wisata

02 July

ini adalah cerita mbak - mbak kantoran yang gabut di Jum'at sore.

saya ini kan andalan nya adalah laut Balikpapan. ke pasar maunya yang dekat laut : Klandasan, Balikpapan Permai, atau Sepinggan. Mall : kalau bukan Balikpapan Plaza ya Penta City.

sore itu, seperti jum'at yang lain. kantor saya pulang cepat sehingga saya masih bisa melihat matahari sore. 

namanya juga baru ya di Balikpapan, dengan percaya diri berpikir kalau pasar Balikpapan Permai itu kayak Pasar Klandasan. belakangnya laut. makanya saya semangat menyusuri gang - gang di pasar itu dengan harapan akan bertemu laut.

namun ternyata, perjalanan saya bermuara di sungai. bukan di laut. awalnya saya kaget dan exciting menemukan rumah - rumah kayu lama dengan halaman luas gang yang hanya bisa dilewati sepeda motor itu.

tapi kemudian saya sadar, ini adalah perkampungan nelayan 


di sinilah para nelayan itu hidup sejak lama. bekerja mencari ikan untuk di jual di pasar Balikpapan permai.


beberapa yang lain, yang pintar memutar modal membangun sebuah kost untuk mereka yang bekerja di seberang sungai.

mereka di sini adalah para penjaga loket parkir, petugas keamanan, dan petugas kebersihan. mereka berangkat kerja pukul 10 pagi dan pulang 12 jam kemudian. berjalan kaki, membawa bekal sendiri dan berjuang mengumpulkan pundi rupiah.


saya sempat bertanya apakah kapal - kapal ini memiliki paket wisata mengajak pengunjung menyusuri sungai ? yang dijawab dengan gelengan kepala dan kalimat "mau menyusuri gimana mbak, sungainya sampai sini aja"


iya juga ya...

pikir saya setuju. memang kedua ujung jalan ini buntu yang didukung fakta lebar penampang sungai yang pendek setelah segmen jalan nasional.
 


harus saya akui, sepanjang sungai memang ada beberapa gazebo cantik (dan pasti biaya pembuatannya mahal). namun sejatinya gazebo dibangun sebagai sarana menikmati pemandangan.

lantas bagaimana cara menikmati pemandangan ketimpangan sosial ini ?


sepanjang pengamatan saya, hanya ada satu pedagang yang mencoba mencari peruntungan dari "Objek Wisata" Damai Bahari ini.

namun hitungan bisnis saya tidak masuk jika para pengunjung disini didominasi warga lokal berumur belasan yang hanya ingin memperbanyak postingan instagram saja.

namun tak apa, saya sempat membeli air mineral kemasan di sini dengan harga bersahabat.


mencari kedamaian bukan di Damai Bahari tempatnya. mungkin di Masjid Jabalus Su'ada Bukit Damai Indah kali ya. 

berada di sini menyesakkan hati saya. seakan sungai menjadi jurang perbedaan kasta antara mereka yang di Damai Bahari dengan mereka yang di Balikpapan Superblock.

saya tidak melihat sebuah value added apapun dari Damai Bahari selain sebuah bantaran sungai yang dicor perkerasan rigid dan ketumpahan cat. dengan asumsi kawasan ini diperuntukkan untuk social media moment semata. sebuah kawasan yang sejatinya bisa membawa kedamaian bagi pengunjung alih - alih kepahitan dalam bingkai kemiskinan.



Balikpapan, 2 Juli 2021





Faizah Akhsan -- yang kadang usahanya mencari kedamaian berbuah pelajaran.

23 April


"mas Naufal, ayo kita jalan jalan ke daerah gereja kayutangan"

"ayo"

Belanja menjajah negeri ini selama berabad - abad, tidak heran mengapa kini kota tua Indonesia didominasi oleh bangunan bangunan ala negeri pecinta emas ini yang masih berdiri kokoh di umurnya yang sudah ratusan tahun.



kalau Surabaya kita bisa menyusuri daerah kota tua ini mulai dari daerah House of Sampoerna, jembatan merah, polrestabes Surabaya, terus sampai tugu pahlawan.

Malang memiliki kawasan kota tua yang terpusat di sekitar alun alun, dilengkapi trotoar yang "cukup" nyaman, saya Rusma dan mas Naufal memutuskan untuk berjalan kaki menyusuri kota tua sembari menyerap energi yang Malang miliki untuk kebutuhan jiwa kami yang perlu rehat.



dimulai dari Bank Indonesia kemudian gereja Kayutangan, kami menyeberang ke arah pasar besar, terus melewati wisma Tumapel, kemudian tembus balai kota, berbelok melewati hotel tugu, java dancer (the best coffe house in town), pasar bunga dan pasar hewan, kemudian berakhir di alun alun.

 
sebenarnya kota tua merupakan salah satu wisata andalan Kota Malang, sayang tidak ada satupun warga negara Indonesia yang kami temui selama acara jalan kaki kami tengah hari itu. kami hanya berpapasan dengan beberapa warga negara asing yang sudah berumur senja dengan memanggul carrier besar dan tampak bahagia mengambil gambar arsitektur neo gothic bangunan bangunan lama di sekitar kota tua dari berbagai angle.

bank Indonesia yang bersebelahan dengan kantor pajak Malang Selatan berdiri megah dengan cat dan pagar putihnya, terlihat beberapa petugas keamanan berjaga di hari Sabtu yang seharusnya sih nggak lembur untuk para pegawainya.



di depan kantor pajak terdapat halte dan jembatan penyeberangan menuju alun alun, satu langkah yang bagus mengingat traffic jalan yang cukup ramai (namun tidak bisa dibilang padat juga).

sampai di gereja Kayutangan, sebuah gereja katolik megah yang sayangnya berbau pesing di beberapa sudut trotoar. kami sempat ditawari masuk ke dalam kompleks gereja agar lebih leluasa berfoto yang kami tolak dengan halus. cukup foto dari trotoar saja.


kami sedikit kesulitan menyeberang dari depan gereja Kayutangan menuju pasar besar. aneh, di perimpangan yang cukup ramai tersebut kenapa tidak ada zebra cross atau rambu sama sekali ? hanya ada satu polisi cepek yang berusaha mengatur arus.

jam 12 siang merupakan waktu aneh untuk berjalan kaki, tapi Malang dengan suhu udara dingin dingin AC mampu membuat acara jalan kaki kami menyenangkan.

sampailah kami di depan wisma tumapel, wisma ini tergolong horror site yang lagi hits di kalangan anak muda Malang. setelah sekian lama ditutup, wisma yang merupakan bangunan lama yang tak terurus kini menjadi aset universitas negeri Malang.

saran saya, nggak usah main main atau foto foto lah di wisma itu. "yang disana" nggak suka dan terganggu dengan kehadiran kalian...


wisma tumapel - balai Kota - hotel tugu adalah segitiga dingin mencekam yang saya hindari untuk berjalan jalan. apa daya, kota tua selalu sepaket dengan tempat tempat dengan aura mistis.

pasar bunga dan pasar hewan cukup mencairkan suasana dingin mencekam yang dipancarkan oleh tempat tempat yang sebenarnya-saya-nggak-mau-kesana dengan suasana pasarnya yang cukup menyenangkan.

java dancer dengan kopinya nggak boleh dilewatkan untumu pecinta kopi, di dekat hotel tugu ada toko oleh oleh dengan sign "ice cream" besar di depannya. sayang waktu saya mau beli ternyata yang dijual bukan es krim, tapi es puter :(

jalan kaki saya berakhir di Alun Alun, di seberang Alun Alun kamu bisa ke toko oen (tapi saya nggak kesana) dan ke hotel di sebelahnya. bagus buat foto foto.

sedikit berjalanan kamu bisa ke Masjid Agung Malang yang bersebelahan dengan gereja besar juga. pokoknya kawasan kota tua malang ini terpusat di sekitar alun alun kok sehingga cara paling asyik menikmatinya adalah dengan berjalan kaki.

untuk kamu yang menyukai wisata kota tua, Malang kota tua boleh banget masuk list kamu karena keunikan arsitekturnya yang berbeda dengan kota tua Jakarta dan Surabaya.

selamat jalan kaki :)





Surabaya, 23 April 2016



Riffat Akhsan  
 

20 April


rata rata kota kota di Indonesia (khususnya jawa) memiliki lahan yang difokuskan sebagai ruang terbuka hijau. New York punya central park, Malang punya alun alun.

"aku mau cuci muka di alun alun, disana ada keran air nggak ?"

tanya saya yang dijawab oleh mas Naufal

"ada, air mancur"

alun alun menjadi titik awal dan akhir perjalanan edian kami siang siang jam 12 jalan kaki menyusuri kota tua Malang mulai dari Bank Indonesia, balai kota terus memutar lewat pasar bunga dan pasar hewan dan berakhir di Alun Alun Malang.

Alun Alun Malang menjadi meeting point saya sama pipit ( @friedadm ).

setelah celingak celinguk di halte depan kantor pajak akhirnya pipit menghampiri kami dengan menggenggam McFlurry.

"tadi aku numpang pipis di mekdi kak, ini nih sekalian beli ini"

ucap pipit tak berdosa sambil membuang kemasan McFlurry nya.

kami lalu menyeberang ke alun alun melewati jembatan penyeberangan,di tengah tengah jembatan ada beberapa remaja usia tanggung mendikte temannya sambil berpose cukup aneh dan bergantian siapa-yang-foto-siapa-yang-pose.

ternyata spesies alay benar adanya.

rencana saya mau foto di depan tulisan Alun - Alun Malang, apa daya mbak mbak yang foto dengan pose ala ala model dengan berbagai gaya nggak mau minggir minggir, padahal udah saya tungguin lama.

mau foto dari sisi samping, eh ada mas mas yang nginjek rumput dengan santai dan foto dengan pose heboh.

alun alun Malang sudah mempercantik diri, jelas mas Naufal yang memang kuliah di Malang. mas Naufal menjelaskan bahwa alun alun Malang sempat mengalami renovasi cukup lama sebelum tampil cantik dan rimbun seperti ketika saya berkunjung ke sana.

sudah banyak fasilitas umum mulai dari tempat duduk, spot foto, hingga pos keamanan yang tersebar di sudut sudut alun alun.

kami lalu duduk melingkar di kursi besi yang terpancang satu set dengan mejanya. langsung lah si Pipit curhat tentang cem ceman nya dan segala kegalauan hatinya, didengarkan oleh saya, Rusma dan Mas Naufal.

di tengah tengah Pipit cerita, seorang bapak bapak paro baya dengan pakaian rapi dan klimis serta membawa alkitab menduduki kursi kosong (satu meja kursinya empat btw).

"boleh minta waktunya sebentar ?"

tanya beliau dengan logat yang saya harus betul betul fokus mendengarkan untuk tau beliau ngomong apa.

kami diam.

"oke, disini ada yang tau tentang pengampunan dosa ?"

"apah ?"

tanya saya, nggak ngerti dese ngomong apa. bukan sinyal saya tertarik dengan apa yang mau beliau sampaikan.

"oke baik, saya jelaskan ya tentang pengampunan dosa"

oh, crap. si bapak salah paham.

saya, Rusma, Pipit, dan mas Naufal saling pandang dengan tatapan ini-orang-ngapain-sih

"jadi di dunia ini tidak ada manusia tanpa dosa, semua orang tidak lepas dari dosa tetapi ada satu orang yang tidak memiliki dosa karena sudah mendapat pengampunan dosa"

krik krik krik

"xxx adalah satu satunya manusia di dunia ini yang tanpa dosa, jadi sebelum terlambat segeralah bertaubat dengan menyembah xxxx karena barang siapa yang mengikuti xxxx akan mendapat pengampunan  dosa sebagaimana xxxx yang zzzzz karena penebusan dosa"

kami masih terdiam, shock.

"baik terima kasih atas waktunya, selamat siang"

kemudian beliau pergi.

saya, Rusma, dan mas Naufal bengong. speechless.

"itu bapak kesini karena liat jilbab yang dipake kak Rifa sama kak Rusma ya"

kata Pipit bingung.

"aku nggak keliatan udah pernah mondok enam tahun ya ?"

tanya mas Naufal.

"ternyata, semua agama punya golongan garis keras ya, yang prinsip dakwahnya nabrak aturan dengan tujuan sampaikan kebenaran walau satu ayat dan ajaklah mereka yang tersesat untuk kembali pada jalan kebenaran"

ucap saya takjub.

belum usai kekagetan kami, muncul dua perempuan dengan cadar menutupi wajah sehingga hanya kelihatan mata, serta pakaian serba hitam dan rok yang menyapu tanah berjalan bertiga dengan seorang laki laki bercelana cingkrang.

mereka berjalan bertiga, saling bercanda dan tertawa bersama.

"kak, itu pasti suaminya"

seru Pipit.

"iya kak, karena nggak mungkin cewek kayak gitu jalan sama cowok sembarangan. pasti suaminya"

Pipit melanjutkan

"mas, itu mereka poligami ?"

tanya saya lagi lagi takjub

"biasa gitu itu di Malang, yaitu surga versi mereka. kalo kita sih surga yang lain aja"

"trus adilnya punya istri dua gitu gimana coba ?"

tanya saya sedikit emosi.

"sudahlah, mereka punya pemahaman sendiri soal yang kayak gitu. mereka mikir cara paling mudah mendapatkan surga adalah dengan poligami"

mas Naufal berusaha menjelaskan sebijak mungkin.

"seumur umur aku di Surabaya, nggak pernah lho kejadian kayak gini. diceramahin penebusan dosa atau lihat live action poligami"

saya memperhatikan interaksi pasangan three some alias poligami tersebut, jalan jalan bertiga. istri tua dan muda. tertawa bersama, bercanda, saling tersenyum satu sama lain, jalan jalan tanpa merasa risih dengan keadaan sekitar seolah itu adalah hal normal.

saya jadi penasaran, apakah benar mereka bahagia ? atau hanya kemunafikan batin akibat kebodohan memahami konsep poligami dalam islam ?  

ah sudahlah.

diceramahi penebusan dosa dan ajakan untuk memeluk agama tertentu, dan live action poligami beserta atribut budaya ke arab arab an ala ala mereka yang menceramahi saya di emperan masjid kampus tentang tauhid berbekal training 2 - 3 minggu membuat saya teringat ucapan paman guru :

"beragama itu ya pake logika juga, sehingga bisa membedakan mana agama mana budaya. sehingga memahami kitab tidak secara mentah"

kedewasaan beragama, dan kecerdasan spiritual, adalah pelajaran tuhan yang mampu dipahami otak cetek saya atas acara jalan jalan ke alun alun Malang ini.

di agama manapun, selalu ada orang orang yang nafsu berdakwah dan beramalnya tinggi namun tidak diimbangi dengan ilmu sehingga seringkali menjadi bahan tertawaan, kebingungan, atau perenungan bagi orang lain.

"inilah Malang, wujud nyata toleransi beragama. dimana Masjid Agung dan gereja damai berdampingan"

ucap mas Naufal memecah dialog saya dengan diri sendiri.

"hehe iya mas, dimana ceramah penebusan dosa dan live action poligami tersaji dengan timing sempurna"





Surabaya, 20 April 2016




Riffat Akhsan

29 June

saya datang tepat ketika adzan isya berkumandang, saya parkir kendaraan saya setelah sebelumnya sedikit takjub karena lapangan parkir yang penuh. ada haru yang terselip, ini tidak terjadi setiap hari. mereka yang parkir di parkiran masjid saya rasa memiliki cinta pada masjid ini karena tempat parkir untuk mereka yang fokus pada festival jajanan untuk buka puasa tersedia di luar masjid.

ini pertama kalinya selama saya di Surabaya, mengunjungi masjid agung Al-Akbar ini selama Ramadhan.

saya menengadahkan pandangan ke langit malam yang kebetulan saat itu sedang mendung, tampak menara masjid berdiri menjulang sebagai satu satunya penerang langit gelap, ya islam itu begitu, cahaya ditengah kegelapan


Faizah and Her Enchanting Journey | Designed by Oddthemes | Distributed by Gooyaabi