blogger

08 June


sumber gambar : parentspartner dot com

tumben tumbenan saya nulis (agak) serius, tapi nggak papa lah ya. hidup juga butuh serius. begitu juga ngeblog.

kemarin sore saya barusan left grup whatsapp keluarga besar karena sudah tidak tahan lagi dengan kegoblokan kolektif berupa penyebaran hoax dan tidak adanya filter konten di ruang publik.

saya kemudian ingat oktober tahun lalu, UNESCO merilis tingkat membaca buku penduduk Indonesia terburuk nomor 2 di dunia setelah negara negara Afrika. iya, negara negara miskin di Afrika sono, dan runner up in the world nya  adalah negeri indah gemah ripah loh jinawi dengan proyeksi kekuatan ekonomi terkuat ketiga di dunia plus bonus demografi dalam kurun waktu kurang dari sepuluh tahun kedepan.

yassalam.

masyarakat Indonesia itu cenderung visual, influence lebih terbaca dan moncer melalui konten konten gambar dan suara. nggak heranlah instagram jadi hits di negeri ini  padahal merupakan sosial media penyumbang penyakit mental tertinggi di dunia. sinetron dengan cerita naga naga dan hedonisme sampah menjadi idola remaja tanggung. akademi dangdut serta serial India 24 jam menjadi teman sejati ibu ibu sampai nenek nenek. sementara abege tegas alias eksekutif muda lebih memilih konten visual dari stasiun TV internasional dan video Youtube yang langganannya satu paket dengan layanan internet. saya juga suka kok sama konten kek gituan, buktinya sampe bikin list vlogger favorit saya.

namun, fenomena WAG keluarga besar saya mungkin menjadi cerminan realitas literasi digital masyarakat Indonesia, bahwa fanatisme buta dan kegoblokan kolektif tumbuh subur dan terus dipupuk di negeri ini. ya wajar aja sih, tradisi membaca yang buruk dan budaya intelektualitas yang rapuh membuat orang gampang percaya apa yang mampir ke "beranda" nya. ditelan aja gitu informasinya tanpa tau itu apaan. bukan hal aneh kalau (mungkin saja) tanpa sadar mereka menjadi "alat" dari propaganda yang mungkin sudah diatur oleh pihak tertentu.

saya mungkin bukan kutu buku idealis yang mampu membaca buku berkualitas sampai minimal 60 buku per tahun. buku buku saya hanya berputar di textbook kuliah, jurnal nasional dan internasional,  lebih banyak novel dan majalah gaya hidup .

saya juga bukan pengunjung perpustakaan teladan, karena lebih suka numpang wifi di perpustakaan  dan lebih bahagia ngafe aja di cafe bernuansa perpustakaan. numpang foto di world book day,  yang secara tidak sengaja saya bertemu dengan Matsui - San, seorang warga negara Jepang.

saya masih ingat pesan Matsui San

"Rifa-San, jangan pernah mengeneralisasi satu hal kalau kamu baru berpikir satu kali"

inilah kesedihan saya, buruknya minat baca buku memicu generalisasi berpikir. padahal baru berpikir satu kali. ya kita ngomong fakta aja sih, saya dan kamu yang baca postingan ini pasti pernah menebak isi berita hanya dari judulnya saja kan ? padahal saya dan kamu tau judul seringkali nggak nyambung sama isinya.

nah itulah yang membuat dalam skala yang lebih masif fenomena penyebaran hoax di WAG bertransformasi menjadi sebuah informasi acuan yang terpercaya bagi mereka anggota WAG. padahal saya haqqul yakin yang menyebarkan hoax tersebut sudah cuci tangan dengan menulis "cuma ngopi dari grup sebelah".


hadeh. 

ada hal yang lebih jauh dari lingkaran setan buruknya minat baca - penyebaran hoax - cuci tangan di WAG ini (WAG manapun, nggak hanya WAG keluarga).  yaitu minimnya rasa bahasa yang berimpact pada tidak adanya empati yang melatarbelakangi filter dalam penyampaikan konten di ruang publik. bahasa kerennya think thousand before posting.

lah boro boro mikir sebelum posting, orang nyebarin info yang masih nggak jelas kredibiltasnya aja mereka ringan ringan aja kok.

walau bagaimanapun, WAG adalah ruang publik. ruang dimana ada lebih dari dua orang selain kamu. image diri, netiket (etika berinternet) juga harus dijaga dong. ingat, apapun postingan kamu di WAG adalah citra diri kamu juga, itu merepresentasikan nilai diri kamu. even maksud kamu hanya bercanda. kamu nggak bisa nyetir pandangan orang ke kamu. tapi kamu bisa nyetir omongan kamu di WAG biar pandangan anggota grup WAG nggak negatif ke kamu. bukan maksudnya suudzon juga, tapi YA PLIS DONG AH KITA KAN KAGAK TAU PIKIRAN ORANG LAIN ATAS KITA.

kalau kata ayah saya tuh gini 

postingan kita di sosial media tuh ibarat kita teriak di lapangan terbuka, meskipun mungkin nggak ada yang dengerin tapi kita nggak bisa benar benar memastikan apakah memang kita nggak ada yang dengerin. karena silent reader itu jumlahnya banyak sekali. apalagi stalker.
lebih jauh lagi, penyebaran informasi palsu yang merugikan seseorang/instansi/pihak tertentu dalam media digital dapat dijerat pasal berlapis berupa UU ITE, pencemaran nama baik, dan perbuatan tidak menyenangkan.

jadi, jangan sampai ya konsekuensi hukum dalam postingan WAG kamu tidak bisa diselesaikan hanya dengan bilang "cuma ngopi dari grup sebelah".

kalau WA grup gosip mah beda lagi, tapi biasanya grup gosip pakenya telegram ya bukan whatsapp, sorry.....






Samarinda, 8 Juni 2017




Riffat Akhsan

23 January

Sumber Gambar
menjadi blogger adalah tentang mereka yang memberi manfaat bagi orang lain dengan kontennya, dan mendapat traffic sebagai bentuk keseimbangan prinsip take and give ini. bukan mereka yang berusaha membuat sebuah tulisan legendaris, tematik, wow banget, demi ngasih makan ego si penulis padahal yang baca juga belum tentu ngerti.

blog adalah muara dari pergaulan berbasis social media, pergaulan mereka yang selalu terkoneksi dengan dunia digital dimanapun mereka berada selama masih ada signal internet dan paketan data. dari blog mereka saling mengenal, berkumpul, tertawa bersama, dan berakhir dengan urug rembuk menuju sebuah movement positif.

blogger yang pemalas adalah blogger yang selalu upload tiap hari, yah one day one post gitulah. karena blogger yang one day one post itu terlalu malas untuk mengedit tulisannya.

ucap seseorang pada saya beberapa waktu yang lalu.

blogger jenius adalah mereka yang mampu one day one post, karena mereka cepat sekali meramu ide menjadi sebuah konten blog. jarang ada blogger yang mampu melakukan itu. normalnya seorang blogger hanya mampu posting 3-4 konten dalam satu minggu. blogger pemalas itu adalah blogger yang nggak bisa mengatasi moody nya sendiri. kadang satu hari bisa tembus 5 postingan, kadang 2 bulan bisa nggak post sama sekali.

ucap seseorang yang lain di waktu yang berbeda.

terus blogger PE - MA - LAS itu yang kayak apa ?

kalau saya setuju dengan pendapat kedua, karena pendapat pertama lebih cocok untuk penulis novel, cerpen, wartawan hard news (yang harus benar benar aktual), atau penulis karya ilmiah.

perspektif setiap blogger berbeda, tidak salah menjudge blogger golongan sini sebagai pemalas atau golongan sana yang pemalas. it's depend on content and context.

pemalas atau tidak, saya kagum dengan para blogger. mereka mampu memberikan sebuah karya original untuk dunia digital Indonesia disaat gempuran badai scrap data menghadang setiap detik.

nulis blog mah kalau cuma buat seneng - senengan nggak usah dikritik sampe segitunya sih, bahagia tidak secapek itu :))



Surabaya, 23 Januari 2016




Riffat Akhsan, yang takut menulis dan dicap pemalas

27 October

Sumber Gambar
selamat hari blogger nasional :)

ahahaha setiap tahun saya selalu selow untuk menulis ucapan selamat hari blogger nasional.

kemarin lusa saya diundang untuk camping bareng temen temen blogger dalam acara #BloggercampID saya nya yang udah tinggal bilang "oke" karena ini sifatnya undangan blogger dan semua mua nya dibayarin sponsor harus gigit jari karena kampus nggak memberikan izin karena saya harus menjalani Ujian Tengah Semester.

*nangis kejer*

oke, kali ini saya nggak akan cerita tentang awal mula saya ngeblog karena sudah banyak banget tulisan tulisan saya yang membahas tentang itu.

jadi yang dimaksud blogger itu siapa ? apakah mereka yang punya blog, mereka yang rutin menulis blog (dan media online ), atau mereka yang mampu memiliki mesin uang dengan blog nya ?

menurut saya, blogger adalah mereka yang berani menulis dan mengumumkan tulisannya kepada khalayak ramai dengan media blog.

sesederhana itu.

mereka yang berani menulis dan mengambil resiko atasnya, adalah blogger. terlepas apakah mereka berhasil mendapat penghasilan dari blog atau hanya untuk sarana aktualisasi diri dan buang sampah.

mereka semua blogger.

fase blogger apapun sudah saya alami, mulai dari blogger untuk buang sampah, untuk aktualisasi diri, untuk eksistensi diri dan mendapat jaringan baru. untuk jadi mesin uang dari affiliate program, sampai dari job review saya sudah alami semua.

dan sekarang saya memilih menjadi blogger untuk aktualisasi diri, merapikan pemikiran saya, dan menjernihkan jiwa saya.

kenapa kok nggak lanjut cari penghasilan dari blog ? persaingannya keras bung. saya sudah tobat dan lebih memilih mendirikan Media Online karena lebih settle dan memiliki badan hukum sehingga (menurut saya) menjadi lebih legal kalau mau gerak :)))

media online lebih kokoh tak tertandingi sih dalam persaingan digital content *SUMPAH BUKAN IKLAN*

mbak gimana sih caranya bisa jadi blogger heits ?

aduuuuh saya bukan blogger heits, tapi ya emang fakta kok kalau saya blogger heits *kalau mau sombong nggak usah tanggung tanggung*

yang jelas kalau mau jadi blogger heits itu syarat mutlaknya adalah BERANI NULIS

jangan takut tulisan kita jelek, jangan takut dikritik, jangan takut untuk meneriakkan pemikiran melalui tulisan, karena kita tidak bisa memuaskan semua pembaca (((memuaskan))). setiap pembaca blog kita lahir dari beragam latar belakang pemikiran yang berbeda beda. jadi ya wajar kalau ada yang nggak suka sama apa yang kita tulis, kalau semuanya setuju sama tulisan kita jangan jangan pergaulan blogger kamu kurang luas *kalem*

tapi aku nggak bisa nulis...

lah selama ini masa buta aksara ? enggak kan ?

Sumber Gambar
mudah, ringan, serius. adalah prinsip yang saya pegang sampai mati dalam dunia per-blogger-an (((sampai mati))).

saya nulis blog, bukan nulis disertasi.

kekuatan dari digital content untuk tulisan adalah tulisan yang ringan dan mudah dipahami. banyak blogger heits termasuk saya yang berangkat dari prinsip mudah dan ringan ini. kalau saya sih mudah ringan dan serius, dan tipe blogger golongan sebelah adalah mudah ringan ringan, biasanya arahnya ke humor.

kembali tentang menulis, seperti yang dulu saya cerita. menulis membuat saya tetap waras. ternyata setelah saya baca baca, menulis membantu kejiwaan seseorang untuk merapikan pemikirannya sekaligus melatih untuk berpikir kritis, sistematis, dan mendalam.

otak saya ini riuh, dan menulis blog membuat keriuhan pemikiran dalam otak saya menjadi lebih rapi, karena satu satu keriuhan terdepak keluar dari otak saya menjadi ribuan kata.

ada kelegaan setelahnya.

setiap orang adalah penulis, setidaknya mereka adalah penulis kehidupan.

banyak orang bermimpi untuk merubah dunia, tapi perubahan itu hanya berhenti di otaknya tanpa aksi nyata.

menulislah, karena tulisan adalah cara termudah untuk merubah duniamu menjadi lebih baik.

selamat Hari Blogger Nasional, semoga semakin banyak blogger yang berani menulis secara berimbang.

#HappyBlogging :))




Surabaya, 27 Oktober 2015



Riffat Akhsan

28 July

Photo by Austin Poon on Unsplash

tab whatsapp saya kemarin ribut, pasalnya ada salah seorang rekanan saya bocor tentang bayaran saya sekali nulis artikel 500 kata di blog ini. mereka kaget, kok bisa ???

dalam dunia blog, kasta paling wow adalah ketika kita mendapat bayaran atas tulisan kita. istilah kerennya job review. mungkin bocah majalah atau koran sudah biasa menjadi penulis lepasan yang kalau tulisannya dimuat maka kita mendapat bayaran yang paling tidak sanggup untuk beli kopi starbucks barang segelas.

tapi kalau di dunia blog, job review itu banyak untungnya. selain mendapat bayaran (kalau saya) minimal seharga sepuluh gelas caramel machiato with extra whipped cream and caramel sauce decaf tulisan review itu juga akan terarsip secara otomatis di blog kita sehingga akan menambah portofolio review kita. dan pastinya akan menaikkan kunjungan karena tim digital dari pihak klien akan mati matian ngeBuzz tulisan kita.

tapi kak, aku kan blogger cupu. nggak eksis pula, mana bisa aku dapat job review ?

Faizah and Her Enchanting Journey | Designed by Oddthemes | Distributed by Gooyaabi