27 May
1. Micellar Water
saat ini saya pake Garnier Micellar Water, tapi tinggal sedikit. kayaknya habis ini mau ganti pake Micellar Water nya Watson. lumayan 100 ribu dapat setengah liter. bisa buat air wudhu. #eh
2. Face Wash
saat ini saya pake 2 sabun muka : Garnier Sakura White untuk pagi. Senka yang Perfect Whip kalau malam dan ketika muka saya sekotor dosa. kalau ke proyek sudah pasti saya bawa Senka. karena aduh debu batching plant dan pengecoran itu sungguhlah terlalu.
3. Exfoliating
awalnya saya mau pake Bio Essence untuk Exfoliating, ternyata jodohnya sama Safi Deep Exfoliator. karena Exfoliating ini nggak boleh dipakai setiap hari, jadi saya pake nya selang - seling. trus hanya saya pakai saat malam aja.
4. Toner
saat ini saya lagi cinta sama toner alami berupa cuka apel merk S&W. tapi mungkin kedepan saya mau coba Emina Face Toner.
5. Essence
Essence lagi - lagi saya pake Garnier. baik Garnier Pure Essence maupun Garnier Sleeping Essence. dua - dua nya yang Sakura White. tapi ntah kenapa saya lagi tergoda buat coba Benton Snail Bee High Content Essence.
6. Serum
serum saya pake Some By Mi. aduh duh duh itu kecintaan sekali. tapi kadang saya selingin dengan serum nya Garnier. lagi lagi Sakura White.
mostourizing saya pake the one and only Nature Republic 92% Aloe Vera.
8. Sheet Mask / Clay Mask / Black Mask / Nose Mask
nah item kategori ini yang bikin saya semangat lembur hahaha. karena masker itu banyak sekali di pasaran dan semua lucu - lucu.
kalau masker yang powder saya punya merk lokal rumah rempah yang Green Tea sama masker Killer Queen yang Red Rose. saya juga pake masker Aztec.
sheet mask saya masih pegang Innisfree.
black mask saya suka punya Freeman yang Charchoal + Black Sugar Mud. kalau sodara kembar saya lebih suka Bio Aqua Activated Carbon Peel Off Mask.
clay mask saya suka Innisfree Super Volcanic Pore Clay Mask.
nose mask saya lagi cinta sama Innisfree yang Jeju Volcanic Lava. aduh itu terniat angkat komedo nya.
untuk masker emang saya terobsesi untuk angkat komedo. karena saya perang banget sama komedo.
9. Sun Screen
sun screen saya masih pegang Emina sama Garnier Sakura White. biasanya mereka berdua saya tumpuk jadi satu biar ceritanya double protection gitu.
10. Eye Cream
jujur saat ini saya merasa masih belum perlu pake eye cream karena merasa udah di back up sama mostourizer si Nature Republic itu. karena problem saya di mata adalah mata panda.
tapi kalau besok - besok khilaf beli eye cream nggak tau lagi hahaha.
saya banyak banget mention produk garnier dalam list ini karena saya udah pake ini dari jaman saya masuk SMP yang cuma tau nya skin care itu sabun muka doang.
skin care di mata mbak mbak proyek
banyak banget ya nyinyir sama cewek yang hobby skin care an. beberapa cowok - cowok di proyek juga sering nanya ke saya soal skin care dari perspektif cewek. beberapa membawa masalah finansial/anggaran bocor/boros maksimal urusan skin care di kalangan cewek.
well pendapat saya adalah :
skin care adalah cara perempuan menghargai dirinya sendiri.
saya menulis di sini tidak bisa dibilang mewakili populasi ya. banyak juga rekanan saya di proyek yang nggak pake skin care sama sekali selain sabun muka. meski ada juga yang seperti saya suka skin care.
make up dirasa berlebihan. sementara debu konstruksi dan panas matahari itu hadir all out di lapangan. saya juga nggak mau jadi itik buruk rupa meskipun saya perempuan sendiri di proyek konstruksi. sehingga selain alasan kebutuhan, skin care juga membantu saya (mbak - mbak konstruksi) untuk tampil "natural" di lapangan (saya selalu nggak make up an kalau di lapangan).
karena saya di proyek konstruksi nggak berniat lenongan dengan tampil full makeup dan memecah konsentrasi tukang besi.
nggak make up gini aja langganan dipatahin hatinya sama tenaga ahli #curhat.
skin care adalah cara saya untuk tetap waras dan merasa "perempuan". karena berada di proyek konstruksi membuat saya berpikir, bertindak, dan memutuskan sesuatu berdasarkan alur pikiran kaum adam.
"logis" urusan belanja skin care
sebagai cewek, goal saya memakai skin care itu : wajah nggak kusam, nggak jerawatan, pori - pori saya mengecil, dan kulit wajah saya sehat.
untuk menuju goal ini ada banyak banget produk yang tersedia di pasaran. inilah yang sering bikin cewek kalap belanja dan bikin para cowok pusing.
kalau menurut saya, rasionalitas nggak boleh hilang untuk urusan belanja skin care.
saya punya prinsip, untuk satu kategori (kecuali masker) saya hanya boleh punya satu produk. membeli lebih dari satu produk diizinkan dengan alasan yang logis (bukan mengada - ada atau cuma sekedar pengen). contohnya sabun muka saya dua (saya beli Senka belakangan setelah Garnier) karena saya merasa Senka emang lebih asoy ngebersihin muka saya dari debu semen dibanding Garnier.
saya punya prinsip, untuk satu kategori (kecuali masker) saya hanya boleh punya satu produk. membeli lebih dari satu produk diizinkan dengan alasan yang logis (bukan mengada - ada atau cuma sekedar pengen). contohnya sabun muka saya dua (saya beli Senka belakangan setelah Garnier) karena saya merasa Senka emang lebih asoy ngebersihin muka saya dari debu semen dibanding Garnier.
kemudian serum, Some By Mi saya habis pas kebetulan saya lagi di hutan. serum yang ada saat itu adalah Garnier. makanya serum saya ada dua.
selain karena fact excuses, saya hanya mengizinkan untuk membeli produk baru setelah produk lama saya habis. ini juga berlaku kalau saya mau ganti merk. jadi biar saya tergoda gimanapun nyobain merk baru kalau punya saya belum habis ya saya sekuat tenaga menahan diri untuk nggak beli.
disclaimer : semua produk yang saya sebut tidak termasuk produk yang nggak cocok di muka saya ya. kalau nggak cocok ya langsung saya hempas.
beberapa teman saya yang suka gonta - ganti merk skin care memilih ukuran travel size untuk produk skin care yang mereka beli. karena dirasa lebih efektif dan efisien.
semua kembali ke preferensi
skin care itu tentang rajin tidaknya mencari referensi dan tentang kaya nya wawasan product knowledge.
saya sering ditawarin produk SK-II bahkan La Mer untuk skin care saya. tapi saya ngerasa belum butuh. ya nggak tau lah ya kalau nanti saya udah masuk ke fase anti aging. tapi saya merasa produk yang saya pakai saat ini saja sudah lebih dari cukup. produk memang punya efek yang berbeda satu sama lain. tapi semua kembali ke preferensi kita masing - masing.
goal mu apa ? trus tahapan skin care kamu gimana ? apakah dia memiliki banyak tahapan atau lebih memilih cutting step dengan memprioritaskan produk - produk two in one atau three in one jadi memutus tahapan skin care an ? trus apakah skin care saat ini benar - benar dibawah harapan atau bagaimana ?
hal - hal diatas sih yang jadi pertimbangan saya sebelum memilih produk. terlepas dari harganya berapa.
beberapa teman saya memiliki budget skin care tetap setiap bulan. selama produk tersebut masuk budget dia akan beli. jadilah dia koleksi.
goal mu apa ? trus tahapan skin care kamu gimana ? apakah dia memiliki banyak tahapan atau lebih memilih cutting step dengan memprioritaskan produk - produk two in one atau three in one jadi memutus tahapan skin care an ? trus apakah skin care saat ini benar - benar dibawah harapan atau bagaimana ?
hal - hal diatas sih yang jadi pertimbangan saya sebelum memilih produk. terlepas dari harganya berapa.
beberapa teman saya memiliki budget skin care tetap setiap bulan. selama produk tersebut masuk budget dia akan beli. jadilah dia koleksi.
saya cukup setuju sih sama langkah budgeting ini. karena hidup kita kan nggak cuma untuk skin care. masih ada tas dan sepatu berjuta - juta yang masuk ke wish list.
soal ketersediaan. saya adalah orang yang kalau darurat pas skin care saya habis saya bakal cari produk Garnier karena pasti di hutan pun ada. namun beberapa rekanan saya juga banyak yang skin care nya setia pake viva atau wardah karena alasan mudah didapat.
jadi jangan terlalu percaya ya teman - teman kalau ada yang bilang skin care mbak - mbak proyek itu branded semua. enggak kok, buktinya saya juga masih pake punya drugstore.
akhir kata, skin care itu tentang konsistensi. ya percuma semua skin care kamu mahal - mahal tapi kamu nya nggak konsisten trus skin care nya kadaluarsa dan berakhir di tong sampah. sayang banget.
beli skin care level bawah, tengah, atas itu semua tentang preferensi. semua itu pilihan. mau pake skin care atau nggak pake skin care itu juga pilihan.
yang penting jangan ada nyinyir di antara kita.
ciao.
Bontang, 27 Mei 2019
Riffat Akhsan --- yang berharap kulitnya glowing kayak mbak Song Hye Kyo.
07 May
setelah masa - masa senggol bacok, kantor saya punya kegiatan yang namanya "rekreasi".
bukan, rekreasi di sini bukan semacam outing dengan berbagai kegiatan team building.
kami semua berkumpul bersama mengunjungi proyek yang "terpilih". tujuannya untuk merekatkan kembali hubungan antar rekan. karena tidak ada yang lebih merekatkan selain berada dalam satu perjalanan.
proyek yang terpilih ini biasanya merupakan proyek tahap tengah - akhir yang naga - naga nya akan mengajukan contract change order / balanced budget dan ingin mengajukan addendum.
kali ini proyek yang saya kunjungi berada di kecamatan Batu Ampar. sebuah area tepian sungai dengan penduduk mayoritas pegawai perusahaan sawit dan petani karet.
namanya juga project visite, yang mejadi wisata nya adalah silaturahmi bersama tenaga ahli tinjauan proyek itu sendiri. jadi kami semua urun rembuk di lapangan. diskusi, menganalisis, dan mencari solusi bersama untuk kemajuan progress report. plus mengumpulkan data untuk nantinya diolah di kantor sebagai bahan rapat.
saya selalu suka dan antusias setiap project visite. karena saya suka dengan cara kerja lapangan yang banyak ilmunya. keramahan para mas - mas tenaga ahli dalam struktur organisasi proyek, kearifan para tukang - mandor - kepala tukang yang bikin ketawa, serta suasana lapangan yang memberikan energi berbeda untuk saya.
saya menyelam sambil minum air saat project visite. kerja iya, kulineran iya, jalan - jalan juga iya.
kalau di Batu Ampar ini saya terkesan dengan kulinernya. di sini saya diajak makan dengan lauk daging rusa. wow. beruntung, saya udah cek daging rusa ini halal untuk dimakan.
Batu Ampar memantik rasa syukur saya yang "mungkin" pudar terbuai fasilitas kota. di sini listrik PLN hanya menyala 12 jam. untuk area pusat kecamatan, selebihnya nyaris tidak teraliri listrik. jaringan sudah 4G memang. tapi diluar pusat kecamatan benar - benar tidak ada sinyal.
ini jugalah yang membuat saya harus begadang lembur menunggu data yang dikirim dari proyek ini di musim - musim bikin laporan. karena mas - mas tenaga ahlinya kan di lapangan, trus sore baru pulang. ketika berada di base camp baru bisa kerja dan berkomunikasi dengan saya yang di kantor.
infrastruktur merupakan asa di daerah ini. masih banyak area - area yang terisolasi jika turun hujan.
mobil kami sempat tenggelam hampir satu meter dalamnya di lumpur saat masa - masa penyerahan lapangan awal - awal proyek dulu. mobil dengan penggerak empat roda harga mati di sini.
selama di lapangan saya banyak merenung. bagaimanakah masyarakat sini kalau berada dalam kondisi gawat darurat dengan kondisi infrastruktur yang sulit begini ?
bukan hal baru. kontemplasi seperti itu selalu muncul setiap project visite karena memang kantor saya spesialis jalan jembatan. namun kontemplasi itu selalu sukses membuat saya malu dengan keluhan rutin saya ke mbak - mbak costumer service tentang bandwith internet yang melambat walau sedikit.
saya selalu kagum dengan profesionalisme para insinyur teknil sipil di lapangan. mereka yang bermental tangguh di lapangan yang keras. menghadapi berbagai kendala psikososial dari warga, kejenuhan bekerja, juga tekanan dari kantor. dan yang pasti, memiliki kemampuan teknis dan psikis yang cakap sehingga dapat diandalkan untuk menjadi problem solver.
mereka yang saya yakin dulu jaman sekolah pasti ikut pramuka karena tau benar bagaimana caranya enjoy di hutan.
lapangan selalu memberikan suasana menyenangkan untuk saya. alat - alat berat yang eksklusif dan spesifik untuk metode pelaksanaan tertentu hadir di lapangan bagai eksibisi. bahagia rasanya melihat bidang yang memang saya cintai "hidup" dalam realita. bukan hanya tampil di jurnal, literasi, dan dokumentasi belaka.
pengalaman itu berharga.
di jalan pulang, saya berdoa agar para rekanan saya selalu sehat - sehat. proyek kami berjalan lancar sesuai target. serta jika terjadi masalah, kami bisa mengatasinya.
amin.
Bontang, 8 Mei 2019
Riffat Akhsan -- yang lagi menyusun draft justifikasi teknis.
01 May
masa - masa tender dan persiapan termin invoice ditambah sparks joy berupa pemberitahuan adanya contract change order/addendum adalah masa - masa saya nangis darah.
masa - masa ini semua orang kantor senggol bacok karena tensi tinggi. apalagi karena budaya kantor saya Korea dengan palli - palli nya. rasanya di masa - masa ini saya ingin membelah diri berdasarkan jumlah proyek yang saya tangani.
masa - masa ini semua orang kantor senggol bacok karena tensi tinggi. apalagi karena budaya kantor saya Korea dengan palli - palli nya. rasanya di masa - masa ini saya ingin membelah diri berdasarkan jumlah proyek yang saya tangani.
tapi kan saya manusia ya, bukan amoeba. jadi mukjizat kalau saya bisa membelah diri.
kalau udah di masa - masa ini orangtua saya udah no comment liatin anaknya nggak ngerjain kerjaan rumah sama sekali. bangun tidur, shalat, ngebekal roti sama kopi, berangkat ngantor. pulang kantor makan sore. ngendon di kamar laptopan ngerjain kerjaan trus langsung tidur. keluar cuma buat shalat sama ke kamar mandi.
ini cara saya tetap bertahan di masa - masa senggol bacok ini :
dalam masa - masa ini, instruksi bertubi - tubi adalah pasti. saya harus siap dengan revisi dan tambahan instruksi berkali - kali. namun, saya punya kartu. namanya deadline. saya bisa menyusun timeline kapan pekerjaan saya harus selesai. saya juga memiliki sekian hari dikali dua puluh empat jam selama timeline tersebut. saya juga punya waktu dua puluh empat jam yang bebas saya atur untuk menyelesaikan tugas tersebut.
karena saya sama sekali tidak berniat resign.
Organizing My Worklist , dan Mengurutkannya Sesuai Skala Prioritas .
saya juga harus mempertimbangkan agenda - agenda di luar kantor yang pastinya energinya beda dengan kalau saya full seharian di kantor aja. kalau ada agenda keluar, waktu efektif saya di kantor bisa cuma setengah hari aja. bahkan bisa kurang dari itu.
kalau memang seharian full ngantor, saya juga harus perhatikan para rekanan saya. karena di masa - masa ini bahkan makan siang aja kami harus bergantian. juga karena saya adalah yang belum nikah, saya yang harus back up rekanan saya di jam - jam mereka harus keluar buat jemput anak sekolah.
kemudian masing masing worklist yang sudah dikelompokkan berdasarkan holdings nya tadi saya beri keterangan tingkat kerumitan, pressure, dan deadline kapan tugas itu harus diasistensikan. setelahnya saya baru bisa menyusun skala prioritas mana dulu yang harus saya kerjakan.
Membuat Target yang Terukur Sesuai Timeline.
setelah saya organize mereka semua, barulah kemudian saya bisa menyusun target harian saya. tentu target ini terbagi menjadi target optimis dan realistis. optimis kalau saya full seharian di kantor. realistis kalau - kalau saya ada agenda keluar ataupun force majeur yang mengharuskan saya keluar kantor.
target - target ini membantu saya untuk fokus. bahwa pekerjaan bukan sesuatu yang bisa selesai sekali duduk. mungkin itulah mengapa saya didrill mampus di kampus dengan tugas besar dan tugas akhir. bahwa yang bernama mengemban tanggungjawab itu tidak instan. ia perlu proses dan kesabaran.
target - target dan baby step ini juga memberikan ruang pada saya untuk mencari solusi bagi diri saya sendiri dan orang - orang di bawah saya jika dalam roda pelaksanaan pekerjaan terjadi masalah.
hei, bukankah pekerjaan itu sendiri adalah bagian dari pemecahan masalah ? kalau nggak ada masalah ya nggak ada pekerjaan dong.
Menyempatkan Diri untuk Istirahat dengan Nonton Korea / Serial / Badminton di Tengah Jam Kantor.
yang namanya kerja pasti ada waktu istirahat dong. saya biasanya menggunakan waktu ishoma untuk makan sambil nonton drama Korea/serial yang lagi on going. kalau kebetulan pas ada turnamen badminton, saya biasanya streaming di waktu istirahat sore.
ya karena saya suka nonton ya. sehingga menurut saya nonton drama/badminton bikin saya nggak mikirin kerjaan dulu untuk sementara. fokus saya teralihkan sebentar untuk rehat. beberapa rekan saya ada yang tidur siang/baca buku untuk rehat. tapi karena saya bukan tipikal yang bisa tidur siang (meskipun kantor saya punya kamar istirahat karyawan), saya juga orangnya nggak bisa berhenti kalau udah baca novel. karena nagih ending banget novel - novel kesukaan saya itu. jadilah saya lebih nyaman rehat dengan menonton drama korea/badminton yang durasinya bukan saya yang tentukan.
ya karena saya suka nonton ya. sehingga menurut saya nonton drama/badminton bikin saya nggak mikirin kerjaan dulu untuk sementara. fokus saya teralihkan sebentar untuk rehat. beberapa rekan saya ada yang tidur siang/baca buku untuk rehat. tapi karena saya bukan tipikal yang bisa tidur siang (meskipun kantor saya punya kamar istirahat karyawan), saya juga orangnya nggak bisa berhenti kalau udah baca novel. karena nagih ending banget novel - novel kesukaan saya itu. jadilah saya lebih nyaman rehat dengan menonton drama korea/badminton yang durasinya bukan saya yang tentukan.
saya bukan tipe orang yang enjoy kerja dengan suasana hening ala perpustakaan seperti ibu saya. meskipun ya, kalau saya dituntut sangat fokus saya akan melakukannya. tapi jarang banget deh kayak gitu.
ada banyak pemutar musik di pasar digital, joox, apple music, dan spotify. setau saya.
spotify premium bukan untuk semua orang, mengingat harga langganannya. menurut penganut paham efisiensi.
kalau kamu dalam sehari frekuensi dengar lagunya rendah saya rasa nggak perlu upgrade ke premium. kecuali kamu kayak saya yang memang seharian music. selain karena frekuensi mendengarkan lagu yang tinggi, seringkali konsentrasi saya buyar kalau tiba - tiba disela iklan.
saya mengakali biaya langganan aplikasi ini dengan tidak bertransaksi langsung via kartu kredit. saya memilih membayar biaya langganan melalui jasa pihak ketiga yang legal dan harganya jauh lebih murah. ada beberapa pilihan langganan di para pihak ketiga ini. ada yang perbulan, tiga bulan, hingga langganan per tahun. dengan harga maksimal seratus ribu.
di twitter dan e-commerce tersebar kok para pihak ketiga ini. cari aja.
saya selalu percaya, bahwa kita bisa menemukan sumber bahagia kita sendiri meskipun masih belum bisa liburan.
setiap orang punya caranya sendiri untuk bisa enjoy under pressure. ada yang memajang gundam di meja kantor, ada yang memasang lukisan mahal di ruangan, ada pula yang seperti saya. semakin tekanan kantor saya nggak waras, semakin saya berusaha ke kantor dengan make up, baju, sepatu terbaik (atau mungkin termahal). barang - barang ini adalah sumber bahagia saya.
untuk sementara.
untuk sementara.
saya percaya barang - barang fashion bukan sekedar fungsi. ia karya seni.
selain itu kadang ide ngeblog muncul di saat - saat seperti ini. sehingga saya bisa rehat sedikit dengan menyusun draft blog.
intinya, meskipun kerjaan lagi nggak santai. saya tetap harus bahagia.
Photo by Ty Williams on Unsplash
hidup dengan baik. ciptakan kebahagiaan. untuk dirimu sendiri. karena kita (para pekerja) berhak bahagia.
Bontang, 1 Mei 2019
Riffat Akhsan, ---- Selamat Hari Buruh. Para Buruh - Buruh Kebahagiaan.
22 April
saya nggak ngerti apakah tepat menyebut ini sebagai jalan jalan. karena sejatinya disana saya tuh kerja, alias survey. survey apa mbak ? survey pasang surut air laut sebagai salah satu rangkaian dari perencanaan mitigasi banjir di DAS Mahakam.
seperti itu.
tapi gapapa lah ya waktu 48 jam saya rasa cukup untuk menggambarkan seperti apa Muara Badak itu.
asyik, namanya jadi Muara Badak di mata saya.
jadi Muara Badak ini merupakan sebuah kecamatan kaya raya di pesisir Kabupaten Kutai Kartanegara. sebuah kecamatan yang memiliki sumber daya minyak, gas alam, serta batu bara. pokoknya kaya raya banget lah sampai sampai di kantor desa nya ada kantor dinas Sumber Daya Alam regional.
selain kekayaan perut bumi, daerah ini juga teramat subur dengan lahan ekonomi pertanian, perikanan, dan pariwisatanya. letaknya yang berada di pesisir jalur pelayaran internasional juga memungkinkan penduduknya untuk mencari nafkah bukan sekedar nelayan.
ehem, ini yang menarik.
lokasi survey saya kebetulan dekat perkampungan penduduk. ya di dermaga rakyat gitu lah. sehingga membuat saya cukup bisa bersentuhan dengan denyut nadi masyarakat biasa (kayak saya).
bagi masyarakat yang berbeda orbit dengan dunia korporasi. di daerah ini wajib hukumnya punya kapal. jika mata pencaharian mereka bukan seorang petani atau petambak. kenapa ? karena selain untuk mencari ikan, kapal ini juga bisa menjadi media untuk memberikan "jasa" transportasi wisata memancing bagi mereka yang stress ngantor di oil, gas, and coal company itu.
yang menarik perhatian saya, kapal kapal ini juga menjadi alat untuk menunjang profesi masyarakat sebagai "supplier".
hah ? supplier apa mbak ? mereka ikutan pengadaan barang jasa ?
ya enggak lah maemunah. mereka ini menjadi supplier bagi kapal kapal yang lempar jangkar di laut Muara Badak. kapal - kapal pengangkut kontainer dan minyak inilah yang dipenuhi kebutuhannya. mereka kan di sana butuh makan, kartu internet, cemilan, buah - buahan, hingga jasa haram yang lebih baik nggak usah saya ceritakan disini.
jadi masyarakat inilah yang pergi ke darat, ke pasar untuk memenuhi kebutuhan para awak kabin kapal - kapal berbendera asing ini. sebagai imbalan mereka dibayar dengan dollar atau mata uang negara asal si kapal. tapi dari cerita mereka umumnya mereka dibayar dengan US Dollar. kalau tidak dibayar dengan US Dollar mereka dibayar dengan bensin/solar kualitas tinggi. jadi nggak heran di kecamatan ini mudah sekali ditemukan pertamini modifikasi.
ngomong - ngomong masalah dollar, saya cukup salut dengan pemerintah daerahnya yang hanya mengizinkan bank rakyat saja sebagai tempat masyarakat menukarkan valuta asing milik mereka.
saya melihat kesyukuran di hidup mereka. mereka nggak pusing soal inflasi apalagi investasi. wong bayarannya valas kok. dengan kapal kayu bermotor sebagai modal hidup. sedihnya, taraf hidup mereka tidak meningkat. karena mendapatkan uang begitu mudah. asal rajin jadi supplier dan menjaga hubungan baik dengan para awak kabin. membeli aset simbolis seperti mobil dan rumah bukan barang mahal. pendidikan jadi serasa nggak penting karena di laut mereka cari rezeki.
profesi supplier ini menjadi fokus ke kepoan saya di tengah kebosanan mengukur tinggi muka air laut per sepuluh menit selama puluhan jam. ini profesi baru buat mbak - mbak korporat macam saya. bahwa dunia nggak hanya berkutat tentang saya, laporan - laporan di ruangan saya, dan masalah hidup saya.
itulah menariknya perjalanan. mata saya terbuka dengan berbagai unexpected joy.
fyi di terpal biru itulah tempat saya nongki demi mendapatkan data. jangan tanya saya gimana panasnya kalau pas tengah hari.
trus di seberang itu ? yang hijau pohon - pohon itu ? bersarang buaya muara bermata kuning. saya cukup bergidik dengan cerita nelayan yang katanya dikejar buaya karena kurang rapi mengemas ikan di kapalnya.
jadi, kata siapa perempuan sebaiknya di rumah aja. dandan cantik untuk suami ?
eh kok nge gas.
kontur tanah yang rata, menjadikan daerah ini memesona dengan pohon - pohon kelapanya. foto di atas adalah salah satu halaman rumah warga. cantik ya ? rumput - rumput rapi nan terawat menjadi pemandangan umum di daerah ini. katanya sih, rumput ini dijual per petak dengan ukuran tertentu. saya sih belum nanya, wong proyek resort saya top soil dan pengupasan lahannya aja belum kelar.
yakali saya ngetok rumah orang cuma buat nanya harga.
eh tapi saya bisa sih minta tolong sama rekanan saya yang tinggal di daerah ini buat urusan rerumputan ini. katanya kalau sama penduduk sana lebih murah.
cuan is my life.
pemandangan pesisir pantai di sebelah kanan dan rumah - rumah berhalaman cantik di sebelah kiri menjadi bonus perjalanan bisnis saya di Muara Badak. (ya ampun perjalanan bisnis banget nih bahasanya ? orang tuh business trip identik dengan rapat di pencakar langit. lah saya nongki di dermaga rakyat ?)
menyusuri jalan poros Muara Badak - Marangkayu - Bontang membuat saya teringat perjalanan dari Uluwatu ke Denpasar. berbagai papan spanduk bertuliskan nama - nama pantai menjadi bagian dari memori saya pada perjalanan ini. ya, meskipun Pantai Mutiara dan Pantai Pengempang lah yang menjadi primadona. tapi menikmati pantai pantai lain yang tidak seramai kedua pantai itu juga oke banget buat pilihan jalan - jalan di Muara Badak.
selain pantai, Marangkayu - Muara Badak juga menyimpan lahan persawahan yang tidak kalah cantik dengan pantainya. saya terkagum dengan hamparan luas padi dengan pohon kelapa sebagai pagarnya. surga zamrud khatulistiwa itu nyata.
lokasi persawahan ini juga access-able kok berada di pinggir jalan utama yang berupa perkerasan beton. tapi tetap perhatikan musim ya. karena tidak selalu pemandangan sehijau ini. ya kalau musim panen pemandangannya adalah padi yang menguning.
ya nggak ?
banyak yang menduga sawah - sawah ini merupakan sawah tadah hujan. nggak kok, padi nya bukan padi gogo dan bukan sawah tadah hujan. mereka punya sistem irigasi standar bangunan sipil. ada beberapa spill way juga untuk saluran aliran primer nya. sehingga irigasi ini tidak hanya bermanfaat bagi petani padi namun juga bisa dimanfaatkan petani tambak.
kalau kamu mau melakukan perjalanan Samarinda - Bontang dan menginginkan pemandangan hijau begini kamu bisa ambil jalur Bontang via kantor walikota Sekambing - motong jalan tambang PT Indominco Mandiri dan masuk lewat desa Santan Ilir. atau kalau dari arah simpang Sangatta bisa lewat kilo 23 desa Santan Ulu (kalau lewat sini kamu juga dapat bonus pemandangan ladang pertanian) yang nantinya akan tembus ke desa Santan Ilir juga. bisa juga setelah Gunung Menangis masuk lewat simpang tiga Marang Kayu. jalan manapun yang kamu tempuh nantinya juga akan berakhir di jalan poros pesisir laut Marang Kayu - Muara Badak. jalan ini akan keluar di simpang tiga Muara Badak - Sambera. dekat dengan Bandara APT Pranoto Samarinda.
jadi, begitulah perjalanan saya di Muara Badak. yang meskipun pulang dari sana saya nggak bisa leha - leha bangun siang karena harus segera mengolah data dan bikin laporan. tapi saya bahagia.
karena bukankah tujuan travelling adalah untuk refresh, recharge, and feels like reinvented ?
Bontang, 22 April 2019
Riffat Akhsan, yang lagi dikejar termin invoice.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Search