19 May

sumber : wattpad (dot) com

sebagai pencinta novel. saya suka banget baca wattpad.

pekerjaan saya menjadikan akses toko buku menjadi sedikit sulit. kalau lagi di kantor atau perjalanan dinas, saya bebas belanja di toko buku. stand by di rumah atau kost masih bisa saya akalin dengan belanja buku via online.

tapi nggak kalau saya lagi di lapangan. rural area yang bahkan untuk kirim barang harus lewat kantor pos cabang yang baru kirim barang sekali saja dalam dua minggu. belum lagi saya harus ke pick up point yang jaraknya bisa puluhan kilo dari mess lapangan.

huuft. bersyukurlah kalian yang punya akses mudah ke toko buku.

hanya karena akses toko buku sulit, bukan artinya saya kehabisan bacaan untuk novel kesayangan. terima kasih untuk internet selular yang mampu menjangkau lokasi kerja saya. akses internet di mess lapangan cenderung mudah didapatkan. karena lokasi mess yang biasanya berada di perkampungan. 

kemudian saya mengenal aplikasi ini. aplikasi digital ringan, mudah, dan menyenangkan. sebuah aplikasi dimana penulis dan pembaca bertemu. wattpad.

wattpad sejatinya merupakan wadah bagi penulis pemula untuk berkarya dan mendapat parameter sejauh mana kemampuannya berkembang. sehingga, menurut saya wattpad serupa pasar. kita harus pintar memilih bacaan. karena saya suka fiksi, butuh effort untuk memilih penulis dengan jam terbang cukup yang kualitas karyanya sebanding dengan toko buku.

sudah banyak penulis wattpad berbakat yang berhasil menerbitkan buku dengan kualitas baik. manfaat lain dari aplikasi ini adalah para penulis ini kerap membagikan karya lainnya yang tidak dibukukan secara gratis. sehingga kualitas karya mereka sudah teruji.


contohnya mbak Soraya Nasution. saya pertama kali jatuh cinta dengan karyanya yang berjudul "progressnya berapa persen ?". novel tentang bidang pekerjaan saya yang ceritanya related sama saya. mungkin karena saya dan mbak Soraya punya beberapa kesamaan kali ya : suka menulis, suka membaca, lulusan teknik sipil, dan bekerja di kantor konsultan. saya kemudian beli juga bukunya yang lain : "over the moon" karena sudah puas banget dengan kualitas menulis mbak Soraya.

ternyata beliau adalah penulis wattpad. dengan username Levitt1806 mbak ini juga menghasilkan cerita fiksi panjang (saya sebut novel online) yang juga sama bagusnya. favorit saya di karya wattpad mbak Soraya adalah cerita yang berjudul "Sorry Not Sorry"

ceritanya tentang Kahfi dan Renata. sesama dosen teknik sipil yang saling jatuh cinta. Kahfi yang charming, dan punya profesi lain sebagai Konsultan (di luar dosen) punya hubungan cukup istimewa dengan salah satu mahasiswa bimbingannya. Sekar namanya. 

kalian yang pernah kuliah di teknik sipil pasti pernah merasakan perasaan yang dialami Renata. jadi karena di teknik sipil itu mahasiswa ceweknya super jarang jadinya mahasiswi jurusan teknik sipil seringkali mendapat perlakuan "istimewa" hingga terlibat cinta segitiga.

sisi lain jurusan teknik sipil adalah jurusan ini menghasilkan para cowok yang lemah sama cewek lovely. cewek lembut, pintar, ayu, dan nggak seharusnya berada di lapangan. cewek di teknik sipil umumnya bersifat bold, independen, dan punya prinsip, ya tipikal Alpha Female gitu lah. 

nah Sekar ini kebetulan adalah tipe yang lovely, sementara Renata si Alpha Female. 

di cerita ini lah saya merasa related banget dengan untold story jurusan teknik sipil. Renata mengalami diskriminasi karena Sekar. posisi nya sebagai dosen muda tidak cukup kuat karena mahasiswa yang diajarnya adalah junior beberapa tahun di bawahnya. mahasiswa angkatan perjuangan yang terpaksa mengulang mata kuliah mekanika teknik karena sudah dideadline skripsi.

Sekar adalah kesayangan kelas mekanika teknik perjuangan ini. Sekar adalah mahasiswa bimbingan kekasihnya, Kahfi. mahasiswa bimbingan sejak lomba karya tulis ilmiah hingga skripsi. Sekar yang mencintai Kahfi.

cewek lovely kayak Sekar, seringkali bikin teman - teman cowoknya pasang badan terhadap mereka yang dianggap "menyerang". ini yang dialami Renata. Rio, junior yang cukup dekat dengan Renata juga tidak luput pasang badan untuk Sekar sampai menghilangkan rasa hormat dan objektifitas ketika Renata bertindak tegas melarang Sekar masuk ruangan karena terlambat. Sekar menangis sesegukan dan teman - teman sekelasnya pada julid sama Renata.

belum lagi perlakuan Kahfi ke Sekar yang menurut Kahfi "biasa aja" tapi sebagai sesama perempuan saya bisa paham luka hati Renata.

cerita ini berakhir dengan ending yang smooth, cara penulis menyelesaikan konflik juga manis. karena Renata juga salah, dan keras kepala sehingga kadang - kadang egonya ketinggian mengalahkan rasa cinta ~  

  
Salut sama mbak Soraya. keep writing mbak, aku fans beratmu !

oh iya buat yang penasaran, pasangan saya bukan Mas Mas Konsultan yang juga berprofesi sebagai Dosen.

beliau Kontraktor, hehehe ~







Bontang, 19 Mei 2020





Riffat Akhsan -- yang lagi pusing dengan permintaan personil dari PPK yang datang menjelang lebaran.  

18 May

Photo by Natalya Letunova on Unsplash


saudara saya, Fatimah bercerita kalau ia melihat dirinya di masa depan memiliki kemampuan untuk melihat, menggambar, dan menduplikasi bangunan yang menarik hatinya. saat ini ia bertekad untuk menikah, kuliah magister arsitektur di Bali, dan bekerja di Firma Arsitektur yang memberi dia penghasilan melebihi gaya hidupnya. di luar nafkah finansial dari suaminya. tentu saja.


Photo by Julian Hochgesang on Unsplash


bagi saya, masa depan itu serupa jalan tanah di tengah hutan saat pagi hari. bermandi matahari, memiliki rumput segar di bahu jalannya, ada aroma  petrichor karena embun, (petrichor menggambarkan harum tanah basah terkena air), misterius, tapi penuh cahaya optimisme, meskipun risiko dan tantangan hadir menyertainya.

sesuatu yang memiliki konsekuensi. jika saya ingin sesuatu, maka saya harus menggadai sesuatu. 

let me begin the story....

semenjak sekolah dasar, saya mengorbankan diri saya dengan menjadi ambisius perkara keuangan perusahaan. kala itu SD kelas lima, anak sekecil itu belajar bahwa performa perusahaan memiliki dampak sistemik pada keluarga pemilik. jangankan bangkrut, kekurangan cashflow juga bisa merubah hidup seorang bocah SD dengan memberi trauma bingung mengapa saat tahun ajaran baru hanya ia yang tidak bisa membeli buku dan sepatu baru di sekolah elit kota kecil.

kenyataan itu menggadai mimpinya. ia berjuang untuk mengabdi ke perusahaan. semenjak sekolah dasar hidupnya ia dedikasikan untuk belajar. karena dalam benaknya, kalau ia belajar keras maka performa perusahaan akan membaik di tangannya sebagai pewaris. maka kejadian SD kelas lima nya tidak akan terulang lagi.

SMP, di saat teman - temannya belajar mencintai diam diam. ia belajar tentang memenangkan kompetisi. ia menyusun mimpi untuk kuliah di luar negeri. di benak bocah ABG kelas tujuh itu, dengan menjadi lulusan luar negeri maka ia akan memenangkan kompetisi. tidak ada lagi cerita kelas lima nya. perusahaan akan berkembang dengan antisipasi lulusan luar negeri. karena ia melakukan inovasi dalam aspek pengembangan sumber daya manusia.

SMA, teman - temannya mulai merasakan jatuh cinta. belajar patah hati. juga lapang dada bahwa cinta tidak harus memiliki. ia masih sibuk belajar karena SMA nya menganut kurikulum internasional dari negeri Ratu Elizabeth. si remaja merasa mimpinya semakin dekat.

kuliah, ia mulai sadar bahwa lagi - lagi karena cashflow ia gagal ke luar negeri. Letter of Acceptance dari negeri kanguru kini tinggal kenangan. ia sudah berada di gerbang, namun tidak bisa berangkat. karena perkara yang sama seperti trauma kelas lima.

tidak mungkin mencari beasiswa untuk kuliah sarjana. sakit thypus berbulan bulan menjadi alasan kenapa si bocah menunda kuliah satu tahun.

2013, si bocah berkuliah di jurusan pilihan orangtuanya. teknik sipil. jurusan yang menjadi tiket untuk mengantarkan ia ke tampuk pimpinan perusahaan. menjadi direktur utama. jurusan yang ia yakini merupakan mimpinya. jurusan yang menjadi keharusan di keluarganya.

di kampus Arif Rahman Hakim dekat asrama haji itu, si bocah menemukan kebahagiaan. ia bersyukur dengan kegagalan di luar negeri. di sana ia mengenal arti pertemanan dan persahabatan. perkuliahan dan tanggungjawab.

juga cinta pertama.

sayang, mereka tidak bisa bersama karena perbedaan kasta. anggaplah begitu.

si bocah juga belajar arti merelakan takdir tuhan. bertemu dengan ia yang diyakini akan bersama tapi sayang berbeda agama.

tuntas sudah pelajaran tentang cinta dan bahagia di masa mahasiswa. si bocah harus kembali menelan kenyataan pahit trauma kelas lima.

di saat kuliah hanya tinggal dua semester, ia harus berkorban pindah kuliah dan bekerja di perusahaan. lagi - lagi karena cashflow ia harus akselerasi masuk dunia kerja. kuliah sambil bekerja. kala itu, perusahaan milik keluarganya bekerja sama dengan perusahaan milik negeri. menangani proyek jalan di Pulau Kalimantan.

dari sana ia memulai hidup. merasakan manisnya gaji harus didahului dengan keringat. tidak ada makan siang gratis. semua ada argonya. 

proyek jalan menyelamatkan kuliahnya, ia lulus dan akhirnya jadi sarjana. kelulusan ini ia syukuri dengan sukacita. ia merasa hidupnya sempurna. jalan inilah yang mantap ia pilih. memegang perusahaan, mendapat penghidupan, dan mengaji kitab setiap senin - selasa.

tapi ia salah, keberadaannya tidak diperlukan. dari awal ia memang tidak memiliki tempat di perusahaan tersebut. 

Photo by Moritz Kindler on Unsplash 


sepuluh tahun lalu, saya bermimpi ingin laptop Apple. kala itu jaman jaman SMA kayaknya. jaman jaman cari laptop karena benda itu diwajibkan sekolah. tapi saat itu saya gagal dapat laptop tersebut. mungkin karena belum waktunya ya. akhirnya saya beli toshiba. 

di semester tiga kuliah, saya mulai tau wujud dari laptop Apple itu. Macbook namanya. Macbook Pro tepatnya. wujud laptop yang mengisi imajinasi saya. tapi kemudian saya tau kalau laptop itu harganya mahal. sepeda motor dijual pun masih belum kebeli itu Macbook. akhirnya saya beli Asus.

2020, setelah empat tahun bekerja mimpi saya pada Macbook mulai terbuka jalannya. berkat saudara kembar saya yang getol cerita Macbook bekas di bukalapak. lama lama kan saya gedeg juga. tapi hal itulah yang men-encourage saya untuk berani (lagi) bermimpi membeli Macbook. 

saya sempat mengubur impian untuk punya laptop Apple. karena menurut saya it's too high to reach. saya malah menyusun mimpi baru untuk membeli Laptop Microsoft Surface Book yang diketawain sama sodara saya karena nggak ada service centre nya. kala itu saya berpikir kalau Macbook itu udah nggak sesuai sama kebutuhan saya sekalipun saya ada uang buat beli. 


Photo by Surface on Unsplash


suatu pagi, saya menyadari bahwa Macbook bukan lagi tentang barang dengan fungsi yang tidak sesuai harga. ini tentang mimpi yang menjadi nyata.  

seminggu lalu, mimpi ini sampai ke rumah saya. dikirim dari Singapura, ia saya jemput di kantor kurir meski saya menunggu satu jam dulu sebelum kantornya buka. satu jam bukan waktu yang lama mengingat empat belas hari sebelumnya saya terus berdoa agar ia segera keluar dari custom clearance.

yup, mimpi itu akhirnya saya wujudkan 29 April namun baru 11 Mei ia benar benar sampai.

dari Macbook Pro yang saya pakai menulis postingan inilah saya kembali belajar. bahwa mengubur mimpi dan mengorbankan diri sendiri bukanlah solusi. 

menjalani hidup bisa jadi sesederhana mengangkat doa di malam hari. berkata jujur tanpa kiasan pada sang pemilik waktu. jujur kepada diri sendiri. berkontemplasi dalam hening. jujur kepada sang pemilik dunia. menerima takdir sebagai jawaban dari doa.

saya kemudian melepaskan segalanya, perusahaan, tanggungjawab, dan ambisi. saya memilih jalan yang saya yakini akan membawa saya kepada mimpi saya berkuliah di negeri para peri. saya terima tawaran perusahaan milik negeri untuk bekerja di kantor wilayah di kota minyak tepi pantai Kalimantan Timur. 

inilah babak baru hidup saya.


Photo by Ken Cheung on Unsplash


sekarang, saya melihat masa depan tak lagi sama. ia serupa galaxy milky way. terlihat jauh, tapi sebenarnya saya sudah berada di dalamnya. 

masa depan kini berwujud langit luas penuh bintang yang saya susun bersama pendamping hidup dalam bingkai pernikahan. setelah saya selesai dengan diri sendiri. kami melihat bersama, menjadi solusi atas masalah satu sama lain. saling mendukung, mencintai, dan mengerti. berbagi beban tanpa menjadi beban. berkompromi dan diskusi tanpa menjustifikasi. pasangan sehidup semati. pertaruhan yang akhirnya saling menemukan.

ya, pernikahan merupakan solusi. untuk saya yang tak lagi kuat sendiri.


Photo by Markus Winkler on Unsplash
 

jadi Riffat, apa yang kamu lihat 10 tahun kedepan ?

saya melihat diri saya meraih mimpi. a lady who live in dreamy world.




Bontang, 18 Mei 2020
25 Ramadhan 1441 Hijriah





Riffat Akhsan, yang yakin tadi malam adalah malam turunnya Lailatul Qadar.

17 May

foto nggak lengkap, waktu ambil gambar ada yang lupa dipajang

hoho, setelah tulisan sebelumnya tentang skin care menuai respon positif. saya jadi bersemangat untuk nulis tentang skin care saya yang berubah - ubah sesuai term and condition.  

muka cuma satu, skin care nya berlapis - lapis.

kutipan yang aduh huhuhu sekali.

1. Micellar Oil

awalnya saya mikir kalau double cleansing artinya micellar water + sabun muka. sampai akhirnya saya baca jurnal bahwa untuk kulit berminyak, tidak ada yang bisa membersihkan oil (kulit berminyak) kalau bukan dengan oil juga. akhirnya saya putuskan pakai Garnier Micellar Oil. karena selain ia tidak bikin dompet dan portofolio investasi saya teriak teriak karena mahal dia juga gentle banget buat angkat semua dosa dari wajah saya.

2. Micellar Water

salah satu ciri khas saya dalam urusan per-skin-care an ini adalah saya suka beli botol dengan volume besar. biar saya nggak beli skin care di slot itu-itu aja tiap bulan. maksudnya gini : kalau saya beli micellar ukuran 30 ml, maka bulan berikutnya saya harus beli produk yang sama karena punya saya udah habis. beda kalau saya beli langsung 250 ml. budget skin care bulanan saya bisa dialokasikan ke slot lain seperti toner, serum, dll. jadi nggak beli micellar water melulu.

sehingga saya cenderung pakai merk drugstore. kali ini saya pake Micellar Water Gentle Cleanser punya Watson. karena ukurannya besar dan oke banget buat angkat kotoran dan keringat yang luput diangkat oleh micellar oil.

3. Exfoliator

exfoliator saya artikan sebagai scrub diluar slot toner. mungkin teman - teman ada yang mengartikan beda dengan saya. namun menurut saya Safi Deep Exfoliator ini juara sih bikin kulit saya yang gradakan pulang proyek langsung mulus habis pake ini. butirannya nggak terlalu kasar juga buat saya. jadi saya masih pertahankan produk ini seperti tulisan saya sebelumnya. kalau memang masih oke, kenapa harus ganti. iya kan ?

4. Face Wash

sama seperti exfoliating scrub yang masih setia saya pakai. untuk sabun muka saya masih pakai Senka Perfect Whipped warna biru. meskipun tergoda dengan Senka Acne Care warna hijau ataupun sodara kembar saya yang udah pindah ke Cosrx Salicylic Acid.

5. Exfoliating Toner

setelah menghabiskan satu botol Some By Mi Tea Tree 30 Days Miracle dan kesulitan waktu mau restock, saat ini saya pakai Some By Mi yang Snail Truecica. dan sepertinya saya masih mau nambahin merk lain seperti  Cosrx BHA blackhead Power Liquid Toner untuk saya pakai seminggu 2 - 3 kali buat perang sama komedo.


perkara toner ini saya masih coba merenung bahan apa yang sebenarnya saya inginkan untuk menutrisi kulit saya. apakah stay di Tea Tree, Centella Asiatica, ataukah bahan lain seperti Yuja.

6. Hydrating Toner

thanks to Danang Wisnhu Wardana yang berani nge state kalau Skin 1004 Madagascar Centella Asiatica Ampoule adalah the best hydrating toner untuk dipakai harian. karena itulah yang saya rasakan. setelah gagal dengan Laneige Hydrating Toner karena botolnya rentan serta volume yang cuma 30 ml, kemudian move on ke N Pure Face Toner. akhirnya saya pakai Skin 1004 Madagascar Centella Asiatica Ampoule kalau lagi kaya, dan pakai N Pure Face Toner kalau budget skin care saya menuju batas bawah.  tapi saya lagi ada minat untuk coba Hada Labo yang Gokujyun Premium Toner.

7. Essence

setelah gagal dengan Garnier Pinkish Sakura White karena merasa nggak ada efek apapun setelah setengah botol dipakai, gagal juga masukin Skin 1004 Madagascar Centella Asiatica Ampoule ke slot essence karena ternyata dia lebih cocok di slot hydrating toner. saya lalu pindah ke Nacific Jeju Artemisia, wohoooo yang paling kerasa dari essence ini adalah dia mengecilkan pori - pori. sepertinya saya masih akan setia sama dia kedepan.

8. Serum

sama seperti toner, setelah menghabiskan satu botol Some By Mi 30 Days Miracle dan kesulitan waktu mau restock, saat ini saya pakai Some By Mi yang Snail Truecica. 

perjalanan mencari serum ini belum berakhir. karena saya masih belum bisa putuskan mana serum yang efeknya juara banget di saya. berbeda dengan toner yang sudah ada ancang - ancang nambah merk apa. serum ini saya masih blank.

9. Moisturizer

saya masih setia sama Nature Republic 92% Aloe Vera Soothing and Calming Gel. beberapa orang bilang kalau gel ini sebenarnya hanya serupa air. tapi saya cinta, gimana dong. efeknya gel ini di muka saya tuh berasa banget. tapi saya lagi naksir sama holika holika aloe vera juga....

10. Eye cream

eye serum saya baru coba satu product punya Watson yang Collagen Eye Cream. karena saya belum ada pengalaman di eye care jadi tahapnya masih coba - coba aja.

11. Mask

            Sleeping Mask

saya pakai Some By Mi Yuja Niacin dan Cosrx Ultimate Moisturizing Honey. untuk yang Cosrx sodara saya masukin ke slot moisturizer sementara saya lebih nyaman buat sleeping mask.

            Sheet Mask

karena product knowledge saya Alhamdulillah makin ditambah oleh internet. saya jadi lebih santai soal sheet mask. karena basicly saya nggak gitu suka juga pakai sheet mask. jadi yang mana yang harganya oke dan efeknya kerasa aja sih. merk yang biasa saya beli adalah : Innisfree, Nature Republic, Rorec, dan SNP. 

            Peel Off Mask

masker jenis ini masih sama seperti tulisan sebelumnya. karena menurut saya sepertinya tren peel off mask udah turun jadi saya juga udah nggak terlalu minat sama masker jenis ini. masih sama sih saya pakai Innisfree Jeju Volcanic Lava Peel Off Clay Nose Mask dan Bioaqua Remove Blackhead Mask. 

            Gel Mask

saya pakai yang fungsinya polishing punya Freeman yang Charcoal + Black Sugar. saya nggak ingat apa di tulisan sebelumnya saya sudah pakai produk ini atau nggak. efeknya hangat di wajah waktu awal - awal pemakaian. analisis saya sih kayaknya ini karena efek charcoal nya.

            Clay Mask

ini masker yang unik menurut saya. karena habis dipakai dia digosok - gosok gitu jadi sekalian jalanin fungsi exfoliating. untuk ini saya pakai lagi - lagi punya  Freeman yang Diamond Mineral. wah masker ini maksimal juara nya. efeknya tuh dingin segar. habis eksfoliasi trus waktu cuci muka berasa cuci muka pakai air es. kalau lagi stress di kantor kadang siang - siang sebelum wudhu shalat dzuhur saya pakai ini biar lebih tegar menghadapi sisa hari.

            Gel Cream Mask

ini masker kecintaan saya. karena nggak perlu dibilas pake air. saya pake ini biasanya pagi - pagi sebelum berangkat kantor. atau sore - sore waktu hari libur. masker ini langsung bikin instantly glowing. saya pakai punya  Freeman yang Glacier Water + Pink Peony.    

12. Sunscreen 

saya punya hubungan yang cukup rumit sama krim tabir surya. padahal saya kenal slot skin care ini udah dari jaman lulus SD karena suka banget main ke pantai. awalnya saya pakai Skin Aqua UV Moisture Gel, tapi patah hati karena nggak ada ukuran besar. trus pindah ke L'oreal UV Perfect Matte & Fresh tapi merana karena perih banget di mata. yang mana bikin saya menahan air mata keringetan panas - panas di proyek. sampai akhirnya saya ketemu sama Cosrx Aloe Soothing Sun Cream. udah nggak perih, ukurannya besar, dingin di wajah. yah, meskipun saya harus deal dengan proses beli yang harus PO dari korea. nama sekarang kena pajak lagi *sad*.


hmm segini dulu cerita saya, sampai bertemu di cerita selanjutnya !



Bontang, 17 Mei 2020




Riffat Akhsan --  yang lagi cemilin nastar karena lagi nggak puasa.

01 February


Untuk pertama kalinya setelah jadi insinyur. Saya Perdi  ke Samarinda. Ahahahaha.

Jadi tuh kamis tanggal 23 Januari 2020 habis visit workshop di resort saya sama abah sama fatimah lanjut ke Samarinda. Meeting di resort berlangsung cukup lama. Jadi saya sama abah sama fatimah agak siang baru berangkat ke Samarindanya. Umi berangkat duluan karena jadwal kuliah doktoral beliau dimulai jam 1 siang. Praktis beliau sudah harus sampai di Samarinda jam segitu.

Kami berangkat jam 12 siang dari Bontang. Karena habis meeting belum makan siang, kamipun mampir di Warung Makan "KENARI" di daerah PIR km 30 jalan poros Samarinda - Bontang. Abah saya kalau di rumah makan ini selalu pesan burung dara goreng. Karena warung makan ini punya farm, fishery dan harvest organik yang masih satu kawasan dengan rumah makannya. Tapi waktu kita ke sana burung dara nya masih belum bisa dipotong. Jadilah saya dan fatimah moved to another option yang juga juara rasanya : ayam goreng. Sementara abah pesan ikan mas goreng. Minuman yang saya rekomen di rumah makan ini adalah es kelapa di gelas. Pilihan nya adalah dengan sirup atau gula merah. Sahabat boba seperti saya dan rusma tentu saja pesan es kelapa dengan gula merah alias brown sugar.

Saya nggak sempat foto makanan kami karena rapat 4 jam di workshop resort beneran mendorong level lapar saya di batas maksimal. 

Kelar makan, kami lanjut cus ke Samarinda. Perjalanan sekitar 20 menitan, abah minta saya nyobain aplikasi airy rooms sama oyo rooms buat cari - cari tempat buat kami berempat nginap malam itu. 

Saya yang otak cuan dan aritmatiknya jalan terus ini setuju dengan permintaan abah. Karena ini adalah perjalanan dinas reguler yang frekuensinya sebulan bisa sampai delapan kali. Jadi ya, kali ini waktunya airy. Bukan aston.

Oh saya lupa bilang kalau perjalanan dinas kami berempat ini dirapel jadi satu. Umi tugas belajar dari kampus tempat beliau jadi dosen. Sementara abah mau cek dan mobilisasi material sekalian ada dua agenda rapat. Saya dan fatimah juga ada dua agenda rapat. Sekalian ada juga urusan di kampus dan ada rapat juga sama pihak kampus.

Adek saya bilang cobain oyo deh kak. Katanya lumayan potongan harganya. Wah boleh nih. Saya lalu download aplikasi ini trus sign up dan masukin kode referal random guy yang saya temukan modal search di twitter dengan keyword "kode referal oyo bandung". Eh dapat dong. Saya coba apply dan voila saya dapat diskon 44% *ketawa bahagia*.

Saya dapat dua kamar di Star One Guest House di jalan dermaga daerah SCP. Hmmm agak kurang "bagus" sih daerahnya. Gini - gini saya sempat bertahun - tahun di Samarinda juga coy. Jadi cukup tau lah yaaaa.

Tapi mari kita coba sajalah. Ini yang paling oke harganya. Saya booking dua kamar dan dapat harga 225 ribuan saja. Artinya satu kamar bahkan nggak sampai seratus lima puluh ribu harga per malam nya. Mungkin juga karena hari itu hari kamis yang mana hari kerja jadi saya bisa dapat harga semurah itu.


Ini rincian invoice tagihan dari oyo nya. Sistem mereka bayar via kartu atau bayar di hotel. Sebenernya kalau saya bayar pake kartu bakal dapat potongan harga lagi. Tapi abah saya bilang bayar di hotel aja karena beliau bilang jangan sampai kena zonk. Udahlah daerahnya "gitu deh" amit - amit kalau kamarnya amsyong juga. Jadi opsi bayar di hotel ini memungkinkan untuk saya memenuhi permintaan abah saya untuk cek kamar dulu kalau kalau-kurang sreg di hati tinggal batalin aja bookingan dan cari tempat lain.

Saya harap kamu kamu yang baca ini juga bisa dapat keberuntungan potongan harga cukup banyak seperti yang saya dapatkan. Bisa Pake kode referral saya RIFFAKGNM3.

Nyampe Samarinda, saya langsung ke kampus. Kelar dari kampus udah sore jam 5. Kami langsung jemput umi di Kampus Doktoral Unmul. Saya, umi, sama fatimah ke toko kain buat belanja kain. Sementara abah ngopi di Pop's yang nggak jauh dari toko kain.

saya cari kain buat jahit baju kek gini. Credit foto : pinterest.

Habis dapat kain dan batu buat dijahit di kain kami langsung check in. Well komen umi saya waktu ke sini adalah "kita belum pernah lho kak nginep di daerah ini"......

Alhamdulillah bangunannya memang sesuai sama foto. Bangunan baru yang menurut insting insinyur saya usianya belum genap lima tahun.

Proses check in berjalan dengan cukup cepat namun sayang kami diminta membayar uang deposit seratus ribu per kamar yang mana di aplikasi dan di email tidak dicantumkan informasi tersebut. Hal itu jugalah yang bikin uang cash saya habis karena mereka tidak ada mesin EDC. Saya dapat kamar tipe standar di Lantai 3. Sebelahan sama kamar abah dan umi saya. Sempat kaget dengan luas kamar yang terlalu compact. Tapi kekagetan dan kebingungan ini bisa sedikit reda setelah saya dan fatimah menemukan space buat shalat yang sedikit maksa tapi not bad lah.

Saya cukup terkesan dengan AC Daikin yang mereka pasang di tiap kamar. Tapi bos ternyata AC kamar saya nggak dingin. Mirip AC yang tekanan freon nya kurang. Beda dengan kamar abah umi saya yang suhu 21 aja udah bikin mereka kedinginan khas Daikin. Tapi memang hidup nggak pernah sempurna. TV kamar abah umi saya nggak ada channelnya sama sekali sementara TV kamar saya baik - baik saja.

Saya dan Fatimah lalu memutuskan ke SCP habis isya dan setelah dirasa cukup istirahat. Karena masalah klasik tiap nginap di hotel adalah nggak ada cukup air putih. Sekalian mau lapor masalah AC ke resepsionis. Rugi dong turun tiga lantai via tangga cuma buat lapor masalah AC. Abah umi nggak nitip apa - apa selain air putih (juga). Mereka nggak complain soal TV karena mereka cukup puas dengan kecepatan wifi yang diakses melalui laptop yang mereka bawa.

Di SCP saya dan fatimah cukup surprise dengan SNP yang ngeluarin moisturizer seri Pomegranate, Snail, dan Aloe dengan harga di bawah seratus ribu. cosrx facial wash yang salicylic acid harganya lebih murah dari watson. Juga mediheal sheetmask yang hadir di farmers market. Tapi tentu saja kekagetan ini tidak berubah jadi action karena kami memang cuma beli air putih. Urusan Skin Care, saya dan fatimah memang hanya setia sama sistur distributor korea kita tersayang si @fthyans (instagram). 

Di SCP saya sama fatimah cuma beli gulu - gulu sama montato. Sempat tergoda sama promoan satu bucket ayam KFC yang cuma 50 ribu. Apalagi hari itu hari terakhir. Tapi ngeliat antreannya aja udah mau pingsan rasanya. 

Kami balik ke hotel dan diinfokan sama resepsionis kalau AC kita udah dibenerin. Mereka juga ngasih nomor call centre kalau - kalau AC nya masih belum sesuai harapan.

Saya masuk kamar dan langsung sependapat sama fatimah kalau mas - mas maintenance nya masih belum fix the problem AC kurang tekanan freon ini. Tapi badan kita udah capeo banget. Rasanya udah nggak ada energi untuk pertaruhan yang sepertinya hanya akan memberikan respon "lho kan sudah kami perbaiki AC nya".

Saya tidur cukup nyenyak karena meskipun ruangan tidak dingin merata setidaknya swing AC memang mengarah ke tempat tidur dan bagi kami itu sudah cukup.

Paginya abah keluar duluan karena urusan material. Sementara saya dan fatimah milih ngendon di hotel karena jam check out masih lama. Jam 12 siang. Kami memang harus menyiapkan bahan rapat. Sementara umi juga memutuskan hal yang sama karena kuliah beliau jam 1 dan masih harus bikin tugas dulu.

Fatimah memutuskan buat nge grab lumpia favorit sejak awal kuliah di samarinda. Sementara saya memilih nge grab sarapan buat kami bertiga. Lengkap deh. Camilan dan sarapan.


siang, kami langsung checkout karena umi udah mau masuk kuliah. abah mau jum'atan. saya dan fatimah lalu didrop di Lembuswana. alasannya karena enak buat jadi tempat nungguin beliau jum'atan di masjid Al- Ma'ruf.

saya dan fatimah lalu telponan sama Fenny buat ketemuan di gramedia. alasan lain selain gramedia waktu jum'atan itu nggak terlalu rame jadi puas buat belanja buku. selain itu karena saya mau shalat dzuhur di mushola gramedia.


karena udah langganan beli buku di gramedia, saya jadi sering melewatkan waktu shalat di sini. sampai suatu kali saya permisi untuk shalat di mushola mereka. dan surprisingly mushola ini boleh juga digunakan oleh pengunjung. letaknya di lantai tiga gedung gramedia Lembuswana. disana ada ruang makan karyawan, toilet, tempat wudhu, sedikit gudang, dan ruangan manajer Gramedia. inilah keuntungan shalat dzuhur di  hari jum'at. sepi maksimal.


kelar shalat, Fenny sudah datang dan kita belanja buku. saya beruntung dapat dua novel romance berlatar proyek konstruksi. menariknya, penulisnya memang insinyur teknik sipil. love you mbak Soraya Nasution !


habis itu saya janjian ketemu dilembuswana foodcourt sama abah kelar shalat jum'at. sekalian nunggu abah, saya baca novel yang baru dibeli di Gramedia tadi. ternyata oh ternyata Lembuswana Foodcourt ini bagus sodara - sodara. maklum saya baru pertama kali ke sini. 


suasana foodcourt ini mengingatkan saya dengan food court Tunjungan Plaza 1 yang di belakang bioskop 21 itu. tapi bedanya disana nggak ada playground buat anak kecil seperti di foodcourt lembuswana. 


karena udah jam makan siang, akhirnya saya pesan nasi goreng sosis dan green tea. rasanya enak dan harganya masuk akal.  




kelar makan pas mau ke parkiran eh ternyata ada barongsai. jadi inget jaman SMA dulu, ada eskul barongsai. yang ikutan eskul itu dapat poin banyak. trus setiap dua minggu sekali kita wajib nontonin eskul barongsai perform di lapangan sekolah ~



habis itu kami pisah sama Fenny yang harus balik kampus. saya dan fatimah (juga abah) pamit karena harus hadir meeting. kami lalu ke kantor rekanan untuk meeting proyek. capek sih, tapi senang. alhamdulillah.

habis dari kantor rekanan kami lalu menuju ke Samarinda Square untuk meeting selanjutnya. watson Samarinda Square ini sungguhlah ratjun. kenapa oh kenapa tiap saya kesana selalu ada skincare yang promo ????


saya lalu menyempatkan buat mampir beli eye serum. karena mata panda ini udah nggak bisa ditoleransi ~

meeting berlangsung lancar. setelahnya kami langsung balik Bontang karena minggu saya harus lembur bikin laporan bulanan. 

ah akhirnya, sampai sudah kita di akhir cerita perjalanan ini. terima kasih sudah mau membaca sampai di sini.

dadah :)





Bontang, 2 Februari 2020




Riffat Akhsan, yang lagi nunggu cucian. 



17 January


Selamat tahun baru :)

postingan pertama di 2020, dengan tampiln backend nya blogger yang baru setelah satu dekade. akhirnyaaaaaa, meskipun agak kagok cari tombol edit bisa juga saya menulis dengan nyaman memakai versi blogger yang lebih baru ini.

tulisan ini sudah ngedraft lama. tapi karena sibuk tugas akhir dan alhamdulillah pendidikan insinyur saya selesai. maka mari kita update blog tercinta ini.

Big Bad Wolf Balikpapan duluan, rapatnya belakangan. jadilah kamis, 7 November saya berangkat ke Balikpapan. awalnya simpel. temen saya di kampus si Fenny barengan sama Angel ngajakin roadtrip ke Balikpapan buat ke BBW. maklum, ini pertama kalinya BBW hadir di bumi kalimantan. saya waktu itu masih di Bontang waktu si Fenny sama Angel ngajakin sodara kembar saya. jarak Samarinda - Balikpapan juga nggak terlalu jauh sih. cuma masalahnya bos, saya waktu itu lagi di Bontang yang mana kalau mau ke Balikpapan kudu 3 jam dulu ke Samarinda. lalu lanjut 3 jam ke Balikpapan.

sempat super bingung mau ikut apa enggak. karena memori saya tentang Balikpapan itu kurang bagus. waktu itu saya ingat kota ini memiliki aura angkuh dan selebihnya saya tidak berminat untuk jalan - jalan selain take off - landing dari bandara internasionalnya.

kemudian, H-3 dari jadwal saya baru memutuskan berangkat karena kantor wilayah dimana saya bekerja pindah lokasi dari Samarinda ke Balikpapan. hari itu untuk pertama kalinya saya harus menghadiri rapat progress di kantor wilayah yang baru di Balikpapan.


jadilah, saya dari Bontang langsung ke Samarinda. lalu lanjut Balikpapan bareng Fatimah, Fenny, sama Angel. waktu itu kami sampai Balikpapan sekitaran jam 2 an. langsung ke Dome buat ke BBW.


sebelumnya saya sengaja mengosongkan setengah isi koper untuk menampung buku - buku belanjaan saya. karena memang di BBW tidak menggunakan kantong plastik. beruntung, koper saya punya partisi yang oke banget.

saya terpukau dengan koleksi buku yang dihadirkan di BBW. terutama di bagian design & architecture, business & economics, family & relationship. buku - buku impor yang selama ini masih jadi wish list saya karena harganya yang mencapai beberapa ratus ribu dollar bisa saya dapatkan hanya dengan beberapa ratus ribu rupiah.

  

saya pulang dengan membawa sekitar lima belas buku. rasanya menyenangkan memboyong buku - buku yang kalau saya total dengan harga di marketplace harganya setara satu buah sepeda motor. namun di BBW, saya hanya membayar sepersepuluhnya.


habis belanja. foto - foto kami sempat duduk di food court BBW. makanannya lumayan enak dengan harga masuk akal. kelar dari BBW, kami langsung check in ke guest house dekat kantor. saya masih belum lupa kantor lah booster perjalanan ini. secara lahir batin. fisik maupun finansial. eh.

malamnya saya diajak Fenny untuk jalan jalan ke mall Penta City yang terhubung ke mall e - walk. yaampun saya langsung jatuh cinta dengan Penta City. mengingatkan sama mall kesayangan saya di Surabaya : Grand City.

e walk mall 

meski terhubung, Penta City dan E Walk memiliki suasana dan segmentasi yang berbeda. e - walk memberi suasana yang berbeda dengan warna - warna ceria dan fasad toko toko yang berbau eropa dengan segmentasi pasar middle up. sementara Penta City lebih memberikan nuansa mewah dengan lighting yang kalem dan warna - warna pastel. segmentasi pasar mall ini lebih ke arah High End.


yang menarik, Penta City mengundang pengunjung e walk dengan spot fotonya yang tematik.





kemudian sisa malam kami habiskan dengan menyusuri garis pantai mulai dari depan RS Pertamina sampai ke Manggar. disinilah saya bisa menyerap irama, energi, dan suasana Balikpapan. di titik inilah memori kurang baik saya atas kota ini membaik dan akhirnya netral.

***
"aku sudah bekerja keras. aku layak mendapatkan kemewahan dan eksklusivitas"

"aku sudah bertahan dari situasi tidak mengenakkan di kantor" menjadi pembenaran atas keangkuhan sikap yang sekali dua kali terlihat kepada pelayan/low level employee di akhir pekan.

"kok begini pelayanannya, harusnya begini. harusnya begitu" nyinyiran yang dirasa benar karena pengalaman perjalanan dinas dan menerima service nomor wahid.

***
stress tinggi yang melingkupi jiwa mayoritas penduduk kota inilah yang akhirnya memberi kesimpulan pada Riffat kecil tentang makna "angkuh". kira - kira begitulah kontemplasi saya atas "rasa" Balikpapan.

namun ketika kembali ke kota ini dalam usia yang lebih dewasa, saya akhirnya mengerti bahwa aura kota ini adalah aura bekerja keras. mayoritas penghuni Balikpapan adalah pekerja. sekalipun bergaji besar, pekerja tetaplah pekerja yang tidak memiliki kemerdekaan waktu dan finansial. hal inilah yang ditangkap oleh indra batin masa kecil saya dulu.


kembali ke kota ini, saya lebih bisa berempati. hidup memang tidak mudah. namun Balikpapan memberi pelajaran pada saya bahwa lapang dada dan rasa syukur adalah mata uang yang mahal harganya. bagaimana hidup menghadapi kita adalah satu hal. bagaimana kita menghadapi hidup adalah lain perkara. mereka adalah dua hal yang sebenarnya berbeda namun seringkali selalu dipandang jadi satu. padahal, memang lebih baik membuatnya terpisah.

saya menutup hari dengan senyum bahagia. jiwa saya refresh. hati saya gembira.


paginya saya langsung ke kantor wilayah. rapat terkait salah satu perusahaan dalam holding company dimana saya bekerja yang terlibat dalam dua proyek kerjasama dengan kantor wilayah tersebut. rapat berlangsung lancar dan ternyata jam sudah menunjukkan tengah hari.

bangga membangun negeri

Fenny yang waktu itu nungguin saya dan Fatimah rapat mengusulkan untuk jalan jalan ke Pantai Lamaru yang sepi kalau hari kerja. tapi sebelumnya dia mau ke gramedia dulu buat beliin titipan saudaranya. kami langsung memutuskan ke mall Balikpapan Plaza.

Fenny di Balikpapan Plaza

karena kelaparan, kami langsung beli McDonald via drive thru aja untuk nanti dimakan di pantai. terniat banget bawa bekal buat piknik di Pantai Lamaru. 


Lamaru menyambut dengan ramah. jalan tanah dengan pohon pinus di kiri kanan jalan membuat keinginan untuk ke Korea memanggil manggil. indah sekali.

kami berhenti di bibir pantai yang menghadap ke laut. tanpa mematikan mesin. hanya makan sambil memandang laut. how a beautiful way to get a lunch.


setelah makan, tidak ada yang kami lakukan. hanya duduk diam, memandang laut. terima kasih ya Allah untuk kesempatan ini. 


setelah dirasa cukup, kami langsung balik karena besoknya saya harus masuk kantor. Alhamdulillah. perjalanan yang singkat tapi menyenangkan. terima kasih Balikpapan, terima kasih kantor wilayah untuk undangan rapatnya, terima kasih abah umi untuk izinnya :)))


Bontang, 17 Januari 2020




Riffat Akhsan. -- yang secara kebetulan ingat kalau hari ini adalah anniversary ke 27 pernikahan orangtuanya.



Faizah and Her Enchanting Journey | Designed by Oddthemes | Distributed by Gooyaabi