26 October
![]() |
kutipan status diatas ditulis oleh seorang ibu dan guru yang luar biasa yang menjadi rekanan saya semenjak saya bergabung dengan kantor pimpinan Bos Y. |
dulu saya sering bertanya kenapa abah dan umi saya sangat "setreng" dan sensitif dengan issue mengenai kesombongan, sifat arogan, dan saudara saudaranya. larangan dan petuah petuah tersebut biasanya dilanjutkan dengan nasihat tentang pentingnya menundukkan ego untuk meraih ilmu.
saya yang bingung sih iyes iyes aja sambil ngedumel "aku nggak sombong kooook"
kemudian waktu berlalu, saya yang mulai memasuki fase dewasa awal mulai masuk dalam kolam persaingan bisnis yang membawa saya bertemu dengan berbagai macam tipe manusia dengan berbagai karakter.
nasihat abah umi saya yang disampaikan jaman saya masih SMP - SMA tersebut mendadak ngeheits lagi gaungnya dengan apa yang saya alami beberapa waktu yang lalu.
kemarin saya diajak oleh Bos Y untuk bertemu dengan pimpinan komunitas pengusaha di bidang usaha yang menjadi konsentrasi kantor saya. pimpinan komunitas ini membawa 10 pengusaha lain untuk bertemu dengan kami guna membicarakan kerjasama bisnis jangka menengah yang akan kami jajaki bersama. sang pimpinan bertindak selaku fasilitator, sang pimpinan sudah mengenal kami cukup lama dan sangat kapabel untuk memetakan mana saja pengusaha yang memungkinkan mampu menjalin kerjasama dengan kami based on karakter kami.
pertemuan berlangsung dengan sangat hangat, sampai ada salah satu pengusaha yang dari cara duduknya dari awal sudah meneriakkan "I DONT HAVE TO SIT HERE", ditambah tatapan mata yang memandang saya dengan "I HAVE ALREADY DONE TO EXECUTE WHAT YOU SAY" serta bahasa tubuh yang berbicara "YOU ARE INCAPABLE TO BUILD A BUSINESS COOPERATION WITH ME" lantas si pengusaha bercerita panjang lebar tentang pencapaian bisnisnya yang sukses merambah pasar Jepang dan Brazil dan menjawab "yaaa gimana ya mbak yaaaa" ketika saya dengan straight to te point bertanya "jadi apa yang bisa kami bantu untuk usaha ibu?"
pimpinan komunitas menghela nafas, saya dan teman teman cukup tau beliau malu dengan sikap anggotanya, di akhir pertemuan pimpinan komunitas mengutarakan permintaan maaf yang dalam sembari berkata "saya ajak dia kesini karena saya tau dia masih belum settle, saya mau dia bisa percaya dengan kemampuan dirinya. kalau saja dia mau menundukkan ego dan menghilangkan tinggi hati demi menutupi rendah dirinya itu saya yakin dia pasti bisa merambah pasar eropa dan amerika"
sampai di rumah, saya tercenung dengan kejadian di pertemuan itu, dari segi analisa memang benar kamipun melihat bahwa si pengusaha masih belum settle dan sangat perlu pembenahan sana sini untuk menyempurnakan proses bisnisnya dalam menghadapi persaingan sengit dengan kompetitor.
kini saya paham mengapa abah dan umi saya ngotot memberikan petuah tentang kesombongan, menundukkan ego, dan lain sebagainya.
sombong dengan kemampuan diri membuat kita tertutup untuk mendapat ilmu baru, membuat kita tidak peka melihat peluang, dan membuat diri kita menjadi "kodok dalam batok", buta terhadap apapun yang pada akhirnya hanya akan membuat kita terjerumus dan terpelanting dalam persaingan diri menghadapi arus global yang terus berjalan menggilas mereka yang tidak siap untuk berubah.
meraih ilmu dengan terus belajar menjadi satu satunya jalan memenangkan persaingan inovasi pada arus global dan satu satunya cara mutlak untuk meraih ilmu adalah dengan menundukkan ego.
di atas langit masih ada langit, itulah kenapa Rasulullah S.A.W mewanti wanti umatnya untuk belajar dari sejak dalam kandungan hingga liang lahat.
semoga kita bukan termasuk golongan yang menjerumuskan diri dengan sadar pada keterpurukan nyata hanya karena tidak bisa menundukkan ego. amin.
Surabaya, 26 Oktober 2015
Riffat Akhsan, anak kecil yang masih harus terus dibimbing oleh kedua orangtua nya untuk menapak dunia
21 October
![]() |
sumber gambar |
saya hidup dari ketidakpastian bisnis karena pengaruh sosial politik ekonomi. ya, dunia konstruksi selalu bergantung pada situasi perekonomian makro mengingat ini menyangkut penggunaan dana miliaran rupiah.
setiap pekerjaan konstruksi dengan nilai kontrak fantastis selalu didahului dengan proses tender. proses penawaran harga per satuan pekerjaan dengan harapan pemenang tender dapat mengerjakan proyek dengan dana seefisien mungkin.
tender konstruksi bagaikan kompetisi, selalu ada para pelaksana proyek (kontraktor) yang bertarung untuk menjadi pemenang, tentunya dengan ketepatan perhitungan harga penawaran. hukum pasti dalam proses tender konstruksi adalah : harus dihitung dengan benar per item pekerjaan, bila salah kerja bakti atau bahkan rugi.
pertarungan tender konstruksi itu keras, ibarat cewek mungkin prosesnya bukan lagi jambak - jambakan. tapi udah level cakar - cakaran berdarah darah.
ada yang menarik dari proses tender ini, mau tender proyek apapun, biasanya lawan tendernya itu itu saja. kadang menang ya kadang juga kalah, rezeki rezekian lah.
luruskan niat, SEMPURNAKAN PROSES, jangan khawatirkan hasil. karena hasil tidak pernah mengkhianati proses yang sempurna.
adalah ungkapan yang sangat benar untuk menggambarkan nasihat bertahan dalam kerasnya pertarungan tender konstruksi.
dalam proses pertarungan tender, setidaknya saya belajar tentang seni menghitung ketepatan langkah, yang sebenarnya kalau kita aplikasikan ke dalam hidup kita hasilnya sangat memudahkan penyelesaian masalah.
volume.
ujung tombak pertarungan tender konstruksi dimulai dari besarnya nilai penawaran yang diajukan. ini berangkat dari volume per item pekerjaan. volume didapat dari gambar rencana proyek konstruksi tersebut. hidup juga sebenarnya begitu, kita pasti diberi "gambar" masalah oleh tuhan, dari gambar tersebut kita akan dapat menentukan "volume" atau besaran dari masalah. dengan begitu kita akan tau garis besar konsep penyelesaian masalah.
produktivitas
produktivitas didapat setelah volume diketahui, produktivitas adalah perhitungan "kemampuan" tenaga dalam pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi. produktivitas membantu memetakan kemampuan tenaga bahan, tenaga alat, dan tenaga manusia dalam penyelesaian target pekerjaan.
produktivitas berarti kemampuan kita dalam menyelesaikan masalah. setelah kita tau seberapa besar masalah yang kita hadapi, kita sebenarnya mampu untuk menghitung kemampuan kita dalam menyelesaikan masalah tersebut. kalau dirasa tidak mampu, kita setidaknya berhasil mengidentifikasi apa penyebab ketidakmampuan kita menyelesaikan masalah tersebut.
durasi.
durasi selalu begandengan tangan dengan produktivitas, produktivitas menentukan besaran durasi penyelesaian pekerjaan. besaran angka produktivitas adalah tetap, tapi pelaksana proyek memiliki kebebasan untuk menentukan besaran durasi waktu penyelesaian pekerjaan. mau durasinya cepat monggo, durasi lambat ya terserah elo...
hidup juga begitu, kita tau besaran masalah, kita tau kemampuan kita dalam menyelesaikan masalah tersebut, dan kita berhak untuk menghitung kapan kira kira kita bisa sukses menyelesaikan dan keluar dari masalah tersebut. semua bisa dihitung, kalau saja kita mau.
langkah (action plan)
ini yang terpenting, pemetaan langkah atau yang biasa dikawinkan dengan metode pelaksanaan. ketepatan langkah didukung dengan metode yang tepat akan membawa kesuksesan pelaksanaan proyek, yang mana kesuksesan pelaksanaan proyek bisa dilihat dari keuntungan dari selisih rencana anggaran biaya dengan rencana anggaran pelaksanaan. ketepatan langkah memimpin kecilnya biaya pelaksanaan. ini penting karena target dari pelaksanaan dan pengelolaan proyek konstruksi adalah tepat waktu, tepat biaya (dapat untung) dan tepat mutu.
kita juga bisa belajar dari seni menghitung ketepatan langkah proyek konstruksi ini. dengan data besaran masalah, kemampuan penyelesaian masalah, dan durasi keluar dari masalah kita bisa menentukan langkah apa yang harus diambil. kapan harus mengambil tindakan, kapan harus bertahan dengan target yang sudah ada. semua bisa dihitung dengan segala resikonya.
lapang dada
kalau ada yang menang tender, pasti ada yang kalah tender
lebih baik kalah tender daripada menang tender tapi trus kena blacklist karena tidak mampu menyelesaikan
hidup juga begitu, hidup selalu memberi hikmah dari setiap masalah. dan hidup selalu membawa arti lebih tentang lapang dada dari setiap masalah yang hadir.
Surabaya, 21 Oktober 2015
Riffat Akhsan
12 October
![]() |
source |
tulisan ini adalah tulisan yang saya tulis sebagai blogger tamu di blognya mas Arif Munandar.
Muda Itu Berbeda dengan Karya
Masa muda adalah
masa keemasan, masa dimana kamu bisa bertahan menyelesaikan masalah
sesulit apapun. Masa berubah ataupun masa membuat perubahan.
Yang saya liat,
anak anak muda sekarang terjebak dalam skema hura hura yang
melenakan, banyak dari mereka maunya yang simple, maunya yang nyaman,
maunya ikut arus aja.
Saya juga masih
muda, masih 20-an. Masih suka nonton korea dan main main kesana
kemari dengan alasan “mumpung masih muda” dan “kapan lagi
begini”
Tapi kemudian
saya berpikir, apakah nyaman menjalani hidup begini begini saja, so
typical. Saya lalu menarik benang merah kesuksesan milyuner milyuner
muda dunia dan sampai pada satu kesimpulan : mereka berbeda karena
karyanya.
Tidak perlu jauh
jauh berbicara tentang perubahan, apalagi berbicara sebagai anak muda
yang merupakan agen penentu masa depan. kita berbicara tentang makna
berbeda saja dulu. Menjadi berbeda kan tidak perlu berubah banyak
tokh ? cukup membuat suatu ciri khas yang memiliki daya otomatisasi
untuk diingat dengan baik oleh orang lain. Sesederhana itu.
Bos Facebook
tidak pernah menyangka ia akan bisa memiliki satelit sendiri seperti
sekarang, waktu itu pikirannya hanya sebatas membuat karya. Begitupun
dengan bos google, ia hanya berusaha berkarya dengan apa yang ia
bisa. dan karya itulah yang membuat mereka berbeda.
Usia muda adalah
usia perenungan, titik balik, sekaligus perumusan proyeksi masa
depan. Mereka yang mau berkarya di usia mudanya adalah mereka yang
menjadi berbeda dengan anak muda lainnya.
Berkarya tidak
harus tentang menciptakan hal hal wow seperti iphone tandingan
ataupun mesin pencari tandingan, menulis dengan rutin dan arif
menanggapi kritik dan komentar juga sudah termasuk berkarya.
Menciptakan sebuah desain yang “berbicara” dan mengarsipkannya
dengan rutin juga termasuk karya. Kamu juga bisa berkarya dengan seni
lukis, craft, scrapbook dll, Apalagi membangun sebuah startup, itu
jelas jelas karya. Berbeda dengan karya adalah upaya untuk berterima
kasih kepada keluarga dan lingkungan atas karunia usia muda.
Kuliah dengan
baik dan menghasilkan IPK menjulang memang karya, tapi itu kewajiban.
Bukan komponen yang membuatmu berbeda. menurut saya. Kenapa ? karena
dengan kemampuan usia mudamu, kamu bisa lebih dari sekedar IPK
menjulang saja.
Keluar dari zona
nyaman hura hura, kurangi nyinyir di social media, berhenti mencari
perhatian dengan hal tak berguna, ciptakan karya yang membuat kamu
eksis dalam artian positif, dan konsisten dalam berkarya. karena
karya yang positif akan menuntun kamu pada kesempatan kesempatan
besar positif lain, yang sangat boleh jadi akan membawa kamu pada hal
hal luar biasa.
Berkarya positif
bukan berarti merenggut masa muda, tapi lebih kepada memberikan value
kepada diri dan lingkungan, toh anak muda adalah mereka yang mampu
menggabungkan tanggungjawab dengan kesenangan. Kamu tetap bisa
menikmati masa mudamu, tapi dengan warna baru sebuah karya.
Kamu bebas
berkarya dengan media apapun, asal bertanggungjawab dan memberikan
impact positif bagi lingkunganmu. Karena karya merupakan tanda kamu
adalah anak muda yang berbeda.
terima kasih mas Arif untuk kehormatannya menulis di blog anda :))
Surabaya, 12 Oktober 2015
Riffat Akhsan
10 October
![]() |
source |
"nasihat orang tua itu didengerin buat dapetin value, bukan untuk proffesional advice"
adalah ungkapan pongah seseorang yang saya baca di sebuah situs media online yang diamini oleh para fans fanatiknya.
DEG, saya lemas membacanya.
banyak yang berpendapat bahwa orangtua sangat tidak kompeten dalam memberikan proffesional advice, terlebih dalam membaca tren dan proyeksi karier masa depan. sehingga nasihat dan arahan orangtua juga harus difilter, mana yang dituruti yang mana yang diiyakan saja tanpa tindak lanjut.
sebelum saya lanjutkan postingan ini, perlu diketahui bahwa ini murni pendapat pribadi saya, dan saya mempersilahkan yang tidak setuju dengan saya untuk berceramah di tab komentar. seperti yang terjadi baru baru ini dan tanpa mengurangi rasa hormat saya tidak akan menanggapi ceramah anda.
oke lanjut.
saya ini anaknya abah umi saya lahir batin, saya tidak bisa menyembunyikan apapun dari beliau berdua. meskipun saya nggak lapor pasti orangtua saya udah ngerasa. ya, sebegitu kuatnya ikatan antara orangtua dengan anaknya.
orangtua mungkin tidak menguasai segala bidang, terlebih prospek prospek bisnis baru berbasis teknologi kekinian. tapi karena keikhlasan beliau berdua oleh tuhan orangtua diberi naluri dan feeling untuk mengarahkan, yang saya buktikan keakuratannya diatas 100% alias tidak pernah meleset.
jangan rendahkan kompetensi orangtua sehingga tidak layak didengarkan proffesional advice mereka, mungkin orangtua tidak memahami terlalu jauh, tapi dengan pengalaman asam garam kehidupan, mereka mampu memproyeksikan secara garis besar. ingat, sebelum memberikan restu orangtua biasanya meminta waktu untuk berpikir, dan waktu berpikir yang beliau minta itu digunakan untuk mempelajari tren dan proyeksi yang kamu hadapi.
tapi kadang kita sebagai anak yang nggak sabaran, saat itu bilang saat itu juga minta jawaban.
Ridhollohu Bi Ridho Walidain
Ridho Allah itu tergantung Ridho Orangtua.
koen kate yakin yaopo'o karo proyeksi utekmu, nek wong tuo nggak ridho yo wes buyar, mergo Allah pasti yo nggak ridho pisan
(kamu mau yakin bagaimanapun dengan proyeksi pikiranmu, kalau orangtua tidak meridhoi ya udah kelar, karena pasti Allah juga nggak akan ridho)
satu contoh yang terjadi pada temannya teman saya, jadi si teman ini sudah memasuki masa skripsi dan sudah tidak ada lagi mata kuliah yang harus diambil. si teman mendapat tawaran kerja di sebuah perusahaan nasional.
si ibu teman bilang "nak, selesaikan dulu kuliahmu, nanti kalau kamu udah resmi sarjana terserah kamu mau apply dimana ibu doakan dan ridhoi. ibu ini memang ndak pernah sekolah, tapi ibu tau kalau fokus itu ndak boleh terbagi"
karena si teman merasa ibunya nggak kompeten untuk kasih proffesional advice, ia pun membawa pikirnya sendiri dengan bilang "bu, ini kesempatan emas. proyeksinya bagus banget untuk karierku kedepan. tawaran ini jarang banget dikasih ke anak yang belum lulus kayak aku ini. aku juga sudah dijamin bakal langsung jadi pegawai tetap begitu ijazahku keluar"
si ibu dengan lesu bilang "yasudah kalau kamu maunya begitu"
si anak yang sok tau tren dan proyeksi ini pun tetap menuruti pikirannya dan menerima tawaran pekerjaan tersebut.
apa yang terjadi ? baru dua bulan bekerja ternyata perusahaan tersebut mengalami rugi besar sehingga harus melakukan PHK. dan si teman termasuk yang terkena PHK.
sekarang apa daya si teman luntang luntung kesana kemari cari kerjaan karena wisudanya telat.
si ibu yang sedih dengan nasib si teman ini cuma bisa menghela nafas "coba nak kamu dulu nurut aja apa kata ibumu yang bodoh ini"
itu sekelumit kisah seorang anak yang orangtuanya nggak ridho atas keputusannya. untuk kisah yang lebih horror silahkan japri saya.
seperti yang kita tau, doa orangtua pada anaknya benar benar tanpa penghalang alias langsung dikabulkan oleh tuhan. berbakti pada orangtua memang sulit, tidak sesederhana membantu ibu di dapur bagi anak perempuan dan membantu ayah mencangkul sawah bagi anak laki - laki. berbakti kepada orangtua adalah tentang mendapatkan ridho, dukungan, dan keikhlasan orangtua atas keputusan yang kita ambil dalam hidup. memang tidak semua keputusan harus dikonsultasikan kepada orangtua, tapi sungkem untuk hal hal besar seperti karier, jodoh, dll mutlak harus menurut arahan orangtua.
jika memang orangtua keras tidak mau, kamu bisa konsul kepada orangtua spiritual, seperti ustad atau guru yang memang sangat mengerti kamu. bukan ustad atau guru sekali lewat yang baru kamu kenal kemarin sore, atau ustad yang kamu kenal via media sosial.
kamu boleh kok, ketika diskusi dengan orangtua menyampaikan pendapatmu "ma, pa, aku udah konsul sama dosen xxx ku, kata beliau aku baiknya bla bla bla" pasti orangtua juga akan mempertimbangkan, asal cara menyampaikannya santun. bukan asal tabrak apalagi maksa.
kalau memang kira kira orangtua sangat asing dengan bidangmu, cari orang yang kira kira bisa membantu memberi pandangan ke beliau, bisa kakak, om, tante, dll toh tidak ada orangtua yang mau anaknya nggak sukses. semua pasti mau yang terbaik untuk anaknya, hanya saja orangtua memang memiliki keterbatasan memahami secara langsung karena memang bukan bidang mereka. sabar, beri mereka waktu sampai mereka merasa siap memberikan restu atau tidak, kalaupun orangtua tidak merestui, pasti orangtua memiliki alasan kuat dan solusi untuk kamu.
jangan sampai kita termasuk kedalam golongan anak durhaka hanya karena kita terlalu merasa tinggi sampai sampai berani melawan orangtua dengan pikiran sendiri dan adab yang buruk.
Surabaya 10 Oktober 2015
Riffat Akhsan
06 October
05 October
Saya-Mas Ping An- Mas Adi- Bos Y |
saya sedih, bukan sedih. nangis, kok ada orang yang setidak punya perasaan seperti P ini.
04 October
ID Card nya masih atas nama craftinasia, belum berubah jadi craftincraft |
adalah pertanyaan paling wow semester ini, gimana enggak. hampir setiap hari saya disodori pertanyaan yang kurang lebih sama oleh orang yang berbeda. rasanya pengen ngebroadcast message aja ke whatsapp mereka menjelaskan cerita sebenarnya dan nggak terima pertanyaan setelahnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Search