanya aja Garden By The Bay MRT Station. sejatinya, kalau mau ke Super Tree Groove lebih nyaman ambil jalur ungu (DT/Downtown Line) dan turun di Bayfront MRT Station. karena jalur ini sejatinya untuk mereka yang mau ke Marina Barrage.

saya waktu itu pagi ke sana nya, pantes aja satu gerbong MRT sepanjang itu isinya cuma saya sama Fatimah. karena kan ya hari itu hari kerja, dan Marina Barrage biasanya asyik dikunjungi sore menjelang sunset. bukan pagi menjelang siang.


kan, waktu sampai di Garden By The Bay MRT Station isinya bule yang emang niat banget mau walking muterin kompek konservatori Garden By The Bay yang segede Ancol itu.


jadilah saya dan Fatimah beneran walking tour selama tiga jam. meski kaget dan capek, kami beruntung ada banyak kursi yang bisa dipakai istirahat. selain itu, pemandangannya juga wonderful. Bay East Area bener - bener terbaik sih buat walking/running.


again, karena asal ikut petunjuk aja dan gengsi ikut kerumunan grup tour yang dipimpin oleh seseorang dengan bendera, saya dan Fatimah lagi - lagi tersasar. 


namun, kata seorang travel blogger area dimana saya dan Fatimah tersasar ini adalah hidden gem dimana ini adalah photo spot terbaik untuk foto berlatar Super Tree Groove.

ya emang iya sih, nggak ada orang sama sekali selain saya dan Fatimah.


namun Alhamdulillah, kami akhirnya menemui jalan yang benar juga. lalu sampailah kami di area yang seharusnya. yang ada OCBC Skyway nya.


saya yang semangat untuk naik ke atas jembatan meninggalkan Fatimah yang ingin istirahat saja. namun, poor me. antrian nya nggak ngotak dan saya baru tau kalau sudah tidak ada loket antrian manual lagi untuk pembelian tiket naik. semua harus melalui QR Code dan dibayar dengan debit VISA. 

yah mohon maaf, saya undur diri kalau gitu.


saya diketawain Fatimah karena gagal naik OCBC Skyway. lalu kami pun beranjak ke jalan yang benar alias pulang lewat Bayfront MRT Station karena hari makin siang dan kami udah nggak tahan dengan teriknya matahari Singapura.

overall, perjalanan ke Super Tree Groove ini sangat menyenangkan. saya jadi kenal lebih dalam sebagian besar area Garden By The Bay. insya Allah kalau kesana lagi nggak akan kesasar. 

meski belum sempat ke The Famous Lily Pond, But I'm Happy

till we meet again, Singapore






Bontang, 22 September 2023




Riffat Akhsan - yang inya Allah akan menginjakkan kaki lagi di Tanjong Pagar


































01 August


bulan mei kemarin, saya dan Fatimah sempat transit di Singapore selama 8 jam dalam perjalanan dari Surabaya menuju Kuala Lumpur.



sengaja memang, karena saya cinta mati dengan negara ini. our second home




tujuan pertama kami adalah makan di Lau Pa Sat. bulir - bulir sugar cane dingin dan orange juice seharga 5 dollar terus membayang bersama dengan gurihnya Hainan Chicken Rice Halal. namun sebelum itu, mari keluar dari Raffles MRT Station dengan aman.    




bagi saya, Raffles MRT Station adalah stasiun MRT paling rumit setelah Dhoby Ghaut. karena banyaknya pintu keluar yang ia miliki. oleh karena itu, saya berdiri cukup lama di depan papan penunjuk informasi exit directory untuk memastikan saya tidak salah pintu keluar yang bisa membuat saya berputar sangat jauh.

 


Alhamdulillah, kami keluar dari pintu I dengan selamat tanpa tersesat. selanjutnya kami melewati koridor pencakar langit Singapore CBD hingga akhirnya sampai di Lau Pa Sat.



berjalan di area perkantoran yang menjadi jantung finansial Asia memungkinkan saya berpapasan dengan para eksekutif muda cerdas, mapan, berwajah oriental. wajah - wajah yang memancarkan aura bertahan dari kerasnya tekanan pekerjaan. 

yang somehow, sering membuat saya melihat cerminan diri saya.


saya selalu senang dengan area Singapore CBD ini. karena pemandangannya yang berbeda dengan hari - hari saya di Kota Bontang.

iya, Bontang tidak memiliki kawasan CBD dengan gedung - gedung pencakar langit.






***



Lau Pa Sat. bentuknya hingga detail ornamen strukturnya masih persis seperti ingatan saya. berikut hawa dan "panas" nya bangunan ini. tidak lupa, bentuk kipas anginnya yang saya yakin itu dibuat secara khusus. 




tapi ternyata stall sugar cane favorit saya yang berada tepat di tengah Lau Pa Sat sedang under construction. ya sudahlah, akhirnya saya beli di stall lain yang dekat dengan lokasi saya makan. 




saya makan tepat di depan Stall milik Chinese Mualaf asal Ipoh (Malaysia) yang menjual Hainan Chicken Rice halal. rasanya enak dan authentic. meski Hainan Chicken Rice Encik Tjiang Staff Canteen Changi Terminal 1 masih juara di hati saya. 








kelar makan, saya dan Fatimah rencana langsung ke area olympic walk nya MBS buat liat - liat Apple Store yang iconic itu.

namun, ternyata lagi - lagi saya salah membaca arah. sehingga kami tersasar dulu ke Shenton Way Terminal. 

Ya Allah....

beruntung, kemudian bus yang tepat membawa kami ke bus stop MBS (thanks to uncle driver yang kasih saya brosur bus no 133 dan 145 yang mana saya nobatkan sebagai trayek bus favorit saya.




ternyata "kesesatan" di Shenton Way membuat saya melewati gedung Capital Land dimana kantor idola saya, GIC berada.

tuhan memang maha baik.




Olympic walk di pelataran The Shoppes by Marina By Sands dipenuhi para turis yang tidak peduli panasnya singapura di jam 2 siang. saya, yang juga baru kali ini mengunjungi Bay Area sebelah sini (saya lebih suka daerah Fullerton Boat House dan Esplanade) cukup menikmati vibes yang cukup berbeda dibanding area Merlion Park. 






setelah kelar foto - foto di pelataran Art Science Museum, kami memutuskan take a bus aja buat mampir ke Bugis Street Market.

namun, ternyata sepertinya seluruh Singapura sedang berada di Bugis Street hari itu. akhirnya saya dan Fatimah memutuskan langsung balik ke Changi Airport via Bugis MRT Station.





Eunos, Kembangan, dan Tanah Merah. adalah tiga MRT Station di EW Line (Jalur Hijau) dengan pemandangan menarik karena letaknya yang "melayang", tidak seperti stasiun lain yang umumnya berada di bawah tanah.




tiba di Changi cukup awal dari rencana, ke mana lagi kita kalau tidak nongki cantik di Jewel. saya dan Fatimah memilih duduk - duduk di Shisheido Forest Valley yang ijo royo - royo nan full AC itu sembari melihat lihat HSBC Rain Vortex dan berbagai instalasi bertema Marvel Cinematic Universe yang menjadi tema kala waktu itu.







dalam perjalanan menuju gate pesawat yang akan membawa saya ke KLIA 2, saya mampir ke WHSmith dan menemukan buku bagus ini dengan harga 15 dollar saja. maklum, last stock sih kayaknya.



saya happy banget dengan waktu - waktu saya di Changi sampai akhirnya saya melihat flight crew dan cabin crew pesawat yang akan saya tumpangi bersiap masuk departure room bersama dengan tenggelamnya matahari di barat Singapura.

pertama kali melihat pemandangan Changi di malam hari, pertama kali pula menjalani penerbangan Singapura - Kuala Lumpur dimana pesawat terbang rendah menampilkan kemilau lampu sepanjang perjalanan. fix, saya ketagihan dengan pemandangan rute ini di malam hari.

perjalanan terasa sekejab ketika saya mendengar pengumuman dari kapten bahwa penerbangan saya akan mendarat di KLIA2.

selamat datang wahai toilet dengan bidet.

 all in all, saya sangat menikmati waktu transit saya di Singapura. makin fix harapan saya menjadikan Singapura pilihan pertama dan Kuala Lumpur untuk pilihan kedua transit hub untuk perjalanan jarak jauh saya keluar negeri.

sekian cerita saya, terima kasih sudah membaca. sampai ketemu di tulisan selanjutnya.





Bontang, 1 Agustus 2023




Faizah, - yang udah beli tiket berangkat ke Singapore tapi belum beli tiket pulang wkwkwk 

Faizah and Her Enchanting Journey | Designed by Oddthemes | Distributed by Gooyaabi