12 September

Pablo Neruda
Sonnet XVII (100 Love Sonnets, 1960)
I don’t love you as if you were the salt-rose, topaz
or arrow of carnations that propagate fire:
I love you as certain dark things are loved,
secretly, between the shadow and the soul.
I love you as the plant that doesn’t bloom and carries
hidden within itself the light of those flowers,
and thanks to your love, darkly in my body
lives the dense fragrance that rises from the earth.
I love you without knowing how, or when, or from where,
I love you simply, without problems or pride:
I love you in this way because I don’t know any other way of loving
but this, in which there is no I or you,
so intimate that your hand upon my chest is my hand,
so intimate that when I fall asleep it is your eyes that close.
Sumber : Re-Blog dari Blog tante Yessy :yessymuchtar.wordpress.com

08 September

someone ask me "when your future is blank, you just only be flexible"

satu tahun saya menunggu untuk mengikuti ujian saringan masuk kampus yang mencetak saya untuk menjadi seorang dokter, tapi sepertinya pintu itu ga pernah terbuka untuk saya.

saya coba kesana kemari. mengetuk pintu demi pintu ujian masuk tapi hasilnya nihil. at last minute, abah saya bilang "sekarang kamu putuskan kamu mau kuliah dimana, kamu sudah dewasa. jangan main main dengan keputusan kamu. kita udah usaha demi mewujudkan cita-cita kamu untuk jadi dokter"

disana saya tersadar, i must be flexible. sampai kapan saya harus menunggu untuk mengetuk pintu yang sudah berkali kali menolak saya?

saya pun mulai membanding bandingkan kira kira jurusan apa yang akan saya ambil. tetap di pendidikan dokter, atau jurusan lain. saya melihat dari aspek waktu, persaingan kerja, penghasilan rata rata, dan tingkat kesulitan mata kuliah.

ketika saya mulai dalam proses untuk berubah haluan, mama saya masuk dan bilang "kak, kamu ditolak bukan berarti kamu bodoh. sebagai seorang magister pendidikan, mama tahu betul kak tentang pendidikan indonesia, pendidikan di negara kita tidak sebersih yang terlihat. karena pada dasarnya para civitas akademika masih belum 100% sejahtera, dari celah itu banyak pihak pihak yang memiliki kemampuan finansial memanfaatkan itu untuk mempengaruhi kualitas pendidikan kita. i'm sure you know what i mean, so much"

ga lama kemudian abah saya bilang "kak, pada dasarnya ilmu di semua perguruan tinggi, baik negeri atau swasta itu sama. yang membedakan hanya gengsi. rezeki itu sama sekali ga ada hubungan nya dengan dimana kamu berkuliah. setiap manusia sudah ditulis takdirnya, baik itu jodoh, lahir, wafat dan rezeki. bahkan sebelum dia melihat dunia"

setelah merenung lumayan mana dengan pertanyaan "jadi aku kuliah di jurusan apa ?" saya dapat beberapa option,

saya mau kuliah manajemen. tapi saya ga yakin saya bisa akutansi karena saya dari IPA. pengalaman teman teman saya yang masuk manajemen dari IPA banyak dari mereka yang IPK nya jatuh karena nilai akutansi jelek. option itu saya coret.

kemudian saya mau ambil desain interior. tapi perguruan tinggi di Surabaya yang membuka jurusan itu udah tutup semua. saya coret lagi option itu.

saya mau ambil desain komunikasi visual, tapi saya sadar saya kurang kreatif. saya coret option itu.

saya disuruh abah ambil arsitektur  soalnya perusahaan kami kekurangan tenaga arsitektur, (kebetulan ayah saya adalah seorang consultant bangunan dan ibu saya dosen). tapi saya sadar kalo saya adalah seseorang yang kurang telaten dengan detail rumit seperti bikin maket dan saya ga bisa gambar, akhirnya saya kemukakan alasan itu kepada orang tua saya sekaligus saya coret option itu.

akhirnya saya sadar, abah dan saudara kembar saya kuliah teknik sipil. kenapa saya enggak ? lagi pula saya punya planning untuk tinggal dan menua di Bontang (kalo memang tuhan dan suami saya mengizinkan). tempat orang tua saya. otomatis saya hanya kerja di lantai 2 rumah saya aja kan ? (kebetulan lantai 2 rumah saya difungsikan sebagai kantor konsultan milik abah saya) jadi saya ga bingung deh mau mengaplikasikan ilmu saya kemana. (walaupun saya ingin mencari pengalaman seluas luasnya sebelum kembali ke bontang)

akhirnya saya memutuskan untuk ambil jurusan TEKNIK SIPIL

ketika memilih kampus, pilihan saya jatuh ke Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya. simpel sih alasannya, saya gamau satu kampus sama Rusma (saudara kembar saya) di ITS dan kampus yang dekat dengan kost kami serta memiliki kredibilitas nasional adalah ITATS.

kemudian saya siap siap bawa berkas ke ITATS buat daftar test (sebetulnya saat itu saya berharap banget udah ga ada test soalnya saya udah super males ikut test lagi dan gagal). waktu ke pendaftaran saya kasih berkas berkas saya dan petugas pendaftaran bilang "nilai ijazah mbak diatas standard yang kami tetapkan jadi mbak bisa langsung kami terima, jadi mbak mau ambil jurusan apa?"

rasanya waktu itu saya kayak diguyur es dan dalam hati bilang "akhirnya saya dapat tempat kuliah" langsung saya bilang dengan yakin "teknik sipil bu" ibu petugas pendaftaran bilang "mau daftar ulang kapan?" saya langsung minta info pembayaran maba dan telfon abah. alhamdulillah besoknya saya langsung bayar lunas semua pembayaran dan daftar ulang seperti para mahasiswa baru lainnya.

kuliah di swasta sebenernya sama aja kayak kuliah negeri. bedanya di swasta ga ada pengkaderan, ga ada arogansi jurusan, dan ga ada jurang lebar anatara senior dan junior. dan alhamdulillah bagi mahasiswa tukang sakit a.k.a anaknya rumah sakit yang setiap tahun opname seperti saya kuliah di ITATS cenderung lebih flexible. misal kalo maag saya lagi kambuh pagi jadi saya ga bisa ikut kuliah pagi, saya bisa mengganti di kuliah malam tanpa harus mengulang di semester depan seperti kebanyakan kampus.

saya sadar bahwa kata kata seseorang itu "sangat benar adanya" ketika saya berusaha untuk mengetuk pintu pendidikan dokter dan ternyata tertutup, pintu teknik sipil terbuka lebar dan dengan sangat mudah dan welcome menyambut saya masuk.

dari pengalaman ini saya bisa katakan kepada kalian bahwa "you don't know where destiny bring you, you just say thanks to God for the best destiny for your life"

saya gatau apakah di pendidikan dokter atau di kampus lain saya bisa sebahagia sekarang.

so, jalani setiap takdir yang telah tuhan atur untuk kamu, dan kamu akan tersenyum bahagia atas itu.


Surabaya, 8 september 2013
Love,



Riffat Akhsan








14 June

Kalo kita bicara resolusi, maka kita akan berbicara tentang mimpi, keinginan, tujuan, target, atau ambisi yang belum tercapai dan sekarang masih dalam proses pencapaian..

kalo saya, resolusi itu artinya doa yang spesifik. doa kan bukan cuma permintaan kepada tuhan yang dipanjatkan sehabis beribadah, lantas tidak dibuktikan dengan aksi nyata. orang bijak sering bilang "usaha tanpa doa itu sombong, namun doa tanpa usaha itu bohong" 

resolusi, kita bebas membuat resolusi apapun sesuai dengan kemauan kita. namun ketika resolusi itu tidak terwujud. haruskah kita marah kepada tuhan ?

baru baru ini teman saya bercerita bahwa selama 2 tahun ini dia membuat resolusi di setiap awal tahun untuk bisa long last dengan pasangan nya. namun, tahun ini, which means tahun ke 3 dia membuat resolusi yang sama, ternyata tidak sesuai seperti tahun yang sudah sudah. hubungan mereka kandas.

sebenarnya banyak sekali resolusi yang (mungkin) ketika di akhir tahun kita evaluate dan masih tidak tercapai, kita bisa mencoba di tahun berikutnya. tapi kalau hubungan ? bagaimana ?

disinilah keikhlasan kita terhadap takdir diuji, apakah kita mau menerima kenyataan dengan prasangka baik kepada tuhan, sang pemilik segalanya. termasuk segala keping cerita dalam hidup kita. atau marah sampai menggugat tuhan atas kejadian yang tidak diinginkan itu.

apapun sikapnya, ikhlas atau tidak kita terhadap takdir. itu kembali kepada kedewasaan kita dan kearifan kita dalam berpikir dan memaknai hidup. saya tidak bilang bahwa kita harus positive thinking. secara gitu ya susah banget mau positive thinking pasca patah hati. tapi, saya menyarankan untuk melihat masalah dengan pendekatan yang lebih real.

dekati masalah yang menimpmu, dan kita akan mendapatkan pembelajaran berharga :)



Surabaya, Jum'at, 14 Juni 2013 11.00 WIB
Love,



Faizah Riffat Ma'rifah Akhsan



13 June

"Terima Kasih banyak ya pak" sembari tersenyum saya memberikan uang parkir kepada tukang parkir. manusia mulia yang mengabdikan hidupnya untuk membantu para pengendara mobil dan motor agar mudah memarkir dan mengeluarkan kendaraan ke jalan raya yang ramai.

namun seiring berjalan waktu saya menjadi bagian dari kota metropolitan ibukota provinsi Jawa Timur ini saya sering kesal juga dengan tingkah laku tukang parkir liar yang hanya muncul ketika kita mau meninggalkan tempat parkir. seperti pemalak saja. saya datang ga ada, begitu saya mau pergi langsung minta uang parkir.

keadaan ini sangat mudah ditemui di kota sebesar ini, namun saya lantas berpikir "apakah berkah menjalani pekerjaan seperti itu?"

dalam satu kesempatan saya berdiskusi dengan beberapa teman yang memiliki kepedulian sosial terhadap kehidupan jalanan. mereka cerita ke saya kalo penghasilan seorang tukang parkir bisa mencapai 100.000 rupiah perhari which means 3 jutaan sebulan kalo mereka rajin kerja. wuih banyak juga pikir saya, kalah deh transferan saya sebulan :D.

tapi teman saya lantas bercerita, kalo tidak semua kesejahteraan tukang parkir dengan pernghasilan segitu kesejahteraan nya meningkat. ada tuh yang jatohnya mengeluh aja betapa kesulitan ekonomi menjadi topik utama dalam setiap aspek kehidupan. namun ada juga yang bahagia dengan penghasilan segitu, dia bisa menabung, bisa sedekah (hei seorang tukang parkir saja bisa menyisihkan uang untuk sedekah), bahkan bisa menyekolahkan keempat anaknya dengan cukup.

fenomena ini setelah saya tarik garis besar, saya mendapatkan kesimpulan bahwa. berapapun penghasilan kita, apapun pekerjaan nya, kalo kita ikhlas menjalaninya, selalu bersyukur, maka semuanya akan berkah :) 

"berawal dari jadi budak nilai akademis, akan berakhir jadi budak profit perusahaan" sebuah tweet singkat dari seorang Alit Susanto yang membuat saya terhenyak. saya terdiam merenung dan akhirnya tercenung tweet simple ini telah dengan gamblang menyindir saya tentang hakikat hidup yang sangat naif bagi otak cetek saya.

saya pun berpikir, apakah sesimple itu hidup ? apakah hidup itu hanya untuk pemenuhan target ? saya yakin tuhan tidak mengizinkan kita hidup hanya untuk itu.

sampai saya sadar, setelah berdiskusi dengan beberapa orang yang memiliki kemampuan spiritual jauh diatas saya,

bahwa hidup itu, untuk bahagia...

bahagia ? itupun yang menjadi pertanyaan saya sembari mengerutkan kening. yah bahagia, namun setiap orang punya standar "bahagianya" sendiri sendiri. ada hanya bisa berkumpul dengan orang orang yang dicintai dan mencintai dia sudah merasa bahagia. namun ada juga yang bergelimang materi, dilimpahi barang barang branded, mobil mewah, rumah dikawasan elit, memiliki uang yang tak terbatas, baru bisa merasa bahagia.

kalau saya ? menurut saya bahagia adalah dimana materi, spiritual, intelegensi, cinta, dan kasih sayang dapat berjalan beriringan secara seimbang. tentunya hal itu butuh waktu. tapi saya yakin saya sudah sangat bahagia ketika melalui setiap prosesnya.

jadi, sudah bahagia kah kamu ?



Surabaya, 13 Juni 2013
Love,


Faizah Riffat Ma'rifah Akhsan

nyesek ya judul postingan saya ? banget.

tumben sih saya mau bahas topic ini, kebetulan saya waktu buka twitter dan kak nathalie @nyonyapejabat ngetwit gitu, saya langsung mikir asyik juga ya kalo saya bahas soal this as one of terrible love life. 

ada banyak hal yang menyebabkan sebuah hubungan putus, dari masalah klise soal kebiasaan yg sebenernya adalah ketidakbisaan satu sama lain dalam menyamakan persepsi., sampai soal perselingkuhan.

perselingkuhan memang menyakitkan, dihadapkan pada kenyataan bahwa "dia" lebih memilih orang lain yang membuatnya merasa nyaman dibanding kita, dibelakang kita. perselingkuhan sebenarnya lebih dari sekedar kelakuan pengecut "stand between two chairs". tapi menurut saya perselingkuhan adalah bentuk penghinaan, pelecehan secara emosi yang meninggalkan kekecewaan mendalam, bahkan rasa trauma dan paranoid.

sebenarnya selingkuh itu juga ga akan terjadi kalo ga ada kesalahpahaman, dalam artian komunikasi yang kurang baik. kamu yang diselingkuhi juga sebenarnya harus instrospeksi, apa yang membuat pasangan kamu beralih kepada yang lain.

kalo habis selingkuh trus minta balikan gimana ? ya cuma mereka yang terlalu cinta sehingga logikanya mati aja sih yang masih mau balikan. cinta emang soal hati, tapi kita butuh otak untuk membuatnya terus bertahan. as i thought before, selingkuh itu harga mati dari berakhirnya sebuah hubungan. banyak kasus perselingkuhan yang hampir tidak mungkin akan membuat sebuah hubungan tetap bertahan. selingkuh itu sulit dimaafkan, kalopun bisa dimaafkan, saya yakin tidak mudah untuk melupakan.

buat kamu yang diselingkuhi, be strong. some problem set by GOD to make you go stronger guys..  introspeksi, memang kamu memiliki kekurangan, tapi itu juga cara tuhan memnunjukkan bahwa "dia" bukan yang terbaik..

buat kamu yang ada niatan buat selingkuh, please don't be a loser. think thousand times guys before you carrying out. kalo kamu memang udah pengen berpaling jujur, toh sakitnya sekarang atau nanti sama aja rasanya. jangan bikin pasangan kamu sakit lebih dalam dengan memaksa putus akibat perselingkuhan kamu. jangan berdalih ga pengen pasangan kamu sakit hati, toh selingkuh itu juga udah ngasih rasa sakit yang tak terbayangkan..

buat kamu yang udah selingkuh, introspeksi diri juga, sampai kapan mau jadi orang brengsek ? saya ga percaya dengan karma, tapi saya percaya tuhan maha adil dengan memberikan pelajaran kepada kita atas apapun yang kita lakukan. baik atau buruk. kalo kamu tukang selingkuh, sampai kapanpun kamu ga akan dapat "dia" yang setia.

selingkuh itu emosi sesaat akibat kemarahan kamu atas pasangan yang tidak sesuai keinginan kamu, dan kemarahan kepada diri sendiri karena tidak bisa mengkomunikasikan hal itu kepada pasanganmu. ingat, ketika kamu memutuskan untuk selingkuh, ada dua hati atau lebih yang tersaikiti.

be a nicest and wisest person for your own life in every minute of your life,



Surabaya, 16 Juni 2013 15:10 WIB
Cheers,



Faizah R. Akhsan

09 February

malam, jarum jam berpindah dari angka 12 ke angka 1. hari telah berganti. apa yang kamu lakukan saat itu ? sebagian dari kamu sibuk follow up pasien, menjadi bagian dari hecticnya Instalasi Rawat Darurat, menangani pasien rewel di bangsal berisi selusin pasien, berkutat dengan seonggok daging dalam kegiatan operasi, membantu persalinan seorang ibu muda yang sebenarnya terlalu cepat untuk menjadi ibu, tertidur di atas meja dengan textbook menjadi bantalmu, berkutat dengan tugas yang dideadline besok, kebut semalam belajar untuk ujian besok hari,  sementara sebagian lain nya terbuai dalam buaian mimpi dalam rengkuhan istana yang dibangun orang tuamu atau dirimu sendiri, kelelahan dengan beban pekerjaan dan hidup yang semakin terasa sesak, terbaring pasrah di kamar rumah sakit dengan infus menancap di pembuluh darahmu, atau kamu yang sedang menikmati gemerlap malam sebuah kota besar dengan mobil mewahmu yang harga bisa mensejahterakan fakir miskin satu kampung, atau sedang bernegosiasi dengan jokimu untuk memenangkan balapan ? atau kamu yang lagi asyik dugem dengan rokok dan miras merek luar negeri menemanimu ? atau kamu yang sedang terbangun untuk bersujud pada-Nya dan memohon ampun atas kenaifan hidup ? masih banyak lagi berbagai macam kegiatan untuk mengisi malammu yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

tapi tahukah kamu dibalik tingginya apartemen, megahnya hotel, angkuhnya tower kantormu, silaunya lampu tempat clubbingmu, sunyinya kampusmu, dan damainya malammu ada mereka yang masih belum bisa memeluk malam dalam hangatnya selimut ? berjualan sayur dari jam 9 malam hingga matahari terbit hanya demi sesuap nasi dan penghidupan yang lebih baik, melawan dingin nya malam dengan menahan kantuk menunggu dagangan makanan yang tidak juga habis, menjaga keamanan perumahan mewah-mu agar tidak terjadi tindak kriminal ?

mereka, kamu, saya, dan dia, hanya memainkan satu peran dalam waktu yang sama, entah apakah keberuntungan menempatkan kamu pada skenario terbaik atau skenario pilu,

bersykurlah, kamu bukan lah manusia paling malang jika kamu mau membuka matamu akan hidup,

bersukurlah, ada lebih banyak hal yang bisa dilihat dengan mata hatimu ketimbang menutupnya dengan tangis manja atau ambisi yang tak berkesudahan,

bersukurlah, engkau terlahir dalam sebaik-baik peran,

bersyukurlah atas segala yang ditakdirkan untukmu, karena tuhan punya cara terbaik dalam memberi conclusion dari sebuh drama kehidupan..




Sabtu, 9 Februari 2013 01:03

Love,



Faizah R. Akhsan
Faizah and Her Enchanting Journey | Designed by Oddthemes | Distributed by Gooyaabi