14 July


saya hanya pernah menulis tentang parfum itu di 2018. sebuah tulisan berjudul "Hobi Aneh Saya" yang amat mencintai bentuk botol parfum melebihi aroma yang dikuarkannya.

tiga tahun kemudian, dunia berubah, people change, saya juga berubah. 

semenjak pindah ke Balikpapan, semua koleksi botol parfum saya tinggal di rumah Bontang karena tempat tinggal saya di Balikpapan ini efisien ruang. 

saya pindah ke Balikpapan saat negara api menyerang. dimana wabah COVID-19 muncul dan memicu transformasi di berbagai bidang. saya, termasuk yang merasakan transformasi itu.

COVID-19 kembali mengingatkan saya akan nikmatnya mencium aroma. membeli parfum adalah kesukaan saya, karena aroma parfum selalu memberikan saya perasaan baik. jika dulu saya hanya fokus kepada botol parfum, kini saya justru fokus kepada karakter aroma yang dihasilkan oleh kombinasi berbagai rasa dalam satu botol parfum.

saya adalah tipikal pecinta parfum dengan karakter floral dengan sedikit aroma alam seperti bau pasir pantai, hutan, tanah basah terkena hujan (petrichor) dan bukan tipe penyuka buah - buahan ataupun kayu - kayuan. 

mencium aroma parfum melatih insting saya untuk mengerti "bahasa" mereka. oleh karnanya, bagi saya parfum bukan lagi tentang botol. tapi tentang statement.

awalnya, saya selalu membeli parfum dimana saya bisa mencoba testernya. saya sangat menikmati proses menghirup ketika ia pertama kali tercium (top notes). kemudian ketika ia sudah bercampur dengan aroma tubuh saya (middle notes), dan ketika ia menunjukkan "wajah" aslinya (base notes). selama proses itu saya belajar tentang karakter rasa, menajamkan insting dan mengantisipasi kejutan akan perubahan.

namun COVID - 19 menchallenge saya membeli parfum dengan cara tebak - tebak buah manggis bermodal insting. ceritanya dimulai dari saya yang kehabisan parfum dan takut ke mall. sehingga pilihan belanja groceries saya bergeser dari Farmer's Market ke Indomaret. 

ya kan di Indomaret nggak ada cerita tester bunda ~

sehingga modal dasar saya di dalam acara tebak - tebak buah manggis ini hanya dengan perbedaan Eu De Toillete - Eu De Cologne - Eu De Parfume dimana Eu De Parfume adalah aroma terkuat dan Eu De Toillete aroma paling nggak berdaya.

sisanya saya memasrahkan semuanya kepada insting saya. 

ternyata, pandemi ini kembali mengagetkan saya dengan parfum - parfum berkarakter mahal, berkelas, dan mewah dengan harga terjangkau. saya dibuat terkaget - kaget bahwa beberapa parfum yang saya beli di Indomaret ketika disemprotkan ke jilbab saya atau menyatu dengan aura diri saya di ruang publik mewujud menjadi sesuatu yang luar biasa. parfum - parfum yang membuat saya tidak menyangka saya bisa mendapatkannya di Indomaret dengan harga di bawah seratus ribu, beberapa malah di bawah lima puluh ribu.
 
ini beberapa rekomendasi saya.


Pucelle - Eu De Cologne - Finesse



ini adalah parfum dengan latar foto paling berbeda. karena memang parfum ini saya taruh di kantor. 

ini adalah parfum pertama yang saya beli di Indomaret dengan modal insting. packagingnya elegan dengan botol kaca, isi 100 ml (banyak lho), harganya pun murah.

saya lalu membaca jenis yang tertera di botol. menyebutkan ini adalah eu de luxe cologne. okelah pikir saya dengan harga kurang dari lima puluh ribu (bahkan saya pernah dapat dua botol dengan harga kurang dari lima puluh ribu waktu promo).

saya tertarik dengan warna putih ini, seri finesse. ntah kenapa insting saya bilang ini parfum "saya banget". jadi belilah saya parfum ini dan langsung memakai tepat setelah bayar. wah ini parfum langsung jadi signature saya. insting saya benar. ini parfum saya banget. tapi saya nggak bisa mendeskripsikan statement yang coba dikomunikasikan oleh parfum ini.

tapi parfum ini beneran jadi ikon saya di kantor. setiap orang kantor hapal kalau parfum ini adalah "wangi nya saya". bahkan salah satu office mate saya yang hidungnya sensitif banget bisa mengenali ketika saya tidak memakai parfum ini dengan bilang "Faizah ganti parfum, wangi nya nggak kayak biasanya"

well, i can't complain that karena emang saya seneng banget memakai dan mencium bau parfum ini.

ketika saya menulis tulisan ini, sudah tiga botol saya pakai untuk parfum ini dan masih berniat untuk re-purchase.

jadi, aroma parfum ini tentang apa ?

well, kata umi saya aroma ini memang kepribadian saya banget kalau di kantor : smart, elegan, baik hati, kalau diam agak menakutkan 

Pucelle - Eu De Cologne - Dainty


ini adalah parfum kedua dari seri Pucelle Eu De Luxe Cologne yang insting saya inginkan. saya membeli ini setelah botol kedua seri finesse saya hampir habis dan saya memutuskan untuk membeli seri Dainty ini untuk menjadi parfum yang ditaruh bersama make up dan skin care saya.

packaging nya sama sih kayak seri finesse. cool dan berwibawa. tapi warnanya yang pink menurut insting saya akan menonjolkan sisi feminim saya.

bener dong, mencium aroma ini tuh membuat saya berpikir ini parfum cocok banget dipakai buat caper ke pacar saya yang sibuk itu. aroma - aroma kepingin dimengerti dan disayangi. aroma - aroma yang ketika kamu lelah dengan dunia, kamu cuma pengen bersama dengan orang yang kamu cinta.

parfum - parfum yang cocok dibawa menghadap mertua, untuk menunjukkan betapa kita beruntung jadi menantu beliau ~

Vitalis - Eu De Cologne - Empress


parfum ini persis banget sama victoria secret yang bombshell versi budget. which is memang salah satu parfum saya yang paling diingat sama saudara kembar saya.

menurut saya memang Empress adalah satu kata yang sangat mewakili aroma parfum ini. manis dan fresh tapi penuh strategi dan analisis, yang bersikap tergantung situasi. sometimes bisa anggun menawan, somehow bisa kuat dan memusingkan. 

meskipun kebanyakan orang memakai parfum ini di dalam ruangan, saya lebih suka pakai parfum ini di luar ruangan. di situasi dimana saya ingin fokus tapi santai. seperti kalau saya latihan panahan, saya main ke pantai sendirian untuk mendengar suara ombak, atau kalau lagi hunting foto buat nulis blog. 

Regazza Femme - Glow



ini adalah parfum dengan kasta aroma paling tinggi yang pernah saya beli dan pakai. 

ntah kenapa, aroma yang dikuarkan parfum ini tuh lebih Empress dari punya Vitalis. kalau punya Vitalis tuh masih ada karakter down to earth, mengayomi, peduli, mengasihi gitu. kalau punya Regaza ini nggak sama sekali. sesuai namanya. glow. tapi tipikal glow yang berkilau sampai tak terjangkau. aroma - aroma kemapanan yang sulit diraih.

saya memakai parfum ini biasanya ketika sangat under pressure, merasa tidak baik - baik aja karena mental breakdown, akan menghadiri pembuktian lelang, atau ketika akan memimpin rapat yang saya tau akan panjang dan super melelahkan. 

menurut saya aroma parfum ini ngasih statement yang sangat defensif. dia membangun barrier tanpa baju zirah. parfum yang dari awal sudah ngasih warning get out of me, don't get a mess with me, or you will die.

Photo by Amir on Unsplash

jadi itulah teman - teman, parfum yang mungkin menurut orang biasa aja tapi menurut saya luar biasa. terima kasih sudah membaca. semoga bermanfaat 😊




Balikpapan, 14 Juli 2021




Faizah -- yang karena PPKM Darurat menjadi sangat produktif menulis tapi sangat tidak produktif bekerja

 

hai teman - teman, kembali lagi dengan saya dan urusan review skin care. kali ini lagi - lagi saya ingin membahas produk moisturizer

sebelumnya kalian ingat kan kalau kulit saya tipikal normal - to oily tapi kalau kena produk nggak cocok langsung breakout. kalau pas fase menstruasi saya jerawatan banget. jadi pastikan dulu tipe kulitmu sebelum mencoba produk yang saya review. karena apa yang saya alami belum tentu kamu alami begitu juga sebaliknya. review saya buat sejujur mungkin karena prinsip saya adalah saya tidak ingin menukar rupiah nggak seberapa untuk sebuah kebohongan. kalau mau duit banyak, mending saya kejar lemburan proyek aja. sekian.

Assalamualaikum produk ostrali.....

inilah kesan pertama saya menemukan produk ini. sebuah lotion multifungsi cruelty free keluaran pabrik negeri koala. produk yang menarik perhatian saya karena kandungan vitamin E nya yang melimpah ruah serta mengandung anti oksidan. umumnya dipakai ketika musim winter dan autumn untuk menjaga kulit netizen ostrali agar tetap lembab. namun, seperti yang handai taulan tau bahwa vitamin E adalah secercah cahaya untuk mengatasi bekas luka. yang mana urusan muka, bekas luka bisa diartikan sebagai bekas jerawat.

saya hanya menemukan satu orang skin care enthusiast vlogger Indonesia yang membahas produk ini. bapak - bapak pula. itupun pembahasan nya bukan spesifik untuk produk ini. tapi dibundel bersama dalam satu video dalam konteks rangkaian skin care. kalau saya nggak salah ingat. 

sisanya, tidak satupun blogger asal Indonesia yang menulis tentang produk ini. beberapa ulasan saya temukan dari blogger Malaysia, beberapa yang lain dari masyarakat global. artinya saya nemu blog berbahasa inggris tanpa tau penulisnya berasal dari negara mana. saya cari di female daily pun tidak ada sama sekali yang membahas produk ini.

tapi sebelumnya, mungkin kalian bertanya kenapa saya masih mencari produk moisturizer ?

alasanya adalah, suatu kali saya baca dari mana gitu, kalau moisturizer bening macam aloe vera itu nggak cukup untuk mengunci kelembaban kulit kita. kita butuh pelembab yang punya extra miles untuk meregenerasi kulit kita. itulah kenapa beberapa orang lebih memilih memakai night cream alih - alih mengaplikasikan kompleksitas sepuluh step skin care.

saat membaca tulisan itu memang saya lagi di tahap belum ingin membeli (lagi) essence dan serum. karena setelah dua tahun pakai rangkaian lengkap sepuluh step skin care tanpa skip saya sadar bahwa perang saya urusan kulit itu sebenarnya cuma dua ; wajah kusam dan komedo. 

makanya saya ingin kembali ke basic ; cleansing - hydrating - protecting. sehingga produk skin care saya kurangi menjadi micellar oil, micellar water, face wash, hydrating toner, moisturizer, dan sun screen

sebagai jaga - jaga kalau jerawat saya ngamuk, saya simpan acne spot treatment gel (karena dengan ini aja cukup urusan jerawat saya). sementara urusan wajah kasar akibat sel kulit mati saya antisipasi dengan physical exfoliator.

disinilah pikiran saya terbuka. saya harus banyak invest di produk hydrating (karena cleansing dan protecting yaudah micellar oil, micellar water, face wash dan sun screen saja sudah sangat cukup)

kemudian saya menemukan produk ini. produk yang menurut saya, luar biasa.

saya personally bisa paham kenapa gaung produk ini hampir nggak ada. pertama di negara asalnya ini masuk ke golongan body care, bukan skin care. kedua, core message produk ini adalah tentang melembabkan. bukan memutihkan atau membasmi jerawat. terakhir, produk ini not a cup of tea masyarakat indonesia karena literasi vitamin E adalah tentang mengurangi screcth mark dan mengatasi bekas luka. bukan seperti niacinamide atau salicylic acid yang memang secara jelas menyatakan ampuh untuk memudarkan bekas jerawat dan mengatasi kulit kusam.

secara tekstur, dia nih emang beneran seperti body lotion. nggak ada wangi sama sekali. ketika diaplikasikan ke wajah, teksturnya cepet nge blend namun butuh waktu lama untuk meresap ke kulit. maklum ya, kan barang ini didesain bukan untuk orang South East Asia seperti saya. setelah meresap, terasa gerah karena sangat terasa sekali kalau vitamin E nya bekerja. makanya biasanya saya templokin lagi dengan moisturizer aloe vera biar terasa dingin di wajah.

hasilnya ? 

saya pakai sekitar sebulanan baru kelihatan hasilnya. dia nih bukan yang seperti kebanyakan produk yang saya pakai, yang dalam hitungan hari sudah ketahuan bagaimana efeknya di kulit saya. butuh berminggu - minggu untuk kandungan vitamin E ini bekerja dan memberikan progress signifikan.

hasilnya, tekstur wajah saya rata. karena bopeng adalah ketakutan seorang Faizah Riffat yang sangat hobi memencet jerawat (padahal udah dikasih acne spot treatment). melembabkan iya juga, tapi nggak yang sampai bikin wajah saya berasa "minum" seperti hydrating toner nya Hada Labo yang hyaluronic acid atau memberi efek dingin seperti night cream Some By Mi Yuja Niacin. saya rasa ya karena memang bukan itu tujuan produk ini. dia memang fokusnya ke bekas luka sehingga sudah seharusnya saya lihat dari parameter gimana tesktur wajah saya yang (kadang) gradakan ini membaik setelah memakai produk ini.

jadi, kesimpulan saya produk ini adalah one in a million. produk ampuh untuk mereka yang bersabar. karena dia bekerja untuk progress, bukan untuk impact. apakah saya akan re-purchase ? oh tentu saja ! apalagi kalau promo Buy One Get One. langsung deh saya beli ukuran 200 ml untuk di rumah dan 100 ml untuk dibawa travelling !






Balikpapan, 14 Juli 2021




Faizah -- yang lagi gloomy karena Balikpapan yang gloomy dan suasana kantor yang gloomy


 

hai semua ?

apa kabar PPKM darurat a.k.a lockdown ala - ala kalian hari ini ?

kalau saya masih dalam upaya agar tetap sehat dan tidak gila. sekian.

okeh, mari kita kembali membahas review skin care. karena di situasi begini menulis adalah salah satu cara saya agar tetap waras. maka, kali ini saya mau bahas tentang moisturizer.

urusan skin care yang satu ini, pertualangan saya cukup panjang. pertama kali kenalan sama Nature Republic Aloe Vera yang 92% itu. beberapa kali re-purchase dan emang se cinta itu. tapi trus pernah ada masa produk ini susah banget dicari. kalaupun ada, harganya mahal.

kemudian saya kenal dengan mediheal aloe vera. sempat seneng banget pakai ini karena gampang didapat di farmer's market, tapi trus udah nggak restock lagi 😭

sempat pakai punya guardian, tapi trus belum ada impresi apa apa udah keburu saya kasih ke umi saya karena punya beliau habis dan lupa beli.

suatu hari, saya baca di twitter kalau katanya Citra Moisturizer Aloe Vera ini punya efek lebih oke dari Nature Republic Aloe Vera 92% reply nya juga banyak yang mengiyakan. saya cek review di female daily juga yang ngereview di atas seribu user dan 89% rekomen banget produk yang dinamai Fresh Glow Multifunction Gel Aloe Bright UV ini.

wow

itu kalimat pertama saya. sebagai mbak - mbak haus efisiensi, saya kan tertarik ya sama moisturizer ini. kayak yang, ini tuh berlian di level nya. harga murah, gampang didapat, isi melimpah ruah, dan efek yang dinilai lebih oke dari moisturizer kesayangan saya.

hmmm, berhubung stock mediheal moisturizer terakhir saya habis, berangkatlah saya habis gajian ke indomaret. 

wow, emang terpampang nyata ini barang. kemasan tube warna hijau bening dengan gambar potongan lidah buaya. sekilas sukses menciptakan impresi kesegaran yang dijanjikan.

oke, mari kita coba produk ini untuk wajah saya yang cukup badak tapi banyak maunya ini.

first thing first, wow fragrance nya cukup kuat ya. udah setara kayak kuatnya parfum indomaret. tapi klaim nya no alcohol sih. sejauh ini saya nggak ada masalah sama alcohol, tapi fragrance ? tunggu dulu,  semua produk skin care saya no paraben dan no fragrance. jadi Citra Moisturizer Gel Aloe Vera ini adalah produk skin care dengan fragrance pertama yang saya coba.

teksturnya dibandingkan dengan mediheal dan nature republic sedikit lebih ((( lumer ))) ya, lebih cepat menyerap juga dibandingkan dengan kedua produk tersebut. ketika selesai diaplikasikan ke wajah langsung berasa dingin dan dalam hitungan puluhan detik sudah lenyap meresap ke kulit. saya cukup seneng dengan ini karena akhirnya ada moisturizer yang bisa mengerti hectic nya saya di pagi hari.

beberapa reviewer di female daily bilang ini oke banget dipakai sebagai primer sebelum make up an, saya jujur belum coba karena beberapa minggu ini saya lagi nggak mood make up an. jadi untuk asumsi apakah is that good untuk jadi primer make up saya belum bisa jawab.

melihat harga dan brand, saya cukup paham kenapa citra tetap mempertahankan fragrance nya atas produk ini karena tuntutan pasar yang ingin mereka sasar. ini yang coba saya bijaksanai agar tetap objective dalam konsumsi saya sehari - hari.

beberapa hari di awal pemakaian, saya make nya udah kayak make masker malam. 

banyak banget bos. 

alhasil di sekitar area hidung saya perih dan gatal. oh, ini pasti karena kulit wajah saya kaget dan menolak kehadiran kandungan fragrance

trus saya ingat wajah saya yang breakout hanya tiga hari setelah nyobain sabun muka bio essence yang kebetulan juga ada fragrance nya. mikir dong saya, apakah nasib saya memakai produk ini akan sama seperti ketika saya memakai sabun muka bio essence ?

jiwa ogah rugi saya bener - bener ngajak logika saya duduk bersama untuk mencapai kesepakatan. apakah produk ini akan saya buang (yang artinya membuang tiga puluh ribuan rupiah) seperti saya membuang sabun muka bio essence (membuang seratus tiga puluh ribu) hanya setelah tiga kali pakai.

saya lalu berpikir, melihat segmentasi pasar produk ini, memang seharusnya kadar moisturizer dalam satu sesi pemakaian tidak boleh bar - bar. harus tipis - tipis agar terasa worth it dan ada jeda biar nggak cepat habis.  lagipula wajar dong namanya juga baru pertama kali pakai langsung segitu banyak saya make nya. bisa jadi wajah saya kaget berujung purging (saya pernah purging lho waktu pakai serum + toner some by mi yang varian tea tree, untung waktu itu saya bertahan dan belum sampai di titik membuang tiga ratus ribu karena alasan breakout)

oke, akhirnya tercapai kesepakatan antara jiwa dan logika saya. saya coba dulu produk ini seminggu. dengan kadar pemakaian tipis - tipis aja. kalau pun purging, saya tunggu dengan sabar sampai sebulan. kalau muncul jerawat segede bagong (artinya breakout) baru deh saya buang.

fyi, di kulit saya purging itu berupa jerawat kecil - kecil cepat matang dan cepat hilang hanya dengan sekali olesan acne spot treatment. kalau breakout itu jerawatnya segede gaban dan bikin malu. dikasih acne spot pun masih bandel sampai beberapa hari. 

oke, balik ke urusan citra moisturizer gel aloe vera ini. saya putuskan untuk mengevaluasi cara pakai saya atas produk ini sambil melihat respon kulit saya bagaimana kedepan.

hasilnya, setelah dua minggu pemakaian. saya bahagia banget dengan fakta memang masalahnya ada di cara pakai saya. kalau saya pakai tipis - tipis, efek perih nya nggak ada. cuma gatal aja sebentar. dan hasilnya : hasilnya ini yang saya cinta. perkataan netizen twitter bener lho. dia nih lebih oke dari moisturizer Nature Republic. hidrasi nya dapat, bekas jerawat saya cepat pudar, wajah kusam dan sunburn tertimpa matahari proyek konstruksi juga cepat diatasi sama produk ini.

sifatnya yang cepat meresap menjadikan dia saya pakai tiap habis mandi/shalat berkali kali sepanjang hari. karena saya nggak merasa rugi juga boros pemakaian.

harganya murce sis ~

jadi, itulah pengalaman saya pakai Citra Moisturizer Gel Aloe Vera. apakah saya akan re-purchase ? saya belum tau karena punya saya masih banyak. saya pun masih belum bisa memutuskan apakah manfaat yang saya terima lebih dari keluhan saya atas kandungan fragrance dari produk ini.

terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat. tetap ingat, kulit saya tipikal normal - to oily tapi kalau kena produk nggak cocok langsung breakout. kalau pas fase menstruasi saya jerawatan banget. jadi pastikan dulu tipe kulitmu sebelum mencoba produk yang saya review. karena apa yang saya alami belum tentu kamu alami begitu juga sebaliknya. review saya buat sejujur mungkin karena prinsip saya adalah saya tidak ingin menukar rupiah nggak seberapa untuk sebuah kebohongan. kalau mau duit banyak, mending saya kejar lemburan proyek aja. sekian.





Balikpapan, 14 Juli 2021





Riffat Akhsan --- keluarga besarnya potong 3 sapi hari raya haji besok. tapi nggak tau bisa pulang apa enggak.

12 July


aslinya saya kena jadwal Work From Home seminggu ke belakang. tapi hari ini, saya harus Work From Office sampai pemberitahuan selanjutnya karena alasan emergency.

melihat ke belakang, pandemi mengubah banyak sekali hal. yang paling mengagetkan saya, adalah pandemi mengubah preferensi skin care saya.

di awal dulu, saya anak skin care impor banget. mau penjualnya ada di luar pulau juga saya jabanin. fase ini memunculkan asli nya diri saya yang nggak sabaran, sehingga beberapa skin care yang masih bisa didapatkan di watson atau guardian jadi incaran saya.

maklum mak, di kalimantan nggak ada sephora.

maret - april 2020 di pandemi gelombang pertama saya masih berani ke mall untuk belanja skin care. tapi semenjak 2021 dimana keadaan makin mencekan, saya jadi takut jalan ke mall. bahkan nonton film saja mulai saya alihkan dari nonton bioskop jadi nonton via laptop. saya ingat, film bioskop terakhir yang saya tonton adalah mbak Wonder Woman - Gal Gadot itu.

ketika skin care saya habis, saya takut untuk ke mall. di sinilah saya putar otak untuk mencari skin care subtitusi skin care yang biasa saya beli di mall. thanks to internet, saya bisa lihat komenan netizen twitter dan para anggota forum female daily yang secara cuma - cuma memberikan review jujur mereka atas produk - produk tertentu.

saya amat sangat bersyukur hidup di jaman digital. tidak hanya preferensi skin care saya yang bergeser, tapi juga parfum saya 😊. saya jadi tau kalau brand pucelle itu parfumnya inspired by victoria secret, parfum murah tapi sama sekali nggak murahan. saya jadi tau kalau citra aloe moisturizer itu amat sangat jauh lebih keren efeknya di wajah dibandingkan nature republic aloe vera.

aaaaa, ku cinta skin care indomaret. 

meskipun essence, serum, dan toner belum bisa saya dapatkan di indomaret. tapi sampai sini saja saya sudah bahagia karena basic skin care berupa micellar oil, micellar water, facial wash, moisturizer dan sun screen bisa saya dapatkan dengan mudah.

tentunya ini menjadi subsidi silang, artinya saya bisa menambah budget essence, serum, dan toner saya.

assalamualaikum La Mer ~

hahaha segini dulu tulisan saya, terima kasih sudah membaca. 




Balikpapan, 12 Juli 2021




Faizah Riffat, yang baru selesai swab. Alhamdulillah hasilnya negatif.

02 July

ini adalah cerita mbak - mbak kantoran yang gabut di Jum'at sore.

saya ini kan andalan nya adalah laut Balikpapan. ke pasar maunya yang dekat laut : Klandasan, Balikpapan Permai, atau Sepinggan. Mall : kalau bukan Balikpapan Plaza ya Penta City.

sore itu, seperti jum'at yang lain. kantor saya pulang cepat sehingga saya masih bisa melihat matahari sore. 

namanya juga baru ya di Balikpapan, dengan percaya diri berpikir kalau pasar Balikpapan Permai itu kayak Pasar Klandasan. belakangnya laut. makanya saya semangat menyusuri gang - gang di pasar itu dengan harapan akan bertemu laut.

namun ternyata, perjalanan saya bermuara di sungai. bukan di laut. awalnya saya kaget dan exciting menemukan rumah - rumah kayu lama dengan halaman luas gang yang hanya bisa dilewati sepeda motor itu.

tapi kemudian saya sadar, ini adalah perkampungan nelayan 


di sinilah para nelayan itu hidup sejak lama. bekerja mencari ikan untuk di jual di pasar Balikpapan permai.


beberapa yang lain, yang pintar memutar modal membangun sebuah kost untuk mereka yang bekerja di seberang sungai.

mereka di sini adalah para penjaga loket parkir, petugas keamanan, dan petugas kebersihan. mereka berangkat kerja pukul 10 pagi dan pulang 12 jam kemudian. berjalan kaki, membawa bekal sendiri dan berjuang mengumpulkan pundi rupiah.


saya sempat bertanya apakah kapal - kapal ini memiliki paket wisata mengajak pengunjung menyusuri sungai ? yang dijawab dengan gelengan kepala dan kalimat "mau menyusuri gimana mbak, sungainya sampai sini aja"


iya juga ya...

pikir saya setuju. memang kedua ujung jalan ini buntu yang didukung fakta lebar penampang sungai yang pendek setelah segmen jalan nasional.
 


harus saya akui, sepanjang sungai memang ada beberapa gazebo cantik (dan pasti biaya pembuatannya mahal). namun sejatinya gazebo dibangun sebagai sarana menikmati pemandangan.

lantas bagaimana cara menikmati pemandangan ketimpangan sosial ini ?


sepanjang pengamatan saya, hanya ada satu pedagang yang mencoba mencari peruntungan dari "Objek Wisata" Damai Bahari ini.

namun hitungan bisnis saya tidak masuk jika para pengunjung disini didominasi warga lokal berumur belasan yang hanya ingin memperbanyak postingan instagram saja.

namun tak apa, saya sempat membeli air mineral kemasan di sini dengan harga bersahabat.


mencari kedamaian bukan di Damai Bahari tempatnya. mungkin di Masjid Jabalus Su'ada Bukit Damai Indah kali ya. 

berada di sini menyesakkan hati saya. seakan sungai menjadi jurang perbedaan kasta antara mereka yang di Damai Bahari dengan mereka yang di Balikpapan Superblock.

saya tidak melihat sebuah value added apapun dari Damai Bahari selain sebuah bantaran sungai yang dicor perkerasan rigid dan ketumpahan cat. dengan asumsi kawasan ini diperuntukkan untuk social media moment semata. sebuah kawasan yang sejatinya bisa membawa kedamaian bagi pengunjung alih - alih kepahitan dalam bingkai kemiskinan.



Balikpapan, 2 Juli 2021





Faizah Akhsan -- yang kadang usahanya mencari kedamaian berbuah pelajaran.

 

2021 benar benar mengubah hidup saya.

awalnya, saya berpikir untuk resign dari kantor dan kembali bekerja untuk perusahaan keluarga sembari menyiapkan aplikasi beasiswa ke Negeri Para Peri. 

namun semua berubah dengan pengunduran diri saya ditolak kantor, saya naik jabatan, dan beasiswa ke Negeri Para peri tidak dibuka tahun ini karena wabah COVID-19.

jadilah saya di sini, masih di Balikpapan, belajar menjadi pemimpin bagi serombongan laki - laki yang bahkan beberapa dari mereka usianya lebih tua dari abah saya dan saya lebih pantas sebagai cucu mereka alih - alih atasan.

jabatan baru, tantangan baru, tapi peraturan nya masih sama. i must learn as fast as possible agar tidak terlalu lama proses adaptasinya.

manusia boleh berencana, mantan atasan yang resign dan membuat saya berada di posisi ini yang menentukan. beliau tidak memberikan saya bekal apapun untuk transisi dan melenggang kangkung keluar kantor setelah dilantik menjadi Aparatur Sipil Negara.

air mata di sepertiga malam mengalir setiap hari. memulai dari nol dengan progress seperti panjat pinang.

hari - hari penuh kecemasan dimulai, dan pada haribaan medical receipt antidepresan lah saya kembali.

saya didiagnosis menderita gangguan kecemasan dan depresi tingkat sedang. karena tekanan menjadi yang termuda dan perempuan satu - satunya.

dokter umi (psikiater saya) melakukan terapi obat dan konseling berkala untuk saya. beliau memberi sugesti untuk membuat logika saya tidak liburan. bahwa kantor saya maklum kok dengan progress saya. tidak mungkin saya bisa sekejab menyamai apa yang telah mantan atasan saya raih secara instan.

saya hanya perlu bersungguh - sungguh bekerja tanpa menjadi terlalu keras pada diri sendiri.

and it really works.

saya menyadari bahwa memang dunia tidak selebay yang ada di kepala saya. tidak apa - apa menjadi yang paling bungsu. karena memang saya adalah manager paling baru.

hari - hari terlewati, beberapa kali salah mengambil keputusan. beberapa yang lain mengundang tawa maklum kepala departemen, dan sisa nya mengundang kesabaran para peers sesama manager karena saya yang kebanyakan tanya.

one day, saya menyadari bahwa memang saya tidak memiliki hobi olahraga di Balikpapan ini. dulu waktu di Bontang saya rajin main Badminton. bersama saudara kembar saya dan teman teman lain, saya memegang bola depan permainan ganda campuran.
 
memikirkan bermain ganda campuran di Balikpapan, pilihannya adalah bermain bersama orang kantor dan para insan PUPR. wah, mereka semua smasher. bermain melawan mereka yang ada saya akan selalu ditarik kebelakang dan berakhir di smash keras.

tidak tidak, saya belum rela mengizinkan diri saya bermain Badminton di Balikpapan.

Berkenalan dengan Panahan

dimulai dari saya yang diwajibkan kantor mengikuti webinar besutan FHCI BUMN (Forum Human Capital Indonesia) dengan tajuk "Talent Management and Development BUMN".

Thinking Ahead, Thinking Across, Thinking Again

Adalah kalimat yang saya highlight Dan menghipnotis saya. bahkan hingga berjam - jam setelah webinar berakhir saya masih terngiang - ngiang dengan kalimat ini.

skill yang paling sering diujikan kepada seorang manager adalah kemandiriannya dalam mengambil keputusan. juga kemampuan meng-upscale anggota tim dengan baik. karena lebih banyak manager di luar sana yang cemas dengan perubahan. ingin nya proyek aman lancar tanpa masalah. padahal transformasi adalah keniscayaan. bukan seharusnya menjadi sumber kecemasan.

saya lalu berdialog dengan diri sendiri. berusaha menggali perasaan terjujur diri ini. benarkah sumber kecemasan saya selama ini adalah karena adanya perubahan ?

jawabannya adalah iya.

menghadapi transformasi yang merupakan keniscayaan bisa dilakukan dengan metode berpikir tiga tahap sebelum mengambil keputusan : berpikir kedepan, berpikir dari perspektif berlawanan, dan berpikir ulang.


saya lalu menyadari, bahwa sumber kecemasan saya dan root cause kesalahan saya dalam mengambil keputusan adalah karena dua hal : pertama, saya selalu terintimidasi jika dalam posisi underpressure, intimidasi inilah yang membuat saya skip berpikir dari sisi berlawanan dan berpikir ulang. padahal waktunya ya cukup cukup aja.

saya lalu ingat makna filosofis dari olahraga panahan hadist Rasulullah. bahwa panahan untuk melatih fokus agar tetap tenang di situasi underpressure. sementara berkuda adalah tentang ketangkasan mengendalikan power.

menembak dan panahan adalah pilihan terapi untuk kecemasan saya. namun melihat risiko, saya masih belum berani dekat - dekat dengan senjata api.

saya rasa, panahan adalah opsi terbaik.

Sabtu, 5 Juni 2021. adalah hari pertama saya berlatih Panahan di bawah pelatih bersertifikat. Bu Ana, pelatih saya adalah ibu - ibu sabar yang terus menekankan saya untuk sabar dalam berproses. beliau berkali - kali berkata bahwa goal beliau bukan tentang berapa anak panah saya yang sempurna. tapi tentang benar tidaknya teknik dasar saya dalam memanah.

karena target sasaran adalah hasil (hilir), sementara teknik dasar adalah metode (hulu). jika teknik dasar benar, maka saya sudah mengunci separuh keberhasilan.

evaluasi awal, Bu Ana mengatakan bahwa saya terlalu takut untuk melepas. melesatkan anak panah juga melibatkan keyakinan. perfect timing tidak hanya melalui mata pikir yang membidik, tapi juga mata hati yang yakin.

kemudian, again, beliau mengevaluasi lesatan anak panah saya yang terintimidasi oleh waktu.

fisik, mental, dan energi saya benar - benar dilatih dalam sesi 90 menit latihan itu. mengangkat busur panah itu berat lho, menarik busur dan melesatkan anak panah butuh kekompakan seluruh indera.

ketenangan, fokus, endurance, kesabaran, dan keyakinan saya benar - benar di elevate melalui olahraga ini. setelah sesi latihan selesai, efek bahagia yang saya rasakan amat luar biasa. saya merasa seperti pulang rapat Provisional Hand Over dari proyek yang sukses. sebuah excitement langka bahwa saya telah berhasil dan tidak ada rapat panjang melelahkan lagi di kemudian hari.

sekejab, saya langsung jatuh cinta dengan panahan.

kali kedua, Bu Ana berhalangan hadir. saya ditangani oleh asisten beliau. para Atlet Panahan Wakil Provinsi yang bermain di level recurve dengan jarak 70 meter.

wow, saya yang anak kemarin sore ini. pemain baru level recurve jarak 5 meter. awalnya terintimidasi, tapi mereka meyakinkan saya bahwa mereka adalah pembimbing saya, bukan pesaing. kami bermain di level berbeda.

berlatih di bawah bimbingan atlet dengan jam terbang tinggi berbeda rasanya dengan pelatih. kali ini, saya diajak ke pace mereka. keras, serius, tapi progress nya jelas. 

evaluasi kedua, berbanding terbalik dengan evaluasi pertama. para kakak senior ini mengevaluasi saya yang terlalu cepat melepas anak panah di posisi yang belum yakin. 

takes your time Faizah, kamu bukan atlet. tidak ada yang perlu dikejar. tidak ada sesi penilaian dengan lembar scoring yang harus dihadapi. nggak ada yang Faizah kejar, just trust the process and enjoy your archery moment.


iya ya ? apa sih yang saya kejar dari olahraga ini ? selain serbuan rasa bahagia setelah sesi latihan ?

dari panahan, saya belajar bahwa tidak semua episode hidup adalah arena kompetisi. beberapa memang iya, namun lebih banyak episode episode yang dijalani tanpa target apapun juga tidak apa apa.

panahan, benar benar filosofis. 

dan Allah memberi saya kenikmatan lain di luar  rasa bahagia setelah sesi latihan. saya benar - benar tangguh untuk tetap bisa fokus underpressure. saya menjadi lebih tenang sekalipun rapat yang saya pimpin alot dan anggota saya berdebat tak kenal lelah. pulang dari hari berat kini sudah tidak sesering dulu urusan sakit kepala.

saya, mendapat manfaat nyata dari hadist nabi tentang panahan. 
  
saya bahagia.




Balikpapan, 2 Juli 2021





Faizah Riffat M.-- doanya selalu sama setiap mau berangkat latihan ; semoga tidak hujan.


Pantai Sosial, bukan panti sosial.

saya tau pantai ini karena kantor saya, yang memutuskan mengadakan perayaan anniversary dengan menginap di villa dan camping. dihadiri oleh anggota kantor dan keluarga.



saya tau di Balikpapan memang banyak sekali pantai, dan pantai kampung Manggar adalah favorit saya

namun, pantai ini adalah lain hal.

mengunjungi pantai ini, membuat saya merasa tidak di Balikpapan.

memang jauh sekali pantai ini dari kota dan (menurut saya) pantai ini bahkan lebih jauh dari pantai Lamaru sekalipun mereka satu kelurahan. namun jauhnya jarak seakan terbayar, karena pemandangan kiri kanan menuju pantai penuh dengan kebun sayur milik warga di antara tingginya pohon kelapa.


pantai yang membuat perjalanan menuju nya saja sudah memberikan refreshment tersendiri. sekali lagi, saya hampir tidak percaya ini masih di Balikpapan.

ini adalah pantai swadaya warga di jalan sosial kelurahan Lamaru, patokan saya sih Rumah Detensi Imigrasi Balikpapan ya.


kami berwisata selama dua hari dan menginap satu malam. menikmati debur ombak, gemerisik daun pinus dan kelapa, serta kedamaian sebuah perasaan mindful


di sini juga akhirnya saya bertemu dengan wujud asli seekor ubur - ubur. binatang laut yang saya pikir baru bisa saya temui di S.E.A Aquarium Singapura.

ya Allah, Faizah kangen ke Singapur ya Allah.....


dibandingkan pantai ternama di bagian barat Balikpapan (Kemala, Polda, Adhi Pradana, Banua Patra) atau pantai ternama bagian timur (Manggar dan Lamaru). pantai ini lebih sepi karena asumsi saya ini adalah pantai lokal yang belum lama dibuka sebagai tujuan wisata.

sehingga, menjaga jarak dan menghindari kerumunan sangat mungkin dilakukan di pantai ini.


garis pantainya cukup panjang, mengelilingi pantai ini dari ujung ke ujung rasanya cukup lima belas menit. beberapa fasilitas dasar seperti kamar mandi, mainan anak anak, persewaan pelampung, dan warung makan juga tersedia atas inisiasi warga.


saya tidak tau berapa harga tiket masuk pantai ini. karena tidak ada loket khusus penjualan tiket seperti pantai komersial pada umumnya. hanya ada warga yang berjaga untuk menarik biaya. 

pertama kali ke pantai ini, kami digratiskan biaya tiket karena kami menyewa satu - satunya villa yang ada di sini. kunjungan selanjutnya biasanya saya lakukan pagi - pagi sekali sehingga setiap memasuki pantai ini saya tidak bertemu dengan warga yang berjaga.

jadi, bisa dibilang karena selalu datang (terlalu) pagi, saya selalu gratis masuk pantai ini.


pemandangan paling indah mengunjungi pantai ini adalah ketika air surut. foto - foto ini adalah dokumentasi pribadi saya saat laut sedang pasang sehingga menyajikan warna air kecoklatan.

jika sedang surut, air laut berwarna biru mempesona. fotogenic untuk diabadikan meski tanpa filter instagram.

jika untuk berenang, saya kurang menyarankan pantai ini. karena karangnya banyak dan tajam. jika air pasang pun ada binatang laut bernama coka - coka (bahasa lokal Balikpapan, saya juga tidak tahu apa padanan bahasa Indonesianya) yang bisa memberikan rasa gatal dan (kata warga) memiliki efek kram sehingga penderita harus dibawa ke Puskesmas Manggar. 

bukan, coka - coka berbeda dengan bulu babi. prasangka saya sih, coka - coka ini masih satu bangsa dengan ubur - ubur melihat efek yang ia timbulkan.

saya lebih menyarankan untuk berenang di pantai Manggar saja (atau pantai kampung Manggar, if you can access that private beach)

ah, pantai, laut, dan langit biru. vitamin bahagia saya yang beruntungnya selalu diberikan Allah ke hidup saya.  


Balikpapan, 2 Juli 2021





Faizah Riffat --- Have No Worries About Overdose Vitamin Sea at All Cost
Faizah and Her Enchanting Journey | Designed by Oddthemes | Distributed by Gooyaabi