hidup

01 October


beberapa waktu yang lalu saya bertemu dengan seseorang yang sangat pelit, kikir, perhitungan, dan segala hal disandarkan pada untung rugi.

mudahnya jangan sampai mengambil keputusan menolong orang lain kalau itu tidak memberi keuntungan sama sekali. kalau terhitung tidak memberi keuntungan bagi dirinya maka lebih baik tidak usah menolong.

menjijikkan.

kemudian saya jadi berkaca apakah saya juga seperti itu ya ?

tapi kayaknya enggak deh.

dulu waktu jaman jaman ambisi saya masih menghujam kaki langit, segala hal selalu saya hitung. semuanya tentang saya bisa mendapatkan keuntungan dalam bentuk apa, kalau tidak kerugian apa yang akan saya tanggung ?

kemudian pelan pelan saya mulai mendewasa dan melihat segala sesuatu dengan lebih jernih. setelah berwaktu waktu dinasehatin oleh abah umi saya.

"hidup itu tentang keberkahan, berkah artinya memberi manfaat dan kebahagiaan bagi diri sendiri dan orang lain"

ternyata hidup tidak sematematis itu, saya punya tuhan yang tidak pernah salah menghitung kebaikan maupun keburukan. buat apa saya menghitung apa yang akan saya dapat bila saya memberi dan apa yang saya tanggung jika saya harus merugi di saat ada Dzat yang maha menjamin ?

saya tetap seorang risk taker yang konsekuen dengan setiap keputusan saya, masih seorang kapitalis yang selalu mencoba mencari dan memanfaatkan peluang bisnis.

tapi sekarang saya sadar, bahwa perhitungan untung rugi matematis kehidupan juga harus ada porsinya.

saya masih logis dong, kalau kurang perhitungan ntar kere kalau kelebihan jatohnya serakah ~

"buat apa menghitung sampai sakit kepala kalau pada akhirnya apa yang kamu lakukan tidak berkah ? malah menjadi sumber kesakitan lahir batin"

iya ya, kita hidup kan nggak makin gampang. ada saatnya usaha lesu, fisik ringkih, kalah oleh persaingan, tiba saat harus berhenti, dan penurunan semangat juang.

bukankah salah satu bentuk keberkahan, ketika kita butuh ada yang menolong dengan tulus ikhlas, ketika kita susah ada yang membantu memudahkan secara teknis, ketika kita mengalami kendala ada yang hadir sebagai solusi ?

ya, hidup ternyata tidak sematematis yang saya (dan mungkin kamu) rancang.

karena kita harus sadar, bahwa kita bukan pusat semesta ~




Samarinda, 1 Oktober 2016




Riffat Akhsan

10 October

source

"nasihat orang tua itu didengerin buat dapetin value, bukan untuk proffesional advice"

adalah ungkapan pongah seseorang yang saya baca di sebuah situs media online yang diamini oleh para fans fanatiknya.

DEG, saya lemas membacanya.


banyak yang berpendapat bahwa orangtua sangat tidak kompeten dalam memberikan proffesional advice, terlebih dalam membaca tren dan proyeksi karier masa depan. sehingga nasihat dan arahan orangtua juga harus difilter, mana yang dituruti yang mana yang diiyakan saja tanpa tindak lanjut.

sebelum saya lanjutkan postingan ini, perlu diketahui bahwa ini murni pendapat pribadi saya, dan saya mempersilahkan yang tidak setuju dengan saya untuk berceramah di tab komentar. seperti yang terjadi baru baru ini dan tanpa mengurangi rasa hormat saya tidak akan menanggapi ceramah anda.

oke lanjut.

saya ini anaknya abah umi saya lahir batin, saya tidak bisa menyembunyikan apapun dari beliau berdua. meskipun saya nggak lapor pasti orangtua saya udah ngerasa. ya, sebegitu kuatnya ikatan antara orangtua dengan anaknya.

orangtua mungkin tidak menguasai segala bidang, terlebih prospek prospek bisnis baru berbasis teknologi kekinian. tapi karena keikhlasan beliau berdua oleh tuhan orangtua diberi naluri dan feeling untuk mengarahkan, yang saya buktikan keakuratannya diatas 100% alias tidak pernah meleset.

jangan rendahkan kompetensi orangtua sehingga tidak layak didengarkan proffesional advice mereka, mungkin orangtua tidak memahami terlalu jauh, tapi dengan pengalaman asam garam kehidupan, mereka mampu memproyeksikan secara garis besar. ingat, sebelum memberikan restu orangtua biasanya meminta waktu untuk berpikir, dan waktu berpikir yang beliau minta itu digunakan untuk mempelajari tren dan proyeksi yang kamu hadapi.

tapi kadang kita sebagai anak yang nggak sabaran, saat itu bilang saat itu juga minta jawaban.

Ridhollohu Bi Ridho Walidain

Ridho Allah itu tergantung Ridho Orangtua.

koen kate yakin yaopo'o karo proyeksi utekmu, nek wong tuo nggak ridho yo wes buyar, mergo Allah pasti yo nggak ridho pisan

(kamu mau yakin bagaimanapun dengan proyeksi pikiranmu, kalau orangtua tidak meridhoi ya udah kelar, karena pasti Allah juga nggak akan ridho)

satu contoh yang terjadi pada temannya teman saya, jadi si teman ini sudah memasuki masa skripsi dan sudah tidak ada lagi mata kuliah yang harus diambil. si teman mendapat tawaran kerja di sebuah perusahaan nasional.

si ibu teman bilang "nak, selesaikan dulu kuliahmu, nanti kalau kamu udah resmi sarjana terserah kamu mau apply dimana ibu doakan dan ridhoi. ibu ini memang ndak pernah sekolah, tapi ibu tau kalau fokus itu ndak boleh terbagi"

karena si teman merasa ibunya nggak kompeten untuk kasih proffesional advice, ia pun membawa pikirnya sendiri dengan bilang "bu, ini kesempatan emas. proyeksinya bagus banget untuk karierku kedepan. tawaran ini jarang banget dikasih ke anak yang belum lulus kayak aku ini. aku juga sudah dijamin bakal langsung jadi pegawai tetap begitu ijazahku keluar"

si ibu dengan lesu bilang "yasudah kalau kamu maunya begitu"

si anak yang sok tau tren dan proyeksi ini pun tetap menuruti pikirannya dan menerima tawaran pekerjaan tersebut.

apa yang terjadi ? baru dua bulan bekerja ternyata perusahaan tersebut mengalami rugi besar sehingga harus melakukan PHK. dan si teman termasuk yang terkena PHK.

sekarang apa daya si teman luntang luntung kesana kemari cari kerjaan karena wisudanya telat.

si ibu yang sedih dengan nasib si teman ini cuma bisa menghela nafas "coba nak kamu dulu nurut aja apa kata ibumu yang bodoh ini"

itu sekelumit kisah seorang anak yang orangtuanya nggak ridho atas keputusannya. untuk kisah yang lebih horror silahkan japri saya.

seperti yang kita tau, doa orangtua pada anaknya benar benar tanpa penghalang alias langsung dikabulkan oleh tuhan. berbakti pada orangtua memang sulit, tidak sesederhana membantu ibu di dapur bagi anak perempuan dan membantu ayah mencangkul sawah bagi anak laki - laki. berbakti kepada orangtua adalah tentang mendapatkan ridho, dukungan, dan keikhlasan orangtua atas keputusan yang kita ambil dalam hidup. memang tidak semua keputusan harus dikonsultasikan kepada orangtua, tapi sungkem untuk hal hal besar seperti karier, jodoh, dll mutlak harus menurut arahan orangtua.

jika memang orangtua keras tidak mau, kamu bisa konsul kepada orangtua spiritual, seperti ustad atau guru yang memang sangat mengerti kamu. bukan ustad atau guru sekali lewat yang baru kamu kenal kemarin sore, atau ustad yang kamu kenal via media sosial.

kamu boleh kok, ketika diskusi dengan orangtua menyampaikan pendapatmu "ma, pa, aku udah konsul sama dosen xxx ku, kata beliau aku baiknya bla bla bla" pasti orangtua juga akan mempertimbangkan, asal cara menyampaikannya santun. bukan asal tabrak apalagi maksa.

kalau memang kira kira orangtua sangat asing dengan bidangmu, cari orang yang kira kira bisa membantu memberi pandangan ke beliau, bisa kakak, om, tante, dll toh tidak ada orangtua yang mau anaknya nggak sukses. semua pasti mau yang terbaik untuk anaknya, hanya saja orangtua memang memiliki keterbatasan memahami secara langsung karena memang bukan bidang mereka. sabar, beri mereka waktu sampai mereka merasa siap memberikan restu atau tidak, kalaupun orangtua tidak merestui, pasti orangtua memiliki alasan kuat dan solusi untuk kamu.

jangan sampai kita termasuk kedalam golongan anak durhaka hanya karena kita terlalu merasa tinggi sampai sampai berani melawan orangtua dengan pikiran sendiri dan adab yang buruk.





Surabaya 10 Oktober 2015




Riffat Akhsan




03 June

beberapa hari yang lalu, frame kacamata Rusma pecah, dan kami memutuskan untuk membeli frame baru di lapak langganan kami yang terletak di Pusat Grosir Surabaya.

sebelum sampai di PGS, saya dan Rusma kesasar di salah satu jalan paving di daerah Dupak, pikir kami sederhana, biasanya jalan kampung ini pasti ada tembusannya menuju jalan besar. kami terus menyusuri jalan tersebut dan...... buntu.

bukan buntu yang menjadi sumber kepanikan, tapi lima ekor anjing yang terus menggonggong mendekati kami yang waktu itu berboncengan mengendarai sepeda motor.

itu anjing kurang piknik ya ? galak bener.

31 December


"mohon perhatian, Pesawat Lion Air JT 367 tujuan Surabaya, rencana akan diberangkatkan pada pukul 22.00 terima kasih"

"your attention please, Lion Air with Flight number JT 367 living for Surabaya, will be delayed, and planned to depart at 22.00. thank you"


adalah pengumuman ATC yang bergema di seluruh ruang tunggu keberangkatan untuk para penumpang (termasuk saya dan rusma) yang mulai kesal kenapa harus delay.

"penumpang kami yang terhormat atas keterlambatan penerbangan dikarenakan alasan operasional, kami mohon maaf"

adalah ucapan permohonan maaf dari Flight Attendant setelah sebelumnya kami menerima kotakan berisi snack dan air mineral gelas dari pihak maskapai penerbangan di terminal keberangkatan.

delay selalu menjadi masalah, saya pun selalu kesal dengan penundaan keberangkatan ini. pernah saya terlambat dua jam mata kuliah kalkulus karena pesawat yang saya tumpangi dari Batam mengalami delay karena alasan operasional bandara. sehingga ketika mendarat di Surabaya ditambah perjalanan ke kampus, saya baru tiba di kelas kalkulus lima belas menit sebelum kelas berakhir.

delay juga pernah membuat saya yang harusnya tiba di Surabaya pukul sembilan malam molor menjadi pukul dua belas malam. delay selalu sukses memancing kekesalan saya.

Faizah and Her Enchanting Journey | Designed by Oddthemes | Distributed by Gooyaabi