01 February
Untuk pertama kalinya setelah jadi insinyur. Saya Perdi ke Samarinda. Ahahahaha.
Jadi tuh kamis tanggal 23 Januari 2020 habis visit workshop di resort saya sama abah sama fatimah lanjut ke Samarinda. Meeting di resort berlangsung cukup lama. Jadi saya sama abah sama fatimah agak siang baru berangkat ke Samarindanya. Umi berangkat duluan karena jadwal kuliah doktoral beliau dimulai jam 1 siang. Praktis beliau sudah harus sampai di Samarinda jam segitu.
Kami berangkat jam 12 siang dari Bontang. Karena habis meeting belum makan siang, kamipun mampir di Warung Makan "KENARI" di daerah PIR km 30 jalan poros Samarinda - Bontang. Abah saya kalau di rumah makan ini selalu pesan burung dara goreng. Karena warung makan ini punya farm, fishery dan harvest organik yang masih satu kawasan dengan rumah makannya. Tapi waktu kita ke sana burung dara nya masih belum bisa dipotong. Jadilah saya dan fatimah moved to another option yang juga juara rasanya : ayam goreng. Sementara abah pesan ikan mas goreng. Minuman yang saya rekomen di rumah makan ini adalah es kelapa di gelas. Pilihan nya adalah dengan sirup atau gula merah. Sahabat boba seperti saya dan rusma tentu saja pesan es kelapa dengan gula merah alias brown sugar.
Saya nggak sempat foto makanan kami karena rapat 4 jam di workshop resort beneran mendorong level lapar saya di batas maksimal.
Kelar makan, kami lanjut cus ke Samarinda. Perjalanan sekitar 20 menitan, abah minta saya nyobain aplikasi airy rooms sama oyo rooms buat cari - cari tempat buat kami berempat nginap malam itu.
Saya yang otak cuan dan aritmatiknya jalan terus ini setuju dengan permintaan abah. Karena ini adalah perjalanan dinas reguler yang frekuensinya sebulan bisa sampai delapan kali. Jadi ya, kali ini waktunya airy. Bukan aston.
Oh saya lupa bilang kalau perjalanan dinas kami berempat ini dirapel jadi satu. Umi tugas belajar dari kampus tempat beliau jadi dosen. Sementara abah mau cek dan mobilisasi material sekalian ada dua agenda rapat. Saya dan fatimah juga ada dua agenda rapat. Sekalian ada juga urusan di kampus dan ada rapat juga sama pihak kampus.
Adek saya bilang cobain oyo deh kak. Katanya lumayan potongan harganya. Wah boleh nih. Saya lalu download aplikasi ini trus sign up dan masukin kode referal random guy yang saya temukan modal search di twitter dengan keyword "kode referal oyo bandung". Eh dapat dong. Saya coba apply dan voila saya dapat diskon 44% *ketawa bahagia*.
Saya dapat dua kamar di Star One Guest House di jalan dermaga daerah SCP. Hmmm agak kurang "bagus" sih daerahnya. Gini - gini saya sempat bertahun - tahun di Samarinda juga coy. Jadi cukup tau lah yaaaa.
Tapi mari kita coba sajalah. Ini yang paling oke harganya. Saya booking dua kamar dan dapat harga 225 ribuan saja. Artinya satu kamar bahkan nggak sampai seratus lima puluh ribu harga per malam nya. Mungkin juga karena hari itu hari kamis yang mana hari kerja jadi saya bisa dapat harga semurah itu.
Ini rincian invoice tagihan dari oyo nya. Sistem mereka bayar via kartu atau bayar di hotel. Sebenernya kalau saya bayar pake kartu bakal dapat potongan harga lagi. Tapi abah saya bilang bayar di hotel aja karena beliau bilang jangan sampai kena zonk. Udahlah daerahnya "gitu deh" amit - amit kalau kamarnya amsyong juga. Jadi opsi bayar di hotel ini memungkinkan untuk saya memenuhi permintaan abah saya untuk cek kamar dulu kalau kalau-kurang sreg di hati tinggal batalin aja bookingan dan cari tempat lain.
Saya harap kamu kamu yang baca ini juga bisa dapat keberuntungan potongan harga cukup banyak seperti yang saya dapatkan. Bisa Pake kode referral saya RIFFAKGNM3.
Nyampe Samarinda, saya langsung ke kampus. Kelar dari kampus udah sore jam 5. Kami langsung jemput umi di Kampus Doktoral Unmul. Saya, umi, sama fatimah ke toko kain buat belanja kain. Sementara abah ngopi di Pop's yang nggak jauh dari toko kain.
Habis dapat kain dan batu buat dijahit di kain kami langsung check in. Well komen umi saya waktu ke sini adalah "kita belum pernah lho kak nginep di daerah ini"......
Alhamdulillah bangunannya memang sesuai sama foto. Bangunan baru yang menurut insting insinyur saya usianya belum genap lima tahun.
Proses check in berjalan dengan cukup cepat namun sayang kami diminta membayar uang deposit seratus ribu per kamar yang mana di aplikasi dan di email tidak dicantumkan informasi tersebut. Hal itu jugalah yang bikin uang cash saya habis karena mereka tidak ada mesin EDC. Saya dapat kamar tipe standar di Lantai 3. Sebelahan sama kamar abah dan umi saya. Sempat kaget dengan luas kamar yang terlalu compact. Tapi kekagetan dan kebingungan ini bisa sedikit reda setelah saya dan fatimah menemukan space buat shalat yang sedikit maksa tapi not bad lah.
Saya cukup terkesan dengan AC Daikin yang mereka pasang di tiap kamar. Tapi bos ternyata AC kamar saya nggak dingin. Mirip AC yang tekanan freon nya kurang. Beda dengan kamar abah umi saya yang suhu 21 aja udah bikin mereka kedinginan khas Daikin. Tapi memang hidup nggak pernah sempurna. TV kamar abah umi saya nggak ada channelnya sama sekali sementara TV kamar saya baik - baik saja.
Saya dan Fatimah lalu memutuskan ke SCP habis isya dan setelah dirasa cukup istirahat. Karena masalah klasik tiap nginap di hotel adalah nggak ada cukup air putih. Sekalian mau lapor masalah AC ke resepsionis. Rugi dong turun tiga lantai via tangga cuma buat lapor masalah AC. Abah umi nggak nitip apa - apa selain air putih (juga). Mereka nggak complain soal TV karena mereka cukup puas dengan kecepatan wifi yang diakses melalui laptop yang mereka bawa.
Di SCP saya dan fatimah cukup surprise dengan SNP yang ngeluarin moisturizer seri Pomegranate, Snail, dan Aloe dengan harga di bawah seratus ribu. cosrx facial wash yang salicylic acid harganya lebih murah dari watson. Juga mediheal sheetmask yang hadir di farmers market. Tapi tentu saja kekagetan ini tidak berubah jadi action karena kami memang cuma beli air putih. Urusan Skin Care, saya dan fatimah memang hanya setia sama sistur distributor korea kita tersayang si @fthyans (instagram).
Di SCP saya sama fatimah cuma beli gulu - gulu sama montato. Sempat tergoda sama promoan satu bucket ayam KFC yang cuma 50 ribu. Apalagi hari itu hari terakhir. Tapi ngeliat antreannya aja udah mau pingsan rasanya.
Kami balik ke hotel dan diinfokan sama resepsionis kalau AC kita udah dibenerin. Mereka juga ngasih nomor call centre kalau - kalau AC nya masih belum sesuai harapan.
Saya masuk kamar dan langsung sependapat sama fatimah kalau mas - mas maintenance nya masih belum fix the problem AC kurang tekanan freon ini. Tapi badan kita udah capeo banget. Rasanya udah nggak ada energi untuk pertaruhan yang sepertinya hanya akan memberikan respon "lho kan sudah kami perbaiki AC nya".
Saya tidur cukup nyenyak karena meskipun ruangan tidak dingin merata setidaknya swing AC memang mengarah ke tempat tidur dan bagi kami itu sudah cukup.
Paginya abah keluar duluan karena urusan material. Sementara saya dan fatimah milih ngendon di hotel karena jam check out masih lama. Jam 12 siang. Kami memang harus menyiapkan bahan rapat. Sementara umi juga memutuskan hal yang sama karena kuliah beliau jam 1 dan masih harus bikin tugas dulu.
Fatimah memutuskan buat nge grab lumpia favorit sejak awal kuliah di samarinda. Sementara saya memilih nge grab sarapan buat kami bertiga. Lengkap deh. Camilan dan sarapan.
siang, kami langsung checkout karena umi udah mau masuk kuliah. abah mau jum'atan. saya dan fatimah lalu didrop di Lembuswana. alasannya karena enak buat jadi tempat nungguin beliau jum'atan di masjid Al- Ma'ruf.
saya dan fatimah lalu telponan sama Fenny buat ketemuan di gramedia. alasan lain selain gramedia waktu jum'atan itu nggak terlalu rame jadi puas buat belanja buku. selain itu karena saya mau shalat dzuhur di mushola gramedia.
karena udah langganan beli buku di gramedia, saya jadi sering melewatkan waktu shalat di sini. sampai suatu kali saya permisi untuk shalat di mushola mereka. dan surprisingly mushola ini boleh juga digunakan oleh pengunjung. letaknya di lantai tiga gedung gramedia Lembuswana. disana ada ruang makan karyawan, toilet, tempat wudhu, sedikit gudang, dan ruangan manajer Gramedia. inilah keuntungan shalat dzuhur di hari jum'at. sepi maksimal.
kelar shalat, Fenny sudah datang dan kita belanja buku. saya beruntung dapat dua novel romance berlatar proyek konstruksi. menariknya, penulisnya memang insinyur teknik sipil. love you mbak Soraya Nasution !
habis itu saya janjian ketemu dilembuswana foodcourt sama abah kelar shalat jum'at. sekalian nunggu abah, saya baca novel yang baru dibeli di Gramedia tadi. ternyata oh ternyata Lembuswana Foodcourt ini bagus sodara - sodara. maklum saya baru pertama kali ke sini.
suasana foodcourt ini mengingatkan saya dengan food court Tunjungan Plaza 1 yang di belakang bioskop 21 itu. tapi bedanya disana nggak ada playground buat anak kecil seperti di foodcourt lembuswana.
karena udah jam makan siang, akhirnya saya pesan nasi goreng sosis dan green tea. rasanya enak dan harganya masuk akal.
kelar makan pas mau ke parkiran eh ternyata ada barongsai. jadi inget jaman SMA dulu, ada eskul barongsai. yang ikutan eskul itu dapat poin banyak. trus setiap dua minggu sekali kita wajib nontonin eskul barongsai perform di lapangan sekolah ~
habis itu kami pisah sama Fenny yang harus balik kampus. saya dan fatimah (juga abah) pamit karena harus hadir meeting. kami lalu ke kantor rekanan untuk meeting proyek. capek sih, tapi senang. alhamdulillah.
habis dari kantor rekanan kami lalu menuju ke Samarinda Square untuk meeting selanjutnya. watson Samarinda Square ini sungguhlah ratjun. kenapa oh kenapa tiap saya kesana selalu ada skincare yang promo ????
saya lalu menyempatkan buat mampir beli eye serum. karena mata panda ini udah nggak bisa ditoleransi ~
meeting berlangsung lancar. setelahnya kami langsung balik Bontang karena minggu saya harus lembur bikin laporan bulanan.
ah akhirnya, sampai sudah kita di akhir cerita perjalanan ini. terima kasih sudah mau membaca sampai di sini.
dadah :)
Bontang, 2 Februari 2020
Riffat Akhsan, yang lagi nunggu cucian.
17 January
Selamat tahun baru :)
postingan pertama di 2020, dengan tampiln backend nya blogger yang baru setelah satu dekade. akhirnyaaaaaa, meskipun agak kagok cari tombol edit bisa juga saya menulis dengan nyaman memakai versi blogger yang lebih baru ini.
tulisan ini sudah ngedraft lama. tapi karena sibuk tugas akhir dan alhamdulillah pendidikan insinyur saya selesai. maka mari kita update blog tercinta ini.
Big Bad Wolf Balikpapan duluan, rapatnya belakangan. jadilah kamis, 7 November saya berangkat ke Balikpapan. awalnya simpel. temen saya di kampus si Fenny barengan sama Angel ngajakin roadtrip ke Balikpapan buat ke BBW. maklum, ini pertama kalinya BBW hadir di bumi kalimantan. saya waktu itu masih di Bontang waktu si Fenny sama Angel ngajakin sodara kembar saya. jarak Samarinda - Balikpapan juga nggak terlalu jauh sih. cuma masalahnya bos, saya waktu itu lagi di Bontang yang mana kalau mau ke Balikpapan kudu 3 jam dulu ke Samarinda. lalu lanjut 3 jam ke Balikpapan.
sempat super bingung mau ikut apa enggak. karena memori saya tentang Balikpapan itu kurang bagus. waktu itu saya ingat kota ini memiliki aura angkuh dan selebihnya saya tidak berminat untuk jalan - jalan selain take off - landing dari bandara internasionalnya.
kemudian, H-3 dari jadwal saya baru memutuskan berangkat karena kantor wilayah dimana saya bekerja pindah lokasi dari Samarinda ke Balikpapan. hari itu untuk pertama kalinya saya harus menghadiri rapat progress di kantor wilayah yang baru di Balikpapan.
saya terpukau dengan koleksi buku yang dihadirkan di BBW. terutama di bagian design & architecture, business & economics, family & relationship. buku - buku impor yang selama ini masih jadi wish list saya karena harganya yang mencapai beberapa ratus ribu dollar bisa saya dapatkan hanya dengan beberapa ratus ribu rupiah.
saya pulang dengan membawa sekitar lima belas buku. rasanya menyenangkan memboyong buku - buku yang kalau saya total dengan harga di marketplace harganya setara satu buah sepeda motor. namun di BBW, saya hanya membayar sepersepuluhnya.
habis belanja. foto - foto kami sempat duduk di food court BBW. makanannya lumayan enak dengan harga masuk akal. kelar dari BBW, kami langsung check in ke guest house dekat kantor. saya masih belum lupa kantor lah booster perjalanan ini. secara lahir batin. fisik maupun finansial. eh.
malamnya saya diajak Fenny untuk jalan jalan ke mall Penta City yang terhubung ke mall e - walk. yaampun saya langsung jatuh cinta dengan Penta City. mengingatkan sama mall kesayangan saya di Surabaya : Grand City.
e walk mall
meski terhubung, Penta City dan E Walk memiliki suasana dan segmentasi yang berbeda. e - walk memberi suasana yang berbeda dengan warna - warna ceria dan fasad toko toko yang berbau eropa dengan segmentasi pasar middle up. sementara Penta City lebih memberikan nuansa mewah dengan lighting yang kalem dan warna - warna pastel. segmentasi pasar mall ini lebih ke arah High End.
yang menarik, Penta City mengundang pengunjung e walk dengan spot fotonya yang tematik.
kemudian sisa malam kami habiskan dengan menyusuri garis pantai mulai dari depan RS Pertamina sampai ke Manggar. disinilah saya bisa menyerap irama, energi, dan suasana Balikpapan. di titik inilah memori kurang baik saya atas kota ini membaik dan akhirnya netral.
***
"aku sudah bekerja keras. aku layak mendapatkan kemewahan dan eksklusivitas"
"aku sudah bertahan dari situasi tidak mengenakkan di kantor" menjadi pembenaran atas keangkuhan sikap yang sekali dua kali terlihat kepada pelayan/low level employee di akhir pekan.
"kok begini pelayanannya, harusnya begini. harusnya begitu" nyinyiran yang dirasa benar karena pengalaman perjalanan dinas dan menerima service nomor wahid.
***
stress tinggi yang melingkupi jiwa mayoritas penduduk kota inilah yang akhirnya memberi kesimpulan pada Riffat kecil tentang makna "angkuh". kira - kira begitulah kontemplasi saya atas "rasa" Balikpapan.
namun ketika kembali ke kota ini dalam usia yang lebih dewasa, saya akhirnya mengerti bahwa aura kota ini adalah aura bekerja keras. mayoritas penghuni Balikpapan adalah pekerja. sekalipun bergaji besar, pekerja tetaplah pekerja yang tidak memiliki kemerdekaan waktu dan finansial. hal inilah yang ditangkap oleh indra batin masa kecil saya dulu.
kembali ke kota ini, saya lebih bisa berempati. hidup memang tidak mudah. namun Balikpapan memberi pelajaran pada saya bahwa lapang dada dan rasa syukur adalah mata uang yang mahal harganya. bagaimana hidup menghadapi kita adalah satu hal. bagaimana kita menghadapi hidup adalah lain perkara. mereka adalah dua hal yang sebenarnya berbeda namun seringkali selalu dipandang jadi satu. padahal, memang lebih baik membuatnya terpisah.
saya menutup hari dengan senyum bahagia. jiwa saya refresh. hati saya gembira.
paginya saya langsung ke kantor wilayah. rapat terkait salah satu perusahaan dalam holding company dimana saya bekerja yang terlibat dalam dua proyek kerjasama dengan kantor wilayah tersebut. rapat berlangsung lancar dan ternyata jam sudah menunjukkan tengah hari.
bangga membangun negeri
Fenny yang waktu itu nungguin saya dan Fatimah rapat mengusulkan untuk jalan jalan ke Pantai Lamaru yang sepi kalau hari kerja. tapi sebelumnya dia mau ke gramedia dulu buat beliin titipan saudaranya. kami langsung memutuskan ke mall Balikpapan Plaza.
Fenny di Balikpapan Plaza
karena kelaparan, kami langsung beli McDonald via drive thru aja untuk nanti dimakan di pantai. terniat banget bawa bekal buat piknik di Pantai Lamaru.
Lamaru menyambut dengan ramah. jalan tanah dengan pohon pinus di kiri kanan jalan membuat keinginan untuk ke Korea memanggil manggil. indah sekali.
kami berhenti di bibir pantai yang menghadap ke laut. tanpa mematikan mesin. hanya makan sambil memandang laut. how a beautiful way to get a lunch.
setelah makan, tidak ada yang kami lakukan. hanya duduk diam, memandang laut. terima kasih ya Allah untuk kesempatan ini.
setelah dirasa cukup, kami langsung balik karena besoknya saya harus masuk kantor. Alhamdulillah. perjalanan yang singkat tapi menyenangkan. terima kasih Balikpapan, terima kasih kantor wilayah untuk undangan rapatnya, terima kasih abah umi untuk izinnya :)))
Bontang, 17 Januari 2020
Riffat Akhsan. -- yang secara kebetulan ingat kalau hari ini adalah anniversary ke 27 pernikahan orangtuanya.
02 November
sumber gambar : Fiber Creme
saya pertama kali nemu channel Youtube dia waktu nonton #KokohReview. saya suka
dengan gaya review dia yang cerdas dan nggak menjerumuskan viewersnya. well
meskipun tagline dia "membuka segel itu nikmat" terasa
agak gengges di saya.
tapi kemudian, seiring dengan banyaknya endorse dan brand yang kerjasama konten
sama dia saya jadi malah meninggalkan dia karena.......
PALSU KAMU MZ....
saya nggak cocok dengan gaya iklan dia karena
mendingan dia bikin narasi film pendek sekalian ajalah daripada memaksakan
untuk memasukkan brand tertentu ke dalam daily vlog.
dan sayapun meninggalkan dia.
di suatu siang. ketika saya lagi gabut di kantor, saya iseng
nonton ekspedisi segarisnya. ekspektasi saya nonton ini dari yang tadinya
suudzon kemudian kecele aja dong. meskipun bukan penonton on
going, saya tetap terkagum kagum dengan sinematografinya yang luar
biasa. ekspedisi segaris beneran melebihi ekspektasi saya. ini
ekspedisi luar biasa. terlalu sempurna. hanya lewat layar laptop saya disuguhi
pemandangan terbaik kekayaan alam Indonesia. mulai Sabang sampai Merauke. dari
Toraja sampai Wamena. riset dan perancangan perjalanannya sesuai banget
sama storyline trip. saya duga proses brainstormingnya cukup panjang dan
alot.
ekspedisi segaris (semangat generasi milenial) merupakan kerjasama
Kevin Hendrawan dengan Fiber Creme. saya juga kurang paham Fiber Creme ini
produk apaan. tapi yang jelas Fiber Creme sukses membangun brand awareness lewat
ekspedisi segaris karena jujur saya jadi penasaran mau beli HAHAHAHA.
ekspedisi ini berbiaya mahal. untung buat
kita penontonnya. saya membayangkan mahalnya seorang Kevin mencarter helikopter
untuk menuju lereng Gunung Jaya Wijaya, mencarter kapal di Derawan, dan yang
pasti mencarter mobil di setiap perjalanan. karena hampir nggak mungkin dia
naik angkutan umum untuk mengejar best time. belum lagi dia yang
memobilisasi para bintang tamu yang berbeda di setiap episodenya.
dibandingkan Livi Zheng, saya rasa Kevin
Hendrawan lebih berhak mendapat spotlight 2019 tentang
kekayaan alam dan budaya Indonesia.
sumber gambar : Pesona Travel
sekilas saya teringat dengan weekend list. program yang dia
bintangi dulu. tapi kali ini dengan personalisasi ala Kevin Hendrawan. salah satu hal yang paling menonjol dalam konten ini adalah saya melihat begitu banyak unsur kearifan lokal yang terbangun lewat interaksi alami. sebuah terobosan besar bagi saya, mengingat kebanyakan konten wisata di Indonesia hanya menjadikan kearifan lokal masih sebatas tempelan.
jika pada konten wisata biasa perhatian terpusat kepada presenter, Ekspedisi segaris boleh bangga karena menyajikan kontradiksi. Kevin Hendrawan yang biasanya memosisikan diri sebagai pusat perhatian dalam Ekspedisi segaris justru berperan sebagai tour guide untuk penonton menikmati alam Indonesia lebih jauh.
jadi, kalau kamu bosan dengan konten grebeg rumah dan pamer kemewahan ala Atta Halilintar. atau konten setengah matang ala selebritis yang mencoba jadi youtuber, ekspedisi segaris ini cukup oke buat ditonton.
Bontang, 2 November 2019
Riffat Akhsan -- yang lagi gabut karena kecepetan ambil cuti.
02 October
sumber gambar : dramabeans
kegantengan Ji Chang Wook yang manakah yang kamu pungkiri ?
inilah yang saya syukuri. setelah tamat ngebucin om Jisung di drama korea Doctor John akhirnya saya dapat drakor untuk ngebucin lagi. dan nggak tanggung - tanggung, tvN ngasih oppa Ji Chang Wook aja dong sebagai lead male nya uwuwuwuwu.
inilah drama pertama oppa Ji Chang Wook setelah jagat perdrama korea-an ditinggal oppa ganteng selama dua tahun untuk wamil. kemunculannya kali ini terasa beda. saya merasa oppa semakin matang, mature, dan yang pasti GANTENG. ibarat orang LDR trus akhirnya ketemuan dan memutuskan untuk bersama selamanya ~
oke jadi itu kesan pertama nonton drama ini. Ji Chang Wook lah alasan saya nungguin drama jum'at - sabtu ini.
terlepas dari kebucinan saya, harus diakui Ji Chang Wook adalah aktor yang selektif memilih naskah. pemilihan naskah dari drama yang dia bintangi merujuk kepada kondisi dia saat itu. seperti drama suspicious partner yang saya drop di tengah cerita karena menurut saya itu drama yang dibintangi Ji Chang Wook untuk kejar setoran mengumpulkan pundi - pundi won sebelum wamil HAHAHAHA.
The K2 merupakan drama (serius) terakhir yang saya tonton sebelum oppa wamil. dan emang sebagus itu. sampai hari ini saya masih ingat jalan cerita drama itu.
sumber gambar : dramabeans
menjiwai peran adalah kekuatan akting Ji Chang Wook. inilah yang membuat banyak orang mengkategorikan drama ini ke dalam fantasy - romance. tapi tidak menurut saya. jalan cerita drama ini terasa nyata. ntah kenapa.
bercerita tentang Ma Dong Chan (Ji Chang Wook) seorang PD - nim alias produser berbakat yang menggawangi acara reality show berjudul "Surga Eksperimen Tanpa Batas". sebuah reality show yang menghibur dan menakjubkan. kepiawaiannya dalam mengolah konten acara menjadikan Ma Dong Chan meraih berbagai penghargaan.
suatu hari, Ma PD-nim merancang sebuah tayangan eksperimen yang fenomenal. melibatkan seorang ahli kimia, percobaan cryonic ini merupakan percobaan untuk membekukan manusia selama 24 jam untuk kemudian dibangunkan kembali. percobaan ini diyakini akan mengingkatkan kualitas hidup mamalia. percobaan yang sudah berhasil pada lumba - lumba kemudian diuji coba kepada manusia.
subjek uji adalah dua orang. yaitu Ma Dong Chan untuk subjek uji laki - laki. dan Ko Mi Ran sebagai subjek uji perempuan. singkat cerita ada konspirasi dalam eksperimen ini. sehingga yang tadinya hanya membekukan subjek uji selama 24 jam menjadi 20 tahun. proses pengujian ini terjadi pada tahun 1999.
20 tahun kemudian, yaitu tahun 2019 lah cerita sebenarnya dimulai. Ma Dong Chan dan Ko Mi Ran kemudian terbangun dan mengalami kelainan fungsi tubuh. dimana karena efek pembekuan mereka harus bertahan hidup dengan suhu tubuh 31.5 derajat celsius.
karena baru nonton 2 episode saat saya menulis cerita ini, jadi saya nggak bisa cerita banyak. yang jelas drama ini lucu dan menantang. saya mencium aroma romansa dalam perjalanan Ma Dong Chan dan Ko Mi Ran dalam mengungkap apa sebenarnya dibalik proses pembekuan mereka.
duh kan, jadi nggak sabar nungguin download nya yang keluar hari sabtu - minggu.
banyak yang menyayangkan kenapa Won Jin A yang mendapat peran sebagai Ko Mi Ran. menurut para bucin Ji Chang Wook, Won Jin A dinilai kurang cantik untuk peran Ko Mi Ran. hmmm saya justru senang dengan kehadiran Won Jin A dalam drama ini. benar, dia memang kurang cantik dibandingkan lawan main Ji Chang Wook di drama - drama sebelumnya. namun saya rasa writer-nim memilih Won Jin A karena ia memenuhi sketsa penokohan Ko Mi Ran. benar saja, saya melihat Won Jin A seperti menjadi dirinya sendiri dalam memerankan Ko Mi Ran. ia yang hangat, ceria, dan penyayang. jadi saya setuju - setuju aja dengan sosok Ko Mi Ran yang diperankan Won Jin A.
tentang alur cerita, saya punya feeling kalau cerita drama ini semakin lama akan semakin berat. jadi, jangan kaget kalau nanti unsur komedinya diberi porsi yang semakin sedikit dan porsi misteri yang semakin berat.
anyway, bucin Ji Chang Wook wajib banget nonton drama ini. karena kegantengan hakiki seorang Ji Chang Wook bertebaran dimana mana dalam drama ini.
dadah ~
Bontang, 2 Oktober 2019
Riffat Akhsan -- yang lagi ngemil kacang atom dan minum thai tea di rumah tenaga ahli.
18 September
di suatu pagi yang cerah, Bos VDEC (salah satu direktur dalam holding tempat saya bekerja, perusahaan konstruksi spesialis dalam kota untuk proyek non tender). meminta saya untuk meninjau proyek pengamanan jembatan di daerah Guntung.
Guntung ini merupakan salah satu kecamatan tertua di Kota Bontang. setiap tahun diadakan Erau di tempat ini. erau pelas benua namanya. ngomong - ngomong soal erau pelas benua, baru tahun ini saya berkesempatan melihat untuk pertama kalinya selama hidup di Bontang. datang juga karena ada undangan, maklum mbak - mbak proyek konstruksi agak - agak goblok kalau urusan sama kebudayaan.
karena proyeknya non tender, saya juga nggak ekspektasi penanganan jembatannya di sungai sebesar sungai mahakam. trus dari narasi Bos VDEC proyek ini kategori pengadaan yang urgent karena banjir besar beberapa bulan lalu.
saya dibriefing kalau tukang dan pengawas lapangan baru hadir jam 10. karena katanya air sungai pasang.
begitu saya datang, LAH KOK SUNGAI NYA KAYAK GOT AJA SIH.
ekspektasi saya terhadap sungai guntung adalah sungai yang ada buaya nya. sungai yang sempat viral video buaya yang bersahabat dan jinak dengan penduduk. begitu datang, LAH MANA BUAYA NYA.
WE WANT BUAYA.
oke,
oke,
lupakan tentang buaya, mari bicara mamalia alias pengawas lapangan proyek ini. meskipun duluan saya nyampe lapangan dibanding dia. saya nyampe lapangan dia baru bangun tidur -____-. tapi yang saya suka dari dia adalah karena pengawas lapangan saya ini cakap. apapun hal teknis jembatan realisasi lapangan yang saya tanyakan dia bisa jawab. jadinya saya nggak harus meraba mulai darimana analisis saya.
akhirnya dia saya traktir boba.
akhirnya dia saya traktir boba.
setiap proyek punya karakteristiknya masing - masing. tidak semua proyek punya pemandangan indah. termasuk proyek ini. saya yang lupa pakai sneakers harus rela melewati sempadan sungai yang tidak rata dan isinya kandang ayam semua menggunakan sepatu flat.
proyek jembatan adalah cinta pertama saya. jadi, dijabanin aja lah.
Riffat Akhsan dan Pengawas Lapangan
dinding pengaman sungai nya melar. kayak badan saya. adalah salah satu hal yang saya tinjau di proyek ini. jadi saya harus menghitung selisih kubikasi bronjong melar ini terhadap gambar rencana. inilah tugas saya sebagai insinyur di proyek ini.
yang sudah rapi dibangun ternyata dikikis dari dalam. sama kayak hubungan mati yang kamu jalani kemudian terkikis karena kenyataan dirimu sendiri yang kamu sadari sudah berubah. ASHIAAAPPP
inilah hal paling penting dari kunjungan saya. akibat banjir, badan sungai mengalami agradasi dan degradasi. batimetri sungai yang mengalami degradasi membuat abutment jembatan di sungai ini berkurang kekuatannya akibat perubahan daya dukung tanah. inilah yang kemudian diperbaiki agar supaya jembatan yang menjadi satu-satunya akses masyarakat tidak runtuh dan menimbulkan korban jiwa.
mungkin hati juga gitu kali ya, ketika terjadi perubahan kondisi. ya kita harus sadar diri untuk juga melakukan perubahan. atau kita bakal runtuh.
mbak, mbak. udahan dong curhatnya ~ *ditendang masyarakat*
dadah ~
Bontang, 18 September 2019
Riffat Akhsan, yang lagi ngerjain draft final quantity proyek muara bengkal.
27 May
1. Micellar Water
saat ini saya pake Garnier Micellar Water, tapi tinggal sedikit. kayaknya habis ini mau ganti pake Micellar Water nya Watson. lumayan 100 ribu dapat setengah liter. bisa buat air wudhu. #eh
2. Face Wash
saat ini saya pake 2 sabun muka : Garnier Sakura White untuk pagi. Senka yang Perfect Whip kalau malam dan ketika muka saya sekotor dosa. kalau ke proyek sudah pasti saya bawa Senka. karena aduh debu batching plant dan pengecoran itu sungguhlah terlalu.
3. Exfoliating
awalnya saya mau pake Bio Essence untuk Exfoliating, ternyata jodohnya sama Safi Deep Exfoliator. karena Exfoliating ini nggak boleh dipakai setiap hari, jadi saya pake nya selang - seling. trus hanya saya pakai saat malam aja.
4. Toner
saat ini saya lagi cinta sama toner alami berupa cuka apel merk S&W. tapi mungkin kedepan saya mau coba Emina Face Toner.
5. Essence
Essence lagi - lagi saya pake Garnier. baik Garnier Pure Essence maupun Garnier Sleeping Essence. dua - dua nya yang Sakura White. tapi ntah kenapa saya lagi tergoda buat coba Benton Snail Bee High Content Essence.
6. Serum
serum saya pake Some By Mi. aduh duh duh itu kecintaan sekali. tapi kadang saya selingin dengan serum nya Garnier. lagi lagi Sakura White.
mostourizing saya pake the one and only Nature Republic 92% Aloe Vera.
8. Sheet Mask / Clay Mask / Black Mask / Nose Mask
nah item kategori ini yang bikin saya semangat lembur hahaha. karena masker itu banyak sekali di pasaran dan semua lucu - lucu.
kalau masker yang powder saya punya merk lokal rumah rempah yang Green Tea sama masker Killer Queen yang Red Rose. saya juga pake masker Aztec.
sheet mask saya masih pegang Innisfree.
black mask saya suka punya Freeman yang Charchoal + Black Sugar Mud. kalau sodara kembar saya lebih suka Bio Aqua Activated Carbon Peel Off Mask.
clay mask saya suka Innisfree Super Volcanic Pore Clay Mask.
nose mask saya lagi cinta sama Innisfree yang Jeju Volcanic Lava. aduh itu terniat angkat komedo nya.
untuk masker emang saya terobsesi untuk angkat komedo. karena saya perang banget sama komedo.
9. Sun Screen
sun screen saya masih pegang Emina sama Garnier Sakura White. biasanya mereka berdua saya tumpuk jadi satu biar ceritanya double protection gitu.
10. Eye Cream
jujur saat ini saya merasa masih belum perlu pake eye cream karena merasa udah di back up sama mostourizer si Nature Republic itu. karena problem saya di mata adalah mata panda.
tapi kalau besok - besok khilaf beli eye cream nggak tau lagi hahaha.
saya banyak banget mention produk garnier dalam list ini karena saya udah pake ini dari jaman saya masuk SMP yang cuma tau nya skin care itu sabun muka doang.
skin care di mata mbak mbak proyek
banyak banget ya nyinyir sama cewek yang hobby skin care an. beberapa cowok - cowok di proyek juga sering nanya ke saya soal skin care dari perspektif cewek. beberapa membawa masalah finansial/anggaran bocor/boros maksimal urusan skin care di kalangan cewek.
well pendapat saya adalah :
skin care adalah cara perempuan menghargai dirinya sendiri.
saya menulis di sini tidak bisa dibilang mewakili populasi ya. banyak juga rekanan saya di proyek yang nggak pake skin care sama sekali selain sabun muka. meski ada juga yang seperti saya suka skin care.
make up dirasa berlebihan. sementara debu konstruksi dan panas matahari itu hadir all out di lapangan. saya juga nggak mau jadi itik buruk rupa meskipun saya perempuan sendiri di proyek konstruksi. sehingga selain alasan kebutuhan, skin care juga membantu saya (mbak - mbak konstruksi) untuk tampil "natural" di lapangan (saya selalu nggak make up an kalau di lapangan).
karena saya di proyek konstruksi nggak berniat lenongan dengan tampil full makeup dan memecah konsentrasi tukang besi.
nggak make up gini aja langganan dipatahin hatinya sama tenaga ahli #curhat.
skin care adalah cara saya untuk tetap waras dan merasa "perempuan". karena berada di proyek konstruksi membuat saya berpikir, bertindak, dan memutuskan sesuatu berdasarkan alur pikiran kaum adam.
"logis" urusan belanja skin care
sebagai cewek, goal saya memakai skin care itu : wajah nggak kusam, nggak jerawatan, pori - pori saya mengecil, dan kulit wajah saya sehat.
untuk menuju goal ini ada banyak banget produk yang tersedia di pasaran. inilah yang sering bikin cewek kalap belanja dan bikin para cowok pusing.
kalau menurut saya, rasionalitas nggak boleh hilang untuk urusan belanja skin care.
saya punya prinsip, untuk satu kategori (kecuali masker) saya hanya boleh punya satu produk. membeli lebih dari satu produk diizinkan dengan alasan yang logis (bukan mengada - ada atau cuma sekedar pengen). contohnya sabun muka saya dua (saya beli Senka belakangan setelah Garnier) karena saya merasa Senka emang lebih asoy ngebersihin muka saya dari debu semen dibanding Garnier.
saya punya prinsip, untuk satu kategori (kecuali masker) saya hanya boleh punya satu produk. membeli lebih dari satu produk diizinkan dengan alasan yang logis (bukan mengada - ada atau cuma sekedar pengen). contohnya sabun muka saya dua (saya beli Senka belakangan setelah Garnier) karena saya merasa Senka emang lebih asoy ngebersihin muka saya dari debu semen dibanding Garnier.
kemudian serum, Some By Mi saya habis pas kebetulan saya lagi di hutan. serum yang ada saat itu adalah Garnier. makanya serum saya ada dua.
selain karena fact excuses, saya hanya mengizinkan untuk membeli produk baru setelah produk lama saya habis. ini juga berlaku kalau saya mau ganti merk. jadi biar saya tergoda gimanapun nyobain merk baru kalau punya saya belum habis ya saya sekuat tenaga menahan diri untuk nggak beli.
disclaimer : semua produk yang saya sebut tidak termasuk produk yang nggak cocok di muka saya ya. kalau nggak cocok ya langsung saya hempas.
beberapa teman saya yang suka gonta - ganti merk skin care memilih ukuran travel size untuk produk skin care yang mereka beli. karena dirasa lebih efektif dan efisien.
semua kembali ke preferensi
skin care itu tentang rajin tidaknya mencari referensi dan tentang kaya nya wawasan product knowledge.
saya sering ditawarin produk SK-II bahkan La Mer untuk skin care saya. tapi saya ngerasa belum butuh. ya nggak tau lah ya kalau nanti saya udah masuk ke fase anti aging. tapi saya merasa produk yang saya pakai saat ini saja sudah lebih dari cukup. produk memang punya efek yang berbeda satu sama lain. tapi semua kembali ke preferensi kita masing - masing.
goal mu apa ? trus tahapan skin care kamu gimana ? apakah dia memiliki banyak tahapan atau lebih memilih cutting step dengan memprioritaskan produk - produk two in one atau three in one jadi memutus tahapan skin care an ? trus apakah skin care saat ini benar - benar dibawah harapan atau bagaimana ?
hal - hal diatas sih yang jadi pertimbangan saya sebelum memilih produk. terlepas dari harganya berapa.
beberapa teman saya memiliki budget skin care tetap setiap bulan. selama produk tersebut masuk budget dia akan beli. jadilah dia koleksi.
goal mu apa ? trus tahapan skin care kamu gimana ? apakah dia memiliki banyak tahapan atau lebih memilih cutting step dengan memprioritaskan produk - produk two in one atau three in one jadi memutus tahapan skin care an ? trus apakah skin care saat ini benar - benar dibawah harapan atau bagaimana ?
hal - hal diatas sih yang jadi pertimbangan saya sebelum memilih produk. terlepas dari harganya berapa.
beberapa teman saya memiliki budget skin care tetap setiap bulan. selama produk tersebut masuk budget dia akan beli. jadilah dia koleksi.
saya cukup setuju sih sama langkah budgeting ini. karena hidup kita kan nggak cuma untuk skin care. masih ada tas dan sepatu berjuta - juta yang masuk ke wish list.
soal ketersediaan. saya adalah orang yang kalau darurat pas skin care saya habis saya bakal cari produk Garnier karena pasti di hutan pun ada. namun beberapa rekanan saya juga banyak yang skin care nya setia pake viva atau wardah karena alasan mudah didapat.
jadi jangan terlalu percaya ya teman - teman kalau ada yang bilang skin care mbak - mbak proyek itu branded semua. enggak kok, buktinya saya juga masih pake punya drugstore.
akhir kata, skin care itu tentang konsistensi. ya percuma semua skin care kamu mahal - mahal tapi kamu nya nggak konsisten trus skin care nya kadaluarsa dan berakhir di tong sampah. sayang banget.
beli skin care level bawah, tengah, atas itu semua tentang preferensi. semua itu pilihan. mau pake skin care atau nggak pake skin care itu juga pilihan.
yang penting jangan ada nyinyir di antara kita.
ciao.
Bontang, 27 Mei 2019
Riffat Akhsan --- yang berharap kulitnya glowing kayak mbak Song Hye Kyo.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Search