pekerjaan

09 February

Photo by ian dooley on Unsplash

saya lagi nonton drama korea yang judulnya "A Gentleman Dignity". ceritanya tentang 4 ahjussi yg ganteng, kaya, bermartabat, tapi punya isu soal romansa.

saya tertarik sama adik perempuan salah satu dari 4 cowok pemeran utama drama ini. namanya Im Me Ah Ri, kakaknya namanya Im Tae San. seorang (yang digambarkan ) arsitek proyek gedung gedung prestisius di Korea. (meskipun menurut saya dari alur cerita dan deskripsi tokoh Im Tae San lebih terlihat seperti Desain Engineering Detail Specialist dari posisi dia di lokasi proyek)

balik soal Im Me Ah Ri, atau sebut saja Ah Ri. jadi Ah Ri ini lulusan fashion design di USA gitu. nah suatu kali Im Me Ah Ri setelah lulus kuliah dan balik ke Korea dia ketemu sama salah satu istri dari 4 cowok tokoh utama. (well bisa dibilang satu satunya istri, karena ketiga cowok lain adalah duda dan single) nah si istri ini adalah hartawan pemilik properti sepanjang ruas jalan prestisius di Seoul.

nah singkat cerita si Ah Ri ini ditanyain apa udah dapat kerjaan part time sama si istri ini, trus dijawab belum trus ditawarin deh kerjaan jadi waiter atau barista gitu di cafe salah satu tokoh utama.

nah trus yang menarik bagi saya, si istri ini nanya sama Ah Ri "kenapa kok kamu mau kerja part time ? kan secara materi kamu cukup cukup aja dari kakak dan orangtuamu" (kebetulan orang tua Ah ri adalah pemilik supermarket khusus kain dan pabrik tekstil gitu)

jawaban si Ah Ri ini yang kemudian bikin saya pengen nulis postingan ini, gini jawaban Ah Ri "aku butuh untuk menjadi normal, merasakan proses, kegagalan, kemudian akhirnya aku menjadi tau susahnya cari uang jadi aku bisa jadi seorang yang bijak dan bisa menghargai segala sesuatu meskipun sesuatu itu kecil"

cari uang itu nggak gampang, dan proses dari bawah harus dijalani. even kamu adalah seorang pewaris perusahaan.

adalah sesuatu yang saya tangkap dari perkataan Ah Ri.

banyak orang mengira dalam bisnis mereka bisa melangkahi proses belajar dengan menjadi wirausaha. mereka berpikir wirausaha sama dengan pengusaha. hmmm i think that's so big no. there's soooooo many differences between pengusaha dengan wirausaha.

nah banyak mereka (khususnya anak muda) di luar sana yang menganggap bahwa memiliki atau membuka usaha sendiri berarti mereka sah menjadi pengusaha/pemimpin/entrepreneur or whaterver it is tanpa benar benar memahami risiko dan tantangan yang akan dihadapi di depan. meminta hasil cepat, dan tidak jarang akhirnya gulung tikar.

i think kok "mencari jalan pintas" like membuka usaha tertentu to avoid learn a process a such a lazyness initiative -___- saya jadi berpikir pemalas adalah mereka yang tidak mau mematangkan bisnis plan mereka dan terburu buru ingin eksekusi. even seorang pewaris pun mereka ditaro di posisi bawah dulu sebelum orangtuanya yakin untuk memberikan kepercayaan atas posisi prestis di perusahaan.

membuka usaha adalah menghadapi dunia bisnis sebenarnya, dimana ada intrik, politik bisnis, dan keharusan untuk dewasa memahami orang lain. perlu perjuangan gigih untuk membuktikan dan meyakinkan dunia bahwa kamu capable untuk menggawangi lini bisnis tertentu. gagal, kemudian bangkit dan belajar bahwa bisnis tidak selalu tentang faktor teknis.

cari duit itu nggak gampang, oleh karenanya sukses tidak datang untuk mereka yang tidak bisa memimpin dirinya sendiri.butuh mereka yang benar benar tangguh digembleng keadaan sehingga memiliki kecerdasan untuk memimpin dirinya sendiri dan orang lain.

semoga kamu yang membaca postingan ini adalah satu dari mereka.




Bontang, 9 Februari 2017



Riffat Akhsan

10 October

source

"nasihat orang tua itu didengerin buat dapetin value, bukan untuk proffesional advice"

adalah ungkapan pongah seseorang yang saya baca di sebuah situs media online yang diamini oleh para fans fanatiknya.

DEG, saya lemas membacanya.


banyak yang berpendapat bahwa orangtua sangat tidak kompeten dalam memberikan proffesional advice, terlebih dalam membaca tren dan proyeksi karier masa depan. sehingga nasihat dan arahan orangtua juga harus difilter, mana yang dituruti yang mana yang diiyakan saja tanpa tindak lanjut.

sebelum saya lanjutkan postingan ini, perlu diketahui bahwa ini murni pendapat pribadi saya, dan saya mempersilahkan yang tidak setuju dengan saya untuk berceramah di tab komentar. seperti yang terjadi baru baru ini dan tanpa mengurangi rasa hormat saya tidak akan menanggapi ceramah anda.

oke lanjut.

saya ini anaknya abah umi saya lahir batin, saya tidak bisa menyembunyikan apapun dari beliau berdua. meskipun saya nggak lapor pasti orangtua saya udah ngerasa. ya, sebegitu kuatnya ikatan antara orangtua dengan anaknya.

orangtua mungkin tidak menguasai segala bidang, terlebih prospek prospek bisnis baru berbasis teknologi kekinian. tapi karena keikhlasan beliau berdua oleh tuhan orangtua diberi naluri dan feeling untuk mengarahkan, yang saya buktikan keakuratannya diatas 100% alias tidak pernah meleset.

jangan rendahkan kompetensi orangtua sehingga tidak layak didengarkan proffesional advice mereka, mungkin orangtua tidak memahami terlalu jauh, tapi dengan pengalaman asam garam kehidupan, mereka mampu memproyeksikan secara garis besar. ingat, sebelum memberikan restu orangtua biasanya meminta waktu untuk berpikir, dan waktu berpikir yang beliau minta itu digunakan untuk mempelajari tren dan proyeksi yang kamu hadapi.

tapi kadang kita sebagai anak yang nggak sabaran, saat itu bilang saat itu juga minta jawaban.

Ridhollohu Bi Ridho Walidain

Ridho Allah itu tergantung Ridho Orangtua.

koen kate yakin yaopo'o karo proyeksi utekmu, nek wong tuo nggak ridho yo wes buyar, mergo Allah pasti yo nggak ridho pisan

(kamu mau yakin bagaimanapun dengan proyeksi pikiranmu, kalau orangtua tidak meridhoi ya udah kelar, karena pasti Allah juga nggak akan ridho)

satu contoh yang terjadi pada temannya teman saya, jadi si teman ini sudah memasuki masa skripsi dan sudah tidak ada lagi mata kuliah yang harus diambil. si teman mendapat tawaran kerja di sebuah perusahaan nasional.

si ibu teman bilang "nak, selesaikan dulu kuliahmu, nanti kalau kamu udah resmi sarjana terserah kamu mau apply dimana ibu doakan dan ridhoi. ibu ini memang ndak pernah sekolah, tapi ibu tau kalau fokus itu ndak boleh terbagi"

karena si teman merasa ibunya nggak kompeten untuk kasih proffesional advice, ia pun membawa pikirnya sendiri dengan bilang "bu, ini kesempatan emas. proyeksinya bagus banget untuk karierku kedepan. tawaran ini jarang banget dikasih ke anak yang belum lulus kayak aku ini. aku juga sudah dijamin bakal langsung jadi pegawai tetap begitu ijazahku keluar"

si ibu dengan lesu bilang "yasudah kalau kamu maunya begitu"

si anak yang sok tau tren dan proyeksi ini pun tetap menuruti pikirannya dan menerima tawaran pekerjaan tersebut.

apa yang terjadi ? baru dua bulan bekerja ternyata perusahaan tersebut mengalami rugi besar sehingga harus melakukan PHK. dan si teman termasuk yang terkena PHK.

sekarang apa daya si teman luntang luntung kesana kemari cari kerjaan karena wisudanya telat.

si ibu yang sedih dengan nasib si teman ini cuma bisa menghela nafas "coba nak kamu dulu nurut aja apa kata ibumu yang bodoh ini"

itu sekelumit kisah seorang anak yang orangtuanya nggak ridho atas keputusannya. untuk kisah yang lebih horror silahkan japri saya.

seperti yang kita tau, doa orangtua pada anaknya benar benar tanpa penghalang alias langsung dikabulkan oleh tuhan. berbakti pada orangtua memang sulit, tidak sesederhana membantu ibu di dapur bagi anak perempuan dan membantu ayah mencangkul sawah bagi anak laki - laki. berbakti kepada orangtua adalah tentang mendapatkan ridho, dukungan, dan keikhlasan orangtua atas keputusan yang kita ambil dalam hidup. memang tidak semua keputusan harus dikonsultasikan kepada orangtua, tapi sungkem untuk hal hal besar seperti karier, jodoh, dll mutlak harus menurut arahan orangtua.

jika memang orangtua keras tidak mau, kamu bisa konsul kepada orangtua spiritual, seperti ustad atau guru yang memang sangat mengerti kamu. bukan ustad atau guru sekali lewat yang baru kamu kenal kemarin sore, atau ustad yang kamu kenal via media sosial.

kamu boleh kok, ketika diskusi dengan orangtua menyampaikan pendapatmu "ma, pa, aku udah konsul sama dosen xxx ku, kata beliau aku baiknya bla bla bla" pasti orangtua juga akan mempertimbangkan, asal cara menyampaikannya santun. bukan asal tabrak apalagi maksa.

kalau memang kira kira orangtua sangat asing dengan bidangmu, cari orang yang kira kira bisa membantu memberi pandangan ke beliau, bisa kakak, om, tante, dll toh tidak ada orangtua yang mau anaknya nggak sukses. semua pasti mau yang terbaik untuk anaknya, hanya saja orangtua memang memiliki keterbatasan memahami secara langsung karena memang bukan bidang mereka. sabar, beri mereka waktu sampai mereka merasa siap memberikan restu atau tidak, kalaupun orangtua tidak merestui, pasti orangtua memiliki alasan kuat dan solusi untuk kamu.

jangan sampai kita termasuk kedalam golongan anak durhaka hanya karena kita terlalu merasa tinggi sampai sampai berani melawan orangtua dengan pikiran sendiri dan adab yang buruk.





Surabaya 10 Oktober 2015




Riffat Akhsan




07 July


Minggu dini hari, saya terbangun ketika jarum jam berada pada angka dua, setelah sebelumnya baru bisa memejam tengah malam. praktis hanya dua jam saya memejam, kegelisahan karena tingginya suhu tubuh ditambah mata yang masih mengantuk memaksa saya untuk mandi kemudian packing dengan kesadaran yang masih separo. tapi dalam hati saya sudah ikhlas kalau kalau banyak baju saya yang ketinggalan.

saya meninggalkan Surabaya pada penerbangan pertama, bahkan matahari belum  menampakkan wujudnya ketika saya mengudara. dari ketinggian sekian ribu kaki dari permukaan laut, Surabaya terlihat kecil dan bersinar keemasan ditimpa matahari fajar, ada hangat tersendiri mengingat apa yang Surabaya telah berikan pada saya.


11 May


teknik sipil : jurusan dimana aku dan kamu menjadi satu.


Faizah and Her Enchanting Journey | Designed by Oddthemes | Distributed by Gooyaabi