30 October
jadi kali ini saya mau sharing pengalaman saya dan tim saya merakit CPU Gaming dengan komponen CPU custom dan semuanya bekas (dalam kondisi baik). sehingga dana yang ada bisa dimanfaatkan secara efisien.
ceritanya dua orang teman saya membentuk tim konsultan perencana dan pengawas untuk pekerjaan konstruksi. saya didapuk untuk bergabung dalam tim sebagai tenaga ahli, saya nggak tergabung secara permanen di sini. kapasitas saya ada sebagai tenaga ahli untuk men-encourage dan menjadi mentor bagi tim saya. termasuk mengerjakan pekerjaan yang mereka tidak bisa handle.
salah satu "modal" yang harus ada dalam tim ini adalah komputer dengan spek gaming. karena salah satu jasa yang ditawarkan tim saya adalah desain 3D perencanaan konstruksi.
berbekal modal hasil proyek - proyek awal (yang sukses membuat laptop rekan saya hang waktu nge - render) saya menyarankan untuk kami merakit CPU gaming dengan komponen bekas karena beli laptop ROG (republic of gaming) dirasa terlalu mahal sementara proyek yang kami terima makin banyak.
mungkin tulisan ini bisa jadi inspirasi bagi teman - teman yang hobi game atau mulai butuh komputer dengan CPU standar gaming.
target CPU yang kami inginkan adalah ia mampu running software 3D bernama "LUMION", detail software ini silahkan googling ya. singkatnya ini software yang memberikan efek "suasana" pada perencanaan gambar 3D konstruksi. software ini amat sangat berat, maka dari itu kami butuh CPU gaming.
CPU itu ibarat puzzle, seluruh komponennya mulai dari casing sampai dalam - dalam nya bisa dibongkar pasang, diganti, diupgrade, downgrade, sesuai kebutuhan. menariknya, karena komponennya bisa "dipreteli" maka proses ini bisa sambil menunggu ada uang lebih.
berikut tahapan kami merakit CPU gaming, dengan term waktu lumayan lama karena nunggu uang invoice cair, LOL.
PERTAMA, KAMI MEMBELI CPU BEKAS.
saya dan teman - teman mendapatkan CPU bekas (dalam kondisi baik) merk DELL (built up) dengan spek DDR 3, 100 Watt, RAM 2 GB, dan prosesor dual core. windows 7 ultimate.
karena sifatnya built up maka kami nggak perlu beli power supply baru yang harganya sekitar 400 ribu rupiah. jadi untuk kamu yang beli CPU nya rakitan, make sure kamu beli power supply baru ya !
biaya yang kami keluarkan : 1 juta rupiah (harga Kota Samarinda)
dengan spek standar ini, setidaknya kami sudah bisa install software google sketchup dan AutoCAD 2D (untuk perencanaan gambar teknik sipil).
lumion ? masih belum.
KEMUDIAN KAMI MENGGANTI PROSESOR.dari yang tadinya prosesornya "hanya" dual core, kami upgrade menjadi Quad Core.
biaya yang kami keluarkan : 400 ribu rupiah (harga Kota Samarinda)
upgrade prosesor ini kami lakukan berbarengan dengan upgrade RAM
MENGGANTI RAM MENJADI 8 GB (2 SLOT @ 4 GB)
RAM yang awalnya hanya sebesar 2 GB satu slot (dari jatah dua slot dikasih pabrik) kami upgrade menjadi 8 GB (masing masing 4 GB di setiap slot nya).
biaya yang kami keluarkan : 700 ribu rupiah -- 350 ribu per 4 GB, kalau 2 GB harganya 150 ribu. (harga Kota Samarinda)
di tahap ini kami sudah bisa menginstall AutoCAD 3D.
UPGRADE VGAselamat datang LUMION !
setelah mengeluarkan biaya sebesar : 1.2 juta rupiah (harga Kota Samarinda)
akhirnya kami bisa install software lumion dan bekerja dengan lebih giat lagi. karena di tahap ini LUMION sudah bisa running tanpa delay. yihaaaa
MELENGKAPI AKSESORIS PERSONAL COMPUTER
sebelumnya tim kami sudah mencicil layar monitor komputer (sekitar 1,6 juta rupiah), keyboard standar merk votre (70 ribu rupiah), mouse merk logitec (90 ribu rupiah), speaker standar (200 ribu rupiah).
aksesoris ini bisa diupgrade seiring waktu, niat tim saya sih semuanya mau diupgrade standar gaming. tapi itu prioritas terakhir sih. toh saat ini prioritas kami ada di CPU nya.
beli CPU Bekas : Rp. 1.000.000,00
ganti prosesor : Rp. 400.000,00
upgrade RAM : Rp. 700.000,00
upgrade VGA : Rp. 1.200.000,00
------------------------------------------------+
Total : Rp. 3.300.000,00
SEKALI LAGI, JUMLAH INI BISA DICICIL SESUAI TAHAPAN DI ATAS.
TAHAPANNYA HARUS URUT YA.
KALAU NGGAK URUT CPU NYA NGGAK BISA RUNNING.
semua komponen di atas adalah bekas dalam kondisi baik. garansi nya satu bulan tiap upgrade komponen.
sejauh ini Alhamdulillah masih bisa running dengan baik. untuk tim yang masih merintis dan terus berusaha menambah jam terbang dan pundi - pundi penghasilan, keberadaan CPU bekas ini sangat menolong (dibandingkan harus mengajukan pinjaman berbunga untuk beli laptop ROG kan).
komponen yang harus diganti nggak harus bekas kok, yang baru juga bisa. mungkin beda beberapa ratus ribu lebih mahal kali ya.
tapi dalam tulisan ini saya dalam rangka encourage tim saya untuk benar benar hanya mengandalkan biaya keuntungan dari pekerjaan sebelumnya untuk diputar menjadi "modal" rakit CPU ini sehingga dana yang ada cukup terbatas.
well, untuk jangka pendek (1 - 2 tahun) cara saya ini patut dicoba.
semoga membantu yah !
Samarinda, 30 Oktober 2018
Riffat Akhsan, yang ketika nulis ini masih lembur ngejar progress report.
25 October
ntah kenapa saya suka banget ikutan challenge nya Cindy The Fannie. nggak tau lah, cici ini kreatif banget mah pokoknya.
contohnya kayak hari ini, saya ikutan pick one challenge nya.
SUN or MOON
Sun ! of course. karena menurut saya matahari itu memberi semangat, dan bulan itu memberi pemakluman. kayak puk - puk di bahu dari bestfriend yang bilang "it's okay, it's okay. you've do your best"
ROAD TRIP or FLYING OUTFLYING OUT, karena saya suka banget walking tour. sementara kalau road trip saya punya motion sickness jadi kurang nyaman aja.
FROZEN YOGURT or ICE CREAMFROZEN YOGURT, as i told before karena saya mencoba mencintai diri sendiri.
SUMMER or WINTERWINTER, i loveeeeee winter so much !
COMFY or STYLISHCOMFY, di kantor saya mah stylish dikit diledekin tanpa ampun sama cowok - cowok ~
ICED COFFEE or HOT COFFEEICED COFFEE kalau beli, hot coffee kalau bikin sendiri.
CATS or DOGSCATS, no more explanation.
BEACHES or MOUNTAINSBEACHES kalau buat leisure, kalau ada business purpose better mountains.
CHOCOLATE or VANILLACHOCOLATE with vanilla latte.
Samarinda, 25 Oktober 2018
Riffat Akhsan, yang masalah hidupnya challenging banget.
23 October
beberapa minggu lalu saya baca novel contemporary romance gitu. jadi ceritanya si cowok adalah pengacara pembela, sementara si cewek adalah asisten Jaksa AS. nah mereka ini falling in love each other karena cinlok keseringan negosiasi alot.
ada satu dialog yang sampai sekarang membekas di hati saya, yaitu si cowok itu cerita dia punya "why" yang membuat dia mau membuka mata dan semangat setiap pagi.
jadi si pengacara ini hanya mau membela klien yang dia tau yang bersangkutan tidak bersalah. jadi "why" nya itu adalah harapan dan kesempatan untuk juri (hakim) melihat dari apa yang dia lihat.
sebelumnya saya pernah cerita kalau saya pernah ada di titik down banget sampai rasanya lebih baik bunuh diri aja. kala itu sesepuh keluarga saya men-encourage saya untuk menemukan "why" saya yang lebih umum disebut motivasi.
motivasi adalah hal krusial yang dibutuhkan orang yang down. motivasi dalam hal ini bukan motivasi receh yang kerap terlihat di layar kaca atau sosial media.
ini lebih dari itu, yang ini lebih deep dan mampu menghidupi.
lama saya mencoba merenung, mencari jauh ke dalam diri saya, berdialog dengan diri saya, terus berputar putar ; "what's my why ?"
apa hal yang bisa menghidupi saya ? membuat saya mau membuka mata setiap pagi dengan rasa optimis ?
sampai kemudian, beberapa bulan kemudian saya baru menemukan : the reason that leads me wake up every single day is a CHANCE.
kesempatan.
saya bersyukur punya kesempatan yang sama dengan seluruh manusia yang mau belajar dan memiliki koneksi internet untuk bisa mengambil mata kuliah Harvard University, saya punya kesempatan untuk memberikan sedikit progress pada pekerjaan saya, saya punya kesempatan untuk rehat dari apa yang menjadi beban dan masalah saya, bahwa semua masalah pasti ada solusinya.
semua hanya soal waktu.
dan saya nggak pernah tau kesempatan apa lagi yang hadir di hidup saya di hari saya membuka mata itu. semua tentang kesempatan. kesempatan untuk menjadi lebih bersyukur.
so, thats my why.
kalau kamu ?
Samarinda, 23 Oktober 2018
Riffat Akhsan, yang hari ini dapat kesempatan leyeh - leyeh di kamar karena UTS mata kuliah matematika rekayasa hari ini bersifat takehome.
22 October
salah satu hal yang seringkali bikin saya down adalah keputusan saya pindah ke Samarinda. namanya juga pindah kuliah, tentu ada syaratnya dong. nah syarat dari DIKTI untuk mahasiswa pindahan adalah prodi dan universitas yang dituju (untuk pindah) level akreditasinya harus di bawah universitas asal.
karena kampus saya dulu akreditasinya A, maka saya harus pindah ke Samarinda di jurusan teknik sipil dengan akreditasi dibawah A.
hal ini pula yang sering disayangkan oleh kebanyakan orang, baik di kampus asal maupun di kampus yang sekarang.
yah, sayang banget. kenapa harus pindah ?ribuan kali sudah saya mendengar kalimat iba tersebut. belum lagi masalah culture shock yang sebegitu hebatnya saya alami disini. ditambah beban psikologis karena kuliah yang nggak lulus - lulus.
semua terasa menyakitkan, juga melelahkan.
kemudian di suatu siang, saya nyasar ke sebuah website yang menawarkan kuliah online jarak jauh. istilah kerennya MOOC (massive open online course).
namanya www.edx.org
jadi website ini adalah platform yang memfasilitasi semua orang yang punya niat untuk kuliah online secara gratis. mata kuliahnya bisa dipilih sesuai minat. dan penyelenggaranya adalah universitas ternama di dunia.
kuliah ini ada jadwalnya, ada durasi kuliah, syarat dan ketentuannya juga.
di awal saya disuruh bikin semacam motivation letter, point - point nya jelas. saya harus menjelaskan secara spesifik positif benefit yang akan saya terima, kemudian saya juga harus sangat rinci menjelaskan apa saja obstacle yang akan saya hadapi terus menerus di mata kuliah yang saya ambil, serta langkah terukur apa yang akan saya lakukan ketika obstacle itu terjadi.
kemudian ada tugas, biasanya studi kasus dan critical thinking. ada diskusi, homework essay, dengerin dosen ngajar, dan sesuatu yang baru kali ini saya temui : mengoreksi dan menjabarkan dengan detail kekurangan dari essay yang ditulis teman saya (secara anonim).
persis kayak kita ambil mata kuliah di kampus. bedanya ini online learning.
saya sendiri ambil 2 mata kuliah, yaitu :
1. Contract Law : From Trust to Promise to Contract --- HarvardX (Harvard University)
ini sepertinya suratan takdir banget dari Allah. karena saya kan lagi riset tentang hukum konstruksi yang arahnya ke manajemen kontrak. susah banget nyari referensi tentang ini dan inilah satu - satunya mata kuliah di Harvard Uni yang sesuai dengan saya dan bisa saya ambil.
jodoh banget.
ya Allah kapan lagi saya bisa menempuh mata kuliah dari universitas terbaik di muka bumi ini ? *nangis bahagia*
syarat dapat "ijazah" : saya harus lolos passing grade (lulus ujian dengan nilai minimal yang disyaratkan). kalau saya mau ijazah saya ada tanda tangan dan cap basah dari Harvard Uni, saya harus bayar $125
2. Becoming an Entrepreneur : MitX -- Massachusetts Institute of Technology
MIT ini bisa dibilang dewanya kampus teknik lah ya, mata kuliah kewirausahaan ini saya tempuh karena saya pengen dapat wawasan dari "dewa". karena MIT sendiri adalah kampus bisnis terbaik di dunia meskipun dia adalah kampus teknik.
karena menurut saya mata kuliah kewirausahaan itu agak tricky aplikasinya di dunia teknik sipil. yakali peluang bisnis cuma bangun perumahan, punya resort, jadi konsultan/kontraktor aja sih.
karena menurut saya mata kuliah kewirausahaan itu agak tricky aplikasinya di dunia teknik sipil. yakali peluang bisnis cuma bangun perumahan, punya resort, jadi konsultan/kontraktor aja sih.
saya perlu belajar kerangka creative thinking nya.
syarat dapat ijazah : saya harus lolos passing grade (lulus ujian dengan nilai minimal yang disyaratkan). kalau saya mau ijazah saya ada tanda tangan dan cap basah dari MIT, saya harus bayar $69
tantangan
sejauh ini tantangan yang harus saya lalui adalah writing skills saya diuji banget. plus materi yang butuh waktu lama untuk dipahami. tapi ya ini sudah konsekuensi lah ya. secara saya ambil mata kuliah di universitas terbaik. sudah pasti saya harus "naik kelas" untuk bisa sama dengan mereka yang duduk di bangku kuliah di kampus sana. kemampuan berbahasa inggris pun juga dituntut sudah harus berada di level university.
saya beneran berasa kuliah di luar negeri. beneran dalam satu hari kalau ada jadwal kuliah, ya saya harus "hadir". biasanya satu hari 2 jam, udah sama tugas kelas sama quiz. kalau homework lain lagi.
untuk pertama kalinya saya merasa bersyukur kuliah saya dibikin molor sama tuhan. kalau nggak gini nggak akan saya punya cukup waktu untuk bisa dapat dan memanfaatkan kesempatan ini. posisi saya sekarang yang kuliah sambil kerja aja pas waktunya libur kuliah bener - bener habis buat kerja. kebayang kalau saya udah lulus kuliah. pasti capek banget ikut mata kuliah online dengan jam perkuliahan mengikuti jam di Boston.
akhir kata, ini kesempatan untuk semua orang. kalau saya bisa dapat kesempatan ini, kamu juga bisa. kelas kuliah online ini gratis. tapi tetap ada tanggungjawab disana.
oh iya, ini agak out of topic sih. tapi saya juga suka baca - baca paper gratis terbitan Harvard di web nya Harvard Business School Working Knowledge.
jadi, kamu mau ikut mata kuliah apa ? di Harvard Univerity juga kah seperti saya ?
Samarinda, 22 Oktober 2018
Riffat Akhsan, yang sekarang mulai mengerti apa maksud tuhan tentang alasan kuliahnya molor.
NB : beberapa referensi memberikan rekomendasi lain seperti Coursera, Future Learn, Khan Academy, MIT Open Course Ware, Open Yale Course,
NB : beberapa referensi memberikan rekomendasi lain seperti Coursera, Future Learn, Khan Academy, MIT Open Course Ware, Open Yale Course,
gambar diambil via wikipedia
jadi kebetulan saya dan umi saya secara nggak janjian nonton drama Korea yang sama.
saya kan di Samarinda, nggak laporan juga kalau lagi ngikutin drama ini. nah pas lagi khuyuk - khusyuknya nonton di episode 9 - 10, eh umi saya telpon. minta di didownload kan drama ini.
ceritanya beliau pas pulang dari kampus, capek. trus buka TV dan drama ini lagi tayang (on going). nah umi saya langsung jatuh cinta sama drama ini, kata beliau script ceritanya kuat banget.
eh ternyata yang beliau tonton episode 9 - 10.
drama ini bercerita tentang Profesor Ahli Bedah Jantung, Choi Seok Han yang harus kehilangan anaknya yang menderita penyakit jantung karena menyelamatkan sang putri yang juga menderita penyakit jantung. di sisi lain Park Tae Soo menjadi dokter asisten Profesor Choi karena beliau yang menyelamatkan jantung ibunya. cerita menjadi semakin seru karena ibu Park Tae Soo harus menunggu donor jantung.
sepertinya drama ini mengusung alur maju - mundur cantik seperti drama nya Tante Annelise Keating ( How to Get Away with Murder) untuk memantik rasa penasaran penonton. karena di episode awal diceritakan adegan Park Tae Soo yang membawa lari organ jantung, yang merasa Prof Choi berkhianat. memotong antrean donor jantung yang harusnya untuk ibunya dialihkan ke pejabat tinggi yang menderita penyakit yang sama dengan ibunya.
dua episode pertama saya masih belum dapat feel nya selain tokoh utama nya Dokter Park Tae Soo yang gantengnya menghunjam bumi karena mirip sama pemain badminton China idola saya ; Fu Haifeng.
mbak - mbak yang disalahkan terus menerus atas keadaan yang bahkan dia nggak minta. tapi dia tetep gigih untuk bersikap lapang dada. dan yang bikin saya "klik" sama drama ini adalah tentang bagaimana mbak ini "main cantik" dengan kelebihan yang dia miliki.
drama medis memang ujungnya nggak jauh dari politik internal rumah sakit, conflict of interest antara nyelametin pasien atau hal hal duniawi seperti uang atau waktu luang, atau masalah sosial akibat intervensi pejabat gitu.
tapi saya setuju dengan umi saya, drama ini ceritanya kuat. dia punya ciri khas.
selain jalan cerita yang menghipnotis, saya menunggu - nunggu bagaimana script writer - nim berusaha membangun romansa antara Park Tae Soo dan Yoon Seo Yoon. apakah tetap manis tanpa menganggu cerita, ataukah gengges bin maksa.
well, kalau kamu memang suka drama medis seperti saya. drama ini harus banget ditonton.
Samarinda, 22 Oktober 2018
Riffat Akhsan, yang makin kesini makin sulit cari waktu buat nonton Drama Korea
21 October
Rasulullah S.A.W pernah bersabda "tuntutlah ilmu sampai ke negeri china - utlubul 'ilmu min siin"
di Surabaya dulu saya nggak pernah punya kesempatan untuk belajar bahasa baru, belajar bahasa Arab di pondok nggak masuk hitungan ya karena saya give up sama nahwu shorof. sodara kembar saya cukup tertarik dengan bahasa Jepang tapi saya ? saya nggak cukup tertarik dengan bahasa apapun di luar bahasa inggris. even bahasa frongse atau jerman pun (yang menjanjikan sekolah gratis di sana) saya juga nggak tertarik.
diluar fakta toilet yang naudzubillah, saya jatuh cinta dengan negeri tirai bambu. saya cinta dengan budayanya, bahasanya, infrastrukturnya, makanannya, dan lain - lainnya selain toiletnya lah pokoknya.
saya lupa kapan kecintaan saya dengan yang berbau bau mandarin ini berawal. namanya juga jatuh cinta, tiba - tiba cinta aja gitu. tapi mungkin kalau boleh saya katakan cinta ini berawal dari ; saya melihat kerja keras dan keberanian mengambil risiko.
awalnya nggak ada kepikiran buat belajar bahasa mandarin. selain karena nggak ada akses di Surabaya untuk saya, (karena di Surabaya minat saya lebih ke digital content gitu) saya juga ngerasa kemampuan saya nggak nyampe lah untuk bisa bahasa mandarin.
awalnya nggak ada kepikiran buat belajar bahasa mandarin. selain karena nggak ada akses di Surabaya untuk saya, (karena di Surabaya minat saya lebih ke digital content gitu) saya juga ngerasa kemampuan saya nggak nyampe lah untuk bisa bahasa mandarin.
trus saya termotivasi sama salah satu pemain tunggal putra Denmark, Viktor Axelsen. si Viktor ini konsisten banget belajar bahasa mandarin sampai tahun ini dia udah sampai di level native speaker dan mulai sering diundang buat liga liga nasional di China.
pindah ke Samarinda, saya direkomendasikan oleh ayahnya teman saya untuk ke sebuah yayasan sosial yang punya program pembelajaran bahasa mandarin. singkat cerita saya kemudian bergabung di kelas tersebut.
Lao Tze saya adalah seorang ibu muda awal 30 an lulusan universitas negeri di Guangzhou jurusan pengajaran bahasa mandarin. beliau adalah penerima beasiswa bilateral pemerintah Indonesia - China. Lao Tze adalah seseorang yang passionnya memang mengajar, beliau begitu bersemangat dalam setiap kelas yang kami ikuti.
pindah ke Samarinda, saya direkomendasikan oleh ayahnya teman saya untuk ke sebuah yayasan sosial yang punya program pembelajaran bahasa mandarin. singkat cerita saya kemudian bergabung di kelas tersebut.
Lao Tze saya adalah seorang ibu muda awal 30 an lulusan universitas negeri di Guangzhou jurusan pengajaran bahasa mandarin. beliau adalah penerima beasiswa bilateral pemerintah Indonesia - China. Lao Tze adalah seseorang yang passionnya memang mengajar, beliau begitu bersemangat dalam setiap kelas yang kami ikuti.
dari beliau saya banyak belajar tentang banyak hal, tentang kehidupan, tentang bisnis, tentang parenting (sometimes), tentang pandangan tentang bagaimana bertahan menjadi minoritas (karena saya juga menjadi minoritas dalam beberapa situasi), dan banyak hal lain diluar bahasa mandarin itu sendiri.
pada intinya, bahasa mandarin itu kayak bahasa Indonesia. murni kata per kata. bukan kayak bahasa inggris dengan aturan tenses apalagi bahasa Arab dengan segala kerumitan nahwu shorof nya. penting untuk kita paham pinyin nya duluan. sisanya vocab aja.
tentang huruf kanji, mereka memang sulit. tapi kalau sering latihan menulis lama - lama kerasa kok kalau pola hurufnya begitu - begitu aja.
kalau kata Lao Tze saya sih kalau fokus ke huruf kanji ya progress bisa bahasa mandarin nya bakal lambat. lebih baik fokus ke speaking.
satu hal yang unik, bahasa mandarin ini nggak bisa dipelajari tanpa guru. karena banyak pengucapan yang sama namun hurufnya berbeda. seperti vocab - vocab yang pinyin nya berawalan huruf Z,X,S,Q,C, itu pengucapannya hampir mirip "C" semua. trus ada intonasi nada - nada gitu. beda nada bisa beda arti.
proses belajar bahasa mandarin ini kayak belajar ngaji, pertama harus paham huruf hijaiyah, trus harokat, trus tajwid. bedanya kalau di bahasa mandarin prosesnya paham pinyin, nada, berani ngomong, paham arti, terakhir baru ngerti huruf kanji.
diluar itu bahasa mandarin ini mengajarkan konsistensi, kesabaran, dan kerja keras. gimana kita bisa berproses bersama waktu. gimana kita bisa bertahan di rumitnya sebuah bahasa.
teman - teman saya udah banyak banget yang muntaber (mundur tanpa berita) karena nggak kuat untuk tetap konsisten di kelas ini. beberapa mundur karena menganggap bahasa ini susah dan nggak penting untuk dipelajari.
well, kalau menurut saya sih bahasa mandarin ini penting banget setelah bahasa Inggris. karena kiblat bisnis dan teknologi dunia bakal berpusat di China. negara ini juga makin kesini makin banyak menerbitkan jurnal tentang infrastruktur yang inovatif (lihat aja sekarang mana negara dengan infrastruktur teknik sipil paling masif).
yah, at the end saya hanya mencoba untuk mengamalkan hadist Rasulullah.
jadi, bahasa baru apa yang kamu pelajari sebagai bagian dari aktualisasi diri mu ?
Samarinda, 21 Oktober 2018
Riffat Akhsan, yang bersyukur ada satu lagi resolution unlock di list "things I must do before 30".
satu minggu yang lalu, saya dan saudara kembar saya Fatimah diajak Syla (teman satu tim riset) untuk main dan nginep di rumah dia di Tenggarong. agenda kami di Tenggarong cuma : city tour, jalan ke Ladaya dan main ke kebunnya Syla.
di tulisan ini saya mau fokus cerita tentang Ladaya. Ladaya ini merupakan singkatan dari Ladang Budaya. sebuah tempat yang awalnya merupakan tempat kumpul para seniman Tenggarong untuk menggelar festival yang kemudian berubah menjadi sebuah tempat dengan konsep eco tourism berbasis alam.
singkatnya yang bisa dilakukan di Ladaya saat nggak ada event adalah ; foto - foto, main paintball, dan menjajal permainan adventure ketinggian seperti high rope, sepeda gantung, flying fox. oh ada satu lagi ; nemenin dedek dedek kecil main di play ground.
begitu parkir, saya disuguhi pemandangan replika kayu horizontal artifisial dari beton sebagai pintu gerbang dengan loket tiket dan toilet. waktu saya kesana harga tiket masuk untuk dewasa sebesar Rp. 11.000,00 rupiah dan anak anak sebesar Rp. 6000,00 rupiah.
itu harga tiket masuk saja. tiket wahana dijual terpisah tergantung wahana apa yang dipilih.
setelah pemeriksaan tiket, saya melewati semacam lorong memanjang yang isinya jualan street food, tampak depan lorong kurang fotogenik menurut saya. saya lebih suka liat sebelah belakang lorong ini yang berupa gerbong kereta api.
saya kemudian berbelok ke kiri karena kata Syla lebih baik belok kiri karena sejatinya trek kawasan ini memutar sehingga saya lebih bisa nyaman keliling.
disini juga ada semacam kebun binatang mini. lumayan saya jadi bisa liat beruang madu, burung merak, monyet, Alhamdulillah nggak ada binatang buas semacam buaya dan ular di mini zoo ini.
FOTO - FOTO
di antara rumah rumah ini, beberapa menempati kontur lahan rata sehingga terlihat seperti kompleks cottage. beberapa berada di atas ketinggian (mengingatkan saya dengan rumah pohon) beberapa ada di lereng, dan beberapa di atas air.
selain rumah rumah itu, ada spot foto yang menarik perhatian saya : jembatan dan gazebo lucu.
PERMAINAN ADVENTURE KETINGGIAN
ini yang menjadi inti dari kawasan ini, area outbond dengan berbagai permainan ketinggian.
PAINTBALL AREA
pas lewat area paintball ini kebetulan pas ada yang lagi main disana. seru sekali melihat mereka bermain perang - perangan.
jadi untuk kamu yang sudah bosan dengan mall dan pengen cari sesuatu yang unik dan cukup berbeda, Ladaya ini bisa jadi pilihan.
kamu punya rekomendasi tempat wisata berbasis alam juga kah ? kalau ada share ya di komentar :)
Samarinda, 9 Desember 2018
Riffat Akhsan, preferensi wisatanya cenderung ke arah keindahan bangunan berkonsep alam
Subscribe to:
Posts (Atom)
Search