project visite
18 September
di suatu pagi yang cerah, Bos VDEC (salah satu direktur dalam holding tempat saya bekerja, perusahaan konstruksi spesialis dalam kota untuk proyek non tender). meminta saya untuk meninjau proyek pengamanan jembatan di daerah Guntung.
Guntung ini merupakan salah satu kecamatan tertua di Kota Bontang. setiap tahun diadakan Erau di tempat ini. erau pelas benua namanya. ngomong - ngomong soal erau pelas benua, baru tahun ini saya berkesempatan melihat untuk pertama kalinya selama hidup di Bontang. datang juga karena ada undangan, maklum mbak - mbak proyek konstruksi agak - agak goblok kalau urusan sama kebudayaan.
karena proyeknya non tender, saya juga nggak ekspektasi penanganan jembatannya di sungai sebesar sungai mahakam. trus dari narasi Bos VDEC proyek ini kategori pengadaan yang urgent karena banjir besar beberapa bulan lalu.
saya dibriefing kalau tukang dan pengawas lapangan baru hadir jam 10. karena katanya air sungai pasang.
begitu saya datang, LAH KOK SUNGAI NYA KAYAK GOT AJA SIH.
ekspektasi saya terhadap sungai guntung adalah sungai yang ada buaya nya. sungai yang sempat viral video buaya yang bersahabat dan jinak dengan penduduk. begitu datang, LAH MANA BUAYA NYA.
WE WANT BUAYA.
oke,
oke,
lupakan tentang buaya, mari bicara mamalia alias pengawas lapangan proyek ini. meskipun duluan saya nyampe lapangan dibanding dia. saya nyampe lapangan dia baru bangun tidur -____-. tapi yang saya suka dari dia adalah karena pengawas lapangan saya ini cakap. apapun hal teknis jembatan realisasi lapangan yang saya tanyakan dia bisa jawab. jadinya saya nggak harus meraba mulai darimana analisis saya.
akhirnya dia saya traktir boba.
akhirnya dia saya traktir boba.
setiap proyek punya karakteristiknya masing - masing. tidak semua proyek punya pemandangan indah. termasuk proyek ini. saya yang lupa pakai sneakers harus rela melewati sempadan sungai yang tidak rata dan isinya kandang ayam semua menggunakan sepatu flat.
proyek jembatan adalah cinta pertama saya. jadi, dijabanin aja lah.
Riffat Akhsan dan Pengawas Lapangan
dinding pengaman sungai nya melar. kayak badan saya. adalah salah satu hal yang saya tinjau di proyek ini. jadi saya harus menghitung selisih kubikasi bronjong melar ini terhadap gambar rencana. inilah tugas saya sebagai insinyur di proyek ini.
yang sudah rapi dibangun ternyata dikikis dari dalam. sama kayak hubungan mati yang kamu jalani kemudian terkikis karena kenyataan dirimu sendiri yang kamu sadari sudah berubah. ASHIAAAPPP
inilah hal paling penting dari kunjungan saya. akibat banjir, badan sungai mengalami agradasi dan degradasi. batimetri sungai yang mengalami degradasi membuat abutment jembatan di sungai ini berkurang kekuatannya akibat perubahan daya dukung tanah. inilah yang kemudian diperbaiki agar supaya jembatan yang menjadi satu-satunya akses masyarakat tidak runtuh dan menimbulkan korban jiwa.
mungkin hati juga gitu kali ya, ketika terjadi perubahan kondisi. ya kita harus sadar diri untuk juga melakukan perubahan. atau kita bakal runtuh.
mbak, mbak. udahan dong curhatnya ~ *ditendang masyarakat*
dadah ~
Bontang, 18 September 2019
Riffat Akhsan, yang lagi ngerjain draft final quantity proyek muara bengkal.
07 May
setelah masa - masa senggol bacok, kantor saya punya kegiatan yang namanya "rekreasi".
bukan, rekreasi di sini bukan semacam outing dengan berbagai kegiatan team building.
kami semua berkumpul bersama mengunjungi proyek yang "terpilih". tujuannya untuk merekatkan kembali hubungan antar rekan. karena tidak ada yang lebih merekatkan selain berada dalam satu perjalanan.
proyek yang terpilih ini biasanya merupakan proyek tahap tengah - akhir yang naga - naga nya akan mengajukan contract change order / balanced budget dan ingin mengajukan addendum.
kali ini proyek yang saya kunjungi berada di kecamatan Batu Ampar. sebuah area tepian sungai dengan penduduk mayoritas pegawai perusahaan sawit dan petani karet.
namanya juga project visite, yang mejadi wisata nya adalah silaturahmi bersama tenaga ahli tinjauan proyek itu sendiri. jadi kami semua urun rembuk di lapangan. diskusi, menganalisis, dan mencari solusi bersama untuk kemajuan progress report. plus mengumpulkan data untuk nantinya diolah di kantor sebagai bahan rapat.
saya selalu suka dan antusias setiap project visite. karena saya suka dengan cara kerja lapangan yang banyak ilmunya. keramahan para mas - mas tenaga ahli dalam struktur organisasi proyek, kearifan para tukang - mandor - kepala tukang yang bikin ketawa, serta suasana lapangan yang memberikan energi berbeda untuk saya.
saya menyelam sambil minum air saat project visite. kerja iya, kulineran iya, jalan - jalan juga iya.
kalau di Batu Ampar ini saya terkesan dengan kulinernya. di sini saya diajak makan dengan lauk daging rusa. wow. beruntung, saya udah cek daging rusa ini halal untuk dimakan.
Batu Ampar memantik rasa syukur saya yang "mungkin" pudar terbuai fasilitas kota. di sini listrik PLN hanya menyala 12 jam. untuk area pusat kecamatan, selebihnya nyaris tidak teraliri listrik. jaringan sudah 4G memang. tapi diluar pusat kecamatan benar - benar tidak ada sinyal.
ini jugalah yang membuat saya harus begadang lembur menunggu data yang dikirim dari proyek ini di musim - musim bikin laporan. karena mas - mas tenaga ahlinya kan di lapangan, trus sore baru pulang. ketika berada di base camp baru bisa kerja dan berkomunikasi dengan saya yang di kantor.
infrastruktur merupakan asa di daerah ini. masih banyak area - area yang terisolasi jika turun hujan.
mobil kami sempat tenggelam hampir satu meter dalamnya di lumpur saat masa - masa penyerahan lapangan awal - awal proyek dulu. mobil dengan penggerak empat roda harga mati di sini.
selama di lapangan saya banyak merenung. bagaimanakah masyarakat sini kalau berada dalam kondisi gawat darurat dengan kondisi infrastruktur yang sulit begini ?
bukan hal baru. kontemplasi seperti itu selalu muncul setiap project visite karena memang kantor saya spesialis jalan jembatan. namun kontemplasi itu selalu sukses membuat saya malu dengan keluhan rutin saya ke mbak - mbak costumer service tentang bandwith internet yang melambat walau sedikit.
saya selalu kagum dengan profesionalisme para insinyur teknil sipil di lapangan. mereka yang bermental tangguh di lapangan yang keras. menghadapi berbagai kendala psikososial dari warga, kejenuhan bekerja, juga tekanan dari kantor. dan yang pasti, memiliki kemampuan teknis dan psikis yang cakap sehingga dapat diandalkan untuk menjadi problem solver.
mereka yang saya yakin dulu jaman sekolah pasti ikut pramuka karena tau benar bagaimana caranya enjoy di hutan.
lapangan selalu memberikan suasana menyenangkan untuk saya. alat - alat berat yang eksklusif dan spesifik untuk metode pelaksanaan tertentu hadir di lapangan bagai eksibisi. bahagia rasanya melihat bidang yang memang saya cintai "hidup" dalam realita. bukan hanya tampil di jurnal, literasi, dan dokumentasi belaka.
pengalaman itu berharga.
di jalan pulang, saya berdoa agar para rekanan saya selalu sehat - sehat. proyek kami berjalan lancar sesuai target. serta jika terjadi masalah, kami bisa mengatasinya.
amin.
Bontang, 8 Mei 2019
Riffat Akhsan -- yang lagi menyusun draft justifikasi teknis.
08 August
halo semuanya...
jadi kemarin saya diajak abah untuk pemetaan lahan di kutai timur, tapi sungguh sayang karena kontraktor yang tau lokasi lahannya mendadak nggak jelas nggak bisa dihubungi. jadinya pemetaan lahannya nggak jadi, padahal saya udah niat mau foto pake helm proyek.
jadi kemarin saya diajak abah untuk pemetaan lahan di kutai timur, tapi sungguh sayang karena kontraktor yang tau lokasi lahannya mendadak nggak jelas nggak bisa dihubungi. jadinya pemetaan lahannya nggak jadi, padahal saya udah niat mau foto pake helm proyek.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Search