22 October
salah satu hal yang seringkali bikin saya down adalah keputusan saya pindah ke Samarinda. namanya juga pindah kuliah, tentu ada syaratnya dong. nah syarat dari DIKTI untuk mahasiswa pindahan adalah prodi dan universitas yang dituju (untuk pindah) level akreditasinya harus di bawah universitas asal.
karena kampus saya dulu akreditasinya A, maka saya harus pindah ke Samarinda di jurusan teknik sipil dengan akreditasi dibawah A.
hal ini pula yang sering disayangkan oleh kebanyakan orang, baik di kampus asal maupun di kampus yang sekarang.
yah, sayang banget. kenapa harus pindah ?ribuan kali sudah saya mendengar kalimat iba tersebut. belum lagi masalah culture shock yang sebegitu hebatnya saya alami disini. ditambah beban psikologis karena kuliah yang nggak lulus - lulus.
semua terasa menyakitkan, juga melelahkan.
kemudian di suatu siang, saya nyasar ke sebuah website yang menawarkan kuliah online jarak jauh. istilah kerennya MOOC (massive open online course).
namanya www.edx.org
jadi website ini adalah platform yang memfasilitasi semua orang yang punya niat untuk kuliah online secara gratis. mata kuliahnya bisa dipilih sesuai minat. dan penyelenggaranya adalah universitas ternama di dunia.
kuliah ini ada jadwalnya, ada durasi kuliah, syarat dan ketentuannya juga.
di awal saya disuruh bikin semacam motivation letter, point - point nya jelas. saya harus menjelaskan secara spesifik positif benefit yang akan saya terima, kemudian saya juga harus sangat rinci menjelaskan apa saja obstacle yang akan saya hadapi terus menerus di mata kuliah yang saya ambil, serta langkah terukur apa yang akan saya lakukan ketika obstacle itu terjadi.
kemudian ada tugas, biasanya studi kasus dan critical thinking. ada diskusi, homework essay, dengerin dosen ngajar, dan sesuatu yang baru kali ini saya temui : mengoreksi dan menjabarkan dengan detail kekurangan dari essay yang ditulis teman saya (secara anonim).
persis kayak kita ambil mata kuliah di kampus. bedanya ini online learning.
saya sendiri ambil 2 mata kuliah, yaitu :
1. Contract Law : From Trust to Promise to Contract --- HarvardX (Harvard University)
ini sepertinya suratan takdir banget dari Allah. karena saya kan lagi riset tentang hukum konstruksi yang arahnya ke manajemen kontrak. susah banget nyari referensi tentang ini dan inilah satu - satunya mata kuliah di Harvard Uni yang sesuai dengan saya dan bisa saya ambil.
jodoh banget.
ya Allah kapan lagi saya bisa menempuh mata kuliah dari universitas terbaik di muka bumi ini ? *nangis bahagia*
syarat dapat "ijazah" : saya harus lolos passing grade (lulus ujian dengan nilai minimal yang disyaratkan). kalau saya mau ijazah saya ada tanda tangan dan cap basah dari Harvard Uni, saya harus bayar $125
2. Becoming an Entrepreneur : MitX -- Massachusetts Institute of Technology
MIT ini bisa dibilang dewanya kampus teknik lah ya, mata kuliah kewirausahaan ini saya tempuh karena saya pengen dapat wawasan dari "dewa". karena MIT sendiri adalah kampus bisnis terbaik di dunia meskipun dia adalah kampus teknik.
karena menurut saya mata kuliah kewirausahaan itu agak tricky aplikasinya di dunia teknik sipil. yakali peluang bisnis cuma bangun perumahan, punya resort, jadi konsultan/kontraktor aja sih.
karena menurut saya mata kuliah kewirausahaan itu agak tricky aplikasinya di dunia teknik sipil. yakali peluang bisnis cuma bangun perumahan, punya resort, jadi konsultan/kontraktor aja sih.
saya perlu belajar kerangka creative thinking nya.
syarat dapat ijazah : saya harus lolos passing grade (lulus ujian dengan nilai minimal yang disyaratkan). kalau saya mau ijazah saya ada tanda tangan dan cap basah dari MIT, saya harus bayar $69
tantangan
sejauh ini tantangan yang harus saya lalui adalah writing skills saya diuji banget. plus materi yang butuh waktu lama untuk dipahami. tapi ya ini sudah konsekuensi lah ya. secara saya ambil mata kuliah di universitas terbaik. sudah pasti saya harus "naik kelas" untuk bisa sama dengan mereka yang duduk di bangku kuliah di kampus sana. kemampuan berbahasa inggris pun juga dituntut sudah harus berada di level university.
saya beneran berasa kuliah di luar negeri. beneran dalam satu hari kalau ada jadwal kuliah, ya saya harus "hadir". biasanya satu hari 2 jam, udah sama tugas kelas sama quiz. kalau homework lain lagi.
untuk pertama kalinya saya merasa bersyukur kuliah saya dibikin molor sama tuhan. kalau nggak gini nggak akan saya punya cukup waktu untuk bisa dapat dan memanfaatkan kesempatan ini. posisi saya sekarang yang kuliah sambil kerja aja pas waktunya libur kuliah bener - bener habis buat kerja. kebayang kalau saya udah lulus kuliah. pasti capek banget ikut mata kuliah online dengan jam perkuliahan mengikuti jam di Boston.
akhir kata, ini kesempatan untuk semua orang. kalau saya bisa dapat kesempatan ini, kamu juga bisa. kelas kuliah online ini gratis. tapi tetap ada tanggungjawab disana.
oh iya, ini agak out of topic sih. tapi saya juga suka baca - baca paper gratis terbitan Harvard di web nya Harvard Business School Working Knowledge.
jadi, kamu mau ikut mata kuliah apa ? di Harvard Univerity juga kah seperti saya ?
Samarinda, 22 Oktober 2018
Riffat Akhsan, yang sekarang mulai mengerti apa maksud tuhan tentang alasan kuliahnya molor.
NB : beberapa referensi memberikan rekomendasi lain seperti Coursera, Future Learn, Khan Academy, MIT Open Course Ware, Open Yale Course,
NB : beberapa referensi memberikan rekomendasi lain seperti Coursera, Future Learn, Khan Academy, MIT Open Course Ware, Open Yale Course,
gambar diambil via wikipedia
jadi kebetulan saya dan umi saya secara nggak janjian nonton drama Korea yang sama.
saya kan di Samarinda, nggak laporan juga kalau lagi ngikutin drama ini. nah pas lagi khuyuk - khusyuknya nonton di episode 9 - 10, eh umi saya telpon. minta di didownload kan drama ini.
ceritanya beliau pas pulang dari kampus, capek. trus buka TV dan drama ini lagi tayang (on going). nah umi saya langsung jatuh cinta sama drama ini, kata beliau script ceritanya kuat banget.
eh ternyata yang beliau tonton episode 9 - 10.
drama ini bercerita tentang Profesor Ahli Bedah Jantung, Choi Seok Han yang harus kehilangan anaknya yang menderita penyakit jantung karena menyelamatkan sang putri yang juga menderita penyakit jantung. di sisi lain Park Tae Soo menjadi dokter asisten Profesor Choi karena beliau yang menyelamatkan jantung ibunya. cerita menjadi semakin seru karena ibu Park Tae Soo harus menunggu donor jantung.
sepertinya drama ini mengusung alur maju - mundur cantik seperti drama nya Tante Annelise Keating ( How to Get Away with Murder) untuk memantik rasa penasaran penonton. karena di episode awal diceritakan adegan Park Tae Soo yang membawa lari organ jantung, yang merasa Prof Choi berkhianat. memotong antrean donor jantung yang harusnya untuk ibunya dialihkan ke pejabat tinggi yang menderita penyakit yang sama dengan ibunya.
dua episode pertama saya masih belum dapat feel nya selain tokoh utama nya Dokter Park Tae Soo yang gantengnya menghunjam bumi karena mirip sama pemain badminton China idola saya ; Fu Haifeng.
mbak - mbak yang disalahkan terus menerus atas keadaan yang bahkan dia nggak minta. tapi dia tetep gigih untuk bersikap lapang dada. dan yang bikin saya "klik" sama drama ini adalah tentang bagaimana mbak ini "main cantik" dengan kelebihan yang dia miliki.
drama medis memang ujungnya nggak jauh dari politik internal rumah sakit, conflict of interest antara nyelametin pasien atau hal hal duniawi seperti uang atau waktu luang, atau masalah sosial akibat intervensi pejabat gitu.
tapi saya setuju dengan umi saya, drama ini ceritanya kuat. dia punya ciri khas.
selain jalan cerita yang menghipnotis, saya menunggu - nunggu bagaimana script writer - nim berusaha membangun romansa antara Park Tae Soo dan Yoon Seo Yoon. apakah tetap manis tanpa menganggu cerita, ataukah gengges bin maksa.
well, kalau kamu memang suka drama medis seperti saya. drama ini harus banget ditonton.
Samarinda, 22 Oktober 2018
Riffat Akhsan, yang makin kesini makin sulit cari waktu buat nonton Drama Korea
21 October
Rasulullah S.A.W pernah bersabda "tuntutlah ilmu sampai ke negeri china - utlubul 'ilmu min siin"
di Surabaya dulu saya nggak pernah punya kesempatan untuk belajar bahasa baru, belajar bahasa Arab di pondok nggak masuk hitungan ya karena saya give up sama nahwu shorof. sodara kembar saya cukup tertarik dengan bahasa Jepang tapi saya ? saya nggak cukup tertarik dengan bahasa apapun di luar bahasa inggris. even bahasa frongse atau jerman pun (yang menjanjikan sekolah gratis di sana) saya juga nggak tertarik.
diluar fakta toilet yang naudzubillah, saya jatuh cinta dengan negeri tirai bambu. saya cinta dengan budayanya, bahasanya, infrastrukturnya, makanannya, dan lain - lainnya selain toiletnya lah pokoknya.
saya lupa kapan kecintaan saya dengan yang berbau bau mandarin ini berawal. namanya juga jatuh cinta, tiba - tiba cinta aja gitu. tapi mungkin kalau boleh saya katakan cinta ini berawal dari ; saya melihat kerja keras dan keberanian mengambil risiko.
awalnya nggak ada kepikiran buat belajar bahasa mandarin. selain karena nggak ada akses di Surabaya untuk saya, (karena di Surabaya minat saya lebih ke digital content gitu) saya juga ngerasa kemampuan saya nggak nyampe lah untuk bisa bahasa mandarin.
awalnya nggak ada kepikiran buat belajar bahasa mandarin. selain karena nggak ada akses di Surabaya untuk saya, (karena di Surabaya minat saya lebih ke digital content gitu) saya juga ngerasa kemampuan saya nggak nyampe lah untuk bisa bahasa mandarin.
trus saya termotivasi sama salah satu pemain tunggal putra Denmark, Viktor Axelsen. si Viktor ini konsisten banget belajar bahasa mandarin sampai tahun ini dia udah sampai di level native speaker dan mulai sering diundang buat liga liga nasional di China.
pindah ke Samarinda, saya direkomendasikan oleh ayahnya teman saya untuk ke sebuah yayasan sosial yang punya program pembelajaran bahasa mandarin. singkat cerita saya kemudian bergabung di kelas tersebut.
Lao Tze saya adalah seorang ibu muda awal 30 an lulusan universitas negeri di Guangzhou jurusan pengajaran bahasa mandarin. beliau adalah penerima beasiswa bilateral pemerintah Indonesia - China. Lao Tze adalah seseorang yang passionnya memang mengajar, beliau begitu bersemangat dalam setiap kelas yang kami ikuti.
pindah ke Samarinda, saya direkomendasikan oleh ayahnya teman saya untuk ke sebuah yayasan sosial yang punya program pembelajaran bahasa mandarin. singkat cerita saya kemudian bergabung di kelas tersebut.
Lao Tze saya adalah seorang ibu muda awal 30 an lulusan universitas negeri di Guangzhou jurusan pengajaran bahasa mandarin. beliau adalah penerima beasiswa bilateral pemerintah Indonesia - China. Lao Tze adalah seseorang yang passionnya memang mengajar, beliau begitu bersemangat dalam setiap kelas yang kami ikuti.
dari beliau saya banyak belajar tentang banyak hal, tentang kehidupan, tentang bisnis, tentang parenting (sometimes), tentang pandangan tentang bagaimana bertahan menjadi minoritas (karena saya juga menjadi minoritas dalam beberapa situasi), dan banyak hal lain diluar bahasa mandarin itu sendiri.
pada intinya, bahasa mandarin itu kayak bahasa Indonesia. murni kata per kata. bukan kayak bahasa inggris dengan aturan tenses apalagi bahasa Arab dengan segala kerumitan nahwu shorof nya. penting untuk kita paham pinyin nya duluan. sisanya vocab aja.
tentang huruf kanji, mereka memang sulit. tapi kalau sering latihan menulis lama - lama kerasa kok kalau pola hurufnya begitu - begitu aja.
kalau kata Lao Tze saya sih kalau fokus ke huruf kanji ya progress bisa bahasa mandarin nya bakal lambat. lebih baik fokus ke speaking.
satu hal yang unik, bahasa mandarin ini nggak bisa dipelajari tanpa guru. karena banyak pengucapan yang sama namun hurufnya berbeda. seperti vocab - vocab yang pinyin nya berawalan huruf Z,X,S,Q,C, itu pengucapannya hampir mirip "C" semua. trus ada intonasi nada - nada gitu. beda nada bisa beda arti.
proses belajar bahasa mandarin ini kayak belajar ngaji, pertama harus paham huruf hijaiyah, trus harokat, trus tajwid. bedanya kalau di bahasa mandarin prosesnya paham pinyin, nada, berani ngomong, paham arti, terakhir baru ngerti huruf kanji.
diluar itu bahasa mandarin ini mengajarkan konsistensi, kesabaran, dan kerja keras. gimana kita bisa berproses bersama waktu. gimana kita bisa bertahan di rumitnya sebuah bahasa.
teman - teman saya udah banyak banget yang muntaber (mundur tanpa berita) karena nggak kuat untuk tetap konsisten di kelas ini. beberapa mundur karena menganggap bahasa ini susah dan nggak penting untuk dipelajari.
well, kalau menurut saya sih bahasa mandarin ini penting banget setelah bahasa Inggris. karena kiblat bisnis dan teknologi dunia bakal berpusat di China. negara ini juga makin kesini makin banyak menerbitkan jurnal tentang infrastruktur yang inovatif (lihat aja sekarang mana negara dengan infrastruktur teknik sipil paling masif).
yah, at the end saya hanya mencoba untuk mengamalkan hadist Rasulullah.
jadi, bahasa baru apa yang kamu pelajari sebagai bagian dari aktualisasi diri mu ?
Samarinda, 21 Oktober 2018
Riffat Akhsan, yang bersyukur ada satu lagi resolution unlock di list "things I must do before 30".
satu minggu yang lalu, saya dan saudara kembar saya Fatimah diajak Syla (teman satu tim riset) untuk main dan nginep di rumah dia di Tenggarong. agenda kami di Tenggarong cuma : city tour, jalan ke Ladaya dan main ke kebunnya Syla.
di tulisan ini saya mau fokus cerita tentang Ladaya. Ladaya ini merupakan singkatan dari Ladang Budaya. sebuah tempat yang awalnya merupakan tempat kumpul para seniman Tenggarong untuk menggelar festival yang kemudian berubah menjadi sebuah tempat dengan konsep eco tourism berbasis alam.
singkatnya yang bisa dilakukan di Ladaya saat nggak ada event adalah ; foto - foto, main paintball, dan menjajal permainan adventure ketinggian seperti high rope, sepeda gantung, flying fox. oh ada satu lagi ; nemenin dedek dedek kecil main di play ground.
begitu parkir, saya disuguhi pemandangan replika kayu horizontal artifisial dari beton sebagai pintu gerbang dengan loket tiket dan toilet. waktu saya kesana harga tiket masuk untuk dewasa sebesar Rp. 11.000,00 rupiah dan anak anak sebesar Rp. 6000,00 rupiah.
itu harga tiket masuk saja. tiket wahana dijual terpisah tergantung wahana apa yang dipilih.
setelah pemeriksaan tiket, saya melewati semacam lorong memanjang yang isinya jualan street food, tampak depan lorong kurang fotogenik menurut saya. saya lebih suka liat sebelah belakang lorong ini yang berupa gerbong kereta api.
saya kemudian berbelok ke kiri karena kata Syla lebih baik belok kiri karena sejatinya trek kawasan ini memutar sehingga saya lebih bisa nyaman keliling.
disini juga ada semacam kebun binatang mini. lumayan saya jadi bisa liat beruang madu, burung merak, monyet, Alhamdulillah nggak ada binatang buas semacam buaya dan ular di mini zoo ini.
FOTO - FOTO
di antara rumah rumah ini, beberapa menempati kontur lahan rata sehingga terlihat seperti kompleks cottage. beberapa berada di atas ketinggian (mengingatkan saya dengan rumah pohon) beberapa ada di lereng, dan beberapa di atas air.
selain rumah rumah itu, ada spot foto yang menarik perhatian saya : jembatan dan gazebo lucu.
PERMAINAN ADVENTURE KETINGGIAN
ini yang menjadi inti dari kawasan ini, area outbond dengan berbagai permainan ketinggian.
PAINTBALL AREA
pas lewat area paintball ini kebetulan pas ada yang lagi main disana. seru sekali melihat mereka bermain perang - perangan.
jadi untuk kamu yang sudah bosan dengan mall dan pengen cari sesuatu yang unik dan cukup berbeda, Ladaya ini bisa jadi pilihan.
kamu punya rekomendasi tempat wisata berbasis alam juga kah ? kalau ada share ya di komentar :)
Samarinda, 9 Desember 2018
Riffat Akhsan, preferensi wisatanya cenderung ke arah keindahan bangunan berkonsep alam
20 October
tulisan ini dibuat sebagai bentuk dukungan atas dimulainya produksi film Dilan 1991 #7JutaPenontonUntukDilan1991
hidup begitu misterius, kita tidak akan pernah benar - benar mengerti mengapa kenyataannya harus berakhir seperti itu. aku harus bisa menerimanya sebagai sebuah kenyataan dan yang kemudian bisa kulakukan adalah mengambil pelajaran dari banyak hal yang sudah aku alami itu, untuk mulai melanjutkan kehidupan menuju yang lebih baik, bahkan meskipun tidak harus saling memiliki, tetapi kita masih bisa saling mendukung.
adalah paragraf yang membuat saya tercenung, di tengah histeria setelah menonton film dilan 1990
entah kenapa di akhir film Dilan 1990 saya menahan air mata mendengar soundtrack yang berjudul "dulu kita masih SMA". lagunya kayak yang kangen banget pengen balik ke jaman SMA tapi apa daya kenyataan nggak sejalan.
sebuah kisah yang bittersweet.
Dilan ada untuk Lia sebelum Lia bertanya adakah laki - laki yang bisa membuat Lia riang di bumi. Dilan tahu rasa sakit sebelum Lia merasakannya, Dilan memahami Lia. Dilan memahami Lia lebih baik dari Lia sendiri.
waktu Lia takut, Dilan adalah pelindungku. ketika Lia merasa sendirian, Dilan adalah kenyamananku, Dilan menjaga Lia. Dilan menjaga Lia dari bahaya tanpa Lia menyadarinya.
di hatiku ada dia, dengan perasaan hangat yang kumiliki. di kepalaku adalah dia, dengan semua sensasiku dan alam imajinasiku yang melayang.
gambar diambil via Line today
saya yakin semua orang pasti punya "Dilan" nya masing masing. seseorang yang begitu caper, kemudian kalian grown up relationship. dan akhirnya berpisah karena ya sesimpel nggak takdir. mereka yang terkunci di sudut hati. layaknya gudang kecil di belakang rumah yang menjadi pemanis keseluruhan rumah, bukan untuk membayangi kamar utama.
Karena Memang Ada Mereka yang Hanya Bisa Hidup Dalam Kenangan
selamat tinggal, Bandung. selamat tinggal, Dilan. selamat tinggal, Bunda, Disa, Piyan. selamat tinggal, Wati.
terima kasih !
kemudian adalah air mata.
gambar diambil via Line today
Samarinda, 20 Oktober 2018
Riffat Akhsan, yang belajar arti kedewasaan lewat novel Dilan 1991
salah satu resolusi saya yang harus saya capai tahun ini adalah turun berat badan. jadi baby step yang harus saya lakukan dalam satu hari adalah mengurangi porsi nasi menjadi hanya satu kali sehari plus memakan buah mentah setiap hari.
ya meskipun kopi pagi dan ajakan teman teman untuk kumpul makan ikan bakar kelar proyek jam 10 an malam masih sulit saya tolak sih.....
oke lupakan, kita fokus ke makan nasi hanya satu kali setiap hari.
nah biasanya saya makan ini di siang hari. jadi you dadah babay sama sate atau nasi goreng yang biasanya hadir untuk makan malam. sorry bro sis, saya nggak bisa makan kalian kalau saya nggak lagi buka puasa.
biasanya sebelum ada upaya turun berat badan ini, ketika saya sudah makan satu menu di siang hari saya akan memakan menu lain yang saya mau di malam hari. nah semenjak makan satu kali sehari saya jadinya harus menunda keinginan saya dengan bilang "besok siang ya".
ucapan "besok siang" ini memberi solusi untuk semuanya. program saya di hari itu nggak rusak, plus hati saya nggak kecewa :))
turun berat badan saya ini bukan bertujuan untuk kurus, tapi untuk saya lebih kuat fisik. secara kan saya kerja di proyek bisa sampai berbelas belas jam, belum kalau harus balik kantor. kasian banget asisten saya kalau saya harus sakit hanya karena saya nggak jaga kesehatan saya.
upaya turun berat badan ini juga sekalian biar saya lebih bisa mencintai diri saya sendiri. gimana tubuh saya udah kerja keras sampai hari ini memastikan saya sehat. yang bisa saya lakukan adalah dengan memberikan apa yang menjadi hak tubuh saya : seperti pencernaan yang harus lancar setiap hari, selalu dipenuhi kebutuhan air putihnya, dan tidak memaksa tubuh saya bekerja keras di jam yang sulit.
karena bukan bertujuan untuk kurus ( jadi nggak pake booster semacam obat kurus, fat burner, atau apalah itu) maka konsistensi yang jadi tantangan saya. saya paham butuh waktu minimal 6 bulan bahkan satu tahun untuk akhirnya saya bisa turun berat badan.
yup, ini jadi satu pelajaran lagi buat saya. bagaimana saya bisa bertahan dalam komitmen dalam jangka waktu yang lama. karena ini bukan kerjaan yang imbalannya nyata. tapi ini tentang manfaat yang sifatnya linier dengan upaya saya. semakin saya mencintai tubuh saya, semakin dia akan memberi manfaat untuk hidup saya.
jadi, besok siang kayaknya saya mau makan nasi padang deh. karena hari ini sudah makan ayam asam manis.
Samarinda, 20 Oktober 2018
Riffat Akhsan, yang bahagianya sederhana banget. tiba - tiba dibawain sate ayam sama anak proyek buat sahur puasa sunnah misalnya.
gambar diambil via soompi
saya lupa kapan terakhir kali terbaper baper saking manisnya cerita sebuah drama korea.
drama ini benar - benar bikin saya diabetes saking manisnya.
ceritanya tentang Han Se Gye (Seo Hyun Jin), bintang film yang punya kondisi khusus. jadi setiap bulan doi bakal berubah rupa menjadi orang lain selama sepekan. bentuk rupa nya ini bebas nggak terbatas umur, ras, usia, dan jenis kelamin. bisa jadi nenek tua, anak kecil, anak laki - laki SMA, bapak bapak paruh baya, ibu - ibu berumur, jadi om om bule, mbak - mbak afro, bebas mah pokoknya.
kelainan ini doi dapat ketika lagi liburan di spanyol kalau nggak salah, doi terlibat kecelakaan dan diselamatkan oleh "seseorang". nah setelah kejadian kecelakaan itulah kelainan ini dimulai.
seseorang yang menyelamatkan Han Se Gye ini si Seo Do Jae (Lee Min Ki), presdir maskapai penerbangan. semenjak kejadian si Seo Do Jae nyelametin Han Se Gye ini, Seo Do Jae juga punya kondisi khusus. dia jadi nggak bisa mengenali wajah orang.
singkat cerita Han Se Gye ini jadi brand ambassador perusahaan Seo Do Jae. karena sebuah insiden akhirnya mereka berdua tau kondisi khusus yang dimiliki satu sama lain. cerita jadi makin bikin baper ketika setiap Han Se Gye berubah rupa dia nginepnya di rumah Seo Do Jae.
mereka berdua juga harus memerankan skenario "pasangan abad ini" untuk menarik popularitas maskapai penerbangan yang Seo Do Jae Pimpin.
mereka berdua juga harus memerankan skenario "pasangan abad ini" untuk menarik popularitas maskapai penerbangan yang Seo Do Jae Pimpin.
ceritanya ringan, tapi bikin senyum senyum. gimana mereka bisa membuat satu sama lain nyaman tanpa kerasa maksa, yang paling bikin seger ya kocaknya itu lhoooo.
pokoknya seneng deh nonton ini, lumayan buat teman rehat disaat tugas kantor lagi jahanam sambil ditemani kopi panas.
tonton gih.
Samarinda, 20 Oktober 2018
Riffat Akhsan, yang senyum senyum sendiri nonton The Beauty Inside
pokoknya seneng deh nonton ini, lumayan buat teman rehat disaat tugas kantor lagi jahanam sambil ditemani kopi panas.
tonton gih.
Samarinda, 20 Oktober 2018
Riffat Akhsan, yang senyum senyum sendiri nonton The Beauty Inside
Subscribe to:
Posts (Atom)
Search