belajar
11 August
Photo by Green Chameleon on Unsplash
sudah jadi rahasia umum, bahwa yang daftar kuliah teknik sipil dan yang berhasil lulus benar - benar signifikan bedanya. saya berani bilang ada tiga golongan dalam jurusan teknik sipil. pertama, golongan mundur tanpa berita ; alias menyerah berkuliah di jurusan ini. entah mundur dan memutuskan pindah jurusan. atau mundur karena jurusan teknik sipil membuat ia trauma berkuliah. kedua, golongan yang lulus karena sudah terima surat cinta dari kampus berupa ancaman drop out. golongan ini bercirikan mapala ; mahasiswa paling lama. berusia senior namun tidak pernah ada batang hidunya di kampus. sekalinya muncul gedabruk gubrak mencari literatur dan bimbingan untuk tugas akhirnya.
golongan ketiga, mereka yang berhasil lulus tanpa drama. bukan, maksudnya bukan artinya lulus tepat waktu. tapi lulus tanpa ancaman, karena hasil ketabahan dan doa yang dikabulkan.
saya bukan mahasiswa yang kuliahnya mulus. otak saya juga bukan yang encer - encer banget. kuliah saya juga cukup berliku. kuliah di ITATS Surabaya sampai enam semester. kemudian tuhan mentakdirkan saya pindah dan melanjutkan kuliah di UNTAG Samarinda. kuliah yang seharusnya bisa selesai dalam empat semester di Samarinda, baru bisa saya selesaikan dalam tujuh semester.
ada banyak faktor terkait molornya kuliah saya. hampir menyerah, jelas. namun mundur bukan pilihan karena saat itu saya sudah bekerja di Construction Site Operation. menyelesaikan kuliah adalah jalan terjal yang harus saya hadapi untuk mempertahankan pekerjaan saya.
akhirnya jalan panjang itu berakhir juga. saya lulus kuliah teknik sipil. menyandang gelar sarjana. dan ada di titik sekarang.
saya yakin kamu yang membaca tulisan ini, sedang berada di titik berjuang menyelesaikan kuliah teknik sipil. saya paham sekali bagaimana resah dan beratnya beban di pundakmu saat ini. semoga tips berikut bisa sedikit membantu perjuanganmu menyelesaikan kuliah teknik sipil.
1. Berdoa dan Minta Doa Orang Tua
Photo by Sincerely Media on Unsplash
memberi pengertian kepada orang tua bahwa jurusan teknik sipil merupakan satu dari sedikit jurusan tersulit di dunia sangat penting. saya beruntung memiliki abah yang berkuliah di jurusan sama. namun, itu tidak membebaskan saya dari umi yang drama ketika saya tidak keluar kamar selama liburan karena belajar untuk ujian.
saya tahu rasanya, pusing belajar. eh, begitu keluar kamar malah kena omel karena dianggap tidak bersosialisasi selama liburan. di situasi ini biasanya saya diam, menarik nafas panjang. dan meminta doa beliau saja. tidak menanggapi konten apapun dari mulut beliau. karena saya paham, beliau tidak berada di kaki saya.
meskipun rasanya sulit sekali, tapi saya memaksa diri saya untuk berprasangka baik atas perhatian umi saya. saya berdoa semoga kesabaran saya mendengarkan omelan umi berbuah kemudahan terhadap perjalanan saya berkuliah teknik sipil.
selain minta doa orangtua, penting juga untuk berdoa sendiri. jujur kepada tuhan bahwa ini tidak mudah, berat, dan kamu butuh pertolongan-NYA.
apapun yang kamu hadapi, sampaikan pada tuhan dalam rintihan doa. berkuliah teknik sipil merupakan fardu kifayah. menuntut ilmu merupakan ibadah yang setara seperti berjihad di jalan-NYA.
2. Sekuat Tenaga Cari Resource yang Mendukung Tugasmu
Photo by Siora Photography on Unsplash
saya tau, mahal dan sulitnya mencari textbook mata kuliah di teknik sipil. saya pun tidak mendukung kegiatan pembajakan. namun, uang saku yang terbatas sementara tuntutan sumber daya kuliah teknik sipil amat keras, mau tidak mau memaksa saya memutar otak untuk mendapatkan resource untuk mendukung kuliah saya.
ke perpustakaan kampus ? oh semua mahasiswa pasti ke sana dan jumlah buku yang disyaratkan dosen jumlahnya terbatas.
saran saya : pertama, kunjungi perpustakaan daerah. belajar dan pinjam buku di sana. biasanya resource nya lebih banyak di sana. meskipun memang perjuangan menyusuri rak - rak untuk menemukan buku yang kamu cari tidak mudah. saya biasanya mengunjungi Perpustakaan Daerah Kalimantan Timur ketika masih di Samarinda dulu.
kedua, mencari kakak kelas yang sibuk. bukan, bukan jenis kakak kelas yang sibuk organisasi. tapi kakak kelas yang jarang muncul di kampus tapi dosen - dosen hapal sama dia. tipe kakak - kakak kuliah - pulang, rajin, dan ramah. kakak seperti ini tidak keberatan mewariskan resource yang dia miliki di satu mata kuliah yang sudah lewat dan kebetulan merupakan mata kuliah yang kamu tempuh.
terakhir, ini jalan paling akhir ya. download resource mata kuliah berupa pdf yang bertebaran di internet.
3. Belajarlah Sampai Tuhan Kasihan dan Akhirnya Mengabulkan Doamu
Photo by Siora Photography on Unsplash
kalau tuhan nggak kasihan, maka dosenmu yang kasihan.
saya bicara begini berdasarkan pengalaman nyata. saat saya mengerjakan tugas akhir, dosen pembimbing saya susah sekali ditelpon dan hanya bisa ditemui selepas isya. rumahnya jauh sekali di daerah Sambutan (dekat jembatan mahkota Samarinda) sementara tempat tinggal saya di Samarinda ada di daerah Islamic Centre Kalimantan Timur.
saya bersyukur dulu saat mengerjakan tugas akhir, berdua dengan saudara kembar saya. jadi meski judul Tugas Akhir kami berbeda, namun kami memiliki dosen pembimbing yang sama.
kami benar - benar tabah kala itu (ketika memanggil memori tersebut saat menulis ini, air mata saya menghangat betapa gigihnya kami saat itu). tepat ketika adzan maghrib, kami langsung shalat dan langsung berangkat ke rumah dosen pembimbing. menyusuri jalan panjang berkelok di dinginnya malam, yang kiri kanan masih hutan. sampai di sana biasanya masjid dekat rumah dosen sudah mengumandangkan adzan isya. kami menunggu di teras sampai beliau pulang dari jama'ah shalat isya.
waktu yang ada kami manfaatkan untuk sepuasnya menunjukkan kebodohan kami. merendah di depan tingginya ilmu milik beliau. kadang beliau berceramah, kadang beliau mengintegorasi kami seakan beliau adalah dosen penguji, kadang beliau menugaskan kami mencari lebih banyak resource lagi untuk tugas akhir ini.
tidak jarang kami pulang hampir tengah malam. bahkan pernah di daerah kami ribut ada hantu kuyang, teman - teman pada sibuk tanya di whatsapp. warga kampung katanya heboh. namun, kami malah baru baca whatsapp besok paginya karena kecapekan pulang bimbingan langsung nyalakan AC, tidur tanpa tau apa - apa.
bahkan kuyang saja pulang duluan ke rumahnya daripada kami.
besok paginya, langsung kami bersiap follow up hasil bimbingan malam sebelumnya. seharian menyelesaikan semua tugas, permintaan, dan koreksian dari dosen pembimbing. sore, kami pakai untuk jalan - jalan refreshing menonton riak air sungai mahakam sampai menjelang maghrib.
adzan maghrib, siklus berulang. shalat dan langsung berangkat ke rumah dosen. begitu setiap hari tanpa libur. hari libur kami adalah pernyataan dari dosen pembimbing kalau beliau tidak bisa ditemui beberapa hari kedepan karena ada acara/ada pekerjaan/ada keperluan ke luar rumah.
iya, seekstrim itu kegigihan saya dan saudara kembar saya dalam perjalanan kami berkuliah teknik sipil. karena mengerjakan Tugas Akhir adalah tahap terakhir dan tersulit dari rangkaian syarat kami menguasasi bidang ini. kami tidak ingin gagal, ini sudah sangat dekat dengan garis akhir. semangat sudah pudar, kemauan sudah luntur, passion tinggal angan. bertahan sedikit lagi dan ini akan selesai.
Teknik Sipil adalah Tempaan Nyata Kepasrahan, Kegigihan, dan Doa......
jika ditanya apa rasanya berhasil lulus kuliah teknik sipil, maka jawabannya adalah saya mengerti esensi kepasrahan, kegigihan, dan doa. yang menjadi bekal saya menghadapi kerasnya kehidupan. ada banyak hal yang saya hadapi di teknik sipil sekuat apapun saya berusaha tidak tembus. sekalinya saya menangis dalam doa, langsung jalan terbuka. begitu juga di lain hari, doa - doa saya tidak menemukan tanda akan dikabulkan. namun satu hal sepele yang tidak sengaja saya lakukan justru menjadi titik masuk terkabulnya doa saya.
pada akhirnya, berkuliah teknik sipil mengajarkan bahwa hidup ada tentang doa dan kegigihan berusaha yang dijembatani oleh kepasrahan. kita tidak tau yang mana awal yang mana akhir. tapi mereka berdua (doa dan kegigihan berusaha) hanya saling bertukar tempat.
terima kasih sudah membaca, have a nice day !
Balikpapan, 11 Agustus 2021
Riffat Akhsan -- yang lagi sarapan kue favoritnya
26 October
![]() |
kutipan status diatas ditulis oleh seorang ibu dan guru yang luar biasa yang menjadi rekanan saya semenjak saya bergabung dengan kantor pimpinan Bos Y. |
dulu saya sering bertanya kenapa abah dan umi saya sangat "setreng" dan sensitif dengan issue mengenai kesombongan, sifat arogan, dan saudara saudaranya. larangan dan petuah petuah tersebut biasanya dilanjutkan dengan nasihat tentang pentingnya menundukkan ego untuk meraih ilmu.
saya yang bingung sih iyes iyes aja sambil ngedumel "aku nggak sombong kooook"
kemudian waktu berlalu, saya yang mulai memasuki fase dewasa awal mulai masuk dalam kolam persaingan bisnis yang membawa saya bertemu dengan berbagai macam tipe manusia dengan berbagai karakter.
nasihat abah umi saya yang disampaikan jaman saya masih SMP - SMA tersebut mendadak ngeheits lagi gaungnya dengan apa yang saya alami beberapa waktu yang lalu.
kemarin saya diajak oleh Bos Y untuk bertemu dengan pimpinan komunitas pengusaha di bidang usaha yang menjadi konsentrasi kantor saya. pimpinan komunitas ini membawa 10 pengusaha lain untuk bertemu dengan kami guna membicarakan kerjasama bisnis jangka menengah yang akan kami jajaki bersama. sang pimpinan bertindak selaku fasilitator, sang pimpinan sudah mengenal kami cukup lama dan sangat kapabel untuk memetakan mana saja pengusaha yang memungkinkan mampu menjalin kerjasama dengan kami based on karakter kami.
pertemuan berlangsung dengan sangat hangat, sampai ada salah satu pengusaha yang dari cara duduknya dari awal sudah meneriakkan "I DONT HAVE TO SIT HERE", ditambah tatapan mata yang memandang saya dengan "I HAVE ALREADY DONE TO EXECUTE WHAT YOU SAY" serta bahasa tubuh yang berbicara "YOU ARE INCAPABLE TO BUILD A BUSINESS COOPERATION WITH ME" lantas si pengusaha bercerita panjang lebar tentang pencapaian bisnisnya yang sukses merambah pasar Jepang dan Brazil dan menjawab "yaaa gimana ya mbak yaaaa" ketika saya dengan straight to te point bertanya "jadi apa yang bisa kami bantu untuk usaha ibu?"
pimpinan komunitas menghela nafas, saya dan teman teman cukup tau beliau malu dengan sikap anggotanya, di akhir pertemuan pimpinan komunitas mengutarakan permintaan maaf yang dalam sembari berkata "saya ajak dia kesini karena saya tau dia masih belum settle, saya mau dia bisa percaya dengan kemampuan dirinya. kalau saja dia mau menundukkan ego dan menghilangkan tinggi hati demi menutupi rendah dirinya itu saya yakin dia pasti bisa merambah pasar eropa dan amerika"
sampai di rumah, saya tercenung dengan kejadian di pertemuan itu, dari segi analisa memang benar kamipun melihat bahwa si pengusaha masih belum settle dan sangat perlu pembenahan sana sini untuk menyempurnakan proses bisnisnya dalam menghadapi persaingan sengit dengan kompetitor.
kini saya paham mengapa abah dan umi saya ngotot memberikan petuah tentang kesombongan, menundukkan ego, dan lain sebagainya.
sombong dengan kemampuan diri membuat kita tertutup untuk mendapat ilmu baru, membuat kita tidak peka melihat peluang, dan membuat diri kita menjadi "kodok dalam batok", buta terhadap apapun yang pada akhirnya hanya akan membuat kita terjerumus dan terpelanting dalam persaingan diri menghadapi arus global yang terus berjalan menggilas mereka yang tidak siap untuk berubah.
meraih ilmu dengan terus belajar menjadi satu satunya jalan memenangkan persaingan inovasi pada arus global dan satu satunya cara mutlak untuk meraih ilmu adalah dengan menundukkan ego.
di atas langit masih ada langit, itulah kenapa Rasulullah S.A.W mewanti wanti umatnya untuk belajar dari sejak dalam kandungan hingga liang lahat.
semoga kita bukan termasuk golongan yang menjerumuskan diri dengan sadar pada keterpurukan nyata hanya karena tidak bisa menundukkan ego. amin.
Surabaya, 26 Oktober 2015
Riffat Akhsan, anak kecil yang masih harus terus dibimbing oleh kedua orangtua nya untuk menapak dunia
21 February
Photo by Corinne Kutz on Unsplash
kenapa ?
Subscribe to:
Posts (Atom)
Search