karya
25 January
![]() |
Sumber Gambar |
Sekarang kita semua berada di dunia yang gampang sekali
berubah, dunia digital membuat segalanya mudah berubah, mulai dari pernyataan
seseorang (yang setelah menuai reaksi tertentu seperti bullying), sampai pada
peraturan perundang undangan (terjadi pada kasus Go-Jek).
Apakah perubahan itu buruk ? bisa ya bisa tidak. Yang jelas,
perubahan seringkali menuai perbedaan. Perubahan adalah salah satu fenomena
wajar di era industrialisasi digital ini, perubahan membuat perbedaan dan
perbedaan membuat perubahan.
Perubahan dan perbedaan kemudian memotivasi kita berpikir
kreatif untuk terus berkarya. Kadangkala, perbedaan yang terlalu mencolok
memaksa kita untuk berhenti berkarya. Terlalu berbeda seakan akan salah,
padahal terlalu sama juga belum tentu benar kan ?
Kenapa kita tidak berpikir untuk terus berkarya dalam
perbedaan, saya percaya perubahan yang terjadi di dunia ini berangkat dari karya
karena perbedaan. Perbedaan budaya transportasi memotivasi berdirinya aplikasi
berbasis online, perbedaan pandangan dan ekspresi jiwa memotivasi seseorang
untuk mencurahkan pengalaman dan pemikiran dalam bentuk blog, perubahan hobby
memotivasi seseorang untuk berkomunitas, dan lain sebagainya.
Kalau kita tarik benang merah, sadarkah kita bahwa sebuah
karya untuk sebuah perubahan berangkat dari perbedaan ?
![]() |
Sumber Gambar |
Perbedaan ada karena kita berubah, perubahan ada karena kita
berkarya. Karya ada karena kita menghadapi perbedaan. Wah ternyata perubahan,
karya, dan perbedaan itu saling berkaitan ya ? lantas kenapa harus berhenti
berkarya ?
Teruslah menghasilkan karya positif demi perubahan yang
positif. perbedaan selalu ada, namun ketika kita menanggapi dengan positif maka
karya yang positif selalu ditunggu oleh mereka yang memiliki semangat perubahan
ke arah yang lebih baik.
artikel ini diikutkan dalam lomba blog 4 tahun KEB berkarya

12 October
![]() |
source |
tulisan ini adalah tulisan yang saya tulis sebagai blogger tamu di blognya mas Arif Munandar.
Muda Itu Berbeda dengan Karya
Masa muda adalah
masa keemasan, masa dimana kamu bisa bertahan menyelesaikan masalah
sesulit apapun. Masa berubah ataupun masa membuat perubahan.
Yang saya liat,
anak anak muda sekarang terjebak dalam skema hura hura yang
melenakan, banyak dari mereka maunya yang simple, maunya yang nyaman,
maunya ikut arus aja.
Saya juga masih
muda, masih 20-an. Masih suka nonton korea dan main main kesana
kemari dengan alasan “mumpung masih muda” dan “kapan lagi
begini”
Tapi kemudian
saya berpikir, apakah nyaman menjalani hidup begini begini saja, so
typical. Saya lalu menarik benang merah kesuksesan milyuner milyuner
muda dunia dan sampai pada satu kesimpulan : mereka berbeda karena
karyanya.
Tidak perlu jauh
jauh berbicara tentang perubahan, apalagi berbicara sebagai anak muda
yang merupakan agen penentu masa depan. kita berbicara tentang makna
berbeda saja dulu. Menjadi berbeda kan tidak perlu berubah banyak
tokh ? cukup membuat suatu ciri khas yang memiliki daya otomatisasi
untuk diingat dengan baik oleh orang lain. Sesederhana itu.
Bos Facebook
tidak pernah menyangka ia akan bisa memiliki satelit sendiri seperti
sekarang, waktu itu pikirannya hanya sebatas membuat karya. Begitupun
dengan bos google, ia hanya berusaha berkarya dengan apa yang ia
bisa. dan karya itulah yang membuat mereka berbeda.
Usia muda adalah
usia perenungan, titik balik, sekaligus perumusan proyeksi masa
depan. Mereka yang mau berkarya di usia mudanya adalah mereka yang
menjadi berbeda dengan anak muda lainnya.
Berkarya tidak
harus tentang menciptakan hal hal wow seperti iphone tandingan
ataupun mesin pencari tandingan, menulis dengan rutin dan arif
menanggapi kritik dan komentar juga sudah termasuk berkarya.
Menciptakan sebuah desain yang “berbicara” dan mengarsipkannya
dengan rutin juga termasuk karya. Kamu juga bisa berkarya dengan seni
lukis, craft, scrapbook dll, Apalagi membangun sebuah startup, itu
jelas jelas karya. Berbeda dengan karya adalah upaya untuk berterima
kasih kepada keluarga dan lingkungan atas karunia usia muda.
Kuliah dengan
baik dan menghasilkan IPK menjulang memang karya, tapi itu kewajiban.
Bukan komponen yang membuatmu berbeda. menurut saya. Kenapa ? karena
dengan kemampuan usia mudamu, kamu bisa lebih dari sekedar IPK
menjulang saja.
Keluar dari zona
nyaman hura hura, kurangi nyinyir di social media, berhenti mencari
perhatian dengan hal tak berguna, ciptakan karya yang membuat kamu
eksis dalam artian positif, dan konsisten dalam berkarya. karena
karya yang positif akan menuntun kamu pada kesempatan kesempatan
besar positif lain, yang sangat boleh jadi akan membawa kamu pada hal
hal luar biasa.
Berkarya positif
bukan berarti merenggut masa muda, tapi lebih kepada memberikan value
kepada diri dan lingkungan, toh anak muda adalah mereka yang mampu
menggabungkan tanggungjawab dengan kesenangan. Kamu tetap bisa
menikmati masa mudamu, tapi dengan warna baru sebuah karya.
Kamu bebas
berkarya dengan media apapun, asal bertanggungjawab dan memberikan
impact positif bagi lingkunganmu. Karena karya merupakan tanda kamu
adalah anak muda yang berbeda.
terima kasih mas Arif untuk kehormatannya menulis di blog anda :))
Surabaya, 12 Oktober 2015
Riffat Akhsan
28 November
Photo by Thought Catalog on Unsplash
apa itu self publishing ?
terjemahan bebas menurut saya, self publishing adalah sebuah alternatif untuk penerbitan buku dimana kamu sendiri yang mengawal prosesnya dari awal sampai akhir. (editing, layouting, desain cover, pendaftaran ISBN, pencetakan, promosi, distribusi, penentuan harga jual, dll)
Subscribe to:
Posts (Atom)
Search