hongkong

02 August



Penerbangan Singapore Airlines menuju Hong Kong berjalan dengan lancar. ini pertama kalinya bagi saya melakukan perjalanan internasional dengan pesawat full service. menyenangkan rasanya memiliki kesempatan melihat video safety demonstration dari layar di depan kursi. selama ini saya pikir safety demonstration harus diperagakan manual oleh awak kabin. kemudian saya juga baru tau bahwa inflight meal itu lengkap meliputi : roti dengan butter, makanan utama, yogurt dengan potongan buah segar, dan air mineral. lalu ada free flow berbagai minuman (saya coba orange juice, apple juice, chinese tea, dan milo) yang bisa dipesan hot atau cold. 


kamar mandi juga menyenangkan. saya bisa mengisi bidet portable saya sehingga urusan toilet yang selama ini menjadi momok menjadi perkara yang bearable selama penerbangan.


saya bahkan meminta snacks tambahan ke galley dan dikasih. 


wow, Singapore Airlines benar-benar menaikkan level pengalaman perjalanan udara saya ke tingkat yang lebih tinggi.



tiga puluh menit sebelum mendarat, saya menangis melihat langit Hong Kong. pencakar langit mulai menunjukkan wajahnya, jumlahnya benar - benar banyak seakan dipaku ke bumi seperti pepohonan yang membentuk hutan. sebagai insan konstruksi yang proyeknya sering kena pangkas anggaran, ini benar - benar dunia yang luar biasa. produk konstruksi di mana-mana. baik yang sudah difungsikan maupun yang masih dalam tahap pembangunan.


akhirnya, tuhan izinkan saya sampai di Pearl of The Orient. 



pesawat mendarat di Hong Kong International Airport (HKIA) berdampingan dengan maskapai-maskapai yang saya baru lihat pertama kali : Air China dan Thai Airways. kami keluar di gate bernomor kecil sehingga jarak antara gate ke imigrasi sangat dekat. tidak perlu naik skytrain yang terkenal menghubungkan ratusan gate di HKIA.


imigrasi Hong Kong masih manual. kita masih harus berhadapan dengan officer. namun, petugas di lapangan sangat strict membagi barisan sehingga antrian antar line hanya berkisar tiga sampai empat orang di depan saya.


masuk Hong Kong tidak perlu visa bagi Warga Negara Indonesia pemegang paspor reguler berwarna hijau. saya berhadapan dengan Immigration Officer perempuan yang menanyakan kapan saya pulang dari Hong Kong dan langsung memberi stempel izin masuk.


masalah muncul ketika saya sampai di belt bagasi. alih - alih koper, justru nama saya dipajang untuk diminta menemui petugas darat. singkat cerita intinya bagasi saya ketinggalan. saya memang punya 2 koper. koper besar dan kecil. di Balikpapan, saya bilang ke petugas darat bahwa 1 koper (besar) langsung ke Hong Kong, 1 koper (kecil) ikut saya ke Singapore. yang ketinggalan adalah koper yang nggak ikut saya ke Singapore. seperti layaknya robot, saya yang kaget karena pertama kali mengalami kejadian ini masuk ke mode auto-pilot lalu mengurus administrasi dan teknis bagasi saya. kemudian saya mendapat kepastian bahwa bagasi akan diantar langsung ke Apartemen saya di Causeway Bay.


setelah itu saya beneran blank, sampe nggak lihat jalan trus nabrak bule yang bingung kenapa dia ditabrak padahal HKIA cukup lengang saat itu.


Saya lalu memilih duduk dan menenangkan diri. tapi emosi saya campur aduk. di satu sisi, excitement untuk segera ke kota membuncah. di sisi lain, saya masih lemes sama bagasi saya dan sedih juga baru aja landing udah nabrak orang. hal ini membuat saya nggak bisa berpikir jernih. bahkan untuk menemukan counter OBS untuk mengambil octopus card dan sim card lokal China Mobile HK saja saya harus berputar-putar. padahal, lokasinya tidak jauh dari tempat saya duduk. 


tapi kemudian saya melihat beberapa perempuan pekerja migran asal Indonesia. saya lihat wajah - wajah tabah mereka. saya ingat beberapa dari mereka satu pesawat dengan saya dan mendapat perlakuan cukup buruk karena keterbatasan berbahasa dan perilaku mereka yang dianggap irritating oleh sebagian orang. 


sepertinya itu yang menyadarkan saya. selain suara di dalam diri yang bilang "yuk, segera ke kota. kan mau makan dim sum di Islamic Centre Canteen. nanti kalau makin sore ke kota, nyampe Islamic cuma dapat dim sum bagian ceker"


berangkatlah saya menaiki Airport Bus dengan Kode A11. saya hanya perlu tap octopus card di depan dan turun di Wan Chai Fire Station Bus Stop. Tidak ada urusan transfer platform seperti jika harus naik Airport Express. yes, Air BnB Apartment saya memang beralamat di Causeway Bay. tapi sebetulnya, secara realita berada di area Wan Chai. 


sedih saya hilang segera setelah saya dapat kursi di lantai 2 dan bus melaju (oh sudahkah saya cerita kalau saya suka sekali naik Bus Double Decker ?). selama perjalanan, mata saya lagi - lagi dimanjakan dengan karya konstruksi dalam berbagai aspek. ini juga faktor yang membuat saya memutuskan untuk naik bus saja dibanding harus naik Airport Express. bus memang tidak secepat Airport Express, namun semua infrastruktur fancy saya lewatin semua: sebutlah flyover bertingkat, terowongan bawah laut, dan berbagai infrastruktur penahan ombak yang bersanding dengan hijaunya hutan sub-tropis di sejuknya cuaca Hong Kong di musim semi. 


setelah satu jam, sampailah saya di depan Wan Chai Fire Station. Saya lalu berjalan sekitar seratus meter dan check inn Air BnB Apartment. 





Apartment saya tidak luas, tapi muat untuk tiga orang (saya, Fatimah, dan Annisa). Dilengkapi dengan dapur mini tanpa kompor. namun tersedia pemanas air, kulkas, microwave, dan mesin cuci pintu depan. kamar mandinya standar dengan tekanan air yang baik. memang benar tidak ada bidet di toiletnya, tapi sudah saya antisipasi dengan membawa ember dan gayung lipat portable yang sudah saya beli dari Bontang. 





kemudian saya menuju ke Islamic Centre Canteen. Alhamdulillah, dim sum nya nggak sisa ceker doang. masih ada seporsi Shiumai dan Hakau. saya juga pesan Ayam Lemon yang udah jadi incaran sejak lihat menu Canteen ini.


setelah makan, barulah pikiran saya jernih dan sadar bahwa saya harus belanja sementara koper saya belum sampai. kemudian harus top up saldo Octopus Card juga. jadi saya putuskan jalan - jalan saja sambil belanja di area sekitaran Apartment. 


ternyata itu adalah keputusan terbaik yang saya buat. selama ini, kelemahan saya setiap traveling adalah saya tidak mengenali neighbourhood tempat saya tinggal selain urusan lokasi tempat makan. dengan situasi waspada harus menunggu koper saya tiba di apartment, saya berkesempatan merasakan Hong Kong core di area neighbourhood saya. masih jelas di ingatan saya, saya ternganga melihat tram berbelok di depan saya saat saya berdiri di zebra cross.




God, I'm in Hong Kong ! I'm really blend in the hustle (but) culture of Hong Kong people.


that feeling, is so priceless.


and that's the end of the day one. karena, saya dihubungi oleh kurir yang mengantarkan koper saya. saya lalu mengakhiri hari dengan bersih - bersih lalu istirahat. 


terima kasih sudah membaca sampai sini, mengikuti perjalanan saya hari pertama di Hong Kong.


sampai bertemu di hari berikutnya.


view dari depan Air BnB Apartment saya




Bontang, 2 Agustus 2025





Faizah


Faizah and Her Enchanting Journey | Designed by Oddthemes | Distributed by Gooyaabi