17 September
beberapa minggu terakhir hidup saya berlalu dengan sangat cepat, lompatan antar kejadian terjadi secepat angin hingga rasanya saya tidak bisa benar benar merunut, apa yang sedang terjadi di hidup saya sekarang ?
sabar dulu, sabar. biarkan saya inhale and exhale sambil merunut kejadian pindahan saya satu persatu.
saya resign dari perusahaan IT
yak, berawal dari saya resign dari perusahaan IT yang ituh dan kemudian dua bulan saya di rumah Bontang dengan kegiatan makan-tidur-shalat-internetan-nonton korea-jalan jalan ke Bontang kuala
dengan gratis, alias dengan sokongan dana penuh dari orang tua saya....
tawaran untuk kembali ke perusahaan di Kaltim dan menangani proyek konstruksi
umi saya waktu itu sempat nyelatu "kak kamu ngantor kek ke proyek gitu daripada tidur tiduran nonton korea gitu"
tidak lama setelah itu abah saya tanya tanya kalau ada kesempatan ngawasin proyek Bendungan di daerah Kutai Timur kira kira mau nggak ? ya nggak harus tiap hari stand by di proyek, paling nggak seminggu sekali lah ngecek laporan mingguan.
ya contoh kayak di Rantau Pulung, sebuah kecamatan nun jauh di utara Kota Sangatta yang dari Bontang hanya bisa ditempuh dengan perjalanan darat paling singkat tiga hari perjalanan.
trus saya mikir mikir, ya emang passion saya di konstruksi sih. saya juga masih muda, belum kepikiran buat nikah pula. menghandle proyek konstruksi di Kalimantan Timur kayak lebih ngasih value aja gitu rasanya di hidup saya. sebuah personal achievement yang saya sendiri nggak bisa ungkapin persisnya bagaimana. ini soal rasa.
kartu AS yang membuat saya mantap mencoba hal baru adalah statement orang tua saya "kak, kamu sudah sepuluh tahun lho di Jawa Timur nggak kangen deket deket rumah aja ?"
ditambah dengan statement mutlak dari guru spiritual keluarga kami "kembar pindah aja, pindah kuliah di Samarinda. sekalian bantu perusahaan di sini. dekat rumah, nggak terlalu khawatir lagi orang tua"
dan kemudian di akhir agustus saya resmi pindah kuliah dari Surabaya ke Samarinda
saya cuma dikasih waktu satu minggu untuk urus berkas pindahan, ngepack barang, sekalian bertemu dengan beberapa teman dekat untuk pamitan.
satu minggu terhectic sepanjang hidup saya, ke kampus urus berkas - ke kopertis ngajukan berkas - ke pasar wonokromo cari kardus dan plastik pak pak an - di rumah misahin barang mana yang harus dilego mana yang harus dinaikin kargo dan mana yang harus dibawa secepatnya masuk dalam bagasi pesawat dengan risiko seefisien mungkin biar nggak overweight - balik lagi ke kampus minta tanda tangan pejabat rektorat - ketemuan sama temen temen sekalian makan bareng - pulang ke rumah ngepack barang - ngelego barang - jual kendaraan - cek cek in perusahaan kargo teraman termurah yang bisa nganterin barang saya sampe rumah - nangis karena udah banyak banget kenangan di surabaya - nyempatin makan dan datang ke tempat tempat yang kemungkinan besar nggak akan lagi saya datengin sebagai turis di waktu mendatang
dan akhirnya mendarat dengan selamat di Balikpapan setelah sebelumnya ketahuan overweight bagasi yang saya dan Fatimah akalin dengan nawarin check in kan penumpang pesawat yang sama yang kebetulan nggak bawa bagasi.
bolak balik Samarinda - Bontang udah kayak setrikaan untuk akomodir persiapan kuliah
saya kayaknya udah qualified deh jadi supir travel Samarinda - Bontang PP karena saya yang sudah hapal segala lobang dan jalan amblas serta bagaimana caranya tetap tenang mengendalikan setir di daerah gunung menangis yang mana terkenal dengan jalur neraka karena elevasi gunung tersebut yang sangat curam, 85 derajat.
nggak tau deh energi dan stamina darimana saya sanggup menempuh 120 kilometer jalur Samarinda - Bontang. dua hari di Samarinda, empat hari di Bontang, trus ke Samarinda lagi seminggu, trus balik lagi ke Bontang tiga hari.
gitu aja terus sampe air sungai mahakam kering.
kalau ditanya, punya dopping atau apa gitu kok kuat jalanin kenyataan ini ?
jawabannya cuma satu : tolak angin yang warna kuning.
terima kasih Sidomuncul, telah mempersembahkan tolak angin untuk dunia.
orang pintar minum tolak angin, bukan yang lain.
*tsaaah* sungguh ini bukan postingan berbayar.
apakah ritme PJKA a.k.a pulang jum'at kembali ahad adalah gaya hidup baru saya ?
menurut ngana ? kayaknya enggak deh. remuk badan urang.
dan urusan kampus di Samarinda masih berlanjut dengan konversi dan segala dramanya
akhirnya orangtua saya mengeluarkan warning "udah sebulan sekali aja pulang ke Bontang. stay aja sudah di Samarinda"
dengan segala pertimbangan, saya memutuskan sudah waktunya saya mengenal dan explore tempat baru dimana saya kuliah dan bekerja saat ini.
kesasar sasar sampe ntah kemana, mengenal dimana saya harus fotocopy bahan kuliah, dimana tempat makan murah enak dan nyaman, dimana ngemall yang asyik, dimana diskonan barang branded super murah.
yang akhirnya menginspirasi saya untuk mulai menuliskan seri : KALAU KE SAMARINDA MAU KEMANA ?
soon, saya janji untuk lebih banyak menulis tentang bumi etam, bumi dimana saya lahir dan besar. bumi dimana saya kembali meresapi rasa bahasa banjar yang memang menjadi identitas kesukuan saya, kembali mencecap asa "bubuhan dan kakawalan" yang hilang selama sepuluh tahun kebelakang.
dan menyadari sepenuhnya : bahwa saya putri kaltim yang kembali dan akan mengabdi ke pelukan bumi etam.
lembaran baru kisah hidup saya dimulai disini dan saya berjanji blog ini akan menjadi saksi tulisan tulisan saya tentang apa yang saya lihat dengar dan rasa di bumi etam ini.
pindahan saya memang mendadak, tapi saya yakin tuhan mau saya kembali untuk kembali bersinar dengan identitas asli rasa budaya saya.
selamat menikmati tulisan tulisan baru saya tentang Kalimatan Timur ya :)
Samarinda, 17 September 2016
Riffat Akhsan
08 August
sumber gambar : dokumentasi pribadi
Kalimantan Timur. Daerah yang membesarkan saya ini, tidak habis kata menggambarkannya. geografis pegunungan maha luas, membuat setiap jengkal tanahnya menggoda ditanami karet, sawit, maupun tanaman pertanian seperti pisang, padi, jagung, dan kacang panjang.
kini daerah "manis" penarik semut pekerja dengan incaran harta karun batubara, migas, dan sawitnya ini mulai mengarahkan potensi daerahnya ke sektor pariwisata dan pelabuhan barang dan jasa. sedari saya kecil, hidup bersama konstruksi membuat saya bermimpi akan kemapanan infrastruktur di bumi etam.
Pola pembangunan berkelanjutan dibidang infrastruktur perlu digarap serius. Cakupan wilayah luas membutuhkan perencanaan tata ruang jangka panjang yang mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan, terintegrasi dan strategis memajukan Kalimantan Timur.
contoh, satu kabupaten Kutai Timur saja, luas cakupan daerahnya setara Provinsi Jawa Barat ditambah Banten. itu baru Kutai Timur, apa kabar Kutai Kartanegara yang memekarkan daerah menjadi Kota Bontang, Kabupaten Kutai Barat, dan Kabupaten Kutai Timur ?
Cakupan wilayah yang sama, saat Banten dan Jawa Barat dipimpin oleh dua gubernur. Kutai Timur ini dipimpin satu bupati saja ditambah dengan geografis Kalimantan Timur yang berupa hutan dengan persoalan pembebasan lahan yang alot serta proses mobilisasi dan demobilisasi alat yang terkendala akses jalan, infrastruktur tidak akan secepat yang diharapkan. maka perhatian khusus pemerintah pusat perlu, guna mewujudkan pemerataan pembangunan di negeri ini.
presiden Joko Widodo dalam pidato tentang RAPBN 2016 menyatakan tiga pilar ekonomi sejatinya tentang tiga hal : energi, pangan, dan infrastruktur. suplai dan distribusi energi dan pangan lebih cepat merata dengan perbaikan infrastruktur. berikut tujuh gagasan renyah, untuk pelaksana pembangunan infrastruktur negeri ini : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
TEKNOLOGI BETON
beton andalan infrastruktur. sifatnya tahan tekan dan tarik, serta mutu yang bisa disesuaikan dengan biaya. yang terpikir adalah metode pelaksanaan berupa Set Mix dan truk Ready Mix. truk Ready Mix yang lebih dikenal masyarakat dengan istilah "truk molen" mengangkut beton segar dengan tambahan additive dari batching plant. truck ready mix yang berkapasitas tiga sampai lima kubik dan jarak yang jauh tidak menjawab kebutuhan beton super tinggi yang dibutuhkan infrastruktur di pedalaman Kalimantan Timur, set mix juga tidak menjawab masalah yang terjadi. kapasitas set mix yang cenderung kecil dan proses pengadukan beton yang cukup lama juga menghambat proses pengadaan beton fresh di lapangan. saya memimpikan mega set mix dengan kapasitas cukup besar untuk setidaknya mampu memenuhi kebutuhan beton minimal untuk sekali pengecoran pelat standar dan pengecoran jalan beton.
PENAMBAHAN TRASE JALAN
sejauh ini, jalan antar kota di Kalimantan Timur hanya terdiri dari satu jalur dua lajur. kalau saja ditambah trase jalan menjadi dua jalur empat lajur mungkin proses distribusi pangan dan energi serta pertukaran barang dan jasa akan semakin cepat. mungkin terasa tidak terlalu urgent saat ini mengingat jumlah dan kepadatan penduduk Kalimantan Timur yang rendah, namun dengan potensi pertumbuhan penduduk kedepan, kebutuhan akses jalan akan urgent seiring ledakan jumah penduduk Kalimantan Timur
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DENGAN PERBEDAAN ELEVASI YANG TIDAK TERLALU JAUH
saya sering mendengar komentar mereka yang baru pertama kali ke Kalimantan Timur dan harus melakukan perjalanan darat, mereka sepakat perjalanan darat antar kota di Kalimantan Timur bak roller coaster, naik turun gunung, menanjak, menikung dengan ekstrim. jangankan mereka, saya yang asli Kalimantan Timur saja selalu muntah setiap melakukan perjalanan antar kota. kedepan dalam perencanaan geometrik jalan, saya berharap adanya perhatian dalam hal ini, mungkin bisa diatasi dengan pemotongan gunung atau pebuatan terowongan untuk menyelesaikan persoalan "roller coaster" akibat beda elevasi jalan yang terlampau jauh.
METODE PERBAIKAN TANAH DALAM PEMBANGUNAN JALAN
tambal sulam jalan berlubang menjadi hal yang lumrah di Kalimantan Timur, bukan selalu karena muatan kendaraan karena statistik selalu melaporkan berapa LHR (lintas harian rata rata) kendaraan per periode waktu, mungkin kedepan bisa dipertimbangkan kontur tanah Kalimantan Timur yang bergerak dan penerapan metode perbaikan tanah dalam proses pematangan lahan sebelum pembangunan jalan dilaksanakan.
PEMBANGUNAN AKSES JEMBATAN KE PULAU PULAU KECIL
Kalimantan Timur terdiri dari beberapa pulau kecil yang mengelilinginya, pulau pulau kecil ini memiliki ketergantungan akan pemenuhan kebutuhan dasar kepada pulau utama, pembangunan jembatan menjadi penting karena akan memudahkan akses mereka mendapatkan suplai energi dan pangan.
PELABUHAN BARANG SKALA KECIL
dibandingkan angkutan dengan truk trailer, tentu skema tol laut yang digadang presiden kita akan lebih mudah terintegrasi jika titik titik strategis di Kalimntan Timur memiliki pelabuhan barang skala kecil, ini akan menekan harga barang dan jasa menjadi lebih murah. harapan saya kapal kapal kecil akan mendatangi kapal besar dalam jalur tol laut, kemudian kapal kecil tersebut yang akan sandar di pelabuhan strategis ini.
PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR NON TOL
mulai dari Kabupaten Paser, lanjut Kabupaten Penajam Pasir Utara, terus ke Kota Balikpapan, kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur sampai berakhir di Kabupaten Berau. jalan ini akan diintegrasikan memutar lewat perbatasan Kalimantan Timur - Kalimantan Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Mahakam Ulu melewati perbatasan Kalimantan timur - Kalimantan Barat, lanjut Kabupaten Kutai Barat melewati perbatasan Kalimantan Timur - Kalimantan Tengah sampai akhirnya kembali ke Kabupaten Paser melewati perbatasan Kalimantan Timur - Kalimantan Selatan. sehingga para penyedia barang dan jasa hanya perlu melewati jalan tersebut untuk mendistribusikan barang dan jasa kepada masyarakat. ini juga akan sangat mendukung sektor pariwisata di setiap kabupaten di Kalimantan Timur
infrastruktur merupakan kerjasama jangka panjang dengan biaya besar, semoga tujuh gagasan "mimpi" renyah saya ini dapat memberikan kabar baik akan impian Kalimantan Timur lebih mapan secara infrastruktur. kabar baik nyata, bukan sekedar pepesan kosong bak mimpi di siang bolong.
26 July
Juni 2006. sepuluh tahun lalu, saya berangkat ke Jawa Timur untuk melanjutkan pendidikan SMP dan dan SMA di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang selama enam tahun, kemudian lanjut berkuliah di Teknik Sipil ITATS Surabaya.
sepuluh tahun bukan waktu yang sebentar, sudah banyak pengalaman dan pengajaran yang saya terima. kini, setelah sepuluh tahun, ketika kuliah saya selangkah lagi menuju gerbang kelulusan, saya resmi menerima tawaran pekerjaan di banua etam.
saya kembali ke haribaan banua etam, di dunia yang menjadi passion saya sejak kecil. konstruksi.
saya kembali menjadi blogger dan mbak mbak proyek yang ribet dengan drama korea dan kuliahnya. kembali menjadi bagian di industri digital dari sisi content tulisan.
sudah cukup pengalaman saya manuver ke bidang baru, kini saatnya kembali fokus menatap masa depan dengan konstruksi sebagai runway-nya.
jangan bosan bosan dengan tulisan saya tentang proyek konstruksi ya :))
Bontang, 26 Juli 2016
Riffat Akhsan
20 July
saya tiba tiba teringat pengalaman saya terjun ke lapangan (dunia proyek konstruksi) untuk pertama kali sekitar tahun 2013. wah nggak kerasa sudah berjalan tiga tahun saya terjun sebagai tenaga professional di bidang ini.
waktu itu satu kantor cuekin saya, mereka masih belum yakin bahwa saya serius di bidang ini. dipikir saya cuma main main aja di salah satu perusahaan orang tua saya.
oh sungguh terlalu.
awal awal saya gabung, saya dianggap nggak ada, saya bengong di kantor selama tiga hari padahal kantor lagi hectic, di hari keempat akhirnya saya dikasih kerjaan ngitung struktur dan volume, jam setengah lima sore, tepat tiga puluh menit sebelum jam kantor bubar. kerjaan diminta selesai besok paginya jam 9 - 10 an. terpaksa saya harus lembur pelan pelan mengerjakan yang dimaksud.
keesokan harinya kerjaan saya dikoreksi dan salah semua, kemudian saya (baru) diajarin gimana cara ngitung yang benar sesuai standart kantor (bukan standar anak kuliahan) sambil dimaki maki.
saya masih ingat makian (saya lebih suka menganggap nasihat) yang dilontarkan atasan saya "KAMU TUH MASA NGITUNG PERHITUNGAN DASAR ALA ANAK SD AJA NGGAK BISA, YANG KAMU HITUNG INI KAN TERAPAN AJA.. KUNCINYA YA DI MATEMATIKA DASAR, KAMU NIH GIMANA SIH. BELAJAR MELOGIKA, BELAJAR UNTUK MENJEMBATANI TEORI DI PERKULIAHAN DENGAN KEADAAN DI LAPANGAN, LOGIKA TUH DIPAKE"
keesokan harinya setelah saya sukses mengerjakan tugas kantor dengan benar saya kemudian diajak untuk ikut survey pengukuran lahan, jangan bayangkan survey kami sore sore disaat matahari cerah ceria dengan suasana sejuk. saya stand by sama team udah dari kelar makan siang dan kami baru benar benar berangkat jam 2 siang disaat matahari lagi panas panasnya.
lokasi survey berada di semak semak yang sebagian merupakan rawa, senior saya memilih posisi pengukuran yang agak mending sementara saya jauh masuk ke dalam semak dan rawa sambil nenteng roll meter, pulpen dan kertas untuk menggambar posisi existing dan site plan.
pulang pulang badan saya gatel gatel luar biasa.
di lain kesempatan untuk pertama kalinya saya diajak ke proyek yang sudah selesai proses pematangan lahannya dan siap untuk dibangun. saya diajak untuk ngecek besi apakah sudah sesuai SNI atau belum, plus menghitung kebutuhan besi per section.
saya kagok pake jangka sorong, secara terakhir pake itu di lab fisika jaman SMA. di kampus seingat saya nggak ada ngukur ngukur besi pake jangka sorong karena di lab semua sudah sesuai standart.
lagi lagi saya dimaki "KAMU DULU BISA LULUS SMP GIMANA ? PAKE JANGKA SORONG AJA NGGAK BISA. NGGAK MUNGKIN DULU DI SMP NGGAK DIAJARIN"
ketika sudah berjalan setahun saya di kantor, saya kemudian mulai sering ke proyek untuk lihat metode pelaksanaan, udah bisa kalendering, counting pukulan pancang dan lain sebagainya.
satu hal yang saya perhatikan, ketika pengecoran seringkali sesama pekerja konstruksi berkata kasar satu sama lain, kosakata kebun binatang dan dunia lain menjadi hal yang tidak asing di telinga saya. nggak jarang saya juga kena damprat.
pengecoran merupakan salah satu momen paling menegangkan di proyek konstruksi karena ketika kami gagal cor maka bisa dipastikan seberapa besar kerugian waktu, uang, dan tenaga.
komunikasi di dunia konstruksi memang sekejam itu, disini kunci manajemen risiko keributan di proyek sangat dibutuhkan, cuaca yang sangat panas. pekerjaan yang mendekati deadline, tekanan dari banyak pihak, masalah di lapangan seringkali menjadi pemicu, mengerti bahasa, mengerti teknis, dan menyepakati tenggat adalah wajib hukumnya.
termasuk tidak baper (bawa perasaan) dengan kata kata kasar yang terjadi.
lain dunia konstruksi, lain dunia hospitality yang penuh kata kata manis.
di dunia ini (hospitality) kata kata kasar merupakan pertanda dan ajang baper karena menunjukkan citra diri.
saya masih ingat ketika saya terjun di dunia ini, seorang pelaku UMKM dengan valuasi puluhan juta per bulan hobby sekali nyinyir dan menyindir di status facebook miliknya karena ketidakmampuan ia mengelola manajemen emosi diri sendiri.
"salam jari tengah untuk si kembar, Riffat dan Rusma"
begitu ia pernah menulis di laman status facebook miliknya, status facebook yang mendapat likes dan komen puluhan dari pendukung seakan melegalkan tindakan bak pelaku konstruksi di dunia hospitality.
di lain kesempatan, sindir dan nyinyir keluar dari akun seorang doktor yang juga dosen perguruan tinggi ternama di Surabaya.
di dunia informasi teknologi, pernah ada makian "kalau perusahaan ini nggak maju itu salah kamu". (setahu saya perusahaan nggak maju itu salah team, bukan salah satu atau dua orang)
di dunia sosial media lebih lucu lagi, acapkali tindakan cyber bullying menjadi lumrah dilakukan, tentu diiringi dengan kosakata kebun binatang.
saya jadi bertanya, ini bahasa yang salah atau saya yang baper ya ?
kadang ada perkara berbahasa yang pada tingkat tertentu menjadi dimaklumi seiring dengan situasi dan kondisi, namun pada kenyataan bermasyarakat kita cenderung difensif dengan mengkotak kotakkan sesuatu menurut sisi yang membuat kita terlihat benar.
"halah, gitu aja baper, LEMAH"
adalah salah satu ungkapan difensif karena ketidakmampuan mengatasi baper.
menurut saya baper karena bahasa atau perkataan itu bagus lho, kita jadi mengerti bagaimana harus mengelola perasaan dan memahami bahasa berdasar tingkatannya. dunia konstruksi dengan komunikasi kejamnya, okelah kita maklum dan nggak baper karena (setau pengalaman saya) setelah saling memaki dan tensi proyek sudah turun kami kembali tertawa bersama. namun saya rasa di dunia hospitality, informasi teknologi, dan sosial media. kok ya kurang pantes ngomong kasar begitu, karena hal ini berbeda dengan dunia konstruksi yang kemudian tertawa bersama, dunia ini berlanjut kepada bisik bisik dan saling menghasut serta menjatuhkan.
artinya kata kata kasar merupakan peringatan untuk "perang".
kecerdasan memahami bahasa, satu hal yang saya garisbawahi.
dunia konstruksi mencetak makhluk logika dengan kehati hatian tinggi, yang sayangnya kurang bisa menyampaikan maksud dengan sempurna karena kekurangan kemampuan untuk luwes dalam pergaulan bermasyarakat. jangan baper dengan makhluk ini, ntar rugi sendiri.
dunia hospitality, akademik, dan informasi teknologi. kata kata kasar beserta makian menjadi "sesuatu", disini baper harus banget karena akan membantu kita untuk menilik lagi tentang citra diri, situasi dan kondisi yang terjadi.
dunia berbahasa emang sawang sinawang, harus ada kemampuan manajemen baper dan manajemen emosi serta pengendalian diri yang baik, agar setidaknya kita mampu memahami apa makna tersirat yang sebenarnya mau disampaikan.
mungkin ada juga yang nyinyir dengan tulisan ini seraya berkata "lemah, baperan, gitu aja curhat di blog"
lha memangnya kamu tidak ?
Bontang, 20 Juli 2016
Riffat Akhsan
19 July
pagi ini Bontang hujan lagi, tidak seperti di Surabaya yang setiap hujan selalu membuat mood saya hancur karena harus mereschedule meeting diluar akibat jalan yang derajat macetnya naik, hujan di Bontang tidak begitu. dengan santai saya bisa bengong di teras belakang rumah menghadap derasnya hujan di halaman belakang.
kata umi, kalau diperhatikan hujan yang jatuh melewati bilang pohon jati serupa jarum, kemudian jatuh ke tanah serupa air mata.
hujan dan air mata.
tuhan memberikan hujan berjuta makna, ada yang langsung puitis karena roman roman dingin mancing yang diciptakan hujan, ada yang baper mantan (kalau saya sih baper habis kelar nonton drama korea oh my venus sih, jadi baper se ada ada liat mbak shin min ah sama akang so ji sub), ada yang mellow karena jomblo (duh kayak nggak penting, tapi percayalah di luar sana ini banyak terjadi),
jadi, apakah benar hujan adalah air mata alam ? atau pancingan untuk air mata jatuh ?
Bontang, 19 Juli 2016
Riffat Akhsan
15 July
"kakak satu depa berapa meter kak ?"
tanya abah saya suatu pagi.
"hah ? emang ukuran itu masih dipake bah ?"
"udah ada konversi pastinya kok kak"
*googling*
"satu depa 1,7 meter bah"
"kalau satu borong berapa meter persegi kak ? luasan maksudnya"
*googling*
"seperenam hektar bah"
"maksud abah berapa kali berapa catchment area nya ?"
"hmm berapa ya.."
"ambil kalkulator sama kertas sana, mana bisa kamu dapat hitungan pasti sambil tiduran dan main hape gitu"
"lagian ngapain pake ukuran gitu sih bah, kan sudah ada SNI"
"ya itu satuan ukuran tanah lokal di Indonesia kak"
jleb jleb jleb
hari ini saya baru mengetahui bahwa teknik sipil tidak mengajarkan ilmu kehidupan pada saya. ukuran tanah ala masyarakat lokal seperti depa, borong, tombak, tampah, ubin, bahu, lupit, iring, paron, sangga, rakit, kesuk, anggar, rantai, dan lain sebagainya merupakan sesuatu yang sudah dipakai masyarakat dulu dalam praktik jual beli tanah.
dalam teknik sipil saya hanya mengetahui kubikasi pasti satuan seperti meter kubik, meter persegi, meter langsam, orang per hari, orang per jam, cycle time produktifitas per hari, dan lain sebagainya.
ya, teknik sipil mengajarkan ilmu pasti konstruksi. tapi lapangan (begitu kami biasa menyebut istilah proyek konstruksi) banyak mengajarkan ilmu hidup pada saya.
di atas langit masih ada langit, adalah ucapan yang sangat benar tentang dunia penuh kaum adam ini. dimana dalam mengaplikasikan ilmu teknik sipil yang saya dapat di perkuliahan harus dijembatani dengan kearifan berpikir sehingga penerapan yang diharapkan di lapangan sesuai dengan standar.
ada banyak ilmu hidup yang saya dapat di konstruksi, ilmu menjelaskan pelan pelan ke tukang berumur empat puluhan tahun yang sudah lama malang melintang di dunia konstruksi bahwa pekerjaan yang dia lakukan harus dibongkar karena ada perubahan posisi sambungan baut, ilmu memahami bahwa proyek konstruksi dengan segala kegiatan dan alat beratnya merupakan tontonan wah yang tidak setiap kali bisa disaksikan warga sekitar, ilmu mengarifi bahwa ada perasaan senioritas minta diorangkan ketika kami memasuki daerah baru pekerjaan infrastruktur.
mungkin scope risky building construction (seperti apartemen), atau land use perumahan (developer) jarang menemukan seperti yang saya tulis karena daerah tersebut cenderung steril dari warga. tapi untuk scope transportation building seperti jalan raya, pelabuhan, jembatan, atau hidro seperti pembangunan air baku, bendungan, saluran drainase, berdampingan dengan masyarakat merupakan makanan sehari hari di proyek.
termasuk memahami bahwa tidak setiap orang teredukasi untuk menggunakan satuan SNI dalam praktik satuan ukuran tanah.
ipk menjulang di jurusan teknik sipil tidak mengajarkan saya bagaimana menguatkan mental berhadapan dengan alam ketika hujan deras padahal posisi pembesian pelat sudah siap cor (teknik sipil tidak mengajarkan dimana mencari pawang hujan, berapa biaya per pekerjaan, dan bagaimana negoisasi dengan si pawang kalau si pawang meminta yang aneh aneh). teknik sipil juga tidak mengajarkan bagaimana cara menguasai diri kalau lagi digosipin sama tukang tukang perihal rekanan tenaga ahli yang naksir, padahal kita harus profesional, teknik sipil juga tidak mengajarkan bagaimana untuk tidak cranky karena PMS bin harus begadang semaleman karena ngecor dan tukang pulang kampung padahal progress report lagi dikebut.
di atas langit masih ada langit, karena ilmu hidup diajarkan tidak mengenal akhir.
ilmu teknik sipil memang luar biasa, tapi ilmu kehidupan di proyek konstruksi tidak kalah menarik untuk terus dipelajari.
termasuk ilmu untuk menerima musim tender besok ditaro di pedalaman kutai timur untuk proyek bendungan ~
Bontang, 15 Juli 2016
Riffat Akhsan
13 June

sumber gambar : republika
okeh, jadi karena saya gabut mau ngapain. stress ngerjain laporan sementara puasa saya pecah karena udzur.
jadi mari kita bahas hal hal yang ringan ringan aja.
yuk mari.
saya dari dulu emang suka nonton Badminton, tapi baru bener bener suka banget sebulanan ini kali ya. mulai dari gelaran thomas uber, Indonesia Open, dan lanjut ke Australia Open.
thanks God for channel sport dan kecepatan internet super banter yang memungkinkan streaming tanpa buffering.
awalnya mulai dari pengen liat sesuatu yang lebih bermanfaat dibandingkan gimmick demi durasi acara dan rating televisi, atau twitwar akibat sok tau yang overlapping saya mulai suka streaming event badminton.
lama lama saya jadi suka sama mereka (para Atlet) atas performa mereka di lapangan, tentang tetap tenang dan fokus di bawah tekanan, tentang cara mereka pantang menyerah mengejar bola meskipun poin sudah tertinggal jauh, tentang mereka yang menghargai lawan (mereka sukses juga karena lawan), tentang persahabatan sehat antar atlet, bagaimana menjaga pergaulan agar tetap fokus pada tujuan besar, dan tentang nasionalisme yang merasuk dalam asa, jiwa, dan raga mereka.
jangan minta saya nyanyi lagu Indonesia raya deh, bisa merinding sebadan badan -- Jonatan Christie
mengikuti keseharian para Atlet seperti Greysia Polii, Jonatan Christie, Ihsan Maulana Mustofa, Nitya Maheswari melalui sosial media mereka mengajarkan saya banyak hal. bahwa kita bisa berbuat untuk Indonesia yang lebih baik dibandingkan berceloteh dan berdebat di media sosial, kita bisa memberi dukungan doa dan semangat kepada mereka, kita bisa belajar tentang arti disiplin, sabar, berpikir positif, happy, tidak takut, kerja keras, sungguh - sungguh, dan upaya serius meraih mimpi. tidak lupa tentang rendah hati dan bersahaja serta pentingnya memelihara harapan dan berdoa dalam segala kondisi.
tanpa raket saya bukan apa apa, dan saya bukan siapa siapa -- Ihsan Maulana Mustofa
banyak sekali gelaran yang saya saksikan dimana pemain muda Indonesia mampu mengalahkan pemain Badminton papan atas dunia, untuk seorang yang suntuk pada banyaknya target. saya sadar bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.
generasi muda pebulutangkis profesional Indonesia, yang bahkan sudah memiliki penghasilan di umur 17-18 tahun (dimana mereka memenangkan turnamen) menyadarkan saya bahwa menikmati masa muda tidak melulu dengan berfoya foya, berorganisasi kampus yang isinya hanyalah pepesan kosong cari panggung, atau berprestasi melalui IPK menjulang, atau santai santai ala ala mumpung masih muda.
atlet juga manusia, mereka juga bisa jenuh, mereka juga suka jalan jalan ke mall, mereka juga suka bersosial media, mereka juga suka kulineran, tapi mereka tidak lupa tentang usaha keras demi tujuan besar : lagu Indonesia Raya dinyanyikan di kancah elit olimpiade karena gelar juara yang mereka raih.
jadi saya sekarang lagi seneng senengnya lihat periscope/snapchat/twitter/instagram jojo (jonathan christie) ican (ihsan maulana mustofa), dan oppa Lee Young Dae ketimbang menyaksikan perdebatan tak sudah sudah yang melebar kemana mana padahal juga tidak jelas apa manfaatnya.
kata pelatih kami, kalau kamu memang ambil medalinya, kalau kamu kalah, ambil pengalamannya. juara adalah tentang mereka yang mentalnya kuat, mental kuat berasal dari pikiran dan hati. sombong dan bangga hanya akan melemahkan mental. kompetisi sejatinya tentang pertarungan mental, siapa yang mentalnya lebih kuat dan siap, maka dialah yang menang.
Jonatan Christie dan Ihsan Maulana sangat mungkin akan menjadi idola baru generasi muda Indonesia, dimana mereka menjadi contoh nyata tentang arti sesungguhnya kerja keras, fokus, dan sungguh sungguh. dibandingkan para artis seni peran umur tanggung yang hanya bisa memberi contoh tutorial pacaran dan berganti pasangan.
semangat generasi muda Badminton Indonesia, karena kalian kami percaya bahwa 2-3 tahun kedepan Indonesia akan menjadi dominator Badminton yang ditakuti dunia.
dan semoga oppa Lee Young Dae nggak cepat cepat pensiun, oh kalau pensiun saran saya jadi aktor action film cem Ji Chang Wook gitu lho.
Surabaya, 13 Juni 2016
Rifa Akhsan, yang baru aja di accept request IG nya sama oppa Lee Young Dae
Subscribe to:
Posts (Atom)
Search