16 April
surabaya masih gelap, kumandang adzan mengiringi keberangkatan saya dari Surabaya menuju malang.
"mari mbak"
sapa security perumahan saya dengan wajah ngantuk, maklum sudah semalaman beliau begadang menjaga keamanan perumahan saya dan sebentar lagi shiftnya selesai.
dingin, sepi, namun tidak mencekam adalah keadaan yang menemani saya selama perjalanan.
saya ke malang untuk bahagia, untuk bersyukur, dan untuk belajar bagaimana tuhan sudah begitu baik pada saya.
bahagia rasanya bisa keluar dari hal hal yang menyesakkan, kalau kata paman guru. jangan biarkan gelembung masalah mengurungmu, tapi upayakan untuk masalah bisa berada di bawah kendalimu.
dan disinilah saya, sebuah kabupaten yang berada di daerah pegunungan.
pagi saya langsung blusukan ke kampung kampung, ngapain ? cari sawah ! karena saya suka filosofi sawah. sawah selalu bisa menyesuaikan diri dengan musim, selalu bisa berdamai dengan keadaan, baik keadaan tanah, air, pupuk, bibit maupun petani. sawah dengan padinya selalu mengingatkan diatas langit memang masih ada langit, tapi kita menjejak bumi. bukan di langit.
karena sawah, selalu menyadarkan bahwa kita bukan siapa siapa.
kawasan perkampungan dan persawahan Singosari rekomendasi dari @bubukmilo bukanlah daerah wisata, apalagi desa wisata. ketika saya googling "sawah di malang" tidak ada satupun review tentang hamparan persawahan hijau bagai karpet yang bisa dinikmati rombongan jenuh perkotaan seperti saya.
asli nya malang sangat terlihat di desa tumapel ini, rumah rumah sederhana berhalaman luas, masyarakat yang sudah sibuk dengan lumpur dan peluh sambil membungkuk menata padi padi siap tanam.
"lhoo kok difoto mbak, nek difoto ngunu aku kelambian sing apik"
(lho kok difoto mbak, kalau difoto seperti itu saya memakai baju yang bagus" sapa mereka. saya hanya tersenyum, saya hanya mengambil foto landscape harmonisasi terasering berlatarkan hutan dan langit biru pak....
perjalanan menyusuri sekalian mencari spot foto bagus berlanjut, kali ini di jalan sepi dengan kali dan sawah di samping kanan.
"sampean lapo mbak..." seru mas mas dengan mengendarai sepeda motor melewati saya dan Rusma.
kami memang anak kota yang kampungan, seneng nggak ketulungan foto foto di sawah yang menjadi pemandangan sehari hari masyarakat desa tumapel.
hidup memang penuh harmoni, sawah dan desa memang menenangkan dan menyenangkan. tapi kalau kelamaan, saya nggak bakal jadi apa apa. mungkin mereka yang bahagia hidup dengan prinsi "gini aja udah enak dan cukup kok" bisa. tapi saya yang ambisius tidak bisa terlalu dinyamankan dengan sesuatu yang menenangkan dan menyenangkan.
desa dan kota, mereka harus seimbang, tidak ada yang lebih baik dari yang lain.
desa tanpa kota, hidup tanpa motivasi dan ambisi. kota tanpa desa, hidup tanpa rendah hati dan rasa syukur.
tujuan saya ke malang ada 3 : ketemu rombongan twitter #Memetwit, Sawah, dan Malang Kota Lama.
yak kelar sama sawah saya dan Rusma pindah spot ke ijen boulevard
berbeda dengan Surabaya Lama yang kota tua nya bergaya arsitektur indische, Malang Kota Lama kota tuanya berga arsitektur neo gothic sehingga menurut saya mereka lebih eksotis.
kelar dari ijen boulevard, disinilah saya. numpang charge iphone + power bank, numpang wifi plus pinjam laptop buat nulis postingan ini di kontrakan Naufal, kawan SMA saya :)))
terima kasih Naufal untuk listrik, dan wifi di kontrakan kamu, dan obrolan kita. terima kasih lia untuk pinjaman laptopnya sehingga saya bisa menulis dan bahagia.
terima kasih tuhan, untuk kebahagiaan saya sampai detik ini.
Malang, 16 April 2016
Faizah Akhsan
"mari mbak"
sapa security perumahan saya dengan wajah ngantuk, maklum sudah semalaman beliau begadang menjaga keamanan perumahan saya dan sebentar lagi shiftnya selesai.
dingin, sepi, namun tidak mencekam adalah keadaan yang menemani saya selama perjalanan.
saya ke malang untuk bahagia, untuk bersyukur, dan untuk belajar bagaimana tuhan sudah begitu baik pada saya.
bahagia rasanya bisa keluar dari hal hal yang menyesakkan, kalau kata paman guru. jangan biarkan gelembung masalah mengurungmu, tapi upayakan untuk masalah bisa berada di bawah kendalimu.
dan disinilah saya, sebuah kabupaten yang berada di daerah pegunungan.
pagi saya langsung blusukan ke kampung kampung, ngapain ? cari sawah ! karena saya suka filosofi sawah. sawah selalu bisa menyesuaikan diri dengan musim, selalu bisa berdamai dengan keadaan, baik keadaan tanah, air, pupuk, bibit maupun petani. sawah dengan padinya selalu mengingatkan diatas langit memang masih ada langit, tapi kita menjejak bumi. bukan di langit.
karena sawah, selalu menyadarkan bahwa kita bukan siapa siapa.
kawasan perkampungan dan persawahan Singosari rekomendasi dari @bubukmilo bukanlah daerah wisata, apalagi desa wisata. ketika saya googling "sawah di malang" tidak ada satupun review tentang hamparan persawahan hijau bagai karpet yang bisa dinikmati rombongan jenuh perkotaan seperti saya.
asli nya malang sangat terlihat di desa tumapel ini, rumah rumah sederhana berhalaman luas, masyarakat yang sudah sibuk dengan lumpur dan peluh sambil membungkuk menata padi padi siap tanam.
"lhoo kok difoto mbak, nek difoto ngunu aku kelambian sing apik"
(lho kok difoto mbak, kalau difoto seperti itu saya memakai baju yang bagus" sapa mereka. saya hanya tersenyum, saya hanya mengambil foto landscape harmonisasi terasering berlatarkan hutan dan langit biru pak....
perjalanan menyusuri sekalian mencari spot foto bagus berlanjut, kali ini di jalan sepi dengan kali dan sawah di samping kanan.
"sampean lapo mbak..." seru mas mas dengan mengendarai sepeda motor melewati saya dan Rusma.
kami memang anak kota yang kampungan, seneng nggak ketulungan foto foto di sawah yang menjadi pemandangan sehari hari masyarakat desa tumapel.
hidup memang penuh harmoni, sawah dan desa memang menenangkan dan menyenangkan. tapi kalau kelamaan, saya nggak bakal jadi apa apa. mungkin mereka yang bahagia hidup dengan prinsi "gini aja udah enak dan cukup kok" bisa. tapi saya yang ambisius tidak bisa terlalu dinyamankan dengan sesuatu yang menenangkan dan menyenangkan.
desa dan kota, mereka harus seimbang, tidak ada yang lebih baik dari yang lain.
desa tanpa kota, hidup tanpa motivasi dan ambisi. kota tanpa desa, hidup tanpa rendah hati dan rasa syukur.
tujuan saya ke malang ada 3 : ketemu rombongan twitter #Memetwit, Sawah, dan Malang Kota Lama.
yak kelar sama sawah saya dan Rusma pindah spot ke ijen boulevard
berbeda dengan Surabaya Lama yang kota tua nya bergaya arsitektur indische, Malang Kota Lama kota tuanya berga arsitektur neo gothic sehingga menurut saya mereka lebih eksotis.
kelar dari ijen boulevard, disinilah saya. numpang charge iphone + power bank, numpang wifi plus pinjam laptop buat nulis postingan ini di kontrakan Naufal, kawan SMA saya :)))
terima kasih Naufal untuk listrik, dan wifi di kontrakan kamu, dan obrolan kita. terima kasih lia untuk pinjaman laptopnya sehingga saya bisa menulis dan bahagia.
terima kasih tuhan, untuk kebahagiaan saya sampai detik ini.
Malang, 16 April 2016
Faizah Akhsan
15 April
![]() |
Sumber Gambar |
sebutlah saya tak nasionalis karena sangat suka berkunjung ke negeri singa, saya juga tidak akan membandingkan negara kota yang jumlah penduduknya bahkan lebih sedikit dari followers instragram onty incess ratu hermes itu dengan negara besar kandidat terkuat negara dengan ekonomi terkuat nomor tiga di dunia beberapa tahun ke depan : Indonesia.
saya suka ke negeri singa, melihat sisi lain bumi tuhan yang cenderung "aman" bagi perempuan berjilbab seperti saya, didukung dengan transportasi publik yang mudah dipahami. fix lah saya suka negara itu.
saya tidak berharap apa apa dengan negeri ini, tidak pula studi banding sukarela jauh jauh ke luar negeri hanya untuk menjelekkan negeri sendiri.
masyarakat indonesia saya yakin sangat pintar, tuh terbukti kelas menengah ngehek mereka sibuk berkicau tentang reklamasi modal jempol dan koneksi internet.
yang saya suka dari negeri singa adalah : mereka negeri yang bangsanya mau diatur.
sudah itu saja.
*dadah dadah dari fullertoon*
Surabaya, 15 April 2015
Riffat Akhsan
pertama tau anime ini dari mas Lutfi, belakangan Rusma juga merekomendasikan anime ini ke saya.
sebenarnya saya bukan pecinta anime, hanya saja saya selalu tertarik dengan pesan moral kuat dalam setiap cerita mereka.
salah satu yang menjadi favorit saya adalah anime Fairy Tail. anime ini sempat hiatus di episode 175 kemudian dilanjutkan baru baru ini.
Fairy Tail bercerita tentang kuatnya persaudaraan dalam sebuah guild sihir bernama Fairy Tail di kota Fiore negeri Magnolia.
tokoh favorit saya adalah Gray Fullbuster, seorang penyihir es yang sifatnya kayak es. tapi seringkali menunjukkan tekadnya menjaga persahabatan melalui tindakan tindakan mengejutkan.
Gray ini disukai sama Juvia Locksar, si penyihir air berambut biru. Juvia ini sebenarnya pribadinya dingin, tapi berubah kocak kalau urusannya sudah sama Gray :)
ada juga Titania Erza, penyihir perempuan cantik dan kuat yang memiliki kerapuhan di sisi yang lain.
Erza sebenarnya mencintai Jellal, tapi Jellal mah gitu. perkara cinta aja gengsinya kemana mana :\
meskipun banyak yang menyukai natsu si dragon slayer, saya lebih suka dengan kucing bersayap miliknya : happy, seperti namanya happy dengan kepolosan dan kelucuannya seringkali membuat saya tertawa di tengah cerita.
Lucy Heartfilia si penyihir arwah banyak mengajarkan saya tentang karakter astrologi zodiak, yang lucu, haru, bahkan jayus.
tapi terlepas dari itu semua, banyak pelajaran berharga berupa kata kata sarat makna dalam anime ini.
kalau kamu, suka anime apa ?
Surabaya, 15 April 2016
Riffat Akhsan
dunia IT dimana saya bekerja saat ini merupakan sisi lain diri saya, IT memberikan fleksibilitas dimana saya bisa berkreasi dalam mewujudkan mimpi saya. saya suka model bisnis IT ini, karena teknologi selalu menuntut inovasi cerdas dan kreatif dimana kita bisa mengunci resiko dan mengukur sejauh mana kita akan bertanggung jawab. dunia IT lebih fleksibel, luwes pergerakannya dan memungkinkan ekspansi hingga mimpi tergila.
sudah hampir satu tahun saya meninggalkan dunia engineering konstruksi, dunia dimana saya hidup dan dibesarkan. tidak, saya belum pasti menarik diri total dari dunia engineering konstruksi. saya mencintai konstruksi sedalam saya mencintai hidup saya sendiri. masih belum pasti apakah saya benar benar menarik diri total dari dunia konstruksi. toh saya juga masih kuliah dan masih bermimpi menjadi tenaga ahli engineering konstruksi dan bisa memiliki tower saya sendiri.
yah namanya juga cinta, pasti rindu dong. kalo nggak rindu ya rangga.
berikut 10 hal yang saya rindukan dari proyek engineering konstruksi :
1. doa bersama sebelum pemancangan pondasi pertama
dalam konstruksi, apapun proses yang menyertainya selalu diawali dengan doa bersama. tidak terkecuali dalam proses pemancangan. dalam pekerjaan pondasi, pemancangan merupakan tanda pengerjaan proyek sesungguhnya, dan semua elemen konstruksi utamany pemegang pos pos tanggung jawab penting wajib untuk mengikuti doa bersama.
ada suasana haru, tekad untuk membangun bangunan sesuai mutu, dan rasa tanggungjawab bahwa kami adalah bagian dari pembangunan nasional.
2. kalendering
kalendering adalah proses penggambaran grafik pukulan pancang ketika sepuluh meter terakhir pancang ditanam di tanah, proses ini dimaksudkan untuk mengetahui daya dukung tanah di lapangan. apakah sudah sama atau belum dengan perencanaan.
ada sedikit deg deg an ketika proses kalendering ini, bayangkan di atas kepalamu ada pemukul pancang yang memukul dengan keras beserta siraman oli yang kadang kadang mengenai wajah plus hawa panas dari alat pancang semakin menancapkan memori kalendering di ingatan saya.
3. ngecor
laporan mix desain, truk ready mix, concrete pump, slump test, hasil analisa saringan, campuran agregat, kadar air semen, ahhh saya kangen.
4. progress report
laporan hasil kemajuan proyek yang harus dikebut sampai dengan target sekian, kadang harus menyebabkan saya balik ke kantor kelar tarawih di bulan ramadhan, bos saya yang masih suka telpon nagih laporan yang belum dikirim ke email padahal saya udah di ruang tunggu keberangkatan, menunggu penerbangan saya balik ke Surabaya, anggota tim yang masih konsul gambar dan hitungan via chat bahkan ketika saya ngantuk ngantuk dini hari. mereka yang suka ngetawain playlist k-pop yang saya setel memenuhi ruangan kantor, tenaga ahli jembatan saya yang suka karaoke lagunya westlife, they have a placeful memory for me.
5. utak - atik jadwal
bolak balik rubah formula di microsoft project, melototin lintasan kritis, puter akal mensiasati produktifitas biar lintasan kritis nggak broken, balik buka microsoft excel cek kurva S udah sesuai belum penyerapan anggaran. mengangguk pasrah sama tukang yang izin pulang kampung mau panen tanduran, koordinasi dengan sub kontraktor dan supplier, pusing bareg site manager soal laporan kalendering yang masih belum sesuai standar, bingung sama counting pukulan pancang yang masih belum seperti yang diharapkan. i miss the sensation...
6. kegiatan pengecekan
bawa bawa jangka sorong kemana mana buat cek diameter besi, besinya banci atau enggak. cek kebutuhan besi, apa udah semua diantar, apa masih ada yang belum, kalau belum diameter berapa yang belum datang. ditempatkan dimana besinya, untuk besi besi dengan diameter tertentu per 1 lonjor harus dikerjakan sama berapa orang......
kalau tulangan geser (sengkang) sudah terpasang, apa betul jaraknya suda bener, apa ikatan bendratnya sudah pas. apakah ada masalah....
cek bekisting, kapan mau dicor, yang dicor bagian mana. kalau plat seberapa tebal, kalau balok sama kolom sebelah mana dulu. sudah cukup apa enggak zika nya, apa semua bekisting sudah dilumuri solar, selama menunggu 28 hari usia beton tukang bakal ngerjain apa, skema pengecoran seperti apa...
cek pancang, berapa nilai kuat tekan, apa mutu beton sudah memenuhi. bagaimana kalau spun pile masih kurang, yang cukup hanya dengan minipile yang sebelah mana menurut perencana, apakah umur pancang sudah cukup. berapa kedalaman pondasi dibandingkan dengan kedalaman pancang, berapa kali harus dilakukan pengelasan sambungan antar pancang, kalau pemancangan dilakukan di laut casing nya apakah mencukupi, clump shell mampu beroperasi berapa jam, kondisi air laut bagaimana, pontonnya sudah siap apa belum, berapa lama di laut berapa lama di darat, kalau harus memotong pancang berapa titik yang harus dipotong, seberapa panjang pancang yang harus dipotong....
dan bagaimana harus berhadapan dengan rekanan yang keras kepala.....
7. kekeluargaan dan profesionalisme
8. hitungan
hitungan rencana anggaran pelaksanaan, hitungan ulang struktur karena perencana melupakan item tertentu, hitungan ulang proggress report demi menggenjot produktifitas, hitungan ulang harga yang sudah tidak sama dengan kesepakatan awal, hitungan ulang biaya tak terduga, dan segala hitungan hitungan lain.
proyek engineering konstruksi mengajarkan saya : berpikir itu secara analitis dan sistematis, dari hulu ke hilir. berangkat dari mana, melalui proses apa saja, berakhir jadi apa. itu yang memancing tindakan antisipatif, bukan tindakan tanpa hitungan dan ukuran.
9. lembur
kami lembur bisa karena banyak hal, bisa karena cor, bisa karena mengejar progress report, bisa karena laporan administrasi proyek, bisa karena hitungan salah, bisa karena struktur yang dievaluasi, bisa karena revisi, bisa karena addendum...
10. alat berat
tower crane, excavator, bulldozer, roller, grider, alat alat penunjang pekerjaan pengaspalan utamanya metode makadam, batching plan, berapa kubik kapasitas pekerjaan alat berat tersebut dalam sehari, berapa jam operasional mereka, bagaimana manuver, buangan, mana yang harus digali, mana yang harus ditimbun, mana lahan yang harus dibersihkan, berapa liter solar industri yang dipakai dalam setiap pengoperasian, bagaimana biaya ketika parkir, mana pekerjaan yang tidak terganggu dengan si alat berat....
dunia konstruksi adalah dunia yang kaku, statis, terukur, dan sangat linier. sisi diri saya masih menginginkan sebuah pengalaman diluar konstruksi namun jauh ke dalam diri, i love engineering construction so much....
doakan saya segera menjadi tenaga ahli ya :)
Surabaya, 15 April 2016
Riffat Akhsan
11 April
![]() |
Sumber Gambar |
beberapa hari yang lalu saya menonton sebuah drama yang cukup membuat saya berpikir. jadi ceritanya di sebuah sekolah ada anak paling pintar, sebut saja si A dan anak paling bodoh sebut saja si B yang berada di kelas yang sama.
suatu kali kelas tersebut mengerjakan ujian yang hasilnya peringkat tertinggi akan dikirim mewakili sekolah tersebut untuk mengikuti olimpiade.
tak disangka, si B mendapatkan nilai 100 (sempurna) sementara si A "hanya" mendapatkan nilai 96.
seisi kelas heboh, banyak spekulasi yang menuding si B berbuat curang, bagaimana bisa seorang paling bodoh memiliki nilai lebih tinggi ketimbang si paling pintar ?
akhirnya wali kelas memutuskan untuk mengirim si A mewakili sekolah untuk ke olimpiade karena tidak percaya bahwa si B mengerjakan ujian dengan jujur.
si B kemudian ditimpa spekulasi bahwa ia berbuat curang, mendapat kunci jawaban, meretas jaringan sekolah demi kunci ujian, dan lain sebagainya. tanpa ada bukti.
si B dipanggil ke ruang guru oleh wali kelas, ditekan untuk mengklarifikasi spekulasi tersebut.
wali kelas : B, kamu harus menandatangani lembar pernyataan permintaan maaf karena berbuat curang, mengakui kesalahanmu, dan mengklarifikasi semua rumor yang beredar di luar sana.
B : kenapa saya harus dipaksa mengakui dan bertanggung jawab untuk kesalahan yang tidak saya lakukan, rumor jelek memang menimpa saya tapi bukan berarti itu adalah kebenaran.
wali kelas : apapun yang terjadi kamu harus tetap bertanggung jawab atas rumor tersebut.
B : kenapa saya harus bertanggung jawab atas rumor yang bahkan saya tidak tau siapa yang menyebarkan.
wali kelas : karena kamu adalah subjek dari rumor.
si B terdiam.
B : pak wali kelas, bapak tau ibu X di seberang sana kan ? sambil menunjuk salah seorang guru perempuan yang kebetulan masih belum menikah
wali kelas mengangguk
B : keluar dari kelas ini saya akan menyebarkan rumor bahwa bapak selingkuh dengan ibu X
wali kelas : kenapa kamu melakukan itu ?
B : apapun yang terjadi, bapak harus bertanggungjawab terhadap rumor tersebut
wali kelas : kenapa saya harus dipaksa mengakui dan bertanggung jawab untuk kesalahan yang tidak saya lakukan, rumor jelek memang menimpa saya tapi bukan berarti itu adalah kebenaran.
B : bapak harus menandatangani lembar pernyataan permintaan maaf, mengakui kesalahan bapak, dan mengklarifikasi semua rumor yang beredar di luar sana.
wali kelas : kenapa saya harus bertanggung jawab atas rumor ?
B : karena bapak adalah subjek dari rumor,
wali kelas terdiam, kemudian si B melangkah keluar dari ruang guru.
------------------------------------------------------------------
cuplikan adegan di atas membuat saya berpikir, hal seperti ini seringkali terjadi di masyarakat kita. sebuah prasangka, spekulasi yang kemudian terkristalisasi menjadi sebuah opini berujung fitnah.
ya, kita adalah bangsa sakit yang hidup di negara opini.
opini adalah hal paling laku di negeri ini, tidak heran media media berbasis opini menuai traffic gurih berujung pundi pundi rupiah bermodal opini subjektif ditambah bumbu bumbu data dan fakta sedikit sedikit.
bahkan tulisan ini pun merupakan opini.
spekulasi, asumsi, ditambah sedikit aroma iri dan sirik plus bumbu kebencian sukses mendulang fitnah dengan sangat mudah di negeri ini.
sudah banyak mereka yang tumbang akibat kejahatan aksara kata model begini, mereka yang sukses menyandang "gelar baru" akibat penghakiman tak berdasar dituntut untuk mengklarifikasi hal hal yang sudah sangat jauh dari substansi sebenarnya.
tidakkah ini sebuah kejahatan terstruktur bin murah yang dilakukan akibat kebodohan pikir dan kurangnya pengendalian diri ?
pikiran yang objektif, pengendalian diri, dan nurani yang bersih menjadi barang langka yang mampu menghindarkan kita dari kerasnya hidup di negara opini ini.
opini itu baik, karena merupakan kritik membangun yang disampaikan dengan santun. jika memang benar itu opini, jika diliputi kebencian, amarah, semangat menjatuhkan opini tersebut tidak lebih dari hate speech berkedok opini.
semoga kemudahan teknologi tidak membuat kita mempermalukan diri sendiri dengan mengirim spekulasi ngawur berbentuk opini bernafaskan kebencian tanpa pikir panjang, yang pada akhirnya tidak mampu kita tangani akibat yang ia sebabkan.
karena anak panah yang dilesatkan menembus jantung, meskipun bisa dicabut dan sembuh akan selalu meninggalkan keperihan batin tak terlupakan.
Surabaya, 11 April 2016
Riffat Akhsan
Subscribe to:
Posts (Atom)
Search