25 March

pinterest
dua sampai tiga tahun terakhir perusahaan rintisan teknologi mencuri perhatian dengan style bekerja yang "beda".
sekitar tahun 2015 kesempatan untuk mencicipi bagaimana sih rasanya bekerja di startup datang dengan tawaran untuk menjadi editor untuk tiga orang copywriter. jadi tugas saya adalah menggali ide untuk membuat konten yang ciamik, menentukan apakah hasil copywriting para copywriter layak tayang atau tidak, serta mendistribusikan konten melalui channel channel yang ada.
keberadaan saya disana adalah untuk "membantu" agar kedepan copywriter yang ada sudah bisa mengerti standar konten yang layak tayang seperti apa dan bagaimana membuat strategi distribusi konten yang mereka buat.
dengan janji bahwa saya tidak memiliki ikatan dengan perusahaan startup tersebut dan saya boleh resign kapanpun saya mau karena saya nggak bisa ninggalin dunia proyek konstruksi. si CEO yang merekrut saya karena (katanya) saya konsisten ngeblog dan konten saya tajam tentang pekerjaan setuju dengan syarat yang saya ajukan.
akhirnya saya setuju "bekerja" full time di perusahaan startup. sembilan bulan menjadi sejarah dalam hidup saya tentang di balik layar hingar bingar ledakan teknologi dan ekonomi digital.
perusahaan startup menuntut kamu untuk multi tasking
awalnya saya pikir saya hanyalah konten editor dan channel distributor, oh ternyata saya juga merangkap sebagai social media specialist dengan report engagement rate and optimization setiap minggu, merangkap pula sebagai press release creator, kadang kadang jadi admin social media juga, pokoknya karena saya menulis dan (sepertinya berbakat dalam ) menghasilkan tulisan yang layak tayang, kemampuan saya dieksplor habis habisan dengan multi task job. well ini kabar baik untuk memaksimalkan potensi diri saya karena keterbatasan anak kantor yang "hanya" sembilan orang satu kantor.
perusahaan startup memiliki jam kerja yang fleksibel
saya kuliah sambil bekerja, dengan jam masuk kantor fleksibel dan dengan kemajuan teknologi kami seringkali disatukan oleh software. rapat dengan aplikasi slack, teleconference dengan google hangout, kolaborasi create-edit-discussion dengan semua produk milik google spreadsheet, menyimpan file kantor dengan dropbox dan google drive, email yang terintegrasi satu sama lain, pokoknya jam kerja yang santai dan fleksibel bukan halangan dalam bekerja selama laptop, smartphone, dan koneksi internet ada dan bekerja dengan baik.
tidak ada seragam atau aturan berpakaian dalam bekerja si starup
demi membangun suasana yang "formal namun tidak kaku" perusahaan tempat saya bekerja waktu itu dan kebanyakan perusahaan startup diluar sana tidak menerapkan standar berpakaian yang baku ataupun mengharuskan para karyawannya memakai seragam. hal ini yang menjadi pembeda dan menjadi icon perusahaan teknologi karena jujur saya akui pakaian santai membuat mood bekerja bagus dan bikin saya lebih semangat.
sekitar tahun 2015 kesempatan untuk mencicipi bagaimana sih rasanya bekerja di startup datang dengan tawaran untuk menjadi editor untuk tiga orang copywriter. jadi tugas saya adalah menggali ide untuk membuat konten yang ciamik, menentukan apakah hasil copywriting para copywriter layak tayang atau tidak, serta mendistribusikan konten melalui channel channel yang ada.
keberadaan saya disana adalah untuk "membantu" agar kedepan copywriter yang ada sudah bisa mengerti standar konten yang layak tayang seperti apa dan bagaimana membuat strategi distribusi konten yang mereka buat.
dengan janji bahwa saya tidak memiliki ikatan dengan perusahaan startup tersebut dan saya boleh resign kapanpun saya mau karena saya nggak bisa ninggalin dunia proyek konstruksi. si CEO yang merekrut saya karena (katanya) saya konsisten ngeblog dan konten saya tajam tentang pekerjaan setuju dengan syarat yang saya ajukan.
akhirnya saya setuju "bekerja" full time di perusahaan startup. sembilan bulan menjadi sejarah dalam hidup saya tentang di balik layar hingar bingar ledakan teknologi dan ekonomi digital.
perusahaan startup menuntut kamu untuk multi tasking
awalnya saya pikir saya hanyalah konten editor dan channel distributor, oh ternyata saya juga merangkap sebagai social media specialist dengan report engagement rate and optimization setiap minggu, merangkap pula sebagai press release creator, kadang kadang jadi admin social media juga, pokoknya karena saya menulis dan (sepertinya berbakat dalam ) menghasilkan tulisan yang layak tayang, kemampuan saya dieksplor habis habisan dengan multi task job. well ini kabar baik untuk memaksimalkan potensi diri saya karena keterbatasan anak kantor yang "hanya" sembilan orang satu kantor.
perusahaan startup memiliki jam kerja yang fleksibel
saya kuliah sambil bekerja, dengan jam masuk kantor fleksibel dan dengan kemajuan teknologi kami seringkali disatukan oleh software. rapat dengan aplikasi slack, teleconference dengan google hangout, kolaborasi create-edit-discussion dengan semua produk milik google spreadsheet, menyimpan file kantor dengan dropbox dan google drive, email yang terintegrasi satu sama lain, pokoknya jam kerja yang santai dan fleksibel bukan halangan dalam bekerja selama laptop, smartphone, dan koneksi internet ada dan bekerja dengan baik.
tidak ada seragam atau aturan berpakaian dalam bekerja si starup
demi membangun suasana yang "formal namun tidak kaku" perusahaan tempat saya bekerja waktu itu dan kebanyakan perusahaan startup diluar sana tidak menerapkan standar berpakaian yang baku ataupun mengharuskan para karyawannya memakai seragam. hal ini yang menjadi pembeda dan menjadi icon perusahaan teknologi karena jujur saya akui pakaian santai membuat mood bekerja bagus dan bikin saya lebih semangat.
kapan lagi cobak kerja dengan outfit sesantai ini kalo nggak di perusahaan startup ?
membuka kesempatan bertemu orang baru dan hal baru
waktu itu kantor tempat saya bekerja menempati slot di sebuah coworking space, berada di lantai 7 sebuah gedung prestisius di sebelah barat Surabaya. konsep bekerja di coworking space adalah kolaborasi antar penghuni coworking space tersebut, nah penghuninya ini cenderung datang dan pergi jadi setiap bulan saya bertemu dengan mereka mereka dengan berbagai job desk untuk memberi masukan (dan bantuan) tentang pengembangan konten diluar pekerjaan. saya juga sharing dengan mereka atas kendala atau ketertarikan saya terhadap suatu pekerjaan. berkat kolaborasi itu sedikit sedikit saya tau lah tentang SEO, Blog Selling, web management, user interface, user experience, dan lain sebagainya.
karena cakupan perusahaan startup tempat saya bekerja cukup luas dan bersifat scalable, hal itu mentakdirkan saya bertemu dengan banyak sekali kesempatan bekerjasama dengan orang orang baru yang saya yakin nggak akan saya temui kalau saya tidak bekerja di perusahaan startup. misalnya saya pernah bekerja sama dengan anak anak ahensi, pengusaha kertas lipat, orang telkom, pengrajin sepatu rajut, head of business development salah satu vendor operating system komputer terbesar di dunia, event organizer, talent manager, head of community development salah satu media digital terbesar di Indonesia, fashion and food blogger, head of marketing salah satu marketplace dengan transaksi tertinggi di Indonesia, manager mall, reseacher di lembaga riset pasar, master of growth hacking, head of technology mesin pencari terbesar di dunia, para apps developer, para pelaku admob, selebtwit, walikota salah satu kota besar di Indonesia, pengusaha cafe, pengusaha franchise makanan, game developer, hingga head of marketing vendor laptop terbesar di dunia.
menjadi melek teknologi dan selalu up to date dengan perkembangan teknologi
karena interaksi dengan para pelaku teknologi dalam berbagai bidang, ya saya jadi tau isu isu terkini tentang teknologi baik yang baik maupun yang buruk. yang baik seperti si anu diakusisi sama si itu, si itu punya pilot project berupa bla bla bla, game nya si itu sudah dalam tahap beta release, si itu mau ngeluarin upgrade an baru, perusahaan anu mau nambah jaringan fiber optic ke daerah sana, dan sebagainya.
skandal dan berita buruk juga nggak luput dari pantauan kami (sengaja maupun nggak sengaja) seperti si anu perang harga sama si itu demi bla bla bla, si onoh akhir tahun ini bangkrut, si dia lagi pontang panting kesana kemari nyari seed funding kelar di PHP in sama group itu, si itu kehabisan dana karena CFO nya tengkar terus sama COO, pemerintah mau ngeluarin regulasi yang bikin si onoh pusing trus nggak pulang ke apartemennya sepanjang malam, CMO nya A dibajak sama startup B gegara ditawari saham sekian persen, si itu cuma cari perhatian sama si B doang padahal inovasi nggak ada, uang dari investor dipake sama CEO nya C buat beli ferrari terbaru, istrinya CEO B selingkuh sama youtuber yang punya bla bla bla dot com, dan sebagainya.
begitulah, kadang mata dan telinga teknologi lebih heboh dari ibu ibu kompleks gosip di tukang sayur.
kaburnya batasan antara yang nyata dan maya
karena teknologi yang menyatu dalam keseharian di pekerjaan dan di luar pekerjaan juga lah yang membuat semuanya menjadi kabur antara yang maya dan nyata. mereka yang saya temui di dunia nyata menjadi maya karena kesibukan sehingga hanya bisa terhubung melalui dunia maya. begitupun sebaliknya, teman teman yang saya kenal dan berinteraksi di dunia maya acapkali hadir di dunia nyata saya dan sampai hari ini bersahabat baik dengan saya. banyak juga yang seperti berkepribadian ganda, di dunia maya jauh berbeda dengan dunia nyata, begitupun sebaliknya.
tidak memiliki libur
karena sifat teknologi yang selalu on line, on call, dan on notification, membuat saya tidak memiliki libur karena terdistraksi oleh mudahnya komunikasi dan interaksi. ditambah dengan sifat workaholic yang saya miliki, ini semakin memperparah keadaan. adaaaa aja hal yang mengganggu hari libur saya, entah itu karena diri saya sendiri atau karena orang lain.
mobilitas tinggi
selalu berpindah tempat memang baik agar tidak jenuh, namun keharusan untuk selalu berpindah tempat tanpa kompromi apalagi ketika pekerjaan di suatu tempat belum selesai dan harus segera berpindah tempat untuk pekerjaan selanjutnya ditambah dengan keterbatasan personil membuat saya sangat frustasi karena pekerjaan separo jalan dan tumpang tindih. skala prioritas dianggap nggak mempan karena semua menuntut segera dengan target tinggi dan deadline mepet. that's so ridiculous.
ego anak muda yang tinggi
rata rata kan perusahaan teknologi ini berangkat dari what problem do you solve sehingga idealisme memberi solusi yang berujung pada imbalan menjadi tonggak prinsip perusahaan. mudahnya, perusahaan teknologi bukan perusahaan yang pure business yang menempatkan strategi mendapatkan profit rasional dengan cara yang logis sebagai tiang perusahaan. disamping terobosan ala ala muncul dari anak muda dengan semangat membara dan keinginan kuat namun kurang berani secara real berhadapan dengan risiko. karena memang manajemen risiko terlupakan karena semangat memberi solusi ini (ya fakta kelam para mentor startup, mereka mempersiapkan pesertanya untuk sukses tanpa membekali dengan bagaimana manajemen risiko yang baik untuk antisipasi kegagalan/kerugian).
semangat tanpa batas dan kebanggaan memberikan solusi membawa para pelaku bisnis startup memiliki ego membumbung tinggi ke angkasa tanpa ada orang dewasa yang dituakan untuk menengahi, bertengkar menjadi hal yang biasa dan wajar. namun bertengkar untuk hal yang sama secara terus menerus tanpa ada solusi dan kesepakatan bersama ? hal ini yang sering terjadi di perusahaan startup. setidaknya dari apa yang saya saksikan dan apa yang saya dengar dan lihat dari sesama karyawan startup.
gaji yang ya-gitu-deh
walau bagaimanapun, perusahaan startup ada perusahaan rintisan yang modalnya rata rata dari kantong sendiri, hadiah dari menang lomba akibat presentasi ciamik dari business plan yang masih dalam tahap coba coba, atau durian runtuh dari pendanaan investor yang sebenarnya adalah hutang.
artinya, perusahaan startup tidak mapan secara finansial. gagasan gagasan hebat berbiaya berujung pada dua hal : eksekusi tanggung karena minim budget atau tidak dieksekusi karena menyelamatkan finansial perusahaan. kembali ke manajemen risiko dalam mengambil keputusan ekspansi untuk kemajuan perusahaan tidak dimiliki dalam rata rata perusahaan startup.
hal ini berimbas kepada gaji yang ya-gitu-deh.
akhir kata, perusahaan startup bagus untuk mengeksplorasi potensi diri yang kamu punya, mencari pengalaman baru, dan belajar untuk memahami bagaimana sebuah bisnis teknologi berjalan. tapi kayaknya kurang disarankan untuk kamu yang mau sejahtera.
saran saya kalau kamu beneran mau kerja di perusahaan startup dengan harapan akan sejahtera, mungkin bisa coba bekerja di perusahaan yang at least sudah established 5 tahunan lah ya. tanpa melupakan prinsip manajemen risiko, semua pilihan ada di tangan kamu.
jadi, masih mau bekerja di startup ?
Samarinda, 25 Maret 2017
Riffat Akhsan
waktu itu kantor tempat saya bekerja menempati slot di sebuah coworking space, berada di lantai 7 sebuah gedung prestisius di sebelah barat Surabaya. konsep bekerja di coworking space adalah kolaborasi antar penghuni coworking space tersebut, nah penghuninya ini cenderung datang dan pergi jadi setiap bulan saya bertemu dengan mereka mereka dengan berbagai job desk untuk memberi masukan (dan bantuan) tentang pengembangan konten diluar pekerjaan. saya juga sharing dengan mereka atas kendala atau ketertarikan saya terhadap suatu pekerjaan. berkat kolaborasi itu sedikit sedikit saya tau lah tentang SEO, Blog Selling, web management, user interface, user experience, dan lain sebagainya.
karena cakupan perusahaan startup tempat saya bekerja cukup luas dan bersifat scalable, hal itu mentakdirkan saya bertemu dengan banyak sekali kesempatan bekerjasama dengan orang orang baru yang saya yakin nggak akan saya temui kalau saya tidak bekerja di perusahaan startup. misalnya saya pernah bekerja sama dengan anak anak ahensi, pengusaha kertas lipat, orang telkom, pengrajin sepatu rajut, head of business development salah satu vendor operating system komputer terbesar di dunia, event organizer, talent manager, head of community development salah satu media digital terbesar di Indonesia, fashion and food blogger, head of marketing salah satu marketplace dengan transaksi tertinggi di Indonesia, manager mall, reseacher di lembaga riset pasar, master of growth hacking, head of technology mesin pencari terbesar di dunia, para apps developer, para pelaku admob, selebtwit, walikota salah satu kota besar di Indonesia, pengusaha cafe, pengusaha franchise makanan, game developer, hingga head of marketing vendor laptop terbesar di dunia.
menjadi melek teknologi dan selalu up to date dengan perkembangan teknologi
karena interaksi dengan para pelaku teknologi dalam berbagai bidang, ya saya jadi tau isu isu terkini tentang teknologi baik yang baik maupun yang buruk. yang baik seperti si anu diakusisi sama si itu, si itu punya pilot project berupa bla bla bla, game nya si itu sudah dalam tahap beta release, si itu mau ngeluarin upgrade an baru, perusahaan anu mau nambah jaringan fiber optic ke daerah sana, dan sebagainya.
skandal dan berita buruk juga nggak luput dari pantauan kami (sengaja maupun nggak sengaja) seperti si anu perang harga sama si itu demi bla bla bla, si onoh akhir tahun ini bangkrut, si dia lagi pontang panting kesana kemari nyari seed funding kelar di PHP in sama group itu, si itu kehabisan dana karena CFO nya tengkar terus sama COO, pemerintah mau ngeluarin regulasi yang bikin si onoh pusing trus nggak pulang ke apartemennya sepanjang malam, CMO nya A dibajak sama startup B gegara ditawari saham sekian persen, si itu cuma cari perhatian sama si B doang padahal inovasi nggak ada, uang dari investor dipake sama CEO nya C buat beli ferrari terbaru, istrinya CEO B selingkuh sama youtuber yang punya bla bla bla dot com, dan sebagainya.
begitulah, kadang mata dan telinga teknologi lebih heboh dari ibu ibu kompleks gosip di tukang sayur.
kaburnya batasan antara yang nyata dan maya
karena teknologi yang menyatu dalam keseharian di pekerjaan dan di luar pekerjaan juga lah yang membuat semuanya menjadi kabur antara yang maya dan nyata. mereka yang saya temui di dunia nyata menjadi maya karena kesibukan sehingga hanya bisa terhubung melalui dunia maya. begitupun sebaliknya, teman teman yang saya kenal dan berinteraksi di dunia maya acapkali hadir di dunia nyata saya dan sampai hari ini bersahabat baik dengan saya. banyak juga yang seperti berkepribadian ganda, di dunia maya jauh berbeda dengan dunia nyata, begitupun sebaliknya.
tidak memiliki libur
karena sifat teknologi yang selalu on line, on call, dan on notification, membuat saya tidak memiliki libur karena terdistraksi oleh mudahnya komunikasi dan interaksi. ditambah dengan sifat workaholic yang saya miliki, ini semakin memperparah keadaan. adaaaa aja hal yang mengganggu hari libur saya, entah itu karena diri saya sendiri atau karena orang lain.
mobilitas tinggi
selalu berpindah tempat memang baik agar tidak jenuh, namun keharusan untuk selalu berpindah tempat tanpa kompromi apalagi ketika pekerjaan di suatu tempat belum selesai dan harus segera berpindah tempat untuk pekerjaan selanjutnya ditambah dengan keterbatasan personil membuat saya sangat frustasi karena pekerjaan separo jalan dan tumpang tindih. skala prioritas dianggap nggak mempan karena semua menuntut segera dengan target tinggi dan deadline mepet. that's so ridiculous.
ego anak muda yang tinggi
rata rata kan perusahaan teknologi ini berangkat dari what problem do you solve sehingga idealisme memberi solusi yang berujung pada imbalan menjadi tonggak prinsip perusahaan. mudahnya, perusahaan teknologi bukan perusahaan yang pure business yang menempatkan strategi mendapatkan profit rasional dengan cara yang logis sebagai tiang perusahaan. disamping terobosan ala ala muncul dari anak muda dengan semangat membara dan keinginan kuat namun kurang berani secara real berhadapan dengan risiko. karena memang manajemen risiko terlupakan karena semangat memberi solusi ini (ya fakta kelam para mentor startup, mereka mempersiapkan pesertanya untuk sukses tanpa membekali dengan bagaimana manajemen risiko yang baik untuk antisipasi kegagalan/kerugian).
semangat tanpa batas dan kebanggaan memberikan solusi membawa para pelaku bisnis startup memiliki ego membumbung tinggi ke angkasa tanpa ada orang dewasa yang dituakan untuk menengahi, bertengkar menjadi hal yang biasa dan wajar. namun bertengkar untuk hal yang sama secara terus menerus tanpa ada solusi dan kesepakatan bersama ? hal ini yang sering terjadi di perusahaan startup. setidaknya dari apa yang saya saksikan dan apa yang saya dengar dan lihat dari sesama karyawan startup.
gaji yang ya-gitu-deh
walau bagaimanapun, perusahaan startup ada perusahaan rintisan yang modalnya rata rata dari kantong sendiri, hadiah dari menang lomba akibat presentasi ciamik dari business plan yang masih dalam tahap coba coba, atau durian runtuh dari pendanaan investor yang sebenarnya adalah hutang.
artinya, perusahaan startup tidak mapan secara finansial. gagasan gagasan hebat berbiaya berujung pada dua hal : eksekusi tanggung karena minim budget atau tidak dieksekusi karena menyelamatkan finansial perusahaan. kembali ke manajemen risiko dalam mengambil keputusan ekspansi untuk kemajuan perusahaan tidak dimiliki dalam rata rata perusahaan startup.
hal ini berimbas kepada gaji yang ya-gitu-deh.
akhir kata, perusahaan startup bagus untuk mengeksplorasi potensi diri yang kamu punya, mencari pengalaman baru, dan belajar untuk memahami bagaimana sebuah bisnis teknologi berjalan. tapi kayaknya kurang disarankan untuk kamu yang mau sejahtera.
saran saya kalau kamu beneran mau kerja di perusahaan startup dengan harapan akan sejahtera, mungkin bisa coba bekerja di perusahaan yang at least sudah established 5 tahunan lah ya. tanpa melupakan prinsip manajemen risiko, semua pilihan ada di tangan kamu.
jadi, masih mau bekerja di startup ?
Samarinda, 25 Maret 2017
Riffat Akhsan
24 March
sumber gambar : http://www.amsyscoinc.com
saya tetiba ingat jaman saya harus mengerjakan tugas besar Beton Prategang, waktu itu saya harus menghitung jembatan tipe post-tension-concrete dengan bentang 19 meter, dengan cross section dimensi tertentu, dan pembebanan maksimum (termasuk aspal dan semua beban hidup, mati, hujan, gempa, dan lain sebagainya)
namanya juga beton prategang, pra menghitung beton aja kita sudah dibuat tegang.
tugas besar itu harus selesai dalam dua bulan, setiap hari jum'at kami harus antre asistensi ke rumah si bapak karena beliau merupakan professor sepuh yang diberi previlage oleh kampus menampung mahasiswa untuk asistensi di rumah beliau setiap minggunya. waktu itu mahasiswa yang mengerjakan tugas besar secara individu sekitar 50 orang mahasiswa. silahkan bayangkan 50 orang mahasiswa dikali 15 menit, yak segitu waktu yang harus saya jalani untuk menunggu dengan sabar. mencoba memotong antrean atau gambling datang di saat antrean longgar ? siap siap disuruh antre minggu depan saja.
mata kuliah ini menguras mental, fisik, jiwa, raga. kompleksitasnya mencakup semua mata kuliah mekanika rekayasa dan struktur jembatan secara keseluruhan. banyak dari mereka yang menyerah menyelesaikan tugas ini dengan memutuskan mengulang tahun depan saja. sebenarnya saya pikir sama aja, toh tahun ini atau tahun depan tugas ini memberikan beban yang sama.
akhirnya di akhir semester tugas itu selesai juga setelah banjir keringat dan air mata.
sebagai penghargaan atas mereka yang menyelesaikan tugas besar beton prategang, si bapak memfoto setiap mahasiswa yang menyelesaikan tugas ini langsung dengan iPhone beliau.
si bapak pernah berkata pada saya bahwa maksud beliau memfoto setiap mahasiswa yang selesai mengerjakan tugas ini adalah ingin memberi penghargaan atas semangat pantang menyerah, kesabaran, dan kecerdasan mereka yang telah selesai mengerjakan tugas mata kuliah ini.
dari 50 mahasiswa yang mengambil mata kuliah tersebut, hanya 30 an orang saja yang difoto oleh si bapak artinya hanya segitu mahasiswa yang menyelesaikan tugas.
belakangan saya tahu 30 an foto itu sebagai kenang kenangan karena itu adalah tahun terakhir beliau mengajar di kampus kami.
saya banyak belajar dari beliau, selain jaminan bahwa berkat beliau saya bisa mengerjakan hitungan struktur jembatan prategang dari awal sampai akhir.
hidup itu tentang proses, bahwa segala hal bisa dihitung namun butuh kecerdasan, kerja keras, dan kesabaran untuk berhadapan dengan risiko. karena tanpa risiko kita tidak akan pernah maju.
meskipun struktur bukan minat saya, sampai hari ini dimata saya mata kuliah struktur beton prategang selalu memesona.
Samarinda, 24 Maret 2017
Riffat Akhsan
21 February
sumber gambar : bintang(dot)com
begitu dikabarin kalau film ini dikomen cabe banget (jelek) sama salah satu reseacher di bidang gender saya langsung buru buru cari waktu untuk nonton film ini. yah selain untuk mengukur sejelek apa, saya juga penasaran segagal apa mbak Asma Nadia mendeliver peran istri solehah pasti masuk surga dalam diri mbak Arini.
karena ini blog saya, saya boleh dong ya bilang kalau film Surga Yang Tak Dirindukan 2 ini mendingan ganti judul jadi Surga Patriarkis yang Mau Nggak Mau Harus Dirindukan -- untuk kemudian kita singkat menjadi surga patriarkis.
sinopsis cerita
cerita ini berkisah tentang Arini yang diundang oleh komunitas muslim eropa ke Hungaria untuk menjalani tour karena ketenaran buku dongeng "istana bintang" yang menjadi hits bagi anak anak di sana dan banyak permintaan untuk bertemu dengan penulisnya. yang dengan sangat kebetulan bertepatan dengan rencana meeting Prasetya dengan Mr.George di Hungaria tentang proyek mbuh apaan yang detail engineering desainnya dikerjakan oleh perusahaan Pras (DED adalah kesimpulan yang saya ambil sendiri karena sepanjang film prasetya hanya ribut soal RAB yang sejatinya itu bisa banget dikerjakan oleh anak SMK, oh setelah engineer estimate kelar tentunya).
kebetulan banget kan ? enggak. ini bukti dari seorang penulis yang nggak belajar, memaksakan "takdir" untuk setiap cerita.
suratan takdir semakin berpihak kepada Arini ketika ternyata Meirose juga hidup di Hungaria, memiliki properti berupa rumah dan toko peninggalan sang Ayah yang meninggal satu tahun sebelumnya.
singkat cerita Arini tiba tiba pingsan di jalan dan kemudian ketahuan kalau dia menderita kanker stadium 4. dokter Syarief yang menangani Arini adalah "pacar" Meirose dalam upayanya melanjutkan hidup dan membangun romansa.
kebetulan banget ? yah begitulah.
singkat cerita Arini tau kalau umurnya tidak akan lama lagi dan berupaya memaksa Meirose untuk kembali ke Prasetya karena status Meirose memang masih istri sah dari Pras (ingat sinopsis surga yang tak dirindukan 1)
kebimbangan hati Meirose juga yang menjadi dasar ia menggantungkan lamaran Syarief (seorang mualaf yang menurut Meirose harus lebih lagi dalam belajar agama karena sejatinya dia lah yang harus menjadi imam bagi Meirose). kalau saya lihat sih sebenarnya Meirose sudah move on dari Prasetya dengan kehidupan barunya di Hungaria (juga dengan kehadiran dokter Syarief) hanya saja ia masih bimbang untuk menggugat cerai. ustad dan ustadzah yang dimintai pendapat oleh Meirose juga tetap kekeuh untuk Meirose jangan bercerai padahal Meirose sudah menegaskan bahwa pernikahannya berdiri di atas penderitaan orang lain.
endingnya tentu saja bisa ditebak, setelah Arini meninggal Meirose dan Pras menggelar resepsi pernikahan di resort mewah. tentu dengan ikhlas hati seorang dokter Syarief.
ALLLAHU AKBAR MBAK ARINI, BAHKAN SETELAH BERKALANG TANAH PUN KAMU MASIH BISA BERLAKU EGOIS ATAS HIDUP ORANG LAIN. SAMPEAN ANCEN DAEBAK MBAK
egoisnya mbak Arini dalam pandangan tasawuf
dalam pandangan tasawuf saya (yang cetek ini) saya bertanya kenapa bisa seorang Arini yang dalam film itu digambarkan luar biasa sholehah dengan pembawaan lembut, berbakti pada suami, penyayang, menutup aurat, memiliki pekerjaan yang nggak akan pernah menyenggol ego laki laki sampai hari kiamat, dan sangat feminim. bisa bisa nya tidak mampu meyakini bahwa tuhan yang mengatur segala urusan sampai sampai sebelum mati dengan sangat egois menghancurkan hidup Meirose yang sudah pasti tidak mudah untuk dia jalani pasca tragedi SYTD 1 hanya karena ingin mencarikan istri untuk suami dan ibu untuk Nadia.
tidakkah mbak Arini percaya bahwa urusan hidup mas Pras dan Nadia merupakan tanggungjawab tuhan bukan tanggungjawab mbak Arini ?
tidakkah lebih baik mbak Arini menyiapkan dzikir dan mental ketika bertemu malaikat nungkar dan nangkir dan memastikan semuanya membimbing syahadat mbak Arini ketika sakaratul maut dan mendoakan agar seluruh keluarga ikhlas dengan kepergian mbak Arini bertemu dengan sang maha kasih ? ketimbang terus memaksa keadaan dan meyakinkan semua orang bahwa tindakan mbak Arini benar.
mbak Arini, hidup mas Pras, Nadia, Meirose, bahkan dokter Syarief itu sudah diatur Allah. bukan diatur sampean sebagaimana yang sampean bilang ke dokter Syarief ketika menolak pengobatan dengan dalih "umur sudah diatur Allah".
masa seorang perempuan se solehah mbak Arini nggak tau bahwa ikhtiar menjalani pengobatan dan ikhlas selama sakit juga dihitung tuhan sebagai salah satu pahala dan rahmat ? saya aja yang nggak gitu solehah dalam pandangan duniawi aja ngerti kok, padahal mah saya jauh kalau dibandingkan sama mbak Arini. kalau ngomong keras sama tukang saya, suka ngotot sama site manager, selalu pake celana jeans kalau kemana mana, dan menjalani kehidupan sebagai mbak mbak proyek yang membuat para ukhti ukhti berjilbab lebar dan gamis menyapu jalan raya hanya bisa berkata "astaghfirullah ukhti, mana gamismu ? tidakkah kamu tau kalau laknat bagi perempuan yang mengaku islam pergi tanpa mahram ? mengerjakan pekerjaan laki laki, berpakaian seperti orang kafir. kafir kamu ukhti !!"
gitu lho mbak.
mbak Arini mungkin berpikir kalau semua yang mbak Arini lakukan adalah bukti bakti mbak Arini pada suami demi mendapatkan surga. tapi mbak Arini kayaknya perlu ngaji kitab nashaihul ibad deh untuk benar benar paham bahwa surga tidak menyakitkan itu untuk diraih. tuhan itu mau semua hambanya bahagia, berpikir bahwa hidup dan mati adalah kenikmatan. korban perasaan, korban hati, bahkan korban suami bukan cara meraih surga yang diridhoi tuhan mbak.
bukankah diatas segalanya mbak Arini hanya mengharap ridho Tuhan ?
mbak, daripada mbak sibuk mengatur dunia setelah kematian mbak saya sarankan mbak untuk belajar membersihkan hati dari perasaan perasaan yang mungkin ditimbulkan setan adalah dengan yakin dan percaya bahwa tuhan berkuasa atas segala sesuatu. termasuk untuk berkuasa mengatur hidup orang orang yang mbak tinggalkan.
egoisnya mbak Arini dalam pandangan sufistik pernikahan
sebagai mbak mbak kering romansa seperti saya, jujur film surga patriarkis ini lebih seperti film komedi bagi saya ketimbang film drama. di mata saya Arini dan Pras adalah dua orang dari negeri dongeng yang hidup dalam dongengnya sendiri. banyak adegan dan dialog romantis yang sejatinya menguras air mata tak dinyana malah mengundang tawa terbahak bahak saya dan beberapa rekanan lain. oh betapa hidup seperti mereka hanya ada dalam dongeng. apa mungkin karena film surga patriarkis merupakan dongeng laris yang difilmkan ?
menurut saya yang belum menikah, penikahan adalah kerjasama antara dua orang. pun keputusan cerai adalah keputusan sadar yang diambil oleh dua orang yang sebelumnya sama sama dengan sadar mengucap janji setia sehidup semati. meskipun dalam prosesnya talak adalah proses paling akhir yang diambil dua orang yang sepakat untuk berpisah, dengan bantuan hakim pengadilan agama.
pernikahan adalah tentang membahagiakan satu sama lain, bukan membenarkan tindakan atau pendapat salah satu dengan dalih untuk kebahagiaan mereka berdua.
yang saya lihat, mas Pras dan Mbak Meirose itu sudah sama sama pengen cerai lho mbak. Meirose sudah punya dokter Syarief dan mas Pras yang juga berpikir bahwa lebih baik ia melepas mbak Mei untuk kebahagiaannya.
tapi apa yang mbak Arini lakukan ? atas dasar untuk kebahagiaan mas Pras sampean juga ikutan membuat mbak Meirose yang sudah bimbang jadi tambah bimbang.
kalau mbak memang mau berbakti buat mas Pras, sebagai istri yang baik mbok ya membiarkan dan percaya apapun keputusan yang mas Pras ambil atas pernikahannya dengan mbak Meirose. bukannya atur atur semau dewe bahkan bikin wasiat untuk Meirose jadi ibunya Nadia dengan alasan kebahagiaan mas Pras untuk membenarkan tindakan egois.
lha sampean itu siapa dalam pernikahan Mas Pras dan Mbak Meirose ?
mbak Meirose lho ndak pernah ikut campur dalam pernikahan sampean sama mas Pras, di SYTD 1 mbak Mei yo lapang dada ae jadi istri kedua. didatangin mas Pras ayo, nggak yo dia berusaha lapang tau diri.
lha sampean ae sing umek dewe.
sampean juga tau sendiri kan kalau pernikahan mas Pras sama mbak Meirose itu bukan karena emang mas Pras yang slengki tapi pure karena kejadian tak terduga ?
saran saya sih sebagai istri yang bijak, kurang kurangi lah ngatur ngatur suami sampe ke masalah kehidupan setelah kematian sampean. lebih baik ikhlas dan lepaskan mas Pras untuk mengambil keputusan tentang pernikahannya dengan mbak Meirose, juga ibu untuk Nadia setelah kematian mbak Arini. jangan lupa terus doakan supaya suami sampean selalu dibimbing oleh tuhan dan dimudahkan dalam setiap urusannya.
bagi saya, romansa kering it's ok. tapi esensi pernikahan juga harus dilogikakan agar mudah untuk dijalani oleh kedua belah pihak. agama mengatur bukan untuk mempersulit, agama mengatur agar segala sesuatunya mudah. dengan catatan si pemeluk agama cukup ilmu untuk memahami ajaran agama itu sendiri.
dalam pernikahan memang ada hak dan kewajiban suami atas istri, yang tujuannya adalah menciptakan hubungan yang menyamankan, menyenangkan dan membahagiakan bagi satu sama lain. satu yang saya highlight bahwa sejatinya suami adalah pengganti ayah bagi sang istri dimana pada akhirnya keputusan, izin, dan tanggungjawab menjadi perhitungan dalam urusannya dengan tuhan.
dalam hal ini saya melihat bahwa keputusan keputusan yang diambil oleh mas Pras didasari paksaan dari sang istri.
apakah istri yang begitu akan mendapat ridho suaminya ?
pasti dapat karena hati mas Pras seluas samudera dan mereka hidup dalam negeri dongeng.
akhir kata, saya cuma mau bilang untuk para Arini Arini di luar sana : selami lebih dalam perasaan suamimu. jangan sampai suami kamu nggak ridho karena kedangkalan pemahamaan kamu atas esensi teguh sebuah pernikahan.
dan untuk mbak mbak belum nikah (seperti saya) di luar sana : semoga kita segera dapat suami dari dunia nyata, bukan negeri dongeng. amin.
Samarinda, 21 Februari 2017
Riffat Akhsan
20 February
beberapa waktu yang lalu, saya dimintai tolong oleh orang yang malang melintang pentantang petenteng mengerjakan pekerjaan konstruksi tanpa latar belakang ilmu konstruksi yang mumpuni. bertahun tahun iya nyinyir dengan usia muda saya yang menempati jabatan penanggungjawab teknis sementara kemampuannya sudah diakui oleh tukang tukangnya dari banyaknya bangunan yang ia kerjakan.
heran saya, kenapa kok ya minta tolong ke saya.
rupanya berdasarkan lobby lobby unyu si bapak karena pengalaman konstruksinya yang malang melintang di daerah saya beliau diberi rezeki oleh tuhan berupa proyek mandiri pembangunan saluran irigasi yang nilai fisiknya lumayan.
sayangnya si bapak lupa kalau selama kariernya di dunia konstruksi beliau selalu melaksanakan pembangunan proyek konstruksi yang sudah terlebih dahulu memiliki berkas lengkap seperti (detail engineering design) yang mana tertera jelas dimensi penampang konstruksi sampai ke berapa buah besi tulangan hingga jarak antar tulangan.
sepintas saluran irigasi terlihat hanya seperti "parit" yang biasa dikerjakan oleh si bapak, singkat cerita diambillah proyek mandiri pembangunan irigasi ini.
belakangan si bapak baru sadar bahwa proyek mandiri merupakan proyek swakelola yang mana nilai kontrak meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan bangunan konstruksi. sangat jauh berbeda dengan proyek proyek yang biasa "dipercayakan" oleh site engineer, site manager, dan project manager, dimana si bapak hanya bertugas melaksanakan sesuai arahan para penanggungjawab proyek.
di titik inilah si bapak menghubungi sekaligus minta tolong ke saya.
jadi beliau minta rumus penentuan dimensi saluran irigasi untuk mulai "merencanakan" proyek yang didapatnya sehingga beliau hanya cukup merubah rubah harga satuan proyek sebelum pengajuan guna validasi dan verifikasi pemenang. (sebagai informasi biasanya proyek seperti ini tidak melalui mekanisme tender)
proyek yang beliau miliki merupakan perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan irigasi untuk mengairi sekitar 20 hektar lahan pertanian dengan kala ulang 25 tahun di hulu mahakam
"aku pontang panting cari rumus ini mbak, tolong ya bikinkan excelnya hitung volume itu gimana jadi aku tinggal ganti ganti harga aja. ada fee untuk mbak. tapi nggak besar. tapi lumayanlah. tolong lho mbak"
ketika saya tanya apakah sudah ada shop drawing sehingga saya bisa membayangkan berapa volume galian timbunan dan perhitungan pasangan batu beliau lantas mengirimkan foto lahan kosong. iya saudara saudara anda tidak salah baca, LAHAN KOSONG. katanya mau bangun saluran irigasi disana.
oke disini hati saya udah mulai gemas.
ketika saya tanya apakah sudah ada saluran irigasi eksisting disana beliau mengirimkan foto saluran irigasi dan menyuruh saya menghitung kira kira berapa dimensi saluran dari foto yang ia kirimkan.
pelan pelan saya jelaskan bahwa untuk menentukan dimensi irigasi dengan kala ulang 25 tahun saya harus survei ke lapangan dulu, memetakan lahan pertanian dan persimpangan irigasi, mengetahui berapa curah hujan daerah sana untuk kemudian menghitung debit andalan sehingga akan ketemu berapa dimensi saluran irigasi yang menampung. saya juga butuh tau keberadaan pintu air, bendungan (jika ada), serta sumber air baku terdekat yang akan mengairi lahan tersebut dengan sistem irigasi. lebih jauh saya juga ingin memperjelas irigasi apakah yang akan saya rencanakan (primer, sekunder, atau tersier).
mudahnya saya mundur dari permintaan si bapak karena saya nggak bisa ke mahakam ulu untuk survei proyek lain tanpa seizin kantor saya dan saya males dengan risiko kalau gagal panen akibat banjir pasti perencana irigasinya yang dicari.
rupanya si bapak makin gemas sama saya karena dianggap mempersulit hal yang mudah lantas membentak "mbaknya kok ribet banget sih, saya cuma perlu gimana caranya hitung volume jadi saya tinggal rubah harga kok repot. saya minta file perencanaan irigasi nya mbak aja biar saya pelajari sendiri. saya bangun irigasi ikut proyek juga sudah bertahun tahun kok. mbak masih muda sih jadi nggak tau seberapa banyak pengalaman saya"
karena males cari ribut saya kirimlah salah satu file perencanaan irigasi tersier paling simpel yang saya punya yang kemudian direspon oleh si bapak dengan "mbak, saya nggak butuh perencanaan super ribet kayak punya mbak. saya cuma butuh yang sederhana yang tinggal saya rubah rubah harganya"
dan kemudian saya sudahi percakapan itu dengan menawarkan solusi silahkan bapak mencari orang lain yang bisa memberikan apa yang bapak minta karena saya cuma bisa bantu sampai memberikan salah satu contoh file perencanaan yang pernah saya kerjakan. saya percaya diluar sana (semoga) ada engineer yang lebih handal dari saya yang mampu memberikan bantuan sesuai keinginan si bapak.
Kuliah adalah tentang menyelami cara berpikir profesional.
banyak sekali diluar sana yang terjun dalam bidang konstruksi (dan beberapa) sukses berbisnis konstruksi tanpa harus susah payah menempuh pendidikan teknik sipil. ntah itu lewat sekolah menengah kejuruan, melalui kursus - kursus, ataupun melalui proses trial - error dimana dalam proses ini ungkapan "pengalaman merupakan guru yang amat berharga" benar adanya. ya seperti bapak yang saya ceritakan di atas.
disisi lain, banyak saya temui sarjana teori, mereka yang lulus dengan nilai mengagumkan namun jawaban dari satu meter kubik kayu ulin terdiri dari berapa buah papan saja tidak tahu jawabannya. (ini adalah salah satu pengalaman memalukan yang menjadi bahan tertawaan bos saya dan membuat logistik kantor yang pendidikan terakhirnya SMK pembangunan semakin yakin bahwa kuliah teknik sipil itu tidak penting)
teknik sipil merupakan salah satu dari sedikit program studi paling tua di Indonesia, namun sampai hari ini masih saja banyak perdebatan tentang seberapa besar peran seorang civil engineer dalam proyek pembangunan rumah tipe 36, pembangunan parit plengsengan batu kali, atau dalam proyek pengecoran gang sempit dengan panjang 200 meter yang notabene mereka modal pengalaman mampu mengerjakan itu tanpa gelar insinyur di depan namanya.
banyak ilmu lapangan yang mampu berdiri congkak menampar air mata pengorbanan kuliah teknik sipil.
selamanya lapangan akan butuh para insyinyur sipil, dan selamanya lapangan akan butuh dipimpin oleh insinyur teknik sipil dalam kaitannya dengan tanggung jawab manajemen risiko selama perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan proyek konstruksi.
karena kuliah mendidik kita untuk berpikir sesuai keahlian, namun ahli saja tidak akan terbukti bila tidak diuji di lapangan.
hai para insinyur sipil, turunlah ke lapangan untuuk membuktikan "sarjana teori" hanyalah mitos.
Samarinda, 20 Februari 2017
Riffat Akhsan
09 February
Photo by ian dooley on Unsplash
saya tertarik sama adik perempuan salah satu dari 4 cowok pemeran utama drama ini. namanya Im Me Ah Ri, kakaknya namanya Im Tae San. seorang (yang digambarkan ) arsitek proyek gedung gedung prestisius di Korea. (meskipun menurut saya dari alur cerita dan deskripsi tokoh Im Tae San lebih terlihat seperti Desain Engineering Detail Specialist dari posisi dia di lokasi proyek)
balik soal Im Me Ah Ri, atau sebut saja Ah Ri. jadi Ah Ri ini lulusan fashion design di USA gitu. nah suatu kali Im Me Ah Ri setelah lulus kuliah dan balik ke Korea dia ketemu sama salah satu istri dari 4 cowok tokoh utama. (well bisa dibilang satu satunya istri, karena ketiga cowok lain adalah duda dan single) nah si istri ini adalah hartawan pemilik properti sepanjang ruas jalan prestisius di Seoul.
nah singkat cerita si Ah Ri ini ditanyain apa udah dapat kerjaan part time sama si istri ini, trus dijawab belum trus ditawarin deh kerjaan jadi waiter atau barista gitu di cafe salah satu tokoh utama.
nah trus yang menarik bagi saya, si istri ini nanya sama Ah Ri "kenapa kok kamu mau kerja part time ? kan secara materi kamu cukup cukup aja dari kakak dan orangtuamu" (kebetulan orang tua Ah ri adalah pemilik supermarket khusus kain dan pabrik tekstil gitu)
jawaban si Ah Ri ini yang kemudian bikin saya pengen nulis postingan ini, gini jawaban Ah Ri "aku butuh untuk menjadi normal, merasakan proses, kegagalan, kemudian akhirnya aku menjadi tau susahnya cari uang jadi aku bisa jadi seorang yang bijak dan bisa menghargai segala sesuatu meskipun sesuatu itu kecil"
cari uang itu nggak gampang, dan proses dari bawah harus dijalani. even kamu adalah seorang pewaris perusahaan.
adalah sesuatu yang saya tangkap dari perkataan Ah Ri.
banyak orang mengira dalam bisnis mereka bisa melangkahi proses belajar dengan menjadi wirausaha. mereka berpikir wirausaha sama dengan pengusaha. hmmm i think that's so big no. there's soooooo many differences between pengusaha dengan wirausaha.
nah banyak mereka (khususnya anak muda) di luar sana yang menganggap bahwa memiliki atau membuka usaha sendiri berarti mereka sah menjadi pengusaha/pemimpin/entrepreneur or whaterver it is tanpa benar benar memahami risiko dan tantangan yang akan dihadapi di depan. meminta hasil cepat, dan tidak jarang akhirnya gulung tikar.
i think kok "mencari jalan pintas" like membuka usaha tertentu to avoid learn a process a such a lazyness initiative -___- saya jadi berpikir pemalas adalah mereka yang tidak mau mematangkan bisnis plan mereka dan terburu buru ingin eksekusi. even seorang pewaris pun mereka ditaro di posisi bawah dulu sebelum orangtuanya yakin untuk memberikan kepercayaan atas posisi prestis di perusahaan.
membuka usaha adalah menghadapi dunia bisnis sebenarnya, dimana ada intrik, politik bisnis, dan keharusan untuk dewasa memahami orang lain. perlu perjuangan gigih untuk membuktikan dan meyakinkan dunia bahwa kamu capable untuk menggawangi lini bisnis tertentu. gagal, kemudian bangkit dan belajar bahwa bisnis tidak selalu tentang faktor teknis.
cari duit itu nggak gampang, oleh karenanya sukses tidak datang untuk mereka yang tidak bisa memimpin dirinya sendiri.butuh mereka yang benar benar tangguh digembleng keadaan sehingga memiliki kecerdasan untuk memimpin dirinya sendiri dan orang lain.
semoga kamu yang membaca postingan ini adalah satu dari mereka.
Bontang, 9 Februari 2017
Riffat Akhsan
31 January
Hai kak Rifat 
Apa kabar?
Alhamdulillah, tahun ini aku berhasil diterima di Universitas. Pastinya dengan jurusanTeknik Sipil. 
Mohon doanya ya kak, semoga bisa menjalani dengan penuh rasa tanggung jawab serta keikhlasan. Mengingat jurusan T.S buat aku dag dig dug.
Ada yang mau aku Tanya kak.
Berhubung kakak Sudah berkecimpung di dunia T.S berikut lap.kerjanya juga. Kira2 berapa persen perbandingan mata kuliah yg memang berguna. ( pastinya berguna ya
)
Mksdku yang terealisasikan.
Sorry ya kak kalau pertanyaannya membingungkan.
Terimakasih.
email tersebut masuk kira kira enam bulan yang lalu, pengirimnya bernama Rizky Amalia. sudah saya jawab sih, tapi kayaknya menarik buat saya ulas disini ya.
seberapa berguna ilmu teori teknik sipil di perkuliahan dalam aplikasinya di lapangan ?
jawaban nya : semuanya. selama itu memang mata kuliah madya - sarjana (maksudnya bukan mata kuliah dasar seperti kalkulus, fisika, kimia, statistika, dll)
kayak contohnya mata kuliah perencanaan lapangan terbang yah, dalam mata kuliah itu kita diajarin gimana caranya bikin bandara mulai dari pesawat apa yang mau landing sampai seberapa panjang dan tebal perkerasan runway, clearway, taxiway, stopway, dan apron pesawat. pastinya ilmu ini baru bisa dipahami kalau kamu udah khatam mata kuliah dasar pendukung mata kuliah ini.
tentang aplikasi di lapangan, saya bilang tergantung nasib. maksudnya gini kamu nggak mungkin bisa aplikasikan ilmu dari mata kuliah pelabuhan kalau proyek yang kamu tangani adalah proyek jalan raya dengan perkerasan lentur.
begitu pula mata kuliah gedung nggak akan bisa kamu aplikasikan kalau kamu terlibat dalam peroyek pembangunan jembatan beton prategang.
kita memang nggak tau nasib, tapi namanya teknik sipil adalah bagian dari ilmu terapan ya pastinya semua yang kita pelajari penerapannya di lapangan akan sama meskipun kadang beda skala beda cara :)
semoga menjawab pertanyaan kamu ya :)
Bontang, 31 Januari 2017
Riffat Akhsan
30 January
berbicara tentang 2017, it means a new me. ya tahun ini saya merasakan banyak sekali hal hal yang harus dieliminasi kalau saya mau maju dan banyak juga hal hal yang mau nggak mau harus saya lakukan untuk mendukung tujuan saya dan itu semua merupakan hasil kontemplasi sama diri saya sendiri dan beberapa masukan dari paman guru dan keluarga.
2017 adalah tentang berani mengambil langkah besar dalam hidup, konsekuen dan persisten dalam perjalanannya.
saya berjanji sama diri saya untuk nulis setidaknya dua postingan dalam satu bulan untuk riffat-akhsan.blogspot.co.id dan satu postingan dalam satu bulan untuk riffattravelstories.blogspot.co.id
nggak papa sedikit isi tulisannya, yang penting disiplin buat uploadnya.
terus saya juga mulai nabung buat nulis paper ilmiah di bidang water management (bidang yang saya pilih sendiri) kalau mau kredit karier teknik sipil saya naik yang otomatis akan memiliki impact signifikan buat karier dan masa depan saya.
nggak lupa mimpi untuk naikin skor IELTS juga masih ada meskipun saya masih belum terlalu fokus kesana tapi semoga ada peningkatan sedikit lah di tahun ini.
saya pun mulai merancang perjalanan yang (semoga) terwujud di tahun ini beserta list item yang (kalau takdir) bisa menjadi milik saya dengan membayar sejumlah dollar.
selain itu ada amalan yang harus saya tambah disamping istiqomah dengan amalan yang sudah berjalan selama ini.
selebihnya adalah tentang semakin belajar untuk tunduk hati sama orangtua, dewasa dalam bersikap, dan tidak gampang menyimpulkan sesuatu sebelum segala sesuatunya jelas.
kalau tahun kemarin janji dengan diri sendiri di awal tahun (beberapa orang menyebutnya resolusi) saya ogah ogahan untuk menepatinya, tahun ini janji terhadap diri sendiri di awal tahun saya jadikan tanggungjawab yang harus saya lakukan seperti saya melakukan tanggungjawab atas pekerjaan dan hidup saya.
2017 memberikan kesempatan untuk berubah, atau tidak berubah. 2017 menantang saya untuk keluar dari keragu-raguan dan mencoba untuk berjalan terhadap apa yang saya yakini dan saya perjuangkan.
2017 adalah kesempatan yang diberikan tuhan untuk saya untuk saya manfaatkan sebaik-baiknya.
selamat tahun baru 2017 :)
Bontang, 30 Januari 2017
Riffat Akhsan
NB : semua gambar bersumber dari weheartit.com
Subscribe to:
Posts (Atom)
Search